Share

Bab 127

Penulis: Jalita Haira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-18 18:00:01
"Kantor polisi?"

"Ya!" Sheva berkata, "Mia dan Hera melarikan diri dari Keluarga Wijaya saat terjadi masalah dengan Adis, jadi Leon mengejar mereka."

"Saat itu, aku pikir akan pergi untuk menghibur Mia."

"Tanpa diduga, saat sudah sampai, Leon menampar wajahnya lalu mengirim mereka ke kantor polisi dan juga menyerahkan bukti bahwa mereka menjebakmu."

"Keluarga Wijaya juga menekannya. Sheva nggak punya pilihan selain dibebaskan dengan jaminan. Keduanya kemungkinan besar akan dijatuhi hukuman."

"Jadi?"

"Jadi menurutku Leon nggak terlalu peduli pada Mia seperti yang kamu pikirkan. Kalau nggak, mana mungkin mengirimkannya ke penjara?"

Bagaimanapun, setelah diam-diam memantau Keluarga Lenova begitu lama, sikap Leon terhadap Mia benar-benar membuat Sheva bertanya-tanya apakah bosnya sedang salah paham?

Violet mencibir lagi, "Meskipun penjara nggak bisa bebas, belum tentu nggak aman. Mia dan Hera menyinggung Keluarga Wijaya secara terang-terangan. Kamu juga tahu sikap Pak Dimas."

"Kalau kamu L
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 128

    Violet mencibir, "Pandu, hanya ini kemampuanmu? Kalau bisa, serang aku sendiri!""Aku takut tanganku kotor kalau memukulmu!""Aku nggak takut!"Violet menghampirinya, mengangkat tangannya untuk menamparnya seperti kepala pelayan."Kamu, kamu, kamu ...." Pandu tidak menyangka Violet bahkan berani memukulnya. "Siapa yang ....""Plak!""Sialan!""Plak!""Sialan!""Plak!"Setiap kali mengucapkan kata-kata kotor, Violet menampar wajahnya. Setelah beberapa saat, wajahnya menjadi merah serta bengkak, Pandu sama sekali tidak punya kesempatan untuk melawan.Saat Pandu mengangkat tangannya, Violet memukulnya lagi. Lambat laun, suaranya menjadi semakin pelan, hingga benar-benar hening.Setelah Pandu akhirnya tutup mulut, Violet tersenyum dan bertanya, "Masih mau mengatakan hal lain?"Meski merasa kesal, Pandu tidak berani berbicara lagi, tapi menatap Violet dengan rasa tidak puas di matanya."Untuk apa lihat aku? Cepat katakan!" kata Violet sambil mengangkat tangannya.Pandu menundukkan kepalanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 129

    Banyak orang yang hadir melihatnya, tapi tidak ada yang menghentikannya.Mereka benar-benar tidak suka dengan kehadiran Violet!Meskipun punya wasiat dari Adis, nama Violet tidak berada dalam keluarga mereka.Violet hanya seorang pengawal biasa. Meskipun lama bersama Keluarga Wijaya dan ingin menjadi kepala Keluarga Hardi, Violet tidak memenuhi syarat sama sekali!Jadi mereka senang melihat Pandu dan Violet saling berhadapan.Yang terbaik adalah keduanya kalah. Garis keturunan Erga akan dikalahkan sepenuhnya saat itu, mereka tidak perlu lagi bergantung pada orang lain.Mereka sudah lama lupa bahwa Grup Hardi didirikan oleh Erga.Terlebih lagi, mereka lupa bahwa mereka semua ada di sini hari ini berkat Erga.Mereka malah berpikir Erga terlalu sering memerintah mereka selama bertahun-tahun.Begitu melihat Pandu semakin dekat dengan Violet, orang-orang itu menjadi semakin bersemangat.Mereka bahkan tak sabar berdiskusi, siapa yang lebih cocok menjadi pewaris baru?Namun, mereka tidak pern

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 130

    ...Setelah pemakaman Adis, Violet secara resmi masuk di Grup Hardi.Begitu berita pengangkatannya sebagai CEO Grup Hardi muncul, semua orang menjadi heboh.Secara khusus, opini publik yang mempertanyakan karakternya membuatnya semakin heboh."Pertama dia adalah cucu angkat Keluarga Wijaya. Sekarang sudah menjadi CEO baru Keluarga Hardi. Cepat sekali menguasai posisi ini?""Kenapa tercium bau konspirasi?""Wanita racun dunia! Semakin cantik, semakin berbahaya!"Komentar ini membuat Sheva dan Bertha sangat marah.Bertha berkata, "Dasar warga net bodoh! Aku benar-benar ingin memotong jari mereka!"Noah berkata, "Mereka semua bodoh!"Sheva juga berkata, "Jelas ada yang sengaja membuat heboh hal ini. Aku sudah mengirim seseorang untuk melacak ID mereka."Di sisi lain, Violet, tokoh utama dalam insiden tersebut terlihat sangat tenang.Seolah-olah Violet bukanlah orang yang sedang dibicarakan mereka sama sekali. Sekarang hanya ada satu hal yang Violet pedulikan dan itu adalah ...."Ajukan gu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 131

    Grup Hardi, area parkir bawah tanah.Tengah malam pukul sebelas, Violet yang telah sibuk seharian akhirnya menyelesaikan semua pekerjaannya.Sebenarnya, dia tidak terlalu sibuk.Masih ada waktu sebelum proyek resmi dimulai, semua persiapan sudah hampir selesai, dan masing-masing sudah ada yang mengambil tanggung jawabnya.Namun, dia tetap bersikeras melakukannya sendiri, karena saat tidak bekerja, pikirannya dipenuhi dengan bayangan Adis di hadapannya di saat mengembuskan napas terakhirnya.Adegan itu hampir menjadi mimpi buruk baginya, sama seperti saat orang tua dan saudara-saudaranya dibantai dulu, membuatnya tidak berani berdiam diri.Saat berjalan menuju mobil dan bersiap membuka pintu, telinganya yang tajam menangkap suara langkah kaki samar di belakangnya.Tatapannya menjadi dingin, dan ketika langkah itu makin dekat, dia tiba-tiba berbalik.Gerakannya cukup cepat, tetapi lawannya tidak kalah cepat. Begitu dia berpaling, sebuah ujung pistol yang dingin sudah dibidikkan ke dahiny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 132

    Violet seolah tidak mendengar, tetap membungkuk masuk ke mobil. Saat dia hampir duduk di kursi, Leon tiba-tiba menariknya keluar.Tanpa berkata apa-apa, tinju Violet langsung mengarah ke wajahnya.Gerakannya cepat, tetapi Leon lebih cepat, dia langsung menangkap tinju itu di telapak tangannya."Kalau aku nggak salah, barusan aku selamatkan kamu. Begini caramu perlakukan penyelamatmu?""Penyelamat?" Violet mencemooh, "Apakah benar-benar menyelamatkan, atau bekerja sama dengan musuh, hanya kamu yang tahu!""Bekerja sama dengan musuh?" Leon tersenyum, tapi matanya penuh dengan kilatan dingin. Kalau diperhatikan, ada juga kesedihan, "Bagus, sangat bagus!"Violet dengan ekspresi dingin melepaskan tangannya, "Leon, kalau semua ini kamu lakukan agar aku cabut tuntutan, maka aku bisa dengan jelas bilang, sekarang ...."Bibir merahnya bergerak, kata demi kata dia ucapkan, "Nggak mungkin!"Setelah mengatakan itu, dia kembali tersenyum dingin, "Aku nggak peduli alasan apa pun alasan kamu lukai Ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 133

    Vila Aster, ruang baca di lantai dua."Maaf, nggak bisa bantu."Melihat pesan balasan yang akhirnya datang setelah lama menunggu, alis Leon berkerut tajam, dengan cepat dia membalas."Kurang banyak?"Pesan baru saja terkirim, dan segera muncul pemberitahuan di bawahnya.Maaf, Anda dan penerima bukan teman. Silakan tambahkan terlebih dahulu ....Violet telah menghapusnya dari WhatsAppnya.Ini pertama kalinya, pertama kalinya!Leon, marah seketika, melempar ponselnya."Bum!" Ponsel itu tepat mengenai Loren yang baru saja mendorong pintu masuk.Loren menutupi dahinya, wajahnya penuh keluhan, "Kudengar dari Joshua kalau suasana hatimu sedang buruk. Aku datang tengah malam dengan niat baik untuk lihat kamu. Kamu bukan saja hargai, tapi malah lempar ponsel ke aku!""Lihat ini, sudah bengkak. Aku ini adik kandungmu, perlu banget sekejam ini padaku?"Sebenarnya Joshua sudah mengirimkan pesan padanya di WhatsApp sejak lama, tetapi saat dia melihatnya, pesan itu sudah dikirim berjam-jam yang lal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 134

    Waktu kecil, ketika dia belajar berjalan, jatuhnya jauh lebih parah dibanding sekarang.Siapa sangka keesokan paginya, Loren menelepon kakaknya, bilang gegar otak dan harus dirawat di rumah sakit....Rumah sakit.Kamar tempat Loren dirawat.Leon mendorong pintu masuk, yang dilihatnya adalah adiknya yang terbaring lemas di tempat tidur sambil menelepon, "Aku juga nggak ingin ganggu kamu sepagi ini, tapi aku takut nanti nggak ada kesempatan lagi ...."Sementara itu, di ujung telepon entah siapa, seorang cewek merengek, berpura-pura lemah, suaranya begitu manja sampai-sampai membuatnya merinding.Setelah menunggu lama, akhirnya Loren menutup telepon.Leon menarik kursi dan duduk di depannya, "Siapa?"Loren sebenarnya tahu maksudnya, tapi sengaja berteka-teki, "Apanya yang siapa?"Tatapan Leon berubah, "Nggak mau bilang?""Kamu bertanya aneh sekali, bagaimana aku harus menjawab?" Loren berkata, "Kamu pasti bertanya, barusan aku menelepon siapa, 'kan?""Kak, ngomong itu bayar atau gimana s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 135

    "Katakanlah, cepat katakan!"Loren dengan tidak sabar mendorong Leon.Bahkan Loren berjalan mendekat, menarik kakaknya dari kursi, dan mendorongnya ke depan Violet, "Cepat katakan!"Belum sempat Leon bicara, Violet sudah mendahului, "Loren, dia nggak pandai berbohong, jangan paksa dia.""Kak Violet, kakakku sekarang benar-benar nggak cintai Mia lagi!" Loren dengan serius hampir bersumpah, "Kamu mungkin belum tahu, Mia dan ibunya akan segera dijatuhi hukuman, 'kan?"Dia menunjuk Leon, "Itu perbuatan kakakku! Kalau kakakku benar-benar masih cintai Mia, bagaimana mungkin dia kirim mereka ke penjara ....""Loren ...." Violet memotongnya, "Kalau aku nggak salah dengar, saat aku masuk tadi, kamu minta dia katakan menyesal bercerai, lalu dia bilang ...."Violet menatap Leon dan mengucapkan setiap kata dengan tegas, "Nggak pernah!""Kamu tahu sifat kakakku, 'kan? Mulutnya selalu sekeras apa pun, bahkan lebih suka bicara sebaliknya daripada wanita."Loren mulai berkeringat, "Sebenarnya, dia sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 214

    Jika orang lain, Leon pasti sudah menentangnya, tapi dia adalah tetua Violet, Carmelia, jadi hanya bisa menekan rasa kekesalannya dan tersenyum. "Dulu aku nggak tahu hubunganmu dengan Violet, jadi nggak pernah mengunjungimu ...."Sebelum Leon selesai berbicara, Carmelia segera menghentikannya. "Kalaupun kamu tahu, kamu mungkin akan meremehkanku. Lagi pula, kamu nggak pernah menganggap Violet sebagai istrimu!"Violet terdiam.Leon baru saja dimarahi olehnya dan sekarang oleh bibinya lagi, Leon pasti merasa sangat trauma kali ini.Leon ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Carmelia langsung menarik Violet dan berkata, "Ayo pergi!"Mereka berdua langsung masuk ke mobil dan pergi tanpa menyapa Leon.Carmelia bertanya pada Violet di dalam mobil, "Kamu berencana untuk kembali?""Mana mungkin!" Raut wajah Violet penuh dengan kekesalan. "Kenapa kalian berdua bertanya seperti ini padaku?"Sheva bertanya, Bertha bertanya, Falcon juga bertanya, sekarang bahkan bibinya sendiri pun bertanya."Apa di

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 213

    Violet belum pernah melihat sikap Leon yang begitu rendah diri.Leon selalu bersikap sombong, tapi sekarang memohon maaf padanya dengan nada rendah hati!Tatapan matanya sedikit berubah dan Violet akhirnya berkata, "Nggak mungkin!"Nada saat mengucapkan kata-kata ini sangat lembut, tapi seperti batu besar yang bisa melubangi hati Leon.Luka besar itu dipenuhi angin, membuatnya hampir kehilangan keseimbangan.Leon berpikir bahwa selama dirinya dengan tulus melakukannya, akan ada kesempatan lain, tapi tidak menyangka Violet benar-benar bersikap dingin padanya.Violet merasakan kesedihan dari Leon lalu dengan lembut melepaskan lengannya yang memeluknya, berbalik menghadapnya dan menatap langsung ke matanya yang terlihat sangat sedih. "Leon, aku sudah berkali-kali, saat kita menerima surat cerai, hubungan kita benar-benar sudah berakhir.""Entah kamu benar-benar jatuh cinta padaku atau seperti yang dikatakan Mia, kamu hanya melakukan ini untuk membalasku, hubungan kita hanya bisa berakhir

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 212

    "Siapa yang memberitahumu?" Leon jelas sangat tulus, tapi Violet selalu berpikir bahwa pengakuan cinta Leon adalah palsu.Jadi inilah alasan kenapa Violet menolak dirinya, bukan karena benar-benar tidak mencintainya lagi?Setelah menyadari hal ini, hati Leon tiba-tiba melonjak kegirangan.Seperti sedang melihat sebuah cahaya muncul lagi.Violet sudah mencintainya bertahun-tahun, mana mungkin perasaannya bisa hilang begitu saja, ternyata karena Violet tidak mempercayainya."Mia sendiri yang memberitahuku hal ini!" Raut wajah Violet penuh dengan kekesalan.Leon mengerutkan kening saat mendengar ini. "Kamu percaya padanya dan nggak percaya padaku?"Ternyata selama ini Mia yang melakukan semua ini.Saat memikirkan Mia, aura membunuh muncul di mata Leon.Setelah mendengar pertanyaan Leon, Violet mengerutkan kening. "Kenapa? Kamu mau bilang bahwa Mia mengada-ada?""Bukankah kamu lebih tahu sifat Mia daripada aku?" Leon bertanya, "Jadi menurutmu bagaimana kata-katanya bisa dipercaya?""..." K

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 211

    Pria itu tidak menjawab pertanyaan Violet dan segera meningkatkan kecepatan mobil.Violet mencibir, "Selama beberapa hari ini aku nggak menggerakkan otot dan tulangku. Aku akan bermain-main dengan orang yang nggak takut mati ini!"Violet mengulurkan kakinya yang panjang dan hendak melompat ke kursi penumpang."Bummm!"Sekat mobil tiba-tiba diturunkan."..." Mobil ini sebenarnya ada sekatnya!Baru kemudian Violet menyadari bahwa mobil inilah yang dirinya kendarai di Vila Aster sebelumnya.Ada beberapa mobil di garasi, bahkan tidak ingat yang mana, hanya mengendarainya dengan seenaknya saja. Kunci apa yang didapatkan, Violet akan mengendarai mobil itu.Kebetulan sekali mengendarai mobil itu hari ini, jadi sopir di barisan depan diutus oleh Leon?Kalau tidak, mana mungkin bisa mengetahui dengan baik struktur mobil ini!Violet mengerutkan kening saat memikirkan Leon.Leon memang tidak bisa menyerah dan menunggu dirinya lengah, seperti saat malam itu.Pria itu tidak hanya menurunkan sekatny

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 210

    Violet merasa tidak pantas bagi Sandy untuk berkata, "Falcon licik dan berbahaya, lebih baik ganti orang saja!"Sandy berkata, "Aku akan mencobanya. Kalau nggak bisa juga nggak apa-apa, lagi pula sejalan juga!"Violet berpikir sejenak, "Oke, tapi kamu harus berhati-hati, jangan sampai dirimu terluka."Setelah melihat Violet yang mengkhawatirkannya, sesuatu yang aneh melintas di bagian terdalam mata Sandy, tapi kembali normal dalam sekejap. "Oke!"Violet awalnya memang tidak punya banyak harapan untuk Sandy, tapi tiba-tiba mengirimkan berita bahwa ketika Falcon pergi ke gunung, di tengah jalan berhasil membuatnya jatuh ke dalam perangkap, kabarnya terluka para, mungkin tidak akan mengganggunya lagi untuk sementara waktu.Berita ini tentu saja membahagiakan Violet, jadi segera pergi ke Taman Bangau malam itu lalu memanggil Sheva serta Noah untuk minum."Sandy benar-benar kejam yang nggak banyak bicara, bahkan berani melawan Falcon." Sheva benar-benar bangga pada Sandy.Bertha tertawa kec

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 209

    Kelihatannya Violet berdiri diam, tapi kenyataannya sudah membuat banyak persiapan secara diam-diam.Di satu sisi, proyek baru Grup Hardi akan segera dimulai, ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Di sisi lain, Violet sangat sibuk karena harus menyelidiki pergerakan musuh.Namun, Falcon selalu muncul di hadapannya.Kali ini datang pagi-pagi sekali.Violet semakin kesal karena dirinya tidak bisa memikirkan cara untuk menghadapi Falcon!Tidak seperti Leon, orang yang tidak tahu malu.Begitu memikirkan Leon.Setelah malam itu, Leon tidak muncul lagi dalam beberapa hari terakhir.Mungkin karena tidak pernah mendapatkan hasil yang diinginkannya, jadi tidak berniat untuk terus berpura-pura.Namun, ada satu hal yang menurut Violet agak aneh.Leon tidak mengikuti petunjuk Carlo untuk terus melacaknya.Awalnya Violet mengira Leon sengaja melepaskan mereka pergi agar bisa melakukan sesuatu secara diam-diam, tapi beberapa hari berlalu tanpa ada gerakan apa pun."Hei, apa yang sedang kamu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 208

    Violet mencibir, "Ilusimu saja!"Bukan hanya satu orang saja yang berilusi seperti itu, pertama Sheva, lalu dia dan Loren ....Harus diakui Leon memang pandai berakting, jika tidak, mana mungkin bisa menipu begitu banyak orang!Carlo berkata lagi, "Bukan begitu! Sejak dikurung beberapa bulan ini oleh Leon, aku menjadi lebih paham tentangnya.""Dari cara Carlo memandangmu tadi, menurutku Carlo memang menyukaimu.""Tatapan mata seseorang memang nggak bisa bohong."Violet masih merasa tidak percaya. "Itu karena kamu belum pernah melihat orang yang pandai berakting, contohnya seperti Leon!""Benar-benar nggak ....""Oke!" Violet tidak ingin mendengarnya lagi. "Sebaiknya jangan menyebutkan Leon di depanku lagi, membuat sial saja!""..."Setelah Violet pergi bersama Carlo, Leon lama sendirian di ruang kerja.Kata-kata yang diucapkan Violet barusan terukir di benaknya, seperti pisau yang menusuk hatinya.Ternyata keinginan Violet untuk membunuhnya bukanlah pemikiran baru-baru ini, melainkan s

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 207

    Jadi, Violet-lah yang ingin membunuhnya?Kesadaran itu membuat hati Leon diserang oleh rasa sakit yang dahsyat.Leon mencurigai saingan musuh dan orang yang menjebaknya pada tiga tahun lalu. Leon mencuriga semua orang, kecuali Violet!Tidak, mungkin ini adalah sebuah kebetulan!Bagaimanapun, mereka adalah mantan suami istri. Violet seharusnya tidak akan begitu kejam terhadapnya!Leon menanyai Violet yang tetap tenang walau dipergoki, "Kamu kenal dia?"Jebakan Leon berada di luar dugaan Violet. Akan tetapi, Violet tidak merasa takut karena dipergoki, melainkan jengkel karena tidak menyadarinya.Saat di dalam tadi, Carlo menanyai Leon, "Kenapa kamu nggak tanya apa-apa hari ini?"Pertanyaan itu sudah mencerminkan beberapa hal, tetapi Violet tidak menyadari kejanggalan apa pun pada saat itu.Jika disadari lebih awal, mereka tidak akan menghadapi situasi saat ini.Violet menatap Leon dengan ekspresi mata suram. "Kenal!"Pada saat ini, tidak perlu merahasiakan apa-apa lagi.Jawaban Violet me

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 206

    Mengungkit nama Leon, Carlo merasa sangat terhina. "Bos, kamu nggak tahu bagaimana dia menyiksaku selama ini. Dia mengurungku di tempat gelap begini.""Aku nggak pernah tahu betapa kesepiannya saat sendirian. Mau mengobrol pun nggak bisa. Aku benar-benar sudah nggak tahan ...."Violet terdiam. Jelas bahwa Carlo sudah dikurung untuk waktu yang lama. Jika tidak, Carlo tidak akan basa-basi begitu bertemu dengannya.Violet menanyakan Carlo bisa ada di sana, tetapi Carlo berbicara panjang lebar dan tidak menyediakan informasi yang berguna."Kita bicarakan di luar saja." Violet menyela perkataan Carlo, lalu melepaskan rantai di tangan dan kaki Carlo.Pada saat ini, Carlo dirantai oleh Leon seperti seekor anjing.Ketika mereka hendak keluar, Violet mendengar suara langkah kaki yang terus mendekat. "Leon sudah pulang."Carlo panik seketika. "Bos, selama ini Leon ingin tahu siapa yang mengirimku untuk membunuhnya. Dia nggak akan diam saja kalau melihatmu. Cepat sembunyi!"Violet terdiam. Membun

DMCA.com Protection Status