Share

Bab 246

Penulis: Jalita Haira
Ini adalah hasil analisis dari sudut pandang psikologi.

Tentu saja, juga mungkin bukan itu alasannya!

Saat ini, dirinya dan Leon bisa dikatakan sedang berada dalam pertarungan yang setara. Bisa jadi, orang itu hanya ingin memanfaatkan situasi dan mendapatkan keuntungan dari perselisihan mereka.

Apa pun alasannya, masih perlu pengamatan lebih lanjut untuk mengetahuinya!

Setelah mengerutkan alis, Violet memberikan penjelasan kepada Sheva, "Rencana nggak berubah, kita akan terus mainkan peran sesuai dengan skenario pihak lawan!"

Violet ingin melihat, drama tak masuk akal apa yang akan terjadi lagi selanjutnya!

...

Violet sama sekali tidak menyangka, perkembangan berikutnya akan membawa dia dan Leon menjadi pusat perhatian publik.

Berita bahwa dia dan Leon pernah menikah menyebar luas hanya dalam semalam.

Di depan gedung Grup Hardi, Violet baru saja turun dari mobil ketika sekelompok wartawan langsung mengerumuninya.

Seorang wartawati berkacamata dan berambut kuncir kuda langsung melontark
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tety Vivo
Belibet amat nich novel, dah sampai bab 200 an, konflik Mia dan Violet gak siap-siap, Seperti nya, aku mmg gak cocok baca novel gak jelas alurnya, Thor kebanyakan bab kalau cuma mutar-mutar,pembaca juga lama-lama bosan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 247

    Leon tidak selalu tunduk pada Mia. Malam itu, dia langsung mendatangi vila tempat Mia berada. "Mia, sebaiknya kamu jangan terlalu keterlaluan!""Keterlaluan?" Mia menunjukkan wajah penuh ejekan. "Sepertinya kamu nggak peduli dengan hidup atau matinya Violet. Kalau begitu, aku akan segera suruh orang untuk binasakan dia!"Leon belum pernah merasakan keinginan untuk membinasakan seseorang seperti ini. Ini adalah yang pertama kalinya. "Mia, suatu hari nanti, kamu akan bayar semua perbuatanmu!""Itu pun kalau Violet hidup lebih lama dariku!" Menggunakan Violet untuk mengancam Leon, Mia selalu berhasil. "Leon, aku bukan sedang bernegosiasi denganmu, aku sedang kasih tahu. Jadi, lebih baik segera lakukan, kesabaranku terbatas. Kalau aku sudah nggak sabar, entah apa yang akan kulakukan nanti!"Karena hingga kini belum ada petunjuk mengenai dalang di balik Mia, meski sangat tidak rela, Leon tetap memilih untuk menuruti permintaannya.Sesuai dengan perintah Mia, Leon mengadakan konferensi pers

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 248

    "Tapi, kamu tidak perlu khawatir. Bukankah kamu seorang tabib legendaris? Meski kamu nggak bisa selamatkan Adis, pastinya kamu bisa selamatkan bibi kandungmu sendiri!""Dia adalah anggota keluargamu yang terakhir di dunia ini. Kamu harus gunakan semua kemampuan yang kamu punya ....""Pergi!" Violet membentak dengan mata melotot, lalu melemparkan jarum perak ke arah Mia.Leon yang berada di dekatnya dengan cepat melindungi Mia ke dalam pelukannya. Setelah berhasil menghindar, dia menatap Violet dengan nggak senang. "Lihat baik-baik ini tempat siapa. Ini wilayahku, bukan tempat kamu buat onar!""Jangan marah, Paman!" Mia dengan lembut membelai dada Leon, menenangkannya. "Kak Violet cuma terlalu khawatir pada bibinya, jadi dia menyerangku. Mungkin dia merasa, kitalah yang bunuh bibinya!"Leon tertawa dingin. "Lalu, kalau memang benar, kenapa?""..." Violet sungguh tidak tahan lagi. "Katakan lagi apa yang baru saja kamu katakan!" "Dia cuma cari masalah!" Tatapan Leon makin dingin."Datang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 249

    Dengan upaya penyelamatan Violet, nyawa Carmelia memang berhasil diselamatkan, tetapi kesehatannya tak pernah bisa pulih seperti semula.Melihat Carmelia yang hanya bisa terbaring di tempat tidur, bahkan tidak mampu turun dari ranjang, hati Violet terasa seperti ditusuk pisau.Adis, Loren, dan kini bibinya sendiri ....Siapa pun yang berhubungan dengannya, sepertinya tidak pernah memiliki akhir yang baik!Mengingat kata-kata Leon, mata Violet memancarkan ketegasan yang dingin, "Leon, aku akan buat kamu bayar darah dengan darah!"...Vila Aster.Leon baru saja selesai mandi dan bersiap menuju kamar Violet untuk beristirahat.Belakangan ini, setiap malam dia tidur di kamar Violet.Meskipun di kamar itu, aura Violet sudah sangat memudar, setidaknya itu cukup untuk sedikit mengurangi rasa rindunya yang tak kunjung padam.Kalau tidak, dia tidak bisa memejamkan mata karena kerinduan terhadap Violet.Baru saja berbaring, ponselnya berbunyi. Itu panggilan dari Joshua. "Tuan Muda, ini celaka. S

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 250

    Kemampuan Violet, memang membuat Mia sedikit terkejut.Tidak heran jika ada orang lain yang, seperti dirinya, ingin Violet mati. Dengan kemampuan seperti itu, dia memang menakutkan!Leon menatap Mia dengan wajah penuh kebencian, "Keluar!"Selain dua kata itu, dia tidak ingin mengatakan apa pun lagi padanya!Mia tidak hanya tidak pergi, tetapi malah berjalan ke arah Leon, memaksa dirinya duduk di pangkuannya. "Kenapa, marah ya?"Tangannya dengan lembut mengusap jakun Leon yang berbentuk sempurna, "Tapi apa yang aku katakan adalah kenyataan. Dia memang sudah nggak cinta kamu lagi. Yang lebih kejam adalah, ini semua salahmu sendiri!"Leon langsung mencengkeram tangan Mia yang asal menyentuh dirinya, mengangkatnya dari pangkuannya, dan menghempaskan dia ke lantai."Leon!" Mia yang terjatuh ke lantai menatapnya dengan sangat tidak senang. "Aku sedang mengandung anakmu!""Hah!" Leon bangkit dari kursinya, berjalan mendekati Mia. Saat dia hendak bangun, dia menekan tangan Mia ke lantai dengan

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 251

    Itu hanya sebuah kalimat, tetapi Violet sama sekali tidak peduli dan tersenyum, "Pak Leon benar!"Lalu dia mengalihkan pandangan ke wajah Mia, "Sudah puas dengan jawaban ini, Nona Mia?"Meskipun bertanya padanya, Violet tidak memberinya kesempatan untuk menjawab, "Mia, apa aku membuatmu begitu terancam?""Atau kamu merasa nggak sebaik aku dalam segala hal, makanya kamu begitu nggak percaya diri?"Mia mendengar sindiran dalam ucapan Violet dan wajahnya dipenuhi amarah, "Jangan menyombongkan diri!"Sheva yang mengikuti Violet berjalan ke depan dengan marah, "Dia memang sangat luar biasa, kelak kamulah yang harus berhenti membandingkan dirimu dengannya. Itik jelek nggak bisa dibandingkan dengan angsa putih!""Siapa yang kamu sebut itik jelek?""Menurutmu?""Kamu ...."Sheva sama sekali tidak mau mengalah, "Kamu apa? Aku pernah melihat orang yang menjijikkan, tapi nggak pernah melihat orang begitu menjijikkan sepertimu.""Mia, kamu ini nggak bisa apa-apa selain membuat orang jijik sepanjan

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 252

    "Kekayaan kuadriliun?" Meskipun Mia terkejut, dia tetap tidak percaya, "Siapa pun bisa membual!""Entah apa kamu masih ingat nggak 900 triliun pada lelang Grup Jiwono?" Sheva menunjuk ke arah Violet, "Apa kamu nggak merasa wanita misterius bertopeng itu mirip dengannya?"Mia menatap Violet dari atas ke bawah, wajahnya memucat dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan jelas.Ternyata kesenjangan antara mereka berdua sangat besar.Sheva sangat senang setelah melihat ini, "Sekarang masih merasa dia membual?"Melihat ekspresi canggung Mia, Sheva hendak mengatakan sesuatu lagi, tetapi Violet menyela dengan datar, "Nggak perlu banyak omong kosong dengan orang nggak penting!"Sheva mengangkat bahu, "Bos benar!"Violet menyerahkan dokumen di tangannya lagi kepada Leon, "Pak Leon, aku sedang terburu-buru. Cepatlah!"Mia mengambilnya dari Leon dan merobeknya menjadi beberapa bagian.Kalau Grup Jiwono jatuh ke tangan Violet, apa gunanya dia menikahi Leon?Dia menjadi semakin marah setelah memikir

