Leon berpaling, matanya mencari-cari seseorang yang dari tadi berdiri di pintu, "Saudaraku, dulu kamu pernah merugi, tapi sekarang kamu jelas beruntung."Sambil berkata, dia juga menasihati Adis, "Pak Adis, meskipun kakimu nggak bagus, nggak perlu mengambil sepatu usang yang sudah nggak dipakai orang lain.""Plak!"Violet baru saja ingin membalas, tetapi Adis lebih dulu dengan keras meletakkan sendok dari genggamannya, "Pak Lukas, tolong jaga ucapanmu!""Heh ...." Lukas mencemooh, "Aku cuma ingatkan dengan niat baik, kalau kamu nggak hargai ucapanku, anggap saja aku nggak pernah berkata apa-apa!""Leon, ayo kita pergi!"Namun, Leon malah berjalan masuk, "Karena sudah kebetulan, ayo makan bersama!"Tindakan Leon sungguh di luar dugaan LukasGila!Karena Leon sudah masuk, Lukas tidak punya pilihan selain ikut dengan berat hati.Lukas yang jarang diajak Leon, dia langsung setuju. Siapa tahu malah ketemu hal memuakkan seperti ini!Ngomong-ngomong, kenapa harus makan satu meja?Meski sudah
Yang membuat Violet terkejut adalah, meskipun dia sudah berkata dengan nada sangat tajam, Leon bukan hanya tidak marah, tetapi malah benar-benar mulai makan sisa makanan itu.Violet terpaku sejenak, lalu berdiri, "Pak Leon sepertinya benar-benar lapar, kalau begitu, makanlah lebih banyak!"Leon tidak menghalangi Violet yang pergi. Saat dia mencapai pintu, Leon dengan nada santai berkata, "Bagaimana persiapan Adis untuk pengajuan hak paten?"Langkah Violet terhenti, tetapi dia tidak berbalik. "Hasilnya mungkin akan membuat Pak Leon kecewa."Mata gelap Leon menatap punggung Violet, dirinya tertawa kecil, "Kalau begitu, mari kita tunggu hasilnya."Violet tidak menjawab lagi dan melangkah keluar.Leon tetap duduk tanpa bergerak, bahkan menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Namun, saat dia baru mengangkat cangkir itu, tiba-tiba cangkir tersebut pecah.Pecahannya melukai jarinya, darah segar bercampur dengan teh menetes ke bawah. Menatap mata yang merah terang seperti sebuah danau dalam, per
Adis tersenyum tipis. "Kamu lakukan dulu, baru bilang aku."Violet mengerutkan hidung, tidak berkata apa-apa lagi, melambaikan tangan dan berbalik pergi.Melihat punggungnya yang berjalan menjauh, mata Adis yang awalnya tampak jernih, seketika berubah menjadi dalam tak terukur.Keesokan harinya.Setelah dipersiapkan oleh Adis, Violet membawa banyak hadiah dan berangkat ke rumah Keluarga Wijaya.Sudah dua bulan berlalu sejak terakhir kali dia merawat ayah Lewis.Awalnya, dia pikir bisa mendapatkan sedikit informasi dari mulut Pak Dimas, tetapi ternyata usahanya sia-sia.Sepertinya ada beberapa hal yang mungkin sama sekali tidak diketahui Pak Dimas.Jadi, dari awal, dia sudah salah target. Kalau tidak, masalah ini tidak akan berlarut-larut tanpa kemajuan apa pun hingga sekarang.Di ruang tamu, Violet menunggu lama, tetapi Lewis tidak datang. Akhirnya, pelayan datang dan berkata, "Bu Violet, tuan kami tiba-tiba ada urusan mendadak dan harus pergi. Dia meminta maaf atas ketidakhadirannya."
Violet menyelamatkan Pak Dimas, dan sebagai anak, Lewis tentu harus datang untuk mengucapkan terima kasih kepada Violet."Bu Violet, kamu telah menyelamatkan ayahku, aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu."Meskipun Lewis sudah berusia lima puluh tahun, namun dia terlihat seperti baru berusia tiga puluhan.Dia mengenakan jas hitam yang dikerjakan dengan sangat baik dan rapi. Rambutnya juga disisir dengan sangat rapi, dan kacamata dengan bingkai emas memberinya kesan intelektual."Pak Lewis, jangan segan-segan. Saat itu aku hanya kebetulan lewat, bukan cuma aku, siapa pun pasti nggak akan biarkan seseorang terjatuh begitu saja ...."Begitu berkata, Violet dengan ekspresi khawatir bertanya kepadanya, "Pak Dimas nggak apa-apa, 'kan?""Ayahku baik-baik saja.""Kalau begitu, syukurlah ... syukurlah ...." Violet seolah tidak sengaja berkata, "Orang tua paling takut terjatuh, untungnya aku cukup cepat, kalau aku sedikit lebih lambat, akibatnya bisa sangat buruk."Mata Lewis sedikit beruba
Mendengar dia terus memuji Leon, Violet hampir ingin menendangnya lagi, "Kalau kamu masih berbicara omong kosong seperti itu, aku nggak keberatan membuatmu bisu!"Sheva mendengus, lalu memberikan apel yang sudah dikupas kepadanya.Violet menerimanya, lalu menggigitnya, "Bagaimana keadaan Mia?"Dalam beberapa hari terakhir, dia tidak sempat memeriksa rekaman pengawasan, satu karena tidak ada waktu, kedua karena tidak perlu.Sheva mengangkat bahu, "Mia sudah keracunan selama beberapa hari, Hera sudah beberapa kali memberitahu Leon untuk mencari dokter ahli untuk mengobati Mia, tapi dia nggak pernah hubungi aku.""Bukan hanya itu, Hera juga memberi tahu Leon bahwa kemungkinan racun itu berasal dari kamu, tapi sampai sekarang, Leon nggak melakukan apa-apa terhadapmu ...."Sheva ingin berkata lagi, "Bos, dia mungkin ...."Violet tidak ingin mendengar omong kosong itu, jadi dia mengambil apel yang belum dikupas dan memasukkannya ke mulutnya.Sheva buru-buru mengeluarkannya, meludah beberapa
"Kamu di sini buat apa?"Melihat pria yang tidak seharusnya muncul, namun sudah entah berapa lama ada di sana, Violet, yang akhirnya sadar langsung bertanya dengan nada tidak senang.Leon, yang sedang mencuci buah, menoleh ke arahnya.Violet baru sadar bahwa celananya belum dipakai kembali setelah mengikuti pandangan Leon.Wajahnya langsung memerah, beruntung yang dia lepaskan hanya celana luar, kalau semuanya ....Dengan ekspresi dingin, Violet menyipitkan mata, "Jadi, kamu datang ke sini cuma untuk menonton aku dibuat malu?"Leon tampaknya tidak mendengarnya, dia menyelesaikan mencuci stroberi yang belum selesai, kemudian membawa nampan buah itu ke arah Violet.Melihatnya makin mendekat, Violet yang berdiri di pintu, geser sedikit ke samping.Kalau bukan karena dia tidak ingin ada kontak fisik dengan pria itu, dia tidak akan memberi jalan.Kebencian yang ada di mata Violet, bisa dilihat dengan jelas oleh Leon, dan di matanya muncul kilatan cahaya yang sulit dipahami.Tepat saat dia m
"Kakakku memang begini. Nenek suruh dia datang untuk merawat kamu, bukan untuk bertengkar dengan kamu. Nanti aku pulang, aku akan lapor ke nenek, biar nenek marahi dia!""Nenek yang menyuruh dia datang?" Bukannya dia secara diam-diam mengawasi diriku, lalu mengetahui aku mengalami kecelakaan dan datang untuk menonton kekonyolanku?"Pagi tadi aku temani nenek untuk pemeriksaan kesehatan, kebetulan aku melihat kamu diantar dengan mobil Keluarga Wijaya. Awalnya aku mau datang melihatmu, tapi karena ada orang dari Keluarga Wijaya, jadi rasanya segan.""Di jalan pulang, kakakku menelepon menanyakan hasil pemeriksaan kesehatan nenek. Jadi, aku sekadar bilang, aku bertemu kamu di rumah sakit. Mendengar ini, nenek suruh kakakku jenguk kamu."Violet merasa seharusnya dia tidak akan datang, tapi ternyata dia datang begitu cepat. Jangan-jangan kakak laki-laki ini sudah menyesal?Loren terus berbicara sambil membuka termos dan menaruh semangkuk sup iga untuk Violet, "Kak Loren, coba cicipi, nenek
Bibi?Violet tidak pernah menyangka akan bertemu dengan bibinya yang sudah bertahun-tahun tidak dia temui di sini.Saat seluruh Keluarga Ananta tewas dalam semalam, Carmelia-lah yang mengambil kesempatan dalam kekacauan tersebut dan mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkannya.Carmelia-lah yang mengantarnya ke organisasi misterius untuk menerima pelatihan guna membalaskan dendam orang tua dan tiga kakaknya.Saat itu kalau bukan karena Carmelia, Violet mengira dia sudah mati di tangan sekumpulan bajingan kejam yang tidak berperasaan itu secara tragis seperti orang tua dan kakaknya.Carmelia adalah keluarga Violet yang paling dekat di seluruh dunia.Hanya saja hubungan keduanya tidak bisa diketahui orang luar, sehingga tidak pernah berhubungan di hadapan orang lain.Penasaran dengan apa yang bibinya lakukan di sini di tengah malam, Violet diam-diam mengikutinya.Siapa sangka dia justru kehilangan jejaknya setelah mengikuti hingga setengah jalan.Saat mulai merasa kesal, seseorang dari be
Jika orang lain, Leon pasti sudah menentangnya, tapi dia adalah tetua Violet, Carmelia, jadi hanya bisa menekan rasa kekesalannya dan tersenyum. "Dulu aku nggak tahu hubunganmu dengan Violet, jadi nggak pernah mengunjungimu ...."Sebelum Leon selesai berbicara, Carmelia segera menghentikannya. "Kalaupun kamu tahu, kamu mungkin akan meremehkanku. Lagi pula, kamu nggak pernah menganggap Violet sebagai istrimu!"Violet terdiam.Leon baru saja dimarahi olehnya dan sekarang oleh bibinya lagi, Leon pasti merasa sangat trauma kali ini.Leon ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Carmelia langsung menarik Violet dan berkata, "Ayo pergi!"Mereka berdua langsung masuk ke mobil dan pergi tanpa menyapa Leon.Carmelia bertanya pada Violet di dalam mobil, "Kamu berencana untuk kembali?""Mana mungkin!" Raut wajah Violet penuh dengan kekesalan. "Kenapa kalian berdua bertanya seperti ini padaku?"Sheva bertanya, Bertha bertanya, Falcon juga bertanya, sekarang bahkan bibinya sendiri pun bertanya."Apa di
Violet belum pernah melihat sikap Leon yang begitu rendah diri.Leon selalu bersikap sombong, tapi sekarang memohon maaf padanya dengan nada rendah hati!Tatapan matanya sedikit berubah dan Violet akhirnya berkata, "Nggak mungkin!"Nada saat mengucapkan kata-kata ini sangat lembut, tapi seperti batu besar yang bisa melubangi hati Leon.Luka besar itu dipenuhi angin, membuatnya hampir kehilangan keseimbangan.Leon berpikir bahwa selama dirinya dengan tulus melakukannya, akan ada kesempatan lain, tapi tidak menyangka Violet benar-benar bersikap dingin padanya.Violet merasakan kesedihan dari Leon lalu dengan lembut melepaskan lengannya yang memeluknya, berbalik menghadapnya dan menatap langsung ke matanya yang terlihat sangat sedih. "Leon, aku sudah berkali-kali, saat kita menerima surat cerai, hubungan kita benar-benar sudah berakhir.""Entah kamu benar-benar jatuh cinta padaku atau seperti yang dikatakan Mia, kamu hanya melakukan ini untuk membalasku, hubungan kita hanya bisa berakhir
"Siapa yang memberitahumu?" Leon jelas sangat tulus, tapi Violet selalu berpikir bahwa pengakuan cinta Leon adalah palsu.Jadi inilah alasan kenapa Violet menolak dirinya, bukan karena benar-benar tidak mencintainya lagi?Setelah menyadari hal ini, hati Leon tiba-tiba melonjak kegirangan.Seperti sedang melihat sebuah cahaya muncul lagi.Violet sudah mencintainya bertahun-tahun, mana mungkin perasaannya bisa hilang begitu saja, ternyata karena Violet tidak mempercayainya."Mia sendiri yang memberitahuku hal ini!" Raut wajah Violet penuh dengan kekesalan.Leon mengerutkan kening saat mendengar ini. "Kamu percaya padanya dan nggak percaya padaku?"Ternyata selama ini Mia yang melakukan semua ini.Saat memikirkan Mia, aura membunuh muncul di mata Leon.Setelah mendengar pertanyaan Leon, Violet mengerutkan kening. "Kenapa? Kamu mau bilang bahwa Mia mengada-ada?""Bukankah kamu lebih tahu sifat Mia daripada aku?" Leon bertanya, "Jadi menurutmu bagaimana kata-katanya bisa dipercaya?""..." K
Pria itu tidak menjawab pertanyaan Violet dan segera meningkatkan kecepatan mobil.Violet mencibir, "Selama beberapa hari ini aku nggak menggerakkan otot dan tulangku. Aku akan bermain-main dengan orang yang nggak takut mati ini!"Violet mengulurkan kakinya yang panjang dan hendak melompat ke kursi penumpang."Bummm!"Sekat mobil tiba-tiba diturunkan."..." Mobil ini sebenarnya ada sekatnya!Baru kemudian Violet menyadari bahwa mobil inilah yang dirinya kendarai di Vila Aster sebelumnya.Ada beberapa mobil di garasi, bahkan tidak ingat yang mana, hanya mengendarainya dengan seenaknya saja. Kunci apa yang didapatkan, Violet akan mengendarai mobil itu.Kebetulan sekali mengendarai mobil itu hari ini, jadi sopir di barisan depan diutus oleh Leon?Kalau tidak, mana mungkin bisa mengetahui dengan baik struktur mobil ini!Violet mengerutkan kening saat memikirkan Leon.Leon memang tidak bisa menyerah dan menunggu dirinya lengah, seperti saat malam itu.Pria itu tidak hanya menurunkan sekatny
Violet merasa tidak pantas bagi Sandy untuk berkata, "Falcon licik dan berbahaya, lebih baik ganti orang saja!"Sandy berkata, "Aku akan mencobanya. Kalau nggak bisa juga nggak apa-apa, lagi pula sejalan juga!"Violet berpikir sejenak, "Oke, tapi kamu harus berhati-hati, jangan sampai dirimu terluka."Setelah melihat Violet yang mengkhawatirkannya, sesuatu yang aneh melintas di bagian terdalam mata Sandy, tapi kembali normal dalam sekejap. "Oke!"Violet awalnya memang tidak punya banyak harapan untuk Sandy, tapi tiba-tiba mengirimkan berita bahwa ketika Falcon pergi ke gunung, di tengah jalan berhasil membuatnya jatuh ke dalam perangkap, kabarnya terluka para, mungkin tidak akan mengganggunya lagi untuk sementara waktu.Berita ini tentu saja membahagiakan Violet, jadi segera pergi ke Taman Bangau malam itu lalu memanggil Sheva serta Noah untuk minum."Sandy benar-benar kejam yang nggak banyak bicara, bahkan berani melawan Falcon." Sheva benar-benar bangga pada Sandy.Bertha tertawa kec
