Setelah berinteraksi dengan penonton, mereka kembali ke pokok pembicaraan, "Kita juga tidak akan membuang-buang waktu lagi. Sekarang mari kita mulai lelang tarian pertama dari kedua wanita ini. Pertama-tama, silakan Starvy naik ke panggung."Starvy juga tidak menolakDia tersenyum lembut, lalu berjalan ke depan panggung."Starvy, silakan perkenalkan dirimu dulu." Yulia memberikan mikrofon pada Starvy.Starvy mengambil mikrofon dan berkata dengan malu-malu, "Aku sangat bangga bisa hadir di gala amal malam ini. Ini juga pertama kalinya aku hadir. Bisa bertemu dan mengenal kalian, benar-benar keberuntungan bagiku. Aku merasa sangat gugup sekarang, tidak tahu harus berkata apa. Intinya, malam ini adalah acara amal, aku berharap semua orang dapat berpartisipasi dengan antusias dalam lelang ini, menjadi penyumbang amal pertama malam ini. Terima kasih semuanya."Starvy cukup cerdas, dia menyadari kalau dirinya tidak memiliki keunggulan di depan Cintia, jadi dia memilih berbicara tentang amal.
Begitu Yulia mengatakan ini ….Seluruh ruangan menjadi lebih hening.Hening sampai-sampai, tidak ada satu pun yang mengangkat plakat.Starvy sebenarnya merasa kesal, terutama setelah Cintia mempermalukan dirinya.Namun pada saat ini, ketika melihat kalau tidak ada yang mengangkat plakat untuk Cintia, Starvy menjadi lega.Dia, yang pura-pura bersikap anggun.Sebagai seorang wanita, tidak ada yang melelangnya, sebenarnya lebih malu, tidakkah begitu?Starvy diam-diam menertawakan Cintia.Yulia juga merasa cukup puas di dalam hatinya.Sebenarnya, Yulia diam-diam memberikan instruksi untuk tidak memberikan penawaran pada Cintia.Yulia ingin membuat Cintia merasa malu.Tetapi, Yulia tidak mengira kalau Cintia seolah-olah mengetahui pikirannya, sehingga dia dengan bijak menyampaikan kata-kata yang sangat terhormat sebelumnya. Pada akhirnya, meskipun tidak ada yang menawar dirinya, Cintia tidak akan terlihat begitu memalukan.Tentu saja.Pada akhirnya, itu masih merupakan keadaan memalukan.Ti
Seruan tersebut, dengan jelas menyelamatkan dirinya dan mengakhiri momen yang memalukan.Namun, Samuel tidak terkesan. Tatapannya tetap datar tidak menunjukkan reaksi apapun.Plakat yang dipegangnya masih tetap di angkat.Ekspresi Yulia seketika memudar.Dia sudah begitu merendahkan diri, apakah Samuel benar-benar tidak memberinya sedikit muka?Yulia sangat pasrah.Terdengar suara jelas dan keras Cintia berkata, "40 miliar."Penawaran Samuel terdengar tersendat di tenggorokan Yulia.Semua orang kembali menatap Cintia.Tidak mengerti kenapa dia menawar dirinya sendiri.Ataukah dia merasa dia layak mendapatkan harga segitu?Ini mungkin sedikit terlalu berlebihan."Aku menawarkan 40 miliar untuk melelang tarian pertamaku," Cintia berkata dengan tegas.Semua orang terkejut.Mereka terpesona oleh keberanian yang timbul dari Cintia."Tidak ada yang mengatakan kalau kita tidak boleh melelang untuk diri kita sendiri, bukan?" Cintia tidak peduli dengan pandangan semua orang dan bertanya pada Yu
Cintia berjalan ke taman belakang untuk mencari udara segar.Hatinya memang sedikit tertekan, jadi Cintia tidak ingin tetap di ruang pesta. Namun, alasan terpenting adalah pergelangan kakinya terasa sakit.Saat Cintia berjalan di karpet merah, dia tersandung. Saat itu, dia tidak merasa kondisinya begitu parah, tetapi sekarang, setelah berdiri terlalu lama dan naik turun panggung, kakinya terasa sakit.Cintia duduk di kursi taman belakang, melepas sepatu hak tinggi, dan bersiap untuk memijat pergelangan kakinya dengan lembut.Bayangan yang tinggi muncul di depan Cintia.Cintia menggerakkan bola matanya, lalu mengangkat kepala, dan melihat ke arah Samuel.Ketika melihat dari bawah, Cintia tidak bisa melihat wajah Samuel dengan jelas karena cahaya di belakangnya, tetapi matanya yang dalam tampaknya bisa melihat segalanya.Cintia menarik pandangannya dan melanjutkan memijat pergelangan kakinya dengan lembut.Cintia terus memijatnya.Sepasang tangan besar dan bersih langsung mengangkat kaki
"Kalau kamu tidak melepaskan Cintia, dia mungkin benar-benar akan mati di sini."Terdengar Warto yang berkata dengan nada dingin dan acuh tak acuh.Dia seolah-olah datang untuk melihat keramaian saja.Jadi Warto hanya datang untuk melihat keributan, ya?Pada saat Cintia merasa dirinya hampir pingsan, Samuel akhirnya melepaskan pelukannya.Begitu Samuel melepaskan pelukannya ….Cintia tidak bisa menahan diri dan terus batuk beberapa kali. Dia menarik napas dalam-dalam.Nyaris, benar-benar hampir mati."Di luar dingin, mari kita pergi," kata Warto sambil menatap Cintia yang telah pulih. Lalu dia dengan ramah menggandeng Cintia, siap membawanya masuk.Tangan Warto baru saja mendekat ….Namun, Samuel langsung menggenggam erat tangan Cintia.Warto melihat Samuel tanpa rasa marah.Sebaliknya, Cintia yang langsung melepaskan genggaman Samuel.Jari Samuel bergerak sedikit.Dia langsung menarik tangan Cintia.Samuel tidak mau melihat Cintia bersama pria lain.Siapa yang tahu ….Samuel benar-ben
Dua pria itu saling memandang dengan tatapan marah, tanpa saling memberi jalan.Samuel meraih tangan Cintia, memegang tangan gadis itu dengan makin erat.Tentunya, Samuel tidak akan menyerahkan Cintia kepada siapa pun."Kamu yakin kamu bisa melindungi Cintia sepenuhnya?" tanya Samuel dengan nada merendahkan.Ekspresi Warto menjadi agak suram."Jika benar, Cintia tidak akan muncul di sini," lanjut Samuel sambil menggertakkan gigi."Tidak ada hubungannya dengan dia, aku datang sendiri," bela Cintia."Cintia ....""Aku dan Warto hanya hubungan rekan bisnis, kami hanya perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan masing-masing, tidak ada banyak perasaan yang terlibat. Aku datang ke sini malam ini hanya untuk membantu kami mencapai tujuan itu lebih cepat. Tolong lepaskan aku, ada urusan yang perlu kutangani," ujar Cintia sambil berusaha melepaskan tangan Samuel dengan kasar.Tidak peduli seberapa keras usaha Cintia, wanita itu tetap tidak bisa melepaskan diri."Sekarang aku akan mengantarmu ke
"Samuel, aku sudah cukup bersabar malam ini. Sekarang lepaskan tanganmu!" perintah Frans."Aku akan kembali setelah mengantarnya!" jawab Samuel."Di hadapan semua orang, di pesta Keluarga Tambunan, kamu meninggalkan tempat ini bersama Cintia? Bagaimana dengan harga diri Keluarga Tambunan? Jika bukan karena kecerdikan Cintia tadi, tindakanmu malam ini akan merusak semua reputasimu! Samuel, kamu tidak pernah membuatku kecewa seperti ini sebelumnya!""Kali ini, aku harus membuatmu kecewa," jawab Samuel dengan tegas sambil menatap mata Frans.Frans seolah-olah meledak oleh pernyataan Samuel.Ekspresi Frans berubah seketika, matanya tiba-tiba memerah. Untuk sejenak, sepertinya Frans kesulitan bernafas."Tuan." Pengurus rumah yang sudah bertahun-tahun bekerja di samping Frans segera menyadari kondisi Frans dan berkata, "Anda memiliki tekanan darah tinggi, dokter berpesan untuk tidak boleh marah. Anda sudah mengalami stroke sekali, jika hal itu terjadi lagi, akibatnya akan fatal. Tolong tenan
Di ruang pesta.Cintia dan Warto berjalan menuju pintu utama.Pergelangan kaki Cintia sepertinya terkilir karena Samuel menarik tangannya beberapa kali. Meskipun saat itu agak sakit, sekarang sudah jauh lebih baik.Jadi, Cintia pun bisa berjalan dengan cepat.Warto mengejeknya sedikit dan berkata, "Aku tidak menyangka Nona Cintia begitu patuh."Warto menyiratkan kalau Cintia mematuhi kata-kata Samuel.Bukan karena patuh.Hanya saja, karena setelah memutuskan untuk pergi, mereka juga tidak perlu memperlambat langkah.Setelah berjalan untuk beberapa saat."Tuan Warto."Tiba-tiba, seorang pria muncul di samping mereka dan menyapa Warto dengan hormat.Mata Warto sedikit terbelalak."Tuan Besar mencarimu, beliau memintamu untuk datang sebentar."Tuan besar yang dimaksud tentu saja adalah Tuan Besar Tobby.Warto melihat Cintia sejenak.Cintia sontak berkata, "Aku bisa pergi sendiri. Tolong atur supir untukku, aku akan pergi langsung ke bandara."Warto ragu sejenak dan membalas, "Baiklah."Di
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug