"Hmph!"Cintia memberikan Starvy dan Miya senyuman menghina dan berjalan meninggalkan mereka.Melihat penampilan Cintia yang sombong itu, Miya tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak."Cukup!" Raut wajah Rein berubah dingin, melampiaskan kekesalannya kepada Miya dan berkata, "Sudah melakukan hal yang salah tapi tidak tahu malu! Starvy, kelakuan buruk Miya jangan kamu turuti."Setelah mengatakan itu, Rein kemudian pergi dengan marah.Kemarahan yang dirasakan Rein membuat matanya ikut memerah.Kenapa tiba-tiba Rein memarahinya? Terlebih lagi, orang yang pertama kali mengusulkan untuk melaporkan Cintia adalah Starvy.Miya bertanya kepada Starvy dengan nada sengit, "Kenapa kamu tidak membantuku menjelaskannya kepada Kak Rein?""Aku, aku ...." Starvy berkata sambil mengeluh, "Aku bahkan belum berkata apa pun tapi kakakmu sudah pergi duluan."Mendengarnya, Miya kemudian pergi sambil menahan amarahnya.Kejadian yang dialami oleh Cintia tidak mempengaruhi jalannya pesta.Banyak pejabat-p
"Lalu mau bagaimana lagi?" kata Rein dengan nada sindiran lalu melanjutkan, "Dia tetap Kalangan, Kelas, Bawah!"Cintia tidak mengatakan satu patah kata apa pun dan memandang Rein dengan tatapan acuhnya. Samuel yang berjalan menghampiri mereka dari arah tengah ruang pesta dengan tiba-tiba, membuat mata Cintia sedikit bergerak.Rein yang menyadari itu memperdalam senyum sarkasmenya.Pada saat yang sama, beberapa teman Rein yang juga berjalan menghampiri keduanya, menyadari kalau orang yang berjalan bersama dengan 'Samuel Purnomo' tadi berjalan ke arah Rein.Mereka berpikir kalau orang itu akan membicarakan sesuatu kepada Rein dan mereka ingin ikut dalam pembicaraan itu untuk membangun hubungan dengan Samuel."Rein, dia siapa?" tanya seorang pemuda.Pemuda ini bertanya karena merasakan aura yang begitu kuat dari Samuel dan dia tidak begitu yakin identitas Samuel yang sebenarnya.Rein melirik sekilas ke arah Samuel dan berkata dengan nada yang menghina, "Dia mantan petugas pemadam kebakar
Cintia membawa Erikson pergi ke bagian ujung ruang pesta.Pengawal yang diutus oleh Tuan Besar Frans juga mengikuti mereka, tetapi menjaga jarak agar tidak terlalu dekat.Tuan Muda Erikson tidak akan suka kalau diikuti terlalu dekat.Cintia kemudian memilih beberapa kue yang bisa dimakan oleh Erikson."Kakak, apa kamu membawa anak itu ke sini?" Starvy yang sedang memakan kue bersama Miya terkejut.Baru saja amarah mereka sedikit mereda, tetapi mereka bertemu lagi dengan Cintia!"Starvy, ayahmu pasti memberitahumu kalau pesta malam ini bukanlah pesta biasa pada umumnya. Aku tidak berani jamin kalau aku akan diam saja saat kamu menimbulkan masalah untukku!" ancam Cintia.Raut muka Starvy berubah mendengar ancaman Cintia, dia tentu saja tidak berani memprovokasi Cintia secara langsung.Akan tetapi, Miya tidak merasa takut kepada Cintia. Miya yang tidak sengaja melihat Jimmy masuk ke ruang pesta, tidak memedulikan Cintia dan Starvy dan dengan segera berjalan menghampiri Jimmy.Tujuan utama
Melihat penampilan Lily yang angkuh membuat rona wajah Miya berubah.Kemampuan apa yang dimiliki Lily sampai dia bisa menghadiri pesta malam ini? Apa mungkin dia datang untuk menyanyikan lagu untuk Tuan Besar Frans, untuk membanggakan diri karena berhasil mendapatkan peran dalam drama televisi dari Media Furama?Walaupun Miya tidak memiliki posisi yang tinggi di dunia hiburan, Miya tidak perlu memedulikan orang lain karena latar belakang keluarganya, termasuk Lily Triadi.Miya tidak tahu berapa banyak negosiasi 'Bawah tangan' yang dilakukan oleh Lily untuk mencapai 'Lily Triadi' yang saat ini. Kemampuan apa yang dipunyai Lily untuk bisa menghina Miya seperti ini?"Nona Miya, tolong jaga harga diri Anda," kata Jimmy sambil menyerahkan kembali kertas itu kepada Miya dan pergi meninggalkannya.Badan Miya bergetar karena amarah.Starvy yang berada di dekat Miya merasa ketakutan untuk menghampiri Miya. Tidak hanya takut memprovokasi Miya, Starvy juga takut kalau Miya akan melampiaskan amara
Bagaimana mungkin?!Bagaimana Samuel bisa begitu tampan!Namun, adegan saat ini membuatnya terpaksa harus percaya bahwa pria yang memiliki hubungan dengan Cintia ternyata adalah Samuel?!Tidak heran mengapa wanita itu bisa begitu sombong, tidak heran juga mengapa wanita itu bisa masuk ke ruang pesta Grup Purnomo. Mungkinkah Samuel yang telah mengundangnya secara pribadi?!Tidak.Tidak bisa diterima! Cintia memiliki hubungan dengan Samuel, orang yang memiliki status tertinggi di Kota Bandung!Di sampingnya, ada orang yang tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru, "Wah! Ternyata Tuan Samuel bukan pria paruh baya dengan perut buncit!" "Ya ampun, benar-benar sangat tampan!""Dia adalah pria tertampan di Kota Bandung.""Benar-benar di luar bayanganku.""Anaknya juga sangat tampan, seperti pangeran kecil yang keluar dari dongeng."Samuel jauh berbeda dari apa yang dia bayangkan. Semua orang terkejut dan terkagum-kagum padanya.Cintia jelas juga berada di tengah kerumunan. Dia hanya menat
"Cintia!" teriak Rein. Rein diperolok Cintia sampai hampir tak terkontrol.Cintia dengan acuh tak acuh mengingatkan, "Sekarang, ada banyak orang yang menatapmu. Kalau hari ini kamu masih merasa kurang malu, silakan saja.""Kamu!" seru Rein sambil menggertakkan giginya.Saat ini, Rein hanya bisa mengamati sekeliling.Sesekali ada orang yang berbisik-bisik tentang dirinya.Rein melambaikan tangannya sembari meninggalkan ruang pesta itu. Dia merasa sangat malu sampai tidak bisa menghadapinya.Sambil menatap punggung Rein, senyuman Cintia juga menjadi dingin.Matanya bergerak sedikit ketika melihat Samuel yang terus dikelilingi oleh orang-orang yang menjilat, lalu dia pun berbalik dan berencana untuk pergi.Hari ini, dia datang hanya untuk memenuhi janjinya kepada Samuel untuk menyaksikan momen penting dalam hidupnya sekaligus bertemu dengan Erik.Setelah semuanya selesai, dia tidak perlu berada di sini lagi.Dia tidak suka bersosialisasi kecuali jika itu benar-benar diperlukan!Marcel tib
Mata Cintia menegang.Miya berbalik, lalu pergi dengan arogan.Sepertinya Cintia tidak akan pergi.Pada saat itu juga."Srekk!"Suara kain yang robek tiba-tiba bergema di dalam ruangan.Miya tertegun selama dua detik.Dia tidak percaya dia menyaksikan sendiri gaun yang dikenakannya tiba-tiba dirobek. Bra berwarna kremnya terlihat oleh semua orang. Dia benar-benar sangat malu.Starvy yang berada di samping juga tertegun.Melihat hal memalukan yang terjadi pada Miya, dia memilih untuk diam dan bahkan bergeser dua langkah ke samping. Jelas dia ingin menjaga jarak dengan Miya.Miya mencengkeram dadanya dengan erat sambil menoleh untuk menatap Erikson dengan tajam.Erikson menginjak ujung rok Miya dengan sepatu kulit kecilnya yang mengkilap. Dengan wajah kecilnya yang polos, dia berkata, "Tante, Tante tidak akan mempersulitku, 'kan? Aku baru berumur 6 tahun. Aku tidak sengaja."Saking marahnya, wajah dan pangkal leher Miya sampai memerah. Anak ingusan ini malah menggunakan kata-kata yang s
Miya membeku di tempat. Dia benar-benar dibuat terkejut oleh aura Samuel.Namun, pada saat berikutnya, dia tiba-tiba berteriak menantang, "Samuel, apa kamu pikir Cintia itu baik? Mungkin karena kamu baru pulang, jadi kamu belum tahu betapa sembrono dan menakutkannya wanita ini! Baru 18 tahun saja sudah mulai bertindak sembarangan. Bahkan dia pernah hamil anak haram! Sekarang, dia juga belum putus dengan kakakku, tapi dia malah merayumu tanpa rasa malu. Jangan sampai kamu tertipu olehnya!"Setelah kata itu dilontarkan, suara desas-desus di sekitar pun terdengar."Ternyata dia Cintia. Dia benar-benar punya trik untuk merayu Tuan Samuel dengan begitu cepat, ya.""Tadi aku dengar gaun yang dia kenakan bernilai 17 miliar lebih. Dia benar-benar berusaha keras untuk merayu Tuan Samuel." "Barusan aku dengar Tuan Muda Erikson memanggil Cintia dengan sebutan Ibu? Jangan-jangan Cintia yang menyuap Tuan Muda Erikson lebih dulu?""Cintia benar-benar punya trik."Setelah mendengar perkataan sinis y
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug