Share

Bab 51

Penulis: Jalita Haira
Bahwa Leon akan berinisiatif untuk membicarakan topik ini merupakan sesuatu hal yang tidak diduga oleh Violet.

Leon selalu menganggap remeh pernikahan mereka dan tidak ingin ada yang mengetahuinya. Kecuali nenek dan adik Leon, bahkan anggota Keluarga Hardi sendiri juga tidak ada yang mengetahuinya.

Sekarang mereka sudah bercerai. Jadi, apa Leon sudah tidak peduli lagi?

Apa pun itu, Leon tidak ingin dia bahagia, 'kan?

Oke, kalau begitu biar saja hancur semuanya.

Bagaimanapun, tidak mungkin menyembunyikan hal ini selamanya dari Adis. Cepat atau lambat, Adis juga akan tahu.

Sambil melirik Adis yang tengah menatapnya penuh makna, Violet menatap Leon tanpa ekspresi. "Apa Pak Leon ingin memberitahukan tentang diriku pada bosku sekarang?"

"Kalau begitu, Pak Leon nggak perlu repot-repot. Biar aku saja yang bicara sendiri."

Leon tidak mampu berkata-kata.

Tindakan Violet yang tidak bisa dinalar itu, benar-benar di luar perkiraan Leon.

Jelas-jelas terakhir kali Violet takut Adis akan mengetahui h
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 52

    "Untungnya aku nggak merasa bosan. Lagi pula, mengurus Pak Adis saja sudah cukup menyibukkan, aku benar-benar nggak punya waktu untuk mengurus orang lain."Leon tidak mampu berkata-kata.Joshua diam-diam memutar matanya.Rasakan!Itulah akibatnya jika punya mulut tidak tahu aturan.Sekarang, Joshua harus menyingkirkan rasa malunya untuk membereskan masalah ini."Pak Leon, bukankah Anda datang ke sini untuk memberi selamat pada Pak Adis? Barusan aku sudah mengonfirmasi pada sekretarisnya. Katanya, Pak Adis sudah menunggu Anda di ruang tamu."Joshua berkata sambil mengedipkan mata pada Leon.Pak Leon, aduh Pak Leon. Tolong hati-hati dan jangan lagi bicara sembarangan. Kalau nggak, kamu benar-benar tidak akan punya kesempatan lagi.Mendengar hal tersebut, Leon melirik ke arah Violet dan langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa.Melihat bayangan punggung Leon yang makin menjauh, Violet pun mengerutkan keningnya."Kenapa Leon sama sekali nggak terlihat sedih setelah putus dari Mia?"Leon yan

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 53

    Arah perkembangan Grup Hardi dalam tiga tahun terakhir sangat bergantung pada tanah tersebut.Jika proyek itu berhasil, keuntungannya akan melebihi 40 triliun.Selain itu, Adis baru saja mengambil alih perusahaan. Hal ini pasti akan menjadi pencapaian yang luar biasa.Oleh karena itu, transaksi ini pasti mendatangkan keuntungan bagi Adis.Namun, semua itu tergantung pada pilihan Adis.Adis adalah orang yang cerdas. Dia pasti akan memutuskan mana yang lebih penting baginya.Joshua yang berada di samping merasa jika Adis pasti akan menandatangani kontrak tersebut tanpa ragu.Belum lagi yang lainnya. Mustahil bagi Adis untuk tidak menghormati reputasi Pak Leon, apalagi hal tersebut menyangkut masa depan Grup Hardi.Sekalipun Adis benar-benar punya perasaan terhadap Bu Violet, seharusnya belum sampai pada titik di mana Adis tidak bisa hidup tanpa Bu Violet.Adis menatap Leon yang tengah menunggu jawabannya dengan tenang. Tatapan mata Adis sedikit berubah saat dia mendorong kembali kontrak

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 54

    "Baik, baik. Aku pasti akan berhati-hati saat berjalan nanti." Fiuuhh, hampir saja tadi.Rasa kesal di mata Leon yang hitam dan dalam itu terlihat jelas. "Sepertinya kamu perlu makan sesuatu untuk mengisi kembali otakmu.""Hah?" Jika bukan yang ini, lalu yang mana?Apa ada hal lain yang tidak pantas, yang sudah dilakukan oleh Joshua?Coba pikirkan kembali dengan hati-hati.Tidak ada.Mungkinkah Joshua kurang berpikir dengan cermat?Tepat ketika Joshua tengah bergulat dengan kapasitas otaknya sendiri, Leon berkata dengan nada pelan. "Bicara dengannya."Otak Joshua langsung bekerja dengan cepat dan dia pun akhirnya memahami maksud kata-kata Leon.Bicara dengan sopan.Jadi, ini artinya Joshua diizinkan untuk menemui Bu Violet.Biasanya, Joshua benar-benar tidak ingin mengeluh, kecuali dia sudah tidak bisa lagi menahannya.Pak Leon, bisa tidak lain kali saat bicara, kata-katanya ditambah sedikit lebih jelas?Leon mengatakan Joshua perlu suplemen untuk otaknya. Mengikuti Leon saja, entah be

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 55

    "Maaf, ini jam kerja."Violet sebenarnya tidak begitu mengenal Joshua. Itu sebabnya, Violet tidak punya waktu untuk Joshua.Joshua tidak mampu berkata-kata.Violet langsung menolaknya begitu saja. Meskipun Joshua sudah menyiapkan mental, tetap saja dia tidak bisa menerimanya.Joshua maju beberapa langkah dan berkata dengan nada membujuk, "Bu Violet, ini nggak akan lama. Paling-paling cuma sampai secangkir kopi habis.""Aku nggak suka minum kopi.""Kalau nggak suka kopi, kita bisa minum yang lain.""Aku nggak suka minum apa pun. Aku cuma suka minum air putih."Sambil berkata seperti itu, Violet langsung berjalan menuju dispenser, mengambil segelas air, dan langsung meminumnya sampai habis di depan Joshua. "Barusan aku minum. Jadi, sekarang aku nggak haus."Violet mengakui, dia memang sengaja melakukannya.Leon saja sudah tidak dia pedulikan, apa lagi cuma anak buahnya?Selain itu, jika tidak ada izin dari Leon, kenapa Joshua bisa datang mencarinya?Leon pasti merasa kesal karena tidak b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 56

    Ada banyak kursi kosong. Namun, Joshua memilih yang berada di dekat jendela.Dengan gerakan yang hampir tidak terlihat, Violet melirik sekilas ke arah mobil mewah hitam yang berada di seberang jalan. Violet pun mencibir tanpa suara. Begitu duduk, Violet langsung berkata tanpa basa-basi, "Aku nggak punya banyak waktu. Sebaiknya Pak Joshua langsung mengatakan apa yang ingin dikatakan."Joshua tersenyum dan bertanya, "Bu Violet mau minum apa?"Joshua tahu, memanggil Violet dengan sebutan seperti itu akan membuat Violet kesal.Saat Violet mengerutkan kening, sebelum Violet sempat berkata-kata, Joshua buru-buru melanjutkan kata-katanya. "Bu Violet, aku tahu Anda nggak suka dipanggil seperti itu. Tapi, selama tiga tahun ini, aku sudah terbiasa memanggil Anda seperti itu.""Meskipun Anda dan Pak Leon sudah bercerai, di hatiku, Anda akan tetap selalu menjadi majikanku dan hal itu nggak akan pernah berubah seumur hidupku."Violet tahu jika saat ini seharusnya dia merasa tersentuh. Namun, Violet

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 57

    Naluri Leon mengatakan jika apa yang akan dikatakan oleh wanita ini jelas bukanlah sesuatu yang baik.Oleh karena itu, Leon pun menjawab, "Aku nggak punya waktu.""Kulihat kamu sedang nggak ada pekerjaan." Violet mengangkat alisnya. "Apa kamu nggak mau mendengarkanku?"Tanpa menunggu jawaban dari Leon, Violet langsung mendengus. "Kamu nggak mau dengar, tapi aku mau mengatakannya.""Mantan suami yang berkualitas itu harusnya diam saja. Tapi, tingkah laku Pak Leon akhir-akhir ini jelas-jelas sangat nggak berkualitas."Violet berkata sambil tertawa, "Tolonglah, Pak Leon. Berusahalah sebaik mungkin untuk menjadi berkualitas di kemudian hari. Kalau nggak, kamu akan sangat memuakkan."Setelah mengatakan apa yang ingin mengatakan, Violet memaksakan diri untuk menyunggingkan senyuman palsu dan berbalik pergi.Banyak orang datang dan pergi di pintu gerbang Grup Hardi. Violet berharap Leon tidak akan berani turun dari mobil.Namun, saat Violet tengah berpikir seperti itu, tiba-tiba saja lenganny

