Mateo terkejut melihat wanita yang masih mengatur napas itu menghampirinya, terlebih di tengah keramaian membuat dia harus memperhatikan sekeliling dan memastikan kalau tidak ada mata-mata atau siapa pun yang mengancam pertemuan mereka. "Aku mendatangi rumahmu, tapi Bellmira mengatakan kalau kau sedang pergi keluar sebentar. Saat aku dalam perjalanan pulang tidak sengaja melihatmu." Serina mengambil napas dalam-dalam, membuangnya dalam satu kali embusan. "Maaf karena telah merepotkanmu tadi malam. Aku tidak bermaksud untuk mengacaukan suasana." "Kalau sudah tahu, maka jangan pernah kembali lagi," ucap Mateo, berlalu pergi begitu saja. Mendapatkan perlakuan dingin tak lantas membuat Serina putus asa. Dia segera menyusul langkah kaki yang belum jauh darinya itu dan berkata, "Kau membeli sesuatu? Ya, Tuhan! Itu merek terkenal! Tapi di sana menjual pakaian khusus untuk wanita. Apa kau akan menghadiahkannya pada kekasihmu?" Mateo menghentikan langkahnya seketika, meli
Hillary tidak sadar ketika dirinya dibawa masuk ke dalam sebuah kamar. Tadi, dia sempat memberikan perlawanan. Mungkin itu pula yang membuat para penculik memukulnya hingga pingsan. Kini kepalanya begitu berat saat kesadaran perlahan muncul. Setelah membuka kedua mata pun yang dipandangi tidak berubah sama sekali, sepenuhnya adalah kegelapan. Dia juga tidak dapat bergerak banyak selain meliuk-liukkan badan. Keadaan itu mengingatkan dia pada Mateo, orang yang pernah melakukan hal yang sama padanya. "Lepaskan aku, sialan! Setelah kau membungkusku dengan selimut, sekarang kau merencanakan penculikan, lalu mengikat kaki dan tanganku dengan tali?!" Hillary telah salah mengambil langkah karena seharusnya dia tidak meminta orang untuk menjaga rumahnya, melainkan menjaga dirinya. "Awas saja! Jika aku berhasil keluar dari tempat ini, maka riwayatmu akan tamat!" Suasana masih saja hening. Hal yang tidak Hillary tahu dari balik kain hitam yang menutup pandangan mata ada
Mendengar kabar mengenai penculikan tidak langsung membuat Mateo berpikir bahwa semua berkaitan dengan dirinya. Ada banyak kemungkinan yang dapat terjadi, salah satunya Hillary yang kaya dan cantik akan menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang untuk melakukan tindakan kriminal. Hanya saja, setelah hari di mana penculikan terjadi, Hillary masih belum ditemukan dan belum ada kabar apa pun. Pelaku tidak membiarkan orang lain tahu tentang keberadaan mereka dan mengganti mobil di tengah perjalanan, asumsi yang bisa disimpulkan hingga saat ini. Serina sangat khawatir, tidak jarang dia terlihat berputus asa. Dia semakin yakin kalau penculikan memang berkaitan dengan kasus yang sedang didalaminya sekarang. Kalau tidak, Hillary pasti sudah ditemukan karena alasan dangkal yang dimiliki penculik seperti penggemar rahasia atau semacamnya. Lagi pula, penculik tidak hanya satu orang saja. Melihat bagaimana penampilan yang rapi dan berpengalaman, pastilah mereka diperintah ol