Kelihatannya Violet berdiri diam, tapi kenyataannya sudah membuat banyak persiapan secara diam-diam.Di satu sisi, proyek baru Grup Hardi akan segera dimulai, ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Di sisi lain, Violet sangat sibuk karena harus menyelidiki pergerakan musuh.Namun, Falcon selalu muncul di hadapannya.Kali ini datang pagi-pagi sekali.Violet semakin kesal karena dirinya tidak bisa memikirkan cara untuk menghadapi Falcon!Tidak seperti Leon, orang yang tidak tahu malu.Begitu memikirkan Leon.Setelah malam itu, Leon tidak muncul lagi dalam beberapa hari terakhir.Mungkin karena tidak pernah mendapatkan hasil yang diinginkannya, jadi tidak berniat untuk terus berpura-pura.Namun, ada satu hal yang menurut Violet agak aneh.Leon tidak mengikuti petunjuk Carlo untuk terus melacaknya.Awalnya Violet mengira Leon sengaja melepaskan mereka pergi agar bisa melakukan sesuatu secara diam-diam, tapi beberapa hari berlalu tanpa ada gerakan apa pun."Hei, apa yang sedang kamu
Violet mencibir, "Ilusimu saja!"Bukan hanya satu orang saja yang berilusi seperti itu, pertama Sheva, lalu dia dan Loren ....Harus diakui Leon memang pandai berakting, jika tidak, mana mungkin bisa menipu begitu banyak orang!Carlo berkata lagi, "Bukan begitu! Sejak dikurung beberapa bulan ini oleh Leon, aku menjadi lebih paham tentangnya.""Dari cara Carlo memandangmu tadi, menurutku Carlo memang menyukaimu.""Tatapan mata seseorang memang nggak bisa bohong."Violet masih merasa tidak percaya. "Itu karena kamu belum pernah melihat orang yang pandai berakting, contohnya seperti Leon!""Benar-benar nggak ....""Oke!" Violet tidak ingin mendengarnya lagi. "Sebaiknya jangan menyebutkan Leon di depanku lagi, membuat sial saja!""..."Setelah Violet pergi bersama Carlo, Leon lama sendirian di ruang kerja.Kata-kata yang diucapkan Violet barusan terukir di benaknya, seperti pisau yang menusuk hatinya.Ternyata keinginan Violet untuk membunuhnya bukanlah pemikiran baru-baru ini, melainkan s
Jadi, Violet-lah yang ingin membunuhnya?Kesadaran itu membuat hati Leon diserang oleh rasa sakit yang dahsyat.Leon mencurigai saingan musuh dan orang yang menjebaknya pada tiga tahun lalu. Leon mencuriga semua orang, kecuali Violet!Tidak, mungkin ini adalah sebuah kebetulan!Bagaimanapun, mereka adalah mantan suami istri. Violet seharusnya tidak akan begitu kejam terhadapnya!Leon menanyai Violet yang tetap tenang walau dipergoki, "Kamu kenal dia?"Jebakan Leon berada di luar dugaan Violet. Akan tetapi, Violet tidak merasa takut karena dipergoki, melainkan jengkel karena tidak menyadarinya.Saat di dalam tadi, Carlo menanyai Leon, "Kenapa kamu nggak tanya apa-apa hari ini?"Pertanyaan itu sudah mencerminkan beberapa hal, tetapi Violet tidak menyadari kejanggalan apa pun pada saat itu.Jika disadari lebih awal, mereka tidak akan menghadapi situasi saat ini.Violet menatap Leon dengan ekspresi mata suram. "Kenal!"Pada saat ini, tidak perlu merahasiakan apa-apa lagi.Jawaban Violet me
Mengungkit nama Leon, Carlo merasa sangat terhina. "Bos, kamu nggak tahu bagaimana dia menyiksaku selama ini. Dia mengurungku di tempat gelap begini.""Aku nggak pernah tahu betapa kesepiannya saat sendirian. Mau mengobrol pun nggak bisa. Aku benar-benar sudah nggak tahan ...."Violet terdiam. Jelas bahwa Carlo sudah dikurung untuk waktu yang lama. Jika tidak, Carlo tidak akan basa-basi begitu bertemu dengannya.Violet menanyakan Carlo bisa ada di sana, tetapi Carlo berbicara panjang lebar dan tidak menyediakan informasi yang berguna."Kita bicarakan di luar saja." Violet menyela perkataan Carlo, lalu melepaskan rantai di tangan dan kaki Carlo.Pada saat ini, Carlo dirantai oleh Leon seperti seekor anjing.Ketika mereka hendak keluar, Violet mendengar suara langkah kaki yang terus mendekat. "Leon sudah pulang."Carlo panik seketika. "Bos, selama ini Leon ingin tahu siapa yang mengirimku untuk membunuhnya. Dia nggak akan diam saja kalau melihatmu. Cepat sembunyi!"Violet terdiam. Membun