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 253

    "Tembak!"Leon meraih tangan Violet yang memegang pistol, "Kalau kamu benar-benar membenciku, tembak aku sekarang juga!""Oke!" Violet mengisi pistolnya dan menarik pelatuknya tanpa ragu ...."Leon ...."Pada saat genting, Lukas muncul dan langsung menarik Violet menjauh dari Leon dengan kecepatan kilat.Moncong pistolnya miring dan mengenai jendela dari lantai ke langit-langit. Kaca besar itu langsung pecah berkeping-keping.Lukas menatap Leon dengan ketakutan, "Gila, kamu masih berdiri diam seperti itu. Apa kamu pikir dia masih istri yang cuma peduli padamu?""Sekarang dia nggak punya perasaan padamu. Setelah mengujinya berkali-kali, kenapa masih nggak menyerah?"Kalau bukan karena kebetulan ada di dekat sini dan melihat Violet datang menemui Leon.Belakangan ini hubungan keduanya sangat kaku, jadi Lukas merasa khawatir dan datang untuk melihatnya.Kalau keduanya bertengkar, dia masih bisa membujuk mereka.Ini bukan pertengkaran, melainkan pertarungan hidup dan mati.Untung saja dia

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 254

    "Jangan bicara omong kosong!" Violet terlihat serius, "Aku pasti akan menemukan cara untuk membuatmu seperti sebelumnya!""Oke, aku percaya padamu!" Carmelia berkata dan menguap, "Kamu sudah sibuk sepanjang hari, pergi dan istirahatlah. Aku juga agak lelah!""Selamat malam!"Setelah meninggalkan kamar Carmelia dan pintu ditutup, Violet berhenti di depan pintu sebentar dengan wajah muram. tidak ada yang tahu sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan....Malam sudah larut.Di awal musim hujan, perbedaan suhu antara siang dan malam sangat jelas terlihat.Violet berdiri di balkon dengan gaun tidur tipis setelah mandi tanpa mengeringkan rambutnya.Tubuhnya tidak terasa terlalu dingin. Yang benar-benar membuatnya dingin adalah ...."Ini dingin sekali, kok rambutmu nggak dikeringkan?"Saat suara pria yang dalam terdengar, jaket besar disampirkan di bahu Violet dan handuk tebal menutupi kepalanya. Kemudian sepasang tangan besar menekan kepala Violet dan menggosoknya dengan agak kasar."Jangan m

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 388

    Nenek belum sempat bicara, Leon sudah lebih dulu membuka mulut, "Aku antar kamu pulang!"Menerima isyarat darinya, Violet mengangguk, "Baik!"Baru saja mereka pergi, Lukas yang terkenal suka bergosip langsung mulai menyebar gosip, "Kalian lihat, 'kan? Mereka saling melempar pandang. Terutama sikap Violet pada Leon, dulu 'kan mereka selalu berdebat. Tapi sekarang, dia malah terlihat begitu lembut. Apa ini berarti hati Violet mulai hidup kembali untuk Leon?"Loren setuju dan mengangguk, "Aku juga merasa begitu. Sikap Kak Violet pada kakakku kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya.""Kalau ini terjadi dulu, kakakku bilang mau antar, jangankan setuju, mungkin dia malah akan menyindir kakakku. Tapi tadi, dia sama sekali nggak berkata apa-apa dan langsung setuju."Nenek juga merasa hal yang sama, "Memang ada yang berbeda!"Lukas makin bersemangat, "Kalau begini terus, bukan nggak mungkin kita bisa segera hadiri pernikahan mereka!"Di sepanjang jalan menuju gerbang, Violet beberapa kali bers

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 387

    Rombongan mereka kembali ke Kota Bona, dan Violet ikut kembali ke rumah lama Keluarga Jiwono bersama Leon.Bagaimanapun juga, Violet harus menyerahkan Leon langsung ke neneknya.Soal racun di tubuhnya ....Saat masih di pulau, ketika Lukas pergi menjemput Leon, Violet sudah memeriksa denyut nadinya.Dari denyut nadinya, memang menunjukkan bahwa Leon diracuni, dan racunnya cukup kuat. Namun, untuk jenis racunnya, masih belum jelas.Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya.Namun, satu hal yang pasti, itu jelas racun kronis, jika tidak, Leon pasti sudah mati keracunan.Ini agaknya bukan gaya Adis. Mengingat Adis sudah menyeret Leon ikut mati bersamanya, mengapa di saat-saat terakhir hidupnya, dia tidak langsung membuat mereka mati bersama?Apakah itu karena Adis hanya memiliki racun jenis ini?Karena racun ini tidak langsung mematikan, lebih baik membawa Leon pulang dulu untuk menemui neneknya. Kalau tidak, bisa-bisa neneknya menangis sampai matanya buta.Beberapa hari terakhir

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 386

    Beberapa saat yang lalu ketika di pesawat, Lukas menerima telepon dari Violet yang memintanya pulang untuk menjemput Leon. Dirinya sempat curiga kalau itu hanya mimpi karena dirinya terlalu merindukan Leon.Saat ini, walau wajah Leon terpampang di depannya, Lukas masih kurang yakin.Dengan cepat melangkah maju, Lukas mencubit lengan Leon, "Sakit nggak?"Leon mengerutkan kening, "Menurutmu?""Kalau sakit, berarti aku nggak sedang mimpi!"Sambil berbicara, Lukas tiba-tiba memeluk Leon erat-erat, "Leon, kamu kejutkan aku! Aku tahu kamu nggak mungkin mati semudah itu!"Namun, Leon yang tidak sabar dengan sentuhan itu segera menepiskan Lukas, memperlihatkan ekspresi tak senang, "Kalau mau bicara, bicara saja! Jangan pegang-pegang!""Wah wah wah, baru 'mati' beberapa hari saja, kamu sudah jadi begitu angkuh. Padahal dulu kita sering tidur di ranjang yang sama!"Makin Leon menghindar, makin Lukas sengaja mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.Wajah Leon menjadi makin serius, "Lukas, kamu suda

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 385

    Begitu menghadapi pertanyaan Violet, Leon tersenyum pahit. "Karena umurku nggak akan lama lagi, lebih baik aku biarkan kalian memperlakukanku seolah-olah aku sudah mati!""Apa maksudmu umurmu nggak akan lama lagi?"Violet menatapnya dari atas ke bawah dengan nada mengejek, "Hanya peluru yang mengenai perut saja. Sebagai pemimpin Pasukan Yeager, apa kamu akan mati hanya karena luka sekecil itu?"Leon pasti sama seperti dirinya yang menderita banyak sekali luka, baik besar maupun kecil, tapi masih hidup dan sehat.Selain itu, ada Violet. Kecuali sudah tidak bisa lagi ditolong dengan obat, Violet masih bisa menolongnya.Leon menatap Violet dengan enggan. "Adis meracuniku sebelum meninggal!""Adis sudah meninggal?""Ya!" Leon mengangguk. "Setelah menyeretku ke dalam air hari itu, mungkin sudah menghabiskan terlalu banyak energi. Saat berenang ke mekanisme di kedalaman laut yang mengarah ke pulau itu, Adis sudah nggak punya banyak kekuatan yang tersisa.""Aku memanfaatkan kesempatan itu unt

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 384

    Sayangnya Sandy sudah meninggal dan dibunuh oleh Adis sendiri.Saat Violet menemukannya, Sandy sudah meninggal.Hanya mata yang tidak terpejam yang dipenuhi rasa bersalah serta penyesalan.Bagaimanapun Sandy sudah lama bersamanya, jadi Violet tidak menyimpan dendam dan menyuruh Sheva serta Bertha menguburkan Sandy.Violet tetap di pulau itu.Pasti ada sebuah mekanisme di sini, tapi belum ditemukan saja. Mungkin mereka berdua belum mati.Jadi Violet tidak berencana meninggalkan pulau itu sampai menemukan mereka berdua.Setelah berkeliling pulau, Violet menemukan bahwa pulau ini dibangun oleh Adis sesuai dengan kesukaannya.Saat masih sangat muda, Violet pernah bilang bahwa dirinya mempunyai mimpi, yaitu membeli pulau sendiri dan menanam banyak bunga di pulau itu.Lalu peliharalah beberapa hewan kecil yang lucu, seperti burung, anjing, kucing dan yang lainnya.Pulau ini ada semua yang dikatakannya.Violet secara alami dapat merasakan cinta Adis padanya.Namun, Violet benar-benar tidak me

