Share

Bab 56

Penulis: BalqizAzzahra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-11 17:42:52

Clara berjalan mondar-mandir di ruang tamu, dadanya bergemuruh penuh emosi. Jemarinya mengepal erat, mencoba menahan gemetar yang menjalari tubuhnya. Pikirannya penuh dengan satu hal—Erick telah menghajar David hingga masuk rumah sakit.

Begitu suara langkah kaki terdengar dari pintu depan, Clara langsung bergegas. Begitu Erick masuk, wajahnya masih dingin, tanpa sedikit pun rasa bersalah.

"Apa yang kau lakukan, Erick?!" bentak Clara, matanya berkilat marah.

Erick mengangkat alis, lalu menutup pintu dengan tenang. "Aku hanya memberinya pelajaran."

"Pelajaran?!" Clara tertawa sinis, tak percaya dengan betapa ringannya pria itu menganggap semuanya. "David masuk rumah sakit! Kamu tahu apa artinya?! Dia bisa melaporkanmu ke polisi! Kamu bisa masuk penjara, Erick!"

Alih-alih merasa khawatir, Erick justru tersenyum miring. "Jadi, kamu cemas aku masuk penjara? Atau sebenarnya kau lebih cemas pada David?"

Clara tertegun. "Apa maksudmu?"

Erick mendekat, sorot matanya tajam menelis
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 57

    Zoya melangkah ke kamar mandi setelah menutup pintu kamar hotel di belakangnya. Bau parfum mahal masih tercium di udara, bercampur dengan aroma anggur yang tersisa di meja. Air hangat mengalir dari pancuran, menyapu kulitnya yang terasa lengket setelah semalaman melayani tamu VVIP. Dia menarik napas dalam, membiarkan air membasuh lelah dan jejak yang tertinggal dari pekerjaannya malam ini. Waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Zoya tak bisa berlama-lama. Setelah membungkus tubuhnya dengan handuk, dia segera mengenakan gaun kasual sederhana, jauh dari tampilan glamor yang baru saja dia kenakan. Wajahnya yang sebelumnya penuh riasan kini bersih tanpa cela, menampilkan kecantikannya yang alami. Begitu keluar dari hotel, Zoya memesan taksi daring dan memasukkan alamat tempat penitipan anak yang buka 24 jam. Matanya mulai terasa berat, tetapi dia menepis kantuknya. Ada seseorang yang menunggunya, seseorang yang menjadi alasan dia bertahan sejauh ini. Sesampainya di tempat penitipan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Prolog

    🍁🍁🍁 Hujan turun deras di luar, menampar kaca jendela dengan irama yang kacau. Langit malam menghitam pekat, seakan turut menggambarkan suasana hati Clara yang diliputi kekecewaan. Dia berdiri di depan meja makan, kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya, menahan gemetar yang perlahan merayap ke sekujur tubuhnya. Di hadapannya, David duduk dengan ekspresi kosong, matanya merah, bukan karena tangis, tetapi karena amarah yang dipendam terlalu lama. “David, aku sudah bilang padamu. Aku sudah periksa ke dokter spesialis. Tidak ada yang salah denganku, aku subur. Kita hanya perlu bersabar dan berusaha lebih keras lagi agar bisa punya anak,” suara Clara bergetar, mencoba menjelaskan untuk kesekian kalinya. David menegakkan tubuhnya, menatap istrinya dengan sorot mata yang sulit diartikan. “Lima tahun, Clara. Lima tahun kita menikah, dan masih belum ada tanda-tanda. Kamu pikir aku bisa terus bersabar?” Clara menggigit bibirnya, menahan air mata yang mengancam jatuh. “Bersabarlah, D

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 1

    🍁🍁🍁 Clara duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong, matanya terpaku pada jam dinding yang terus berdetak. Pukul sepuluh malam, dan sekali lagi David belum pulang. Ini bukan pertama kalinya—sudah berbulan-bulan pria itu sering menghabiskan malam di luar rumah, terutama saat akhir pekan. Dulu, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, pergi makan malam, atau sekadar menonton film di rumah sambil berbincang ringan. Tapi sekarang, semua itu tinggal kenangan. David berubah. Dia menjadi dingin, cuek, dan seolah tak lagi peduli pada Clara. Saat di rumah pun, dia lebih banyak menghabiskan waktu di kamar kerja atau sibuk dengan ponselnya. Setiap kali Clara mencoba mendekatinya, pria itu selalu memiliki alasan untuk menghindar. Malam itu, saat Clara akhirnya mendengar suara kunci pintu diputar, hatinya berdebar. David masuk dengan wajah lelah, tanpa menatapnya, dia langsung berjalan menuju kamar. Clara menarik napas dalam, mengumpulkan keberanian untuk berbicara. Dia tak bisa terus ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 2

    🍁🍁🍁 Sore itu, Clara masak makanan kesukaan David dalam jumlah banyak. Dia ingin memanjakan suaminya dimulai dari memasak makanan yang pria itu sukai. Saat David pulang kantor, dia langsung menyambut dan menggiringnya pergi ke ruang makan untuk makan bersama. "Sayang, aku sudah masak makanan kesukaan kamu loh. Ayo kita makan bersama," Clara menyunggingkan senyum manis. "Kamu saja dulu yang makan, aku sudah kenyang. Aku tadi mampir makan di luar bersama dengan teman-temanku," sahut David dengan nada malas dan datar. Matanya menyiratkan pesan kalau dia enggan mengobrol dengan Clara. Clara terdiam, dia duduk di sudut kamarnya dengan hati yang tak karuan. Sudah beberapa minggu terakhir, David berubah. Pria yang dulu penuh perhatian dan selalu membuatnya merasa istimewa kini terasa cuek juga dingin. Pertemuan mereka semakin jarang, dan bahkan ketika bersama, David lebih sering sibuk dengan ponselnya daripada berbincang dengannya. Awalnya, Clara mencoba mengabaikan perubahan itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 3

    🍁🍁🍁 Clara kembali ke rumah dengan hati hancur lebur, matanya bengkak karena terlalu lama menangis, tubuhnya lemas seperti tidak ada semangat untuk melanjutkan hidup. Dia baru saja melihat dengan mata kepalanya sendiri suaminya, David, masuk ke dalam sebuah hotel bersama seorang wanita. Wanita itu adalah Zoya, seseorang yang Clara kenal sebagai rekan kerja David. Tangannya gemetar saat menggenggam ponselnya, sementara dadanya terasa sesak. Ia tak ingin percaya, namun kenyataan terpampang jelas di depan matanya. Malam harinya, David pulang ke rumah, Clara langsung menghadangnya di ruang tamu. Matanya menatap penuh dendam dan emosi, suaranya bergetar saat ia berbicara. “David, aku melihatmu masuk ke sebuah hotel bersama Zoya lagi tadi.” suara Clara dipenuhi kemarahan dan kesedihan. David menghela napas panjang, menyandarkan tubuhnya ke sofa seolah lelah dengan semua ini. “Clara, aku bisa menjelaskan—” “Jelaskan apa? Aku melihatmu dengan Zoya begitu mesra. Kalian berdua berpel

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 4

    🍁🍁🍁 Setelah dua malam tidak pulang ke rumah dan menghilang tanpa kabar. Akhirnya malam itu, David pulang ke rumah. Dia langsung masuk kamar, dan bersiap untuk mandi. Clara menyusul suaminya ke kamar, dia melihat pria itu melepas kemeja yang dikenakannya. Clara menatap suaminya dengan dada sesak. Matanya terpaku pada leher David yang penuh dengan bekas merah. Ada beberapa cakaran samar di lengan dan punggungnya. "Apa ini, David?" suara Clara bergetar, amarah bercampur dengan kepedihan. David, yang baru saja pulang, hanya melirik sekilas ke arah istrinya. Ia meletakkan tas kerja di meja dan menyesap air mineral dari botol yang diambil dari kulkas. "Kamu tahu apa ini, Clara. Jangan berpura-pura tidak mengerti." Clara mengepalkan tangannya. Dadanya bergemuruh, seakan jantungnya ingin meledak. "Jadi sekarang Zoya sudah berani meninggalkan tanda-tanda seperti ini di tubuhmu? Tanpa rasa malu? Tanpa rasa takut? Seolah dia yang lebih berhak atas dirimu dibanding aku, istrimu?" Da

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 5

    🍁🍁🍁 Siang itu, Clara berdiri di depan pintu rumah Zoya dengan napas memburu. Tangannya terkepal, dadanya bergejolak. Amarah menguasai dirinya sejak ia tahu bahwa Zoya, sahabatnya sendiri, telah merebut David, suami dari sahabatnya, Rina. Tak ada yang bisa membenarkan pengkhianatan seperti ini. Tanpa basa-basi, Clara mengetuk pintu dengan keras. Tak lama, Zoya muncul dengan senyum tipis di bibirnya. Mata tajamnya menyorot Clara, seolah sudah tahu alasan kedatangannya. "Clara," sapanya dengan suara santai. "Ada apa?" Tanpa menunggu jawaban, Clara mendorong Zoya hingga perempuan itu terhuyung ke belakang. "Kamu benar-benar perempuan tak tahu malu!" bentaknya. "Dari semua pria yang ada di luar sana, kenapa kau harus merayu suamiku? Apa aku pernah berbuat salah padamu sampai kamu tega melakukan ini?" Zoya mengusap lengannya yang terkena dorongan tadi, namun ia tetap tersenyum. "David lebih menarik dibanding pria-pria lajang di luar sana. Dia memesona, dewasa, dan tahu bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 6

    🍁🍁🍁 David masuk ke dalam rumah dengan langkah cepat, matanya langsung mencari sosok Clara. Ia baru saja mendapat pesan dari Zoya bahwa istrinya telah menamparnya dan membuat keributan di rumahnya. Begitu David menemukan Clara di ruang tamu, duduk dengan wajah tanpa penyesalan, amarah David meledak begitu saja. "Apa yang sudah kamu lakukan, Clara?" suaranya meninggi, sorot matanya tajam menuntut penjelasan. Clara menoleh dengan tenang, menyilangkan tangannya di depan dada. "Aku hanya memberikan pelajaran untuk perempuan murahan seperti Zoya. Dia pantas mendapatkannya." David menghela napas panjang, mencoba mengendalikan emosinya. "Itu bukan alasan untuk menampar dan memakinya secara kasar! Apa kamu tidak berpikir dulu sebelum melakukan sesuatu?" Clara mendengus kesal. "Oh, jadi sekarang kamu membelanya? David, aku ini istrimu! Aku seharusnya menjadi prioritasmu, bukan dia!" Suaranya meninggi, kemarahannya terpancar jelas. "Ini bukan soal berpihak pada siapa. Ini soal baga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21

Bab terbaru

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 57

    Zoya melangkah ke kamar mandi setelah menutup pintu kamar hotel di belakangnya. Bau parfum mahal masih tercium di udara, bercampur dengan aroma anggur yang tersisa di meja. Air hangat mengalir dari pancuran, menyapu kulitnya yang terasa lengket setelah semalaman melayani tamu VVIP. Dia menarik napas dalam, membiarkan air membasuh lelah dan jejak yang tertinggal dari pekerjaannya malam ini. Waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Zoya tak bisa berlama-lama. Setelah membungkus tubuhnya dengan handuk, dia segera mengenakan gaun kasual sederhana, jauh dari tampilan glamor yang baru saja dia kenakan. Wajahnya yang sebelumnya penuh riasan kini bersih tanpa cela, menampilkan kecantikannya yang alami. Begitu keluar dari hotel, Zoya memesan taksi daring dan memasukkan alamat tempat penitipan anak yang buka 24 jam. Matanya mulai terasa berat, tetapi dia menepis kantuknya. Ada seseorang yang menunggunya, seseorang yang menjadi alasan dia bertahan sejauh ini. Sesampainya di tempat penitipan

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 56

    Clara berjalan mondar-mandir di ruang tamu, dadanya bergemuruh penuh emosi. Jemarinya mengepal erat, mencoba menahan gemetar yang menjalari tubuhnya. Pikirannya penuh dengan satu hal—Erick telah menghajar David hingga masuk rumah sakit. Begitu suara langkah kaki terdengar dari pintu depan, Clara langsung bergegas. Begitu Erick masuk, wajahnya masih dingin, tanpa sedikit pun rasa bersalah. "Apa yang kau lakukan, Erick?!" bentak Clara, matanya berkilat marah. Erick mengangkat alis, lalu menutup pintu dengan tenang. "Aku hanya memberinya pelajaran." "Pelajaran?!" Clara tertawa sinis, tak percaya dengan betapa ringannya pria itu menganggap semuanya. "David masuk rumah sakit! Kamu tahu apa artinya?! Dia bisa melaporkanmu ke polisi! Kamu bisa masuk penjara, Erick!" Alih-alih merasa khawatir, Erick justru tersenyum miring. "Jadi, kamu cemas aku masuk penjara? Atau sebenarnya kau lebih cemas pada David?" Clara tertegun. "Apa maksudmu?" Erick mendekat, sorot matanya tajam menelis

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 55

    David baru saja menutup pintu rumah ketika suara deru mesin mobil mendekat dengan cepat. Matanya sempat menangkap cahaya lampu Jeep hitam yang berhenti mendadak di depan pekarangan. Sebelum sempat bereaksi, dua pria bertubuh kekar keluar dari mobil dan langsung menerjangnya. "Heh! Apa-apaan ini?!" David berusaha meronta, tapi cengkeraman mereka terlalu kuat. Salah satu pria mendorongnya dengan kasar ke dalam mobil. "Diam kalau masih mau hidup!" suara dinginnya menusuk. Pintu Jeep dibanting tertutup, dan kendaraan melaju kencang menembus kegelapan malam. Jantung David berdegup kencang. Tangannya berusaha mencari ponselnya, tapi pria di sebelahnya lebih cepat merampasnya dan melemparkannya ke depan. Perjalanan terasa panjang, meskipun mungkin hanya beberapa menit. Ketika Jeep berhenti, David ditarik keluar dengan kasar. Sekelilingnya gelap, hanya ada siluet sebuah gudang tua yang terlihat mengancam. Pintu gudang berderit ketika dibuka. Udara di dalamnya lembap dan pengap, deng

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 54

    Clara berdiri di ambang pintu, menatap pria di hadapannya dengan ekspresi tak terbaca. Sore itu, angin bertiup lembut, mengibarkan beberapa helai rambutnya yang tergerai. David, pria yang pernah mengisi hatinya bertahun-tahun lalu, kini berdiri di teras rumahnya dengan sorot mata penuh penyesalan. “Aku hanya ingin bicara sebentar,” ujar David, suaranya rendah namun jelas membawa nada permohonan. Clara tetap berdiri tegak, tidak berniat mempersilakan David masuk. Ia tahu Erick, suaminya, akan pulang beberapa jam lagi, dan ia tidak ingin meninggalkan celah sekecil apa pun untuk kesalahpahaman. “Bicaralah di sini,” jawab Clara akhirnya. David menarik napas panjang sebelum berbicara. “Clara… aku menyesal. Aku menyesal telah meninggalkanmu dulu. Aku bodoh karena melepaskan mu, dan lebih bodoh lagi karena tidak menyadari betapa berharganya dirimu sampai semuanya terlambat.” Clara mengepalkan jemarinya yang terasa dingin meski sore itu cukup hangat. Hatinya sempat bergetar mendenga

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 53

    David berdiri di sudut jalan yang sedikit tersembunyi di balik pohon besar. Matanya tak lepas dari sosok Clara yang tengah duduk di teras rumahnya, tertawa bahagia bersama suaminya, Erick. Perut Clara yang mulai membuncit menjadi bukti nyata bahwa kebahagiaannya telah bertambah. David mengepalkan tangan, merasakan sesuatu yang tajam menusuk dadanya. Dulu, itu seharusnya menjadi hidupnya. Seharusnya dia yang duduk di sana, menggenggam tangan Clara, tertawa bersamanya, dan menantikan kelahiran anak mereka. Tapi kesalahannya sendiri telah membuat semua itu mustahil. Dia masih ingat dengan jelas bagaimana Clara menangis di hadapannya saat mengetahui perselingkuhannya dengan Zoya. Betapa wajahnya penuh luka dan kekecewaan ketika menyerahkan surat cerai di tangannya. Saat itu, David mengira dia akan baik-baik saja, bahwa dia bisa melanjutkan hidupnya dengan Zoya. Tapi nyatanya, pernikahannya dengan Zoya berantakan. Wanita itu tidak seperti Clara. Tidak setulus, penyabar, dan sehangat Cl

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 52

    “Siapa wanita tadi?” Danis bertanya saat mereka baru saja masuk ke dalam apartemen. Zoya meletakkan tas di meja, kemudian duduk di sofa. Tatapannya tajam, menunggu jawaban. “Clara,” jawabnya singkat. “Mantan istri pertama David.” Danis mengangkat alisnya. “Mantan istri pertama? Berarti dia sudah menikah lagi setelah bercerai dari David?” Aku mengangguk pelan. “Ya. Tapi pernikahan keduanya sangat beruntung. Dia menikah dengan Erick, bujang kaya nomor lima di kota ini.” Denia terdiam sejenak, seolah mencerna informasi itu. “Kenapa dia melihatmu seperti itu?” Aku tersenyum tipis, menatap tanganku sendiri. “Mungkin dia terkejut melihatku seperti ini. Dulu aku bukan ibu rumah tangga biasa, Danis. Aku hidup dalam kemewahan, selalu tampil sempurna. Sekarang? Aku hanya seorang wanita biasa, dengan pakaian sederhana dan tanpa perhiasan mencolok.” Danis menghela napas, lalu bersandar di sofa. “Itu memang lebih baik,” gumamnya. Aku menoleh, menatapnya dalam. “Maksudmu?”

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 51

    Zoya baru saja keluar dari minimarket, satu tangan menenteng kantong plastik berisi susu formula, sementara tangan lainnya menopang tubuh kecil putrinya yang terlelap di gendongan. Wajahnya tampak lelah, tapi ada kelembutan dalam setiap gerakannya. Langit senja mulai meredup, dan angin sore yang berembus membawa aroma hujan yang tertahan di awan. Dia berjalan menuju halte bus, berniat segera pulang sebelum langit benar-benar runtuh menumpahkan gerimis. Namun, langkahnya terhenti ketika suara seseorang memanggil namanya. “Zoya?” Zoya menoleh dan melihat seorang wanita berdiri tak jauh darinya. Clara. Mantan sahabatnya yang dulu selalu bersamanya di masa-masa awal pernikahannya dengan David. Namun, setelah perceraian, semua orang seperti perlahan menghilang dari hidupnya, termasuk Clara. Clara mendekat, matanya menelusuri sosok Zoya dengan ekspresi sulit ditebak. Dia tampak terkejut sekaligus iba. Zoya masih seperti dulu—sederhana, tapi kali ini lebih bersahaja. Ia mengenakan ga

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 50

    Kemala melangkah masuk ke dalam kafe dengan wajah muram. Matanya menyapu ruangan hingga menemukan sosok kakaknya, Thomas, yang sudah duduk di pojok dekat jendela. Dengan langkah gontai, ia berjalan ke arahnya dan duduk di kursi seberang. Thomas melirik adiknya sekilas lalu mendesah. "Kenapa mukamu kusut begitu?" tanyanya sambil mengaduk kopi hitamnya. Kemala tidak langsung menjawab. Ia hanya menopang dagu dan menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong. Setelah beberapa detik hening, ia akhirnya membuka suara. "Aku baru saja bertemu mantanku," katanya lemah. Thomas mengangkat alisnya. "Dan?" Kemala menarik napas panjang sebelum melanjutkan, "Aku mencoba bicara dengannya, ingin memperbaiki hubungan kami. Tapi dia malah mengomeli ku, berkata bahwa aku mengganggu hidupnya, menyuruhku berhenti mendekatinya." Thomas meletakkan sendok kopinya dan menatap Kemala dengan ekspresi tidak percaya. "Serius, Kemala? Kamu masih saja mengejar dia? Bukankah sudah jelas dia tidak mengingink

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 49

    Clara menatap suaminya dengan saksama, mencoba membaca ekspresi di wajahnya yang tenang. Sejak mereka bertemu dengan wanita itu di butik sore tadi, pikirannya terusik. Erick hanya memberi jawaban singkat ketika Clara bertanya siapa dia, tetapi perasaan tidak enak masih menyelimuti hatinya. Saat ini, mereka sudah berada di kamar, bersiap untuk tidur. Namun, rasa penasaran Clara belum juga reda. Ia duduk di tepi ranjang, memainkan ujung selimut dengan gelisah sebelum akhirnya bertanya, "Erick, siapa sebenarnya Kamelia?" Pria itu, yang tengah melepas jam tangannya, terdiam sejenak. Ia menatap Clara, seolah mempertimbangkan sesuatu. "Kamu benar-benar ingin tahu?" tanyanya lembut. Clara mengangguk mantap. "Ya. Dia bukan sekadar teman sekolah atau teman kerja, kan?" Erick menarik napas dalam. "Tidak. Dia lebih dari itu," akhirnya ia mengakui. "Kamelia adalah wanita yang dulu pernah dijodohkan denganku oleh mendiang Ibu." Clara merasakan sesuatu mencelos di dadanya. Matanya membu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status