Kalil berekspresi geram dan tinjunya masih mengepal seolah ingin dilayangkan lagi pada dagu itu. Dia berusaha terlihat seperti orang yang benar-benar disulut api kemarahan agar dapat mengalihkan perhatian rekan kerja lainnya. "Pria ini adalah pengemis jalanan! Dia berkata bahwa bos kita adalah seorang pecundang!" tunjuk Kalil. Mateo meludah sembarangan setelah menekan-nekan rahangnya sebentar. "Lalu, kalian berpikir tidak begitu? Bos kalian adalah pria pecundang yang pernah aku tahu!" "Biarkan aku memberikan pelajaran pada orang ini!" teriak Kalil.Seorang pengawal menahan. "Kalau begitu, dia memang harus diberikan pelajaran karena telah menghina bos kita." Sikap yang seperti ingin ikut serta membuat Kalil segera berkata, "Tidak, tidak. Dibandingkan kalian, aku lebih dulu bekerja di sini. Kalian tidak tahu apa-apa mengenai rasa sakitku, karena pengemis jalanan ini,"—dia menunjuk Mateo—"telah menghina orang yang paling berjasa di dalam hidupku! Maka dari itu, j
Perjalanan mereka cukup jauh. Lebih kurang memakan waktu tiga jam hanya untuk mencapai sebuah rumah produksi mebel. Saat tiba di sana, langit juga sudah mulai berubah jingga, memperlihatkan para pekerja yang bersiap-siap untuk menyelesaikan urusannya. "Apa kau yakin mereka membawa Hillary ke tempat ini?" tanya Serina. Mateo memperhatikan sekeliling tanpa menjawab pertanyaan yang menurutnya hanya akan membuang-buang waktu jika diladeni. Lagi pula, tujuannya hanya untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mungkin sekarang berada dalam bahaya karena dirinya, bukan menjalin tali pertemanan atau sebagainya. "Oh, kalian mencari siapa?" tanya salah seorang pekerja. "Di sini bukan tempat yang bisa disinggahi dengan leluasa. Kalian bisa lihat, ada banyak pekerjaan yang membutuhkan alat pertukangan. Paku berserakan di mana-mana, semua dapat melukai jika kalian tidak berhati-hati saat melangkah." Seorang pekerja lainnya tiba-tiba datang menghampiri. "Apa kalian datang untuk
Mateo mengertakkan geraham saat mendapati pergelangan tangan dan kaki yang memar seperti telah diikat dalam waktu lama. Hanya saja, Mateo tidak melihat tali apa pun di kamar itu. Jika diberikan sebuah penggambaran, kehadiran dia di rumah produksi seolah sudah diketahui.Mereka juga sengaja diarahkan menuju penginapan. Kalau tidak, mana mungkin semua sangat mudah dengan Hillary yang dibiarkan bebas tanpa terikat dan sebenarnya bisa saja kabur dari penginapan. Kamar juga tidak memiliki sistem keamanan ketat. Apa ini semacam peringatan?"T—tuan, a—apa nona ini masih hidup?" Pelayan yang masih berada di sana bergidik, tidak berharap bahwa penginapan benar-benar akan menjadi angker karena kematian seorang penyewa kamar. Mateo dapat melihat alis yang sedikit mengernyit, memperlihatkan bagaimana Hillary sedang berjuang. Hal ini mengingatkan dia pada situasi dulu yang pernah dia alami. Baru dua hari, Hillary sudah sangat memilukan kondisinya dengan muka yang pucat sert
Mateo tidak buru-buru kembali ke kamar pasien. Dia mengambil waktu untuk menghabiskan beberapa batang rokok sebelum akhirnya memutuskan kembali. Setibanya di dalam ruangan, dia mendapati dua orang wanita tengah berbaring di tempat masing-masing. Serina berbaring di sofa tanpa selimut, hanya melipatkan tangan ke dada. Saat Mateo meletakkan ponsel di atas meja, tidak terusik sama sekali, menandakan bahwa Serina sudah terlelap. Melihat kondisi seperti itu menarik dirinya untuk meraih jaket yang terlipat rapi di sofa yang lain, lalu menyelimutinya dengan itu. Mateo duduk di sofa single dan memejamkan mata. Beberapa menit dilakukannya, tetapi tidak mengantuk sama sekali. Padahal, sekarang sudah lewat tengah malam. Mereka harus berangkat lebih awal besok. Dia yang menyetir, seharusnya dia juga beristirahat agar tidak berkendara dalam keadaan mengantuk. Saat menghela napas panjang, menunjukkan kekesalannya karena tidak mengantuk, suara gerakan di atas kasur membuat kedua ma