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 383

    Violet tidak pernah menyangka Adis bisa begitu gila hingga memilih mati bersama Leon.Aliran airnya sangat deras, dalam sekejap keduanya tersapu jauh.Violet melihat Leon meronta, Adis menggunakan tangan dan kakinya untuk memegangnya erat-erat guna mencegahnya melarikan diri.Leon sudah terluka, energinya juga sudah terbuang banyak, jadi perlawanannya tidak berguna bagi Adis lagi ....Violet menundukkan kepalanya dan bersiap untuk melompat turun ...."Violet, kalau kamu berani melompat turun, aku akan membunuh Leon sekarang juga!" Adis mengarahkan pistolnya ke dahi Leon untuk mengancam Violet.Begitu melihat Violet benar-benar berhenti, Adis merasa semakin kesal. "Sampai saat ini orang yang kamu sayang masih Leon!"Dari awal hingga akhir, matanya terpaku pada Leon, matanya penuh kekhawatiran terhadap Leon.Perbedaan sikap Violet ini membuat Adis semakin sakit hati. Pada saat ini, Adis akhirnya memahami kesenjangan antara dirinya dan Leon.Meskipun Violet mengaku bahwa dirinya tidak lag

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 382

    Saat hendak menembak Leon, Adis tiba-tiba mendengar deru helikopter.Jelaslah bahwa Violet mengejarnya. Adis menunduk dan tiba-tiba tertawa, "Leon, kamu lebih peduli pada Violet daripada keselamatanmu sendiri! Aku nggak tahu apa ada Violet saat helikopter ini mendarat.""Bagaimana kalau aku menambaknya jauh-jauh?""Adis, katakan padaku, apa maumu?"Entah ada Violet atau tidak, tidak bisa bercanda dengan menyangkut nyawa, apalagi kemungkinan besar ada teman baiknya, Lukas dan Jerry!"Haha, kamu sudah tahu, jadi aku nggak akan bertele-tele denganmu. Aku ingin membuat kesepakatan denganmu. Aku akan menggunakan nyawamu sebagai ganti nyawa semua orang di helikopter. Kesepakatan ini sama sekali nggak akan merugikanmu!"Ya, ini adalah kesepakatan yang pasti menguntungkan, tapi ...."Apa kamu sudah memikirkannya? Kesabaranku terbatas. Aku memberimu waktu tiga detik ....""Seharusnya waktu ini untukmu saja!"Sebelum Leon sempat menjawab, Violet tiba-tiba muncul di belakangnya.Adis menatap Viol

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 381

    Sandy sebenarnya juga ingin menguji untuk melihat apakah Adis benar-benar tidak mempunyai perasaan sama sekali padanya.Meskipun sudah tahu jawabannya, Sandy masih ingin mencobanya sekali lagi.Alhasil, Adis tiba-tiba tersenyum pada Sandy yang tampak sudah siap mati lalu berkata, "Baiklah, karena kamu ingin mati, sekarang aku akan mengabulkan keinginanmu!"Hampir tanpa ragu, Adis siap untuk menembak. Pada saat ini, Leon menggunakan seluruh kekuatannya untuk berdiri dan langsung bergegas menuju Adis.Setelah mendorong Adis mundur beberapa langkah, Leon berkata pada Sandy, "Pergi!"Meskipun sudah tidak berdaya, Leon tetap berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya.Sambil mengerutkan kening, Sandy mengeluarkan penawar racun dari sakunya dan menyerahkannya pada Leon, "Kali ini, setelah kamu meninggalkan tempat ini dan menemui bos, bantu aku meminta maaf padanya."Setelah mengatakan itu, Sandy berlari ke arah Adis, yang berjalan ke arah mereka dengan ekspresi marah di wajahnya dan memel

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 380

    Adis tidak mendengarkannya lagi. "Enyahlah, ini nggak ada hubungannya denganmu. Kamu harusnya paham identitasmu sendiri. Jangan berpikir bahwa identitasmu berbeda hanya karena kamu sudah tidur denganku beberapa kali. Dari awal hingga akhir, kamu hanyalah seekor anjing bagiku. Apa pun yang aku lakukan, bukan hakmu untuk ikut campur!"Kata-katanya begitu kejam sehingga bahkan Leon tidak tahan mendengarnya. Namun, Leon tidak berhak mengatakan apa pun karena telah memperlakukan Violet dengan cara yang sama di masa lalu!Begitu memikirkan kata-kata tak berperasaan yang diucapkannya kepada Violet, Leon merasa menyesal lagi.Wajah Sandy yang tadinya pucat kini menjadi semakin pucat, tapi terus membujuknya, "Dulu kamu nggak seperti ini. Aku masih ingat dirimu yang dulu yang sangat ceria, memberikan kesan yang sangat hangat pada semua orang, tapi lihatlah dirimu sekarang?""Saat kamu melihat ke cermin, kamu mungkin bahkan nggak mengenali dirimu sendiri!""Diam!"Sandy seakan tidak mendengar dan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status