Setelah melihat adegan ini, rasa jijik Violet terhadap kedua orang itu sedikit berkurang.Memang sedikit menyebalkan, tapi tetap berguna."Violet, kamu mau apakan dia?""Adik, keputusan ada di tanganmu!"Keduanya berbicara bersama lagi.Setelah mengatakan ini, keduanya saling memandang dengan jijik di mata mereka, tapi tidak ada seorang pun yang mengatakan apa pun.Violet tahu mereka melakukan ini karena sebuah alasan, jadi Violet semakin membenci mereka.Terserah mau bagaimana. Sekarang Violet hanya peduli ....Violet berjalan ke arah pria yang diborgol oleh mereka berdua. "Di mana bibiku?""Aku sudah memotong-motong bibimu dan memberikannya pada anjing ....""Plak!" Violet menampar pria itu dengan keras. "Aku tanya sekali lagi, di mana bibiku?""Aku sudah menjawabmu, tapi kamu nggak percaya!" Pria itu menatap Violet tanpa rasa takut. "Aku nggak akan menyimpan mayat yang membusuk selamanya!""Kamu nggak takut mati, 'kan?" Violet mengambil pistol yang dijatuhkan pria itu saat bertarung
Sebelum pria itu bisa menjawab, Fenty yang sudah dilepaskan oleh Violet saat Leon dan Falcon memukul pria itu, bergegas mendekat.Fenty menjambak rambut pria itu dan menariknya dari tanah sambil menatapnya dengan kebencian di matanya. "Orang tuaku bukanlah tipe orang seperti yang kamu katakan. Mereka nggak pernah ... nggak pernah melakukan hal seperti itu.""Awalnya kami hidup bertiga dengan bahagia, tapi kamu menghancurkan semuanya!"Fenty sangat marah sehingga seluruh tubuhnya mulai gemetar tak terkendali. Setelah itu, merampas pistol dari tangan Violet, mengarahkannya ke jantung pria itu dan menembaknya langsung. "Aku benci kamu, mati sajalah!"Dengan suara keras, jantung pria itu tertembak dan langsung tewas.Gerakan Fenty begitu cepat, bahkan Violet pun agak lambat bereaksi.Awalnya mengira bisa memaksanya mengatakan sesuatu yang berguna, tapi sekarang pria itu sudah meninggal, jadi semua usahanya menjadi sia-sia.Begitu memikirkan hal ini, ada sedikit perubahan dalam tatapan Viol
Sebenarnya Violet tidak suka dengan pesta minuman seperti ini, tapi sekarang sebagai CEO Grup Hardi, Violet tidak punya cara untuk menghindarinya.Misalnya, hari ini, salah seorang mitra lama Grup Hardi menyelenggarakan pesta dan secara pribadi menyampaikan undangan tersebut padanya.Entah seberapa malasnya untuk pergi, Violet masih harus menghormatinya.Namun, tidak menyangka akan bertemu dengan Leon.Leon jelas sudah bersembunyi di balkon, tapi tidak bersikap aneh di hadapan Violet.Violet bahkan tidak meliriknya, mengabaikannya, mengangkat kepalanya untuk meminum anggur di gelas lalu segera pergi."Ada yang aneh dalam diri Fenty!" ucap Leon lagi pada Violet."Kamu yang aneh!"Violet yang awalnya tidak mau peduli, tidak tahan lagi. "Seluruh dunia ini penuh dengan orang jahat, tapi kamu yang paling baik.""Aku nggak bilang dia jahat, tapi menurutku kemunculannya terlalu kebetulan!" Leon menjelaskan, "Hari itu kamu pergi ke gunung untuk menemui bibimu, kebetulan dia muncul untuk bertem
Tepat ketika ujung pisau hendak mengenai, Violet tiba-tiba membuka matanya yang tadinya tertutup.Saat mata mereka bertemu, mata Fenty dipenuhi ketakutan. "Kenapa kamu ...."Violet tersenyum dan melanjutkan, "Kenapa aku nggak pingsan?"Begitu masuk, Violet mencium aroma samar pada Fenty. Meskipun sangat samar, aroma itu tidak dapat disembunyikan sama sekali baginya dengan hidung yang sangat sensitif.Mata Fenty berputar, seolah baru saja terbangun dari mimpi lalu menatap Violet dengan bingung. "Kak, ada apa?"Sebelum sempat menjawab, Violet menatap pisau di tangannya dengan tak percaya. "Kamu mau membunuh Kakak?""Nggak, nggak mungkin ...." Fenty menggelengkan kepalanya karena tidak percaya. "Meskipun selalu ada suara di telingaku yang menyuruhku untuk membunuh Kakak, bagaimana mungkin aku melakukan itu?""Aku lebih baik menyakiti diriku sendiri daripada menyakiti Kakak ...."Fenty bertindak sangat polos, seolah-olah semua yang dilakukannya berada di bawah hipnotis.Namun, Violet bukan
Violet bahkan tidak perlu mengatakan apa pun, Sheva sangat marah sehingga langsung memarahi Fenty, "Fenty, kamu sudah memperlihatkan sifat aslimu, jadi hentikan aktingmu yang begitu buruk!"Fenty terdiam.Jika Leon saja bisa menyadari ada yang tidak beres dengan Fenty, bagaimana mungkin Violet yang selalu bersamanya siang dan malam, tidak menyadarinya?Sebenarnya, sejak awal, Violet tidak begitu memercayai Fenty, kalau tidak, Violet tidak akan menyelidikinya.Meski hasil pemeriksaan tidak menunjukkan sesuatu yang aneh, Violet tetap merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Maka, Violet meminta para pembantu untuk mengamatinya secara diam-diam.Segalanya berjalan normal pada hari-hari pertama, tapi lama-kelamaan, sifat aslinya mulai terungkap.Setelah beberapa hari diamati, pembantu itu menyadari bahwa "Nona Fenty diam-diam pergi ke ruang kerja Nona Violet."Ketika mendengar ini, Violet tahu bahwa dirinya sudah ditipu oleh Fenty.Violet meminta para pelayan agar tidak mengatakan apa-a
Violet sudah tahu bahwa Fenty bukanlah bidak catur biasa.Seperti yang dikatakan Sheva, jika memang bidak catur biasa, mustahil bisa bertahan sampai sekarang.Lagi pula, hampir semua orang yang pernah berhubungan dengannya sebelumnya meninggal begitu tertangkap olehnya.Namun, Fenty selalu hidup dengan baik.Itulah sebabnya Violet mengirimkannya ke kantor polisi dan diam-diam memasang pelacak padanya.Sebenarnya, Violet tidak begitu yakin, hanya mengujinya saja. Tanpa diduga, ternyata seperti yang diduga, jadi Fenty ini mungkin punya hubungan dekat dengan si pembunuh.Mereka mengikuti jejak Fenty sampai ke luar negeri. Pada hari yang sama, Sheva mengirim pesan balasan. "Bos, kami kehilangan dia!""Sepertinya Fenty mungkin sudah tahu kalau ada pelacak ditubuhnya. Fenty pasti punya rencana untuk menjebak kita!"Hanya ada satu tujuan melakukan ini, yaitu membuang-buang waktunya.Lalu kenapa? Karena Violet memasang lebih dari satu pelacak!Violet sudah berpengalaman, tentu saja tahu lebih
Kecepatan Fenty memang cukup cepat dan jelas memang cukup terampil, tapi Bertha dan Noah tidak menganggapnya serius.Meskipun disebut kompetisi, mereka berdua bekerja sama dengan sangat baik dan menyerang dari kedua sisi. Mereka pun dengan cepat menjebak Fenty di sebuah gang kecil."Lari saja! Kenapa nggak lari?"Bertha meletakkan tangannya di pinggul dan mendekati Fenty selangkah demi selangkah. "Adik, aku sarankan beritahu saja siapa bosmu. Mungkin kamu masih bisa bertahan hidup."Noah setuju. "Kamu baru berusia dua puluh tahun, hidupmu baru saja dimulai. Apa kamu benar-benar ingin merusak masa mudamu demi orang lain?""Apa kamu benar-benar rela meninggalkan kehidupan yang begitu indah?""Kalian merayakannya terlalu cepat. Apa kalian benar-benar berpikir bisa mengalahkanku?" Fenty mencibir. "Kalian berdua sok hebat!"Setelah mengatakan itu, Fenty menyerang Bertha yang paling dekat dengannya. "Kebetulan aku sudah lama nggak berlatih. Hari ini aku akan menggunakan kalian berdua untuk m
Violet datang terlambat karena dia habis memastikan identitas Lina terlebih dulu.Violet memiliki akses yang mudah untuk menanyakan nama Lina karena Violet adalah pelanggan tetap klub malam itu.Violet yakin bukan sebuah kebetulan Lina memiliki nama belakang yang sama dengan Lewis.Namun, Violet masih mempertanyakan hubungan keduanya. Itu sebabnya dia sengaja menelepon Lewis untuk menyelidiki respons pria itu.Ternyata kali ini Lewis secara sukarela mengakuinya."Violet, akulah yang kamu cari! Lepaskan putriku!"Violet sontak terkejut mendengar jawaban Lewis. "Ternyata dia putrimu!"Sudah sekian tahun Lewis menikah dengan istrinya, tetapi mereka tidak dikaruniai anak. Ternyata Lewis punya banyak anak haram di luar sana.Pertama Michael dan sekarang Lina.Namun, sepertinya Lina lebih penting bagi Lewis daripada Michael atau Lewis tidak mungkin mengakui Lina sebagai darah dagingnya secepat ini.Perlu diketahui, Lewis sama sekali tidak pernah mengakui Michael sebagai darah dagingnya.Lewi
Langkah Felicia terhenti. "Hidupku ini memang pemberian Keluarga Fedora. Kalau dulu mereka nggak kasih aku sesuap nasi, aku pasti sudah mati kelaparan di jalanan. Jadi, semua yang kulakukan sekarang adalah hal yang seharusnya.""Apa balas budi harus dibayar dengan nyawa?"Violet melangkah mendekat. "Felicia, yang kamu lakukan ini bukan buat orang lain terharu, kamu cuma hibur dirimu sendiri.""Kamu merasa Keluarga Fedora telah berjasa. Meski sudah bertahun-tahun Lukas perlakukan kamu seperti itu, kamu tetap nggak pernah tinggalkan dia. Kamu anggap dirimu sangat mulia dan pantas dapatkan pujian dari semua orang ....""Bukan begitu .... Bukan seperti yang kamu pikirkan ....""Kalau bukan, lalu kenapa kamu tetap paksakan diri bekerja untuk Keluarga Fedora, meski kamu sedang sakit?" Saat berbicara, Violet sudah sampai di sisi Felicia. "Kalau sedang sakit, seharusnya beristirahat. Kalau kamu sendiri nggak sayangi dirimu, bagaimana orang lain bisa sayangi kamu?"Mata Felicia mulai berkaca-ka
Setelah merapikan barang-barangnya, Violet juga berencana keluar rumah.Ada beberapa jenis herbal yang harus dibeli.Tengah malam tadi, karena tidak bisa tidur, Violet bangun untuk meneliti racun di tubuh Leon.Sebenarnya, salah satu alasan kenapa sulit menghilangkan racun yang diberikan Adis adalah karena Violet sama sekali tidak tahu bahwa Adis bisa meracik racun.Jadi dia sama sekali tidak memahami kebiasaan Adis dalam menggunakan racun.Alasan Falcon tiba-tiba menghilang adalah karena Adis meminjam identitasnya dan diam-diam mengutus orang untuk membunuhnya.Adis memilih Falcon karena pria itu selalu memakai topeng dan tidak seorang pun pernah melihat wajah aslinya. Karena itu, sangat mudah menggunakan wajah Falcon yang kebetulan persis sama dengan Adis, bagian dari kebohongan yang disusun dengan cermat.Semua ini adalah hasil penyelidikan yang dilakukan Violet secara diam-diam setelah dia mengetahui wajah asli Adis.Karena takut informasi bocor, Violet tidak pernah memberitahu sia
Baru saja Violet sampai di Vila Magnolia, telepon dari Leon langsung masuk.Mengira Leon merasa tidak enak badan, Violet langsung menjawab, "Kamu nggak enak badan?""Bukan, aku cuma mau pastikan kamu sudah sampai di rumah atau belum."Violet menarik napas dalam-dalam. "Leon, kalau bukan soal kesehatan, sebaiknya kamu nggak perlu menelepon untuk hal seperti ini."Ucapan Violet sudah cukup jelas.Sebenarnya dia tidak bermaksud terlalu dingin, tetapi hubungan antara dia dan Leon memang sudah tidak bisa kembali seperti dulu.Jadi, lebih baik sejak awal menaklukkan harapan yang tidak seharusnya ada.Namun, Leon terdengar agak kecewa, "Panggilan ini sebenarnya disuruh Nenek dan Loren."Violet terdiam sejenak.Dia lalu berkata, "Aku ada panggilan masuk, aku tutup dulu."Tanpa menunggu Leon menjawab, Violet langsung menutup telepon.Sambil menghela napas, Violet keluar dari mobil, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.Dari jendela kamarnya, dia memandang ke arah kediaman Keluarga Hardi.Kenangan
Nenek belum sempat bicara, Leon sudah lebih dulu membuka mulut, "Aku antar kamu pulang!"Menerima isyarat darinya, Violet mengangguk, "Baik!"Baru saja mereka pergi, Lukas yang terkenal suka bergosip langsung mulai menyebar gosip, "Kalian lihat, 'kan? Mereka saling melempar pandang. Terutama sikap Violet pada Leon, dulu 'kan mereka selalu berdebat. Tapi sekarang, dia malah terlihat begitu lembut. Apa ini berarti hati Violet mulai hidup kembali untuk Leon?"Loren setuju dan mengangguk, "Aku juga merasa begitu. Sikap Kak Violet pada kakakku kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya.""Kalau ini terjadi dulu, kakakku bilang mau antar, jangankan setuju, mungkin dia malah akan menyindir kakakku. Tapi tadi, dia sama sekali nggak berkata apa-apa dan langsung setuju."Nenek juga merasa hal yang sama, "Memang ada yang berbeda!"Lukas makin bersemangat, "Kalau begini terus, bukan nggak mungkin kita bisa segera hadiri pernikahan mereka!"Di sepanjang jalan menuju gerbang, Violet beberapa kali bers
Rombongan mereka kembali ke Kota Bona, dan Violet ikut kembali ke rumah lama Keluarga Jiwono bersama Leon.Bagaimanapun juga, Violet harus menyerahkan Leon langsung ke neneknya.Soal racun di tubuhnya ....Saat masih di pulau, ketika Lukas pergi menjemput Leon, Violet sudah memeriksa denyut nadinya.Dari denyut nadinya, memang menunjukkan bahwa Leon diracuni, dan racunnya cukup kuat. Namun, untuk jenis racunnya, masih belum jelas.Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya.Namun, satu hal yang pasti, itu jelas racun kronis, jika tidak, Leon pasti sudah mati keracunan.Ini agaknya bukan gaya Adis. Mengingat Adis sudah menyeret Leon ikut mati bersamanya, mengapa di saat-saat terakhir hidupnya, dia tidak langsung membuat mereka mati bersama?Apakah itu karena Adis hanya memiliki racun jenis ini?Karena racun ini tidak langsung mematikan, lebih baik membawa Leon pulang dulu untuk menemui neneknya. Kalau tidak, bisa-bisa neneknya menangis sampai matanya buta.Beberapa hari terakhir
Beberapa saat yang lalu ketika di pesawat, Lukas menerima telepon dari Violet yang memintanya pulang untuk menjemput Leon. Dirinya sempat curiga kalau itu hanya mimpi karena dirinya terlalu merindukan Leon.Saat ini, walau wajah Leon terpampang di depannya, Lukas masih kurang yakin.Dengan cepat melangkah maju, Lukas mencubit lengan Leon, "Sakit nggak?"Leon mengerutkan kening, "Menurutmu?""Kalau sakit, berarti aku nggak sedang mimpi!"Sambil berbicara, Lukas tiba-tiba memeluk Leon erat-erat, "Leon, kamu kejutkan aku! Aku tahu kamu nggak mungkin mati semudah itu!"Namun, Leon yang tidak sabar dengan sentuhan itu segera menepiskan Lukas, memperlihatkan ekspresi tak senang, "Kalau mau bicara, bicara saja! Jangan pegang-pegang!""Wah wah wah, baru 'mati' beberapa hari saja, kamu sudah jadi begitu angkuh. Padahal dulu kita sering tidur di ranjang yang sama!"Makin Leon menghindar, makin Lukas sengaja mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.Wajah Leon menjadi makin serius, "Lukas, kamu suda
Begitu menghadapi pertanyaan Violet, Leon tersenyum pahit. "Karena umurku nggak akan lama lagi, lebih baik aku biarkan kalian memperlakukanku seolah-olah aku sudah mati!""Apa maksudmu umurmu nggak akan lama lagi?"Violet menatapnya dari atas ke bawah dengan nada mengejek, "Hanya peluru yang mengenai perut saja. Sebagai pemimpin Pasukan Yeager, apa kamu akan mati hanya karena luka sekecil itu?"Leon pasti sama seperti dirinya yang menderita banyak sekali luka, baik besar maupun kecil, tapi masih hidup dan sehat.Selain itu, ada Violet. Kecuali sudah tidak bisa lagi ditolong dengan obat, Violet masih bisa menolongnya.Leon menatap Violet dengan enggan. "Adis meracuniku sebelum meninggal!""Adis sudah meninggal?""Ya!" Leon mengangguk. "Setelah menyeretku ke dalam air hari itu, mungkin sudah menghabiskan terlalu banyak energi. Saat berenang ke mekanisme di kedalaman laut yang mengarah ke pulau itu, Adis sudah nggak punya banyak kekuatan yang tersisa.""Aku memanfaatkan kesempatan itu unt
Sayangnya Sandy sudah meninggal dan dibunuh oleh Adis sendiri.Saat Violet menemukannya, Sandy sudah meninggal.Hanya mata yang tidak terpejam yang dipenuhi rasa bersalah serta penyesalan.Bagaimanapun Sandy sudah lama bersamanya, jadi Violet tidak menyimpan dendam dan menyuruh Sheva serta Bertha menguburkan Sandy.Violet tetap di pulau itu.Pasti ada sebuah mekanisme di sini, tapi belum ditemukan saja. Mungkin mereka berdua belum mati.Jadi Violet tidak berencana meninggalkan pulau itu sampai menemukan mereka berdua.Setelah berkeliling pulau, Violet menemukan bahwa pulau ini dibangun oleh Adis sesuai dengan kesukaannya.Saat masih sangat muda, Violet pernah bilang bahwa dirinya mempunyai mimpi, yaitu membeli pulau sendiri dan menanam banyak bunga di pulau itu.Lalu peliharalah beberapa hewan kecil yang lucu, seperti burung, anjing, kucing dan yang lainnya.Pulau ini ada semua yang dikatakannya.Violet secara alami dapat merasakan cinta Adis padanya.Namun, Violet benar-benar tidak me
Violet tidak pernah menyangka Adis bisa begitu gila hingga memilih mati bersama Leon.Aliran airnya sangat deras, dalam sekejap keduanya tersapu jauh.Violet melihat Leon meronta, Adis menggunakan tangan dan kakinya untuk memegangnya erat-erat guna mencegahnya melarikan diri.Leon sudah terluka, energinya juga sudah terbuang banyak, jadi perlawanannya tidak berguna bagi Adis lagi ....Violet menundukkan kepalanya dan bersiap untuk melompat turun ...."Violet, kalau kamu berani melompat turun, aku akan membunuh Leon sekarang juga!" Adis mengarahkan pistolnya ke dahi Leon untuk mengancam Violet.Begitu melihat Violet benar-benar berhenti, Adis merasa semakin kesal. "Sampai saat ini orang yang kamu sayang masih Leon!"Dari awal hingga akhir, matanya terpaku pada Leon, matanya penuh kekhawatiran terhadap Leon.Perbedaan sikap Violet ini membuat Adis semakin sakit hati. Pada saat ini, Adis akhirnya memahami kesenjangan antara dirinya dan Leon.Meskipun Violet mengaku bahwa dirinya tidak lag