Keesokan pagi mereka bersiap-siap kembali ke pusat kota. Sebelum itu, Hillary mengambil kesempatan membersihkan diri, karena sejak disekap sama sekali tidak diizinkan menjalankan kebiasaannya untuk mandi di pagi hari. Tadi, suasana cukup sendu karena pertemuan dua orang sahabat setelah melalui kejadian buruk. Mateo memberikan ruang bagi mereka berbicara dan memutuskan untuk menunggu di luar saja. Selesai dengan pembicaraannya, Serina keluar dari ruangan agar bisa menyapa pria yang telah membantu mereka. Beberapa hari yang lalu adalah waktu yang cukup gelisah dan sekarang sudah tidak lagi karena dia telah melihat Hillary yang sudah baik-baik saja, suasana hatinya cukup bagus karena hal tersebut. Mateo bergeming akan isapan rokoknya meski tahu seseorang datang. "Apa kita sudah bisa pergi?" ucapnya. "Belum. Hillary sedang mandi sekarang." Mateo mengarahkan tatapannya lurus ke depan kembali, menghadap pemandangan berselimut kabut yang tampak. Dia hanya tidur sela
Serina mematikan televisi tidak lama setelah siaran wawancara singkat usai. Dia tidak bisa memikirkan cara apa pun untuk mengorek informasi dari Lemuel, bahkan pria itu dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik.Stuart juga ada di sana, menyaksikan hal yang sama tadinya. Setelah selesai menonton, dia pun berkata, "Sekarang kau membuat orang-orang bersimpatik padanya. Apa sebelum mewawancarai, kau tidak memikirkan soal dia yang akan menjawab dengan sangat baik?"Ponsel Serina berdering. Dia mengangkat panggilan telepon begitu saja. "Halo?""Halo, Wartawan Serina."Serina seketika menjadi tegang saat mendengar suara di seberang sana. Dia melihat kembali sejumlah nomor tidak tersimpan yang ada dalam layar, tidak menduga kalau dia akan dihubungi oleh Lemuel."Anda pasti terkejut, karena saya menghubungi begitu tiba-tiba.""Ah, ya ... saya tidak pernah menduganya."Serina keluar dari ruangan, meninggalkan raut kebingungan di wajah Stuart. Dia mencari sudut yang aman untuk mereka bicara,
Serina mencebik, tidak suka dengan Stuart yang memberikannya pekerjaan secara tiba-tiba, bahkan dia tidak jadi ditraktir oleh Mateo, karena harus singgah ke Meteor Media untuk menyelesaikan beberapa hal."Aku sedang sibuk menyelesaikan proyek besar dan kau selalu menambah pekerjaanku. Bukankah gajiku yang sekarang tidak akan sepadan dengan kesetiaanku terhadap perusahaan ini?""Sibuk bagaimana? Kau belum memperlihatkan kemajuan apa-apa selama satu minggu ini," ucap Stuart.Serina mengernyitkan alis. "Itu karena kau terus-menerus memberikan pekerjaan yang begitu banyak padaku!""Kau yakin bukan karena Mateo yang harus melindungi sahabatmu? Mungkin kau perlu diingatkan pada tugasmu yang sesungguhnya yaitu mencari informasi mengenai pembunuhan yang melibatkan tuan Conor. Jangan sampai tujuanmu berubah arah menjadi yang lain."Stuart melemparkan dokumen yang dibacanya sejak tadi ke atas meja. "Kita tidak punya waktu untuk bermain-main, Serina," ucapnya, kemudian keluar dari ruangan.Serin
Serina meletakkan kedua belah tangan di pinggang, menatap sepeda motor yang akhirnya menjadi pilihan. Dia sudah menghubungi sang sahabat untuk persoalan biaya dan sekarang sedang menunggu respons Hillary."Kau yakin dengan pilihanmu? Hillary tidak akan senang mendengarnya.""Yang aku perlukan hanyalah sepeda motor, mahal atau tidak bukanlah sesuatu yang harus dipusingkan. Selama mesinnya bisa berfungsi dengan baik, maka itu sudah cukup.""Tapi sekarang bukan mahal atau tidak mahal sebagai pilihanmu, tapi baru dan tidak baru. Bagaimana jika keputusanmu diubah? Kita akan membeli yang baru, bukan yang bekas."Tepat pada kalimat terakhir, Mateo menerima telepon. Dia melihat ke arah Serina yang menatap bingung padanya, lantas dia mengangkat panggilan tersebut."Halo?" Mateo berkata."Kau ingin agar aku berutang budi padamu sampai mati?"Serina mendengar suara sang sahabat dari ponsel Mateo. Dia melipatkan tangan di dada sambil berekspresi tidak peduli, sudah tahu kalau hal seperti ini akan
Dua hari tersisa, Mateo hanya berjaga di sekitar The Pearl Villa. Hillary tidak mengerjakan aktivitas apa pun di luar kediaman selama memulihkan diri, mungkin benar-benar sudah memutuskan hidup dengan baik.Bahkan, akibat kondisinya yang buruk di pertengahan pesta kemarin, Hillary sampai memanggil dokter keluarga ke vila, hal yang sudah lama tidak dilakukan karena sebelumnya dia yang menghampiri sang dokter supaya meresepkan obat untuknya ketika usus buntu meradang.Mateo menoleh ke lantai dua, mendapati Hillary sedang berbicara dengan sang dokter. Saat ini dia mengambil waktu untuk merokok sebentar, tiba-tiba jadi terpikirkan mengenai hal apa yang akan dilakukannya setelah masa kerja menjadi pengawal selama satu minggu usai.Beberapa batang rokok habis bertepatan saat sang dokter muncul di lantai bawah, tampak sudah akan pergi. Mateo menoleh lagi ke arah jendela besar yang diketahuinya merupakan milik kamar Hillary. Wanita itu sedang melihat pula ke arahnya, langsung berpaling dan pe
Perkataan Mateo membuat mereka bertiga menjadi pusat perhatian. Nick agaknya merasa dipermalukan, citranya telah berubah menjadi orang yang sangat menjengkelkan.Hillary berpikir bahwa sekarang bukan saat yang tepat untuk berurusan dengan Nick. Dia segera menarik Mateo untuk pergi dari sana, selanjutnya sambil terhuyung-huyung berjalan ke sisi dinding.Hillary berusaha tetap berdiri tegak, berhenti sebentar untuk mengambil napas. Beberapa menit berlalu hanyalah waktu tanpa kata."Maaf, karena membawa urusan pribadi Anda ke tengah acara. Saya melihat bahwa Anda merasa tidak nyaman sejak tadi dan membutuhkan cara untuk pergi dari aula.""Kau tahu dari mana kalau Nick mengirimkan buket padaku setiap hari?""Sekretaris Anda berbicara mengenai buket yang dikirim setiap pagi oleh orang yang sama dan katanya Anda sering kali merasa jengkel. Saya melihat siapa pengirimnya untuk berhati-hati dengan orang itu suatu saat nanti. Ternyata pertemuan ditakdirkan begitu cepat. Saya berharap dia tidak
Sampai esok hari, Bellmira tetap mengeluhkan kesalahan sang kakak di matanya. Dia terus membuat pilihan antara Serina atau Hillary. Padahal, Mateo tidak memiliki hubungan istimewa apa-apa terhadap dua wanita itu."Mereka berdua adalah sahabat dekat yang aku dengar dari cerita kak Serina. Kakak seharusnya tidak memecah belah persahabatan mereka dengan mendekati keduanya sekaligus.""Aku tidak melakukan pekerjaan seperti itu. Berhentilah mengatakan yang tidak-tidak sebelum aku terlambat.""Memangnya Kakak akan ke mana?" Bellmira baru sadar akan setelan pakaian formal yang dikenakan kakaknya. "Dari mana Kakak mendapatkan pakaian itu?"Mateo sudah lama sekali tidak menatap dirinya dari atas sampai ke bawah. Ternyata rasanya tetap sama, tidak pernah terbiasa. Dia lebih menyukai baju kaos dengan jaket hoodie ketimbang kemeja dengan jas."Apa aku sudah terlihat rapi?" tanya Mateo.Bellmira menganggukkan kepala. "Pilihan yang sangat bagus. Itu cocok sekali dengan Kakak. Memangnya akan ke mana
Hillary dapat merasakan kepedihan dari setiap perkataan yang didengar. Dia saja sangat sedih mengantarkan kepergian sang ayah, lebih menyakitkan lagi jika tidak ikut mengantarkan, karena itu adalah kali terakhir dari pertemuan. "Waktu yang baik untuk berjemur yaitu antara jam sembilan sampai sepuluh pagi. Saat itu gelombang sinar ultraviolet dari matahari sudah menjadi gelombang pendek yang aman untuk kulit. Sekarang sudah lewat dari waktu yang disarankan. Sebaiknya Anda duduk di golf cart agar tetap terlindungi," ucap Mateo, kemudian berlalu pergi. Hillary bergegas menaiki mobil golf kembali dan mengejar Mateo dengan itu. "Bukan hanya aku yang memiliki kulit. Kau tidak ingin naik juga agar kita bisa cepat sampai?" "Saya baru selesai berolahraga dan sangat berkeringat. Anda akan tidak nyaman nantinya. Lagi pula, berjalan adalah aktivitas yang sangat sehat. Saya menyarankan agar Anda sesekali berjalan ketimbang menyetir mobil." "Kau sedang mengkritik gaya hidupku?" "Saya hanya meny
Hillary bangun dalam keadaan penuh kebingungan, seperti yang dia temukan ada sesuatu yang menempeli dahi. Ditambah wadah air yang terdapat di atas nakas membuat dia berpikir kalau hal buruk mungkin telah terjadi tanpa diketahuinya. Dia beranjak keluar kamar, turun ke lantai bawah dan langsung terkejut ketika menemukan sang paman. Pria yang berada di usia 40-an itu kini sedang mempersiapkan makanan di dapur. Mungkin tidak banyak yang tahu kalau di balik kesibukan sebagai pebisnis, pamannya pandai memasak. "Bagaimana Paman tidak hidup sendiri kalau hal seperti memasak saja bisa ditangani dengan baik." Haidar menolehkan kepala, dia tertawa kecil. "Itu adalah gayamu, pertama memujiku, lalu memintaku untuk menikah. Duduklah dan habiskan makananmu." "Niatku tertebak." Hillary menarik kursi, duduk di sana dan berkata, "Kapan Paman tiba?" "Tadi malam. Sesaat berada di bandara,
Saat membuka pintu kabin, Mateo mendapati Hillary tengah tertidur pulas. Dia juga tidak ada niat membangunkan, jadi dia memutuskan untuk mengendarai mobil saja menuju The Pearl Villa.Sampai di sana pun Hillary tampak tidak terusik, bahkan ketika Mateo mencoba untuk membangunkan. Mau tidak mau Mateo harus membopong Hillary ke kamar, ditemani seorang pelayan wanita sebagai penunjuk jalan.Mateo membaringkan Hillary di tempat tidur, pelayan yang mengantarkan langsung membantu melepaskan sepatu pemilik rumah sebelum menyelimuti dengan baik. Mateo sendiri tahu kalau sudah saatnya dia pulang."Ayah ...."Suara itu berhasil menghentikan niat, Mateo dan sang pelayan memandang wanita yang tampak gelisah dalam tidur. Mateo tidak beranjak sampai pelayan tersebut mendekati Hillary dan mengatakan kalau sang majikan bukan hanya sekadar memanggil sang ayah."Suhunya sangat panas. Nona sepertinya terkena demam."Mateo ingat kalau mereka tadi berusaha mencari tempat berteduh.