"Ternyata begitu!"Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Falcon, Violet menggertakkan giginya dengan penuh kebencian. "Aku bertanya-tanya kenapa Leon begitu kejam padaku. Ternyata dia tahu identitasku sejak awal. Semua yang sudah aku alami juga disebabkan olehnya. Aku sudah membicarakan hal ini dengan Carmelia. Ternyata Leon adalah musuh terbesarku!"Saat mengatakan ini, hati Violet penuhi dengan rasa sakit, "Kak, Leon adalah musuhku, aku malah mencintainya selama tiga tahun. Seharusnya aku sudah tahu sifat aslinya lebih awal!"Nada suaranya penuh penyesalan, Falcon di ujung telepon tampak sangat bangga. Falcon masih berpura-pura, "Itu bukan salahmu, itu karena akting mereka terlalu bagus! Jangan bilang itu salahmu, aku tahu Carmelia sangat baik padamu selama bertahun-tahun. Kamu juga nggak pernah menyadari ada yang salah dengannya, 'kan?""Aku malah berpikir kalau dia adalah Bibi terbaik di dunia, karena selalu tulus padamu.""Leon juga!""Jelas-jelas bekerja sama dengan Carmelia, t
"Setelah aku pensiun, aku ingin mengungkapkan perasaanku kepadamu, tapi saat itu kamu sudah menikah dengan Leon.""Saat itu, aku sama sekali nggak tahu tentang wajah asli Leon. Aku hanya berpikir bahwa selama kamu menyukaiku, semuanya akan baik-baik saja. Meskipun aku mencintaimu, aku nggak harus bersamamu. Selama kamu senang, itu sudah cukup.""Tapi aku nggak menyangka kalau Leon ternyata nggak mencintaimu sama sekali, jadi setelah aku tahu kalian sudah bercerai, aku memberanikan diri untuk mulai mendekatimu.""Violet, di dunia ini, kamu adalah orang terpenting bagiku, bahkan lebih penting daripada nyawaku sendiri!"Kata-kata pernyataan cinta itu membuat mata Violet menjadi lebih dalam dan emosinya lebih rumit.Jari-jarinya yang memegang telepon sedikit mengencang, tapi Violet menjawab dengan lembut, "Kak, beruntung sekali bisa bertemu denganmu!""Aku juga!"Keduanya mengobrol beberapa kalimat lagi. Setelah menutup telepon, tidak ada emosi di mata Violet, mengganti pakaiannya lalu lan
Leon tidak masuk kantor selama dua hari, telepon juga tidak dijawab. Joshua khawatir terjadi sesuatu, jadi segera pergi ke Vila Aster.Sudah cukup lama mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban sama sekali, tidak ada seorang pun yang membukakan pintu.Biasanya, Leon akan memberi tahu Joshua lebih dulu tentang apa pun yang dilakukannya. Jarang sekali menghilang seperti ini, jadi pasti ada sesuatu yang terjadi.Setelah memikirkan hal ini, Joshua segera mencari Lukas."Pak Lukas, Tuan Muda hilang!""Entah hilang atau nggak, apa hubungannya denganku?" Lukas berkata dengan kesal, "Dia bilang aku nggak punya hak untuk mencampuri urusannya, jadi jangan datang mencariku. Cari orang lain saja!""Tuan Muda sudah dua hari nggak ke kantor, telepon juga nggak dijawab. Biasanya, kalau nggak ke kantor, pasti akan ke Vila Aster, tapi tadi aku sudah cukup lama mengetuk pintu, tapi nggak ada yang menjawab!" Joshua semakin cemas saat berbicara. "Pertama kali saat aku nggak bisa menghubunginya itu tiga tahun
"Leon sungguh buta! Kenapa bisa jatuh cinta padamu!"Falcon mengarahkan senjatanya langsung ke dahi Lukas sambil berkata, "Tutup mulutmu!"Begitu selesai berbicara, Falcon hendak menembak, tapi Violet menarik pistolnya. "Kak, tenanglah. Orang seperti ini nggak perlu dipedulikan. Aku akan menghadapinya sendiri!""Aku nggak akan membiarkan seorang pun mengatakan sepatah kata pun tentangmu!""Aku tahu, aku tahu betapa baiknya Kakak padaku!"Keduanya saling bertukar kata-kata manis, yang membuat Lukas yang berdiri di dekatnya hampir muntah. Lukas langsung memerintahkan anak buahnya, "Geledah!"Setelah menerima perintah, orang-orang yang dibawa Jerry menyebar dan menggeledah vila dari atas ke bawah, tapi mereka gagal menemukan Leon."Violet, di mana Leon?" Jerry langsung berkata, "Nenek sudah tahu. Apa kamu berencana untuk membunuh semua anggota Keluarga Jiwono?""Ya, aku ingin semua orang di Keluarga Jiwono mati!" Wajah Violet dipenuhi kebencian. "Ayah Leon menghasut Carmelia untuk membunu
Lukas dan Jerry menatap Leon yang tergeletak di tanah dengan tak percaya, mata mereka terbelalak.Terutama Lukas yang langsung bergegas menuju Violet dengan marah."Violet, kamu benar-benar membunuhnya. Aku akan membalas dendamnya!"Sebelum bisa menyentuh Violet, Falcon menendangnya balik. "Sudah aku bilang, nggak ada seorang pun boleh menyentuh adikku!"Violet menyilangkan tangannya, raut wajahnya penuh dengan ejekan. "Leon sudah mati, kalian cepat bawa mayatnya saja!""Atau kalian menginginkannya hidup-hidup? Kalau begini, aku akan menyuruh orang untuk menyeretnya dan dijadikan santapan anjing!""..."Ekspresi wajahnya sama sekali tidak menunjukkan bahwa Violet sedang berbohong.Lukas dan Jerry tidak berani bertukar pandang. Mereka segera menggendong Leon dan meninggalkan Vila Magnolia menuju puncak gunung.Setelah keduanya pergi, Violet berjalan ke arah Falcon dan tanpa berkata apa-apa, memeluknya erat-erat. Setelah memeluknya cukup lama, Violet perlahan berkata, "Kakak, akhirnya ak
Setelah itu, mereka mengumumkan berita kematian Leon pada publik sesuai dengan instruksi Nenek.Begitu berita itu keluar, semua orang menjadi gempar!Falcon akhirnya merasa lega ketika melihat berita yang dirilis oleh Keluarga Jiwono.Meskipun melihat Violet menembak Leon dengan matanya sendiri, Falcon tetap tidak merasa semua itu nyata karena Keluarga Jiwono sudah mengumumkan berita kematian Leon.Yang membuatnya makin bahagia adalah ketika Nyonya Anisa dan Loren pergi bersama-sama menemui Violet untuk meminta penjelasan.Saat itu Falcon tidak hadir, tapi kabarnya bahwa kejadian itu sangat tidak menyenangkan.Nyonya Anisa sangat marah hingga tekanan darahnya naik dan hampir terkena stroke.Mereka juga mengatakan bahwa Violet tidak menunjukkan belas kasihan dan sangat tidak berperasaan!Dengan Violet seperti itu, Falcon tidak lagi ragu dan menunggu dengan nyaman hingga hari pernikahan tiba.Entah memang sengaja membuat mereka jijik atau bukan, tetapi Keluarga Jiwono menjadwalkan pemaka
Perkataan Violet menyebabkan keributan di antara para tamu, bahkan Sheva dan Bertha pun bingung dengan situasi tersebut.Jadi Falcon bukanlah saudara kembar Adis, tapi Adis sendiri?"Adik, apa katamu?" Adis berusaha keras mengendalikan jantungnya yang berdebar kencang. "Aku Falcon, kakakmu, bukan Adis.""Dulu kamu bisa membedakan kami, kenapa sekarang kamu tiba-tiba memanggilku seperti ini? Apa ada yang mengatakan sesuatu padamu?"Violet menatap Falcon dengan ekspresi bingung. "Ya, sebelumnya aku nggak pernah meragukanmu, apa pun yang terjadi, aku benar-benar yakin padamu.""Aku bahkan meragukan Carmelia, tapi aku nggak pernah meragukanmu!""Karena aku merasa kamu nggak akan pernah menyakitiku!"Saat berbicara, suara Violet bergetar tak terkendali, begitu pula dengan tubuhnya.Dibandingkan dengan Carmelia, tipu daya Adis lebih fatal baginya.Karena Violet benar-benar sepenuhnya mempercayai Adis tanpa syarat!"Adik ...." Adis masih berpura-pura. Adis tidak bisa mengakuinya, kalau tidak,
"Kamu nggak akan memaafkanku?'"Nggak, nggak ada kata maaf untukmu, karena mulai saat ini di antara kita sudah nggak ada hubungan lagi!"Ingin membencinya, tapi ....Tidak dapat disangkal pula bahwa Adis secara diam-diam melindungi dirinya.Alasan kenapa memutuskan untuk mengungkap wajah asli Adis di sini hari ini bukanlah untuk membalas dendam untuk keluarganya saja, tetapi untuk mengakhirinya untuk selamanya!Semuanya dimulai dari sini dan akan berakhir di sini!"Nggak mungkin!" Adis tidak bisa menerimanya. "Violet, aku salah, tapi kenapa aku melakukan semua ini? Kamu sendiri yang mengatakannya, kalau bukan karena aku, kamu pasti sudah mati sejak lama!""Aku sudah melakukan begitu banyak hal untukmu selama bertahun-tahun, kamu jangan melupakannya begitu saja karena sebuah kebohongan ini!"Keinginannya akhirnya akan terpenuhi, bagaimana mungkin Adis membiarkan semuanya sia-sia!"Violet, kamu nggak tahu betapa aku mencintaimu!" Adis menatap Violet dengan tatapan mata yang membara. "Dem
Langkah Felicia terhenti. "Hidupku ini memang pemberian Keluarga Fedora. Kalau dulu mereka nggak kasih aku sesuap nasi, aku pasti sudah mati kelaparan di jalanan. Jadi, semua yang kulakukan sekarang adalah hal yang seharusnya.""Apa balas budi harus dibayar dengan nyawa?"Violet melangkah mendekat. "Felicia, yang kamu lakukan ini bukan buat orang lain terharu, kamu cuma hibur dirimu sendiri.""Kamu merasa Keluarga Fedora telah berjasa. Meski sudah bertahun-tahun Lukas perlakukan kamu seperti itu, kamu tetap nggak pernah tinggalkan dia. Kamu anggap dirimu sangat mulia dan pantas dapatkan pujian dari semua orang ....""Bukan begitu .... Bukan seperti yang kamu pikirkan ....""Kalau bukan, lalu kenapa kamu tetap paksakan diri bekerja untuk Keluarga Fedora, meski kamu sedang sakit?" Saat berbicara, Violet sudah sampai di sisi Felicia. "Kalau sedang sakit, seharusnya beristirahat. Kalau kamu sendiri nggak sayangi dirimu, bagaimana orang lain bisa sayangi kamu?"Mata Felicia mulai berkaca-ka
Setelah merapikan barang-barangnya, Violet juga berencana keluar rumah.Ada beberapa jenis herbal yang harus dibeli.Tengah malam tadi, karena tidak bisa tidur, Violet bangun untuk meneliti racun di tubuh Leon.Sebenarnya, salah satu alasan kenapa sulit menghilangkan racun yang diberikan Adis adalah karena Violet sama sekali tidak tahu bahwa Adis bisa meracik racun.Jadi dia sama sekali tidak memahami kebiasaan Adis dalam menggunakan racun.Alasan Falcon tiba-tiba menghilang adalah karena Adis meminjam identitasnya dan diam-diam mengutus orang untuk membunuhnya.Adis memilih Falcon karena pria itu selalu memakai topeng dan tidak seorang pun pernah melihat wajah aslinya. Karena itu, sangat mudah menggunakan wajah Falcon yang kebetulan persis sama dengan Adis, bagian dari kebohongan yang disusun dengan cermat.Semua ini adalah hasil penyelidikan yang dilakukan Violet secara diam-diam setelah dia mengetahui wajah asli Adis.Karena takut informasi bocor, Violet tidak pernah memberitahu sia
Baru saja Violet sampai di Vila Magnolia, telepon dari Leon langsung masuk.Mengira Leon merasa tidak enak badan, Violet langsung menjawab, "Kamu nggak enak badan?""Bukan, aku cuma mau pastikan kamu sudah sampai di rumah atau belum."Violet menarik napas dalam-dalam. "Leon, kalau bukan soal kesehatan, sebaiknya kamu nggak perlu menelepon untuk hal seperti ini."Ucapan Violet sudah cukup jelas.Sebenarnya dia tidak bermaksud terlalu dingin, tetapi hubungan antara dia dan Leon memang sudah tidak bisa kembali seperti dulu.Jadi, lebih baik sejak awal menaklukkan harapan yang tidak seharusnya ada.Namun, Leon terdengar agak kecewa, "Panggilan ini sebenarnya disuruh Nenek dan Loren."Violet terdiam sejenak.Dia lalu berkata, "Aku ada panggilan masuk, aku tutup dulu."Tanpa menunggu Leon menjawab, Violet langsung menutup telepon.Sambil menghela napas, Violet keluar dari mobil, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.Dari jendela kamarnya, dia memandang ke arah kediaman Keluarga Hardi.Kenangan
Nenek belum sempat bicara, Leon sudah lebih dulu membuka mulut, "Aku antar kamu pulang!"Menerima isyarat darinya, Violet mengangguk, "Baik!"Baru saja mereka pergi, Lukas yang terkenal suka bergosip langsung mulai menyebar gosip, "Kalian lihat, 'kan? Mereka saling melempar pandang. Terutama sikap Violet pada Leon, dulu 'kan mereka selalu berdebat. Tapi sekarang, dia malah terlihat begitu lembut. Apa ini berarti hati Violet mulai hidup kembali untuk Leon?"Loren setuju dan mengangguk, "Aku juga merasa begitu. Sikap Kak Violet pada kakakku kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya.""Kalau ini terjadi dulu, kakakku bilang mau antar, jangankan setuju, mungkin dia malah akan menyindir kakakku. Tapi tadi, dia sama sekali nggak berkata apa-apa dan langsung setuju."Nenek juga merasa hal yang sama, "Memang ada yang berbeda!"Lukas makin bersemangat, "Kalau begini terus, bukan nggak mungkin kita bisa segera hadiri pernikahan mereka!"Di sepanjang jalan menuju gerbang, Violet beberapa kali bers
Rombongan mereka kembali ke Kota Bona, dan Violet ikut kembali ke rumah lama Keluarga Jiwono bersama Leon.Bagaimanapun juga, Violet harus menyerahkan Leon langsung ke neneknya.Soal racun di tubuhnya ....Saat masih di pulau, ketika Lukas pergi menjemput Leon, Violet sudah memeriksa denyut nadinya.Dari denyut nadinya, memang menunjukkan bahwa Leon diracuni, dan racunnya cukup kuat. Namun, untuk jenis racunnya, masih belum jelas.Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya.Namun, satu hal yang pasti, itu jelas racun kronis, jika tidak, Leon pasti sudah mati keracunan.Ini agaknya bukan gaya Adis. Mengingat Adis sudah menyeret Leon ikut mati bersamanya, mengapa di saat-saat terakhir hidupnya, dia tidak langsung membuat mereka mati bersama?Apakah itu karena Adis hanya memiliki racun jenis ini?Karena racun ini tidak langsung mematikan, lebih baik membawa Leon pulang dulu untuk menemui neneknya. Kalau tidak, bisa-bisa neneknya menangis sampai matanya buta.Beberapa hari terakhir
Beberapa saat yang lalu ketika di pesawat, Lukas menerima telepon dari Violet yang memintanya pulang untuk menjemput Leon. Dirinya sempat curiga kalau itu hanya mimpi karena dirinya terlalu merindukan Leon.Saat ini, walau wajah Leon terpampang di depannya, Lukas masih kurang yakin.Dengan cepat melangkah maju, Lukas mencubit lengan Leon, "Sakit nggak?"Leon mengerutkan kening, "Menurutmu?""Kalau sakit, berarti aku nggak sedang mimpi!"Sambil berbicara, Lukas tiba-tiba memeluk Leon erat-erat, "Leon, kamu kejutkan aku! Aku tahu kamu nggak mungkin mati semudah itu!"Namun, Leon yang tidak sabar dengan sentuhan itu segera menepiskan Lukas, memperlihatkan ekspresi tak senang, "Kalau mau bicara, bicara saja! Jangan pegang-pegang!""Wah wah wah, baru 'mati' beberapa hari saja, kamu sudah jadi begitu angkuh. Padahal dulu kita sering tidur di ranjang yang sama!"Makin Leon menghindar, makin Lukas sengaja mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.Wajah Leon menjadi makin serius, "Lukas, kamu suda
Begitu menghadapi pertanyaan Violet, Leon tersenyum pahit. "Karena umurku nggak akan lama lagi, lebih baik aku biarkan kalian memperlakukanku seolah-olah aku sudah mati!""Apa maksudmu umurmu nggak akan lama lagi?"Violet menatapnya dari atas ke bawah dengan nada mengejek, "Hanya peluru yang mengenai perut saja. Sebagai pemimpin Pasukan Yeager, apa kamu akan mati hanya karena luka sekecil itu?"Leon pasti sama seperti dirinya yang menderita banyak sekali luka, baik besar maupun kecil, tapi masih hidup dan sehat.Selain itu, ada Violet. Kecuali sudah tidak bisa lagi ditolong dengan obat, Violet masih bisa menolongnya.Leon menatap Violet dengan enggan. "Adis meracuniku sebelum meninggal!""Adis sudah meninggal?""Ya!" Leon mengangguk. "Setelah menyeretku ke dalam air hari itu, mungkin sudah menghabiskan terlalu banyak energi. Saat berenang ke mekanisme di kedalaman laut yang mengarah ke pulau itu, Adis sudah nggak punya banyak kekuatan yang tersisa.""Aku memanfaatkan kesempatan itu unt
Sayangnya Sandy sudah meninggal dan dibunuh oleh Adis sendiri.Saat Violet menemukannya, Sandy sudah meninggal.Hanya mata yang tidak terpejam yang dipenuhi rasa bersalah serta penyesalan.Bagaimanapun Sandy sudah lama bersamanya, jadi Violet tidak menyimpan dendam dan menyuruh Sheva serta Bertha menguburkan Sandy.Violet tetap di pulau itu.Pasti ada sebuah mekanisme di sini, tapi belum ditemukan saja. Mungkin mereka berdua belum mati.Jadi Violet tidak berencana meninggalkan pulau itu sampai menemukan mereka berdua.Setelah berkeliling pulau, Violet menemukan bahwa pulau ini dibangun oleh Adis sesuai dengan kesukaannya.Saat masih sangat muda, Violet pernah bilang bahwa dirinya mempunyai mimpi, yaitu membeli pulau sendiri dan menanam banyak bunga di pulau itu.Lalu peliharalah beberapa hewan kecil yang lucu, seperti burung, anjing, kucing dan yang lainnya.Pulau ini ada semua yang dikatakannya.Violet secara alami dapat merasakan cinta Adis padanya.Namun, Violet benar-benar tidak me
Violet tidak pernah menyangka Adis bisa begitu gila hingga memilih mati bersama Leon.Aliran airnya sangat deras, dalam sekejap keduanya tersapu jauh.Violet melihat Leon meronta, Adis menggunakan tangan dan kakinya untuk memegangnya erat-erat guna mencegahnya melarikan diri.Leon sudah terluka, energinya juga sudah terbuang banyak, jadi perlawanannya tidak berguna bagi Adis lagi ....Violet menundukkan kepalanya dan bersiap untuk melompat turun ...."Violet, kalau kamu berani melompat turun, aku akan membunuh Leon sekarang juga!" Adis mengarahkan pistolnya ke dahi Leon untuk mengancam Violet.Begitu melihat Violet benar-benar berhenti, Adis merasa semakin kesal. "Sampai saat ini orang yang kamu sayang masih Leon!"Dari awal hingga akhir, matanya terpaku pada Leon, matanya penuh kekhawatiran terhadap Leon.Perbedaan sikap Violet ini membuat Adis semakin sakit hati. Pada saat ini, Adis akhirnya memahami kesenjangan antara dirinya dan Leon.Meskipun Violet mengaku bahwa dirinya tidak lag