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 58

    Pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh Joshua, tetapi tidak berani untuk ditanyakannya, akhirnya dilontarkan oleh Loren. Begitu Leon baru saja kembali ke kantornya, dia langsung ditanyai oleh Loren yang sedang menunggu di ruangannya."Kak, aku sudah memberitahumu kalau Mia itu wanita penipu. Aku sudah mengatakannya berkali-kali, tapi Kakak nggak percaya."Loren mendengar kabar bahwa kakaknya sudah mencampakkan Mia dari mulut temannya.Membicarakan mengenai hal ini. Loren tidak bisa menahan diri untuk tidak menanyakan satu hal lagi. "Kak, kenapa Kakak nggak segera memberitahuku kalau Kakak sudah mencampakkan Mia?"Leon mengangkat matanya dan menatap Loren. "Kenapa aku harus memberitahumu?""Agar aku bisa bahagia karenanya." Loren menyusul Leon dan mendekati meja kerjanya. "Aku sudah menunggu saat ini selama lebih dari tiga tahun."Kebahagiaan Loren jelas terpancar di wajahnya. "Mia si wanita jalang itu apa dia benar-benar berpikir kalau Kakak akan menikahinya setelah Kakak menceraikan Ka

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 59

    Orang yang datang itu tidak lain adalah ibunya Mia, yaitu Hera Zubir. Dia diikuti oleh resepsionis yang tersengal-sengal di belakangnya. "CEO, dia menyelinap datang kemari. Aku nggak bisa menghentikannya."Loren awalnya hendak meminta maaf. "Maaf ...."Melihat jika orang itu adalah Hera, raut wajah Loren pun langsung berubah. "Apa yang kamu lakukan di sini? Jangan-jangan Mia bunuh diri dan kamu datang untuk memberitahukan kematiannya kepada kakakku?""Kalau begitu, aku benar-benar minta maaf. Putrimu dan kakakku sudah nggak lagi punya hubungan ....""Oh nggak. Dari awal dia juga nggak punya hubungan apa pun dengan kakakku. Jadi, apakah dia hidup atau mati, semua itu urusan Keluarga Lenova sendiri."Loren mengatakan semua itu dengan nada sinis. Namun, Hera sama sekali tidak menatapnya. Dia malah mendorong Loren agar minggir dan bergegas masuk."Pak Leon, Pak Leon ...." teriak Hera sambil berlari. "Pergilah menemui Mia. Dia mengurung diri di kamar dan nggak mau makan minum selama beberap

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 400

    "Violet ...."Leon yang sempat pingsan perlahan sadar kembali, "Nggak ada gunanya .... Sebelum mati, Adis sudah katakan, racun ini hanya dia sendiri yang bisa sembuhkan. Setelah kematiannya, aku tidak bisa temukan orang lain yang bisa bantu aku hilangkan racun ini.""Jadi jangan repot-repot lagi. Toh, hidupku juga sudah nggak ada harapan, begini juga sudah cukup baik.""Omong kosong apa itu!" Violet paling sebal mendengar kata-kata putus asa seperti ini. "Apa maksudmu hidupmu nggak ada harapan lagi? Bagaimana dengan nenek dan adik perempuanmu, mau kamu tinggalkan begitu saja?""Aku juga nggak tega tinggalkan mereka ... dan lebih nggak tega tinggalkan kamu ...." Leon menatap Violet dengan penuh perasaan. "Violet, aku tahu hubungan kita memang benar-benar sudah nggak ada harapan. Tapi, saat memikirkan bahwa aku nggak akan pernah bisa lihat kamu lagi, aku benar-benar merasa berat untuk lepaskan kamu."Violet, dulu aku sadar perasaanku terlalu terlambat, itulah yang buat kamu menderita beg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 399

    Setelah ucapan Violet tadi, Leon segera tampak tidak bersemangat.Kalau sebelumnya dia masih menyimpan sedikit harapan, sekarang secuil harapan pun tidak ada lagi.Sikap Violet sudah sangat jelas memperlihatkan bahwa Leon tidak punya kesempatan sedikit pun.Namun, Leon tidak berniat menyerah begitu saja. Hati seorang wanita sebenarnya tidak sulit untuk dimenangkan.Seperti kata pepatah, "Ketulusan bisa membelah batu". Asalkan dia cukup tulus, membuat Violet jatuh cinta lagi bukanlah hal yang mustahil!Memikirkan hal itu, semangat Leon pun membaik kembali. Dirinya mulai sering menunjukkan perhatian di depan Violet.Salah satu caranya mendekati Violet adalah, memberinya hadiah.Tentu saja, hadiah itu tidak boleh terlalu mahal tetapi juga tidak boleh terlalu sederhana.Jadi, dia membuatkan satu hadiah untuk Violet dengan tangannya sendiri.Sebuah liontin yang diukir dari kristal dengan bentuk wajahnya, terlihat sangat indah dan rumit.Saat memberikan itu, Leon berkata, "Terima kasih sudah

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 398

    Leon menggeleng, "Memang musuhku cukup banyak. Kalau soal yang jago teknologi peretasan, ada sih, tetapi nggak ada yang bisa tandingi kemampuanmu.""Bagaimanapun, bahkan aku saja nggak bisa kalahkan kamu, apalagi mereka."Violet terdiam sejenak. Kenapa kalimat itu terdengar seperti sedang menyanjung?Sudahlah, yang penting Leon baik-baik saja, dan Violet tidak memperpanjang masalah ini.Hanya saja, setelah itu Violet tidak terus-menerus mengurung diri di ruang apotek lagi.Pertama, karena dia khawatir orang itu akan datang lagi. Kedua, karena penelitian obat penawar juga sudah hampir selesai.Melihat tujuan yang diinginkan mulai tercapai, Leon diam-diam merasa puas. Meski begitu, di permukaan dia tetap berlagak tenang.Taman di Vila Magnolia sangat luas dan penuh dengan bunga-bunga kesukaan Violet.Ada juga pergola anggur di sana.Hanya saja, sekarang sedang musim dingin, jadi taman itu tidak seindah dan sehidup saat musim semi. Namun, taman tetap saja terlihat menawan.Terutama saat s

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 397

    Sebenarnya, dia kan sudah sebesar itu. Walaupun tengah malam menghilang, seharusnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan.Mungkin saja dia sedang sibuk dengan urusan tertentu.Bagaimanapun, Grup Jiwono adalah perusahaan sebesar itu, tidak mungkin semuanya diserahkan sepenuhnya pada Joshua.Namun, di sisi lain ... urusan apa yang begitu mendesak sampai tidak sempat memberi kabar sama sekali?Apalagi, saat ditelepon pun Leon tidak mengangkat.Sambil mengendarai mobil, Violet menyusuri sekitar Vila Magnolia, tetapi jejak Leon tetap tidak ditemukannya. Hati Violet pun mulai diliputi firasat buruk.Meskipun Adis sudah tiada, Leon masih punya musuh lain. Bagaimana kalau salah satu musuhnya datang untuk membalas dendam ....Namun, kemudian Violet merasa dirinya terlalu berlebihan. Musuh-musuh Leon seharusnya tidak berani mendekati wilayah kekuasaannya.Sebelum bergerak, mereka pasti akan mencari tahu siapa lawan mereka, dan mempertimbangkan apakah mereka sanggup menanggung akibatnya.Tiba-tiba,

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 396

    "Kalau begitu, ganti orang lain saja!""Kamu sendiri tadi bilang, nggak ada yang lebih kenal kebiasaan hidupku selain Joshua. Tapi, kalau memang ada orang lain ... orang itu ...."Mata hitam Leon menatap Violet dengan tajam, "Tak lain dan tak bukan adalah kamu!"Violet terperanjat.Violet merasa seperti jatuh ke perangkap sendiri.Seharusnya dia tidak ikut campur, tetapi dia benar-benar khawatir dengan kesehatan Nenek ....Setelah berpikir sejenak, Violet berkata pada Leon, "Kamu bisa ikut aku kembali ke Vila Magnolia, tetapi kamu harus janji padaku, jangan lakukan hal yang nggak seharusnya dilakukan, jangan katakan hal yang nggak seharusnya dikatakan.""Begitu racunmu ditawarkan, kamu harus segera pindah, setelah itu kita nggak akan ada hubungan apa pun lagi!"Begitu racunnya terobati, hutang itu pun lunas, jadi tak perlu ada lagi kontak di antara mereka.Melihat ketegasan di mata Violet, Leon tidak menunjukkan banyak emosi. Mata hitamnya hanya sedikit meredup, lalu dia mengangguk, "B

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 395

    Violet berdiri di sana, memperhatikan selama lebih dari sepuluh menit, tetapi tidak menemukan keanehan apa pun di wajah Leon.Kalau ini adalah penyamaran, Violet pasti bisa langsung mengenalinya. Kulit di wajahnya jelas asli, jadi sama sekali tidak mungkin Adis menyamar menjadi dia.Masih belum merasa tenang, Violet menunggu sampai Leon berbalik badan, lalu memeriksa bagian belakang kepalanya dan belakang telinganya, tetapi tetap tidak menemukan bekas apa pun.Karena ini bukan hal sepele, Violet akhirnya menghipnosis Leon, tetapi hasilnya tetap sama.Jadi, sepertinya mereka memang tadi terlalu banyak berpikir.Dengan pikiran itu, Violet akhirnya merasa lega dan keluar dari kamar Leon tanpa suara.Namun, tak lama setelah kepergiannya, Leon yang tadinya memejamkan mata tiba-tiba membuka matanya. Sepasang mata hitam itu bersinar dengan kilatan tajam yang mengerikan di dalam kegelapan kamar....Keesokan paginya.Leon sudah bangun lebih awal. Saat dia membuka pintu, Violet yang hendak meng

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 394

    "Bagaimana anak nakal itu?""Kak, kakakku nggak apa-apa, 'kan?"Melihat yang tua dan yang muda, keduanya penuh dengan kekhawatiran pada Leon, Violet segera tersenyum menenangkan, "Hanya masalah kecil, sudah terselesaikan. Aku di sini, apa yang kalian khawatirkan lagi?"Sambil berkata begitu, Violet memapah lengan nenek itu, "Sudah malam, tekanan darah Nenek mudah naik, cepatlah tidur.""Lalu, kamu?" Nenek itu melihat jam dinding yang menghadap ke tangga, "Sekarang sudah lewat jam dua, kalau kamu pulang pasti sudah hampir pagi, tidurlah di sini saja!"Loren ikut berbicara, "Benar, Kak, sudah lama aku nggak ketemu kamu. Aku punya banyak hal yang mau aku ceritakan. Nanti kita tidur bareng, ya?"Tatapan penuh harap Loren membuat Violet tidak bisa menolak. Lagi pula, memang sudah larut malam, jadi dirinya mengangguk setuju, "Oke!"Sebenarnya, tidak pulang juga bukan masalah. Meskipun racun dalam tubuh Leon sudah ditekan dengan akupunktur, itu hanya untuk sementara, kalau terjadi sesuatu lag

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 393

    Kalau dibilang tidak peka, tetapi dirinya tidak pernah bisa membantah keinginan Violet.Seharusnya, dalam situasi seperti ini, Leon mestinya terdiam kehabisan kata-kata. Namun nyatanya, dia justru pandai memanfaatkan kesempatan. "Aku tahu, jadi di saat-saat terakhir hidupku, aku harus ungkapkan isi hatiku. Kalau nggak, aku nggak akan punya kesempatan lagi.""..." Violet meliriknya sekilas tanpa berkata apa-apa, lalu melanjutkan akupunktur dengan pikiran terpusat.Di saat Violet tidak tahu bagaimana harus menanggapinya, sikap terbaik adalah mengabaikannya.Setelah diterapkan akupunktur pada tubuhnya sekitar dua puluh menit, kondisi Leon akhirnya membaik, wajahnya tak lagi sepucat tadi.Violet berdiri tegak di sisi ranjang, memandangnya dari atas. "Sekarang, bagaimana perasaanmu?"Leon tampak lemah seperti boneka rapuh yang bisa pecah kapan saja. Dengan suara lirih, dia menatap Violet. "Jauh lebih baik. Sebenarnya, aku nggak mau repotkan kamu. Tapi, siapa sangka, akhirnya tetap membuatmu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 392

    "Selama bertahun-tahun ini, meski banyak hal tak kudapatkan, setidaknya aku jadi mahir memasak."Violet pun tak sungkan, "Baiklah!"Melihat Felicia berjalan menjauh, Violet baru berbalik dan melangkah pergi. Dua hari berikutnya, Violet sepenuhnya berfokus pada peracikan obat penawar.Selama dua hari itu, Leon sama sekali tak meneleponnya.Ini membuat dirinya sempat berpikiran buruk.Namun setidaknya, ini membuktikan kalau racunnya belum kambuh dan Pil Embun memang berfungsi.Karena itu, Violet merasa lebih tenang.Akan tetapi, yang tak disangkanya, justru bukan Leon yang menelepon, melainkan Loren. Pada malam hari ketiga, suara cemas Loren terdengar di telepon, "Kak, cepat datang! Sesuatu terjadi pada kakakku!"Mendengar nada panik itu Loren, Violet langsung tahu ini masalah besar. Tanpa berpikir panjang, Violet segera mengemudikan mobil ke rumah lama Keluarga Jiwono.Begitu masuk, terlihat si Nenek dan Loren menunggu dengan wajah penuh kekhawatiran.Violet segera berjalan mendekat, "N

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status