"Maaf," ucap Miya. Akhirnya Miya menyerah juga.Rasa malu yang luar biasa membuatnya nyaris pingsan di tempat."Tidak apa-apa," jawab Cintia. Senyum Cintia bahkan menjadi lebih jelas. Dia tampak cukup murah hati.Lagi pula, ini sudah cukup untuk membuat Miya kapok.Melihat putrinya sudah meminta maaf, Billy pun segera bertanya kepada Samuel, "Tuan Samuel, menurutmu apakah aku sudah bisa membawa putriku kembali?""Hal semacam ini tidak boleh terjadi lagi.""Baik, baik, aku pasti akan mendidiknya dengan baik ketika aku kembali."Billy menarik Miya dengan kasar, lalu pergi dengan menyedihkan.Begitu mereka pergi.Ruang pesta itu pun kembali normal, tetapi masih ada banyak orang yang mengamati Samuel dan Cintia.Benar-benar tidak dapat dipercaya. Keduanya berbeda jauh, tetapi bagaimana mereka bisa kenal satu sama lain?!Namun, itulah kenyataannya."Malam ini aku agak sibuk. Kamu tunggu aku sebentar, nanti agak malam aku akan mengantarmu pulang.""Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri.""Tol
"Sutradara Jimmy, lama tidak bertemu," kata Cintia sambil mengangkat gelasnya."Nona Cintia, kesehatan lambungmu tidak baik, lebih baik minum sedikit saja," kata Jimmy sambil mengambil segelas anggur dan meneguk sedikit.Cintia juga hanya mencicipi sedikit.Keduanya sebenarnya tidak terlalu akrab, jadi pembicaraan mereka tidak panjang."Sammy," kata Jimmy sambil melihat Samuel yang sedang sibuk mengobrol dengan tamu-tamu di depannya, "Dia orang yang baik."Sammy?Cintia butuh waktu sejenak untuk menyadari mungkin Jimmy sedang berbicara tentang Samuel.Jimmy adalah anak angkat Kakek Frans, seperti yang diketahui banyak orang, jadi dia mungkin sangat akrab dengan Samuel.Cintia memilih untuk tidak memberi tanggapan atau penilaian apa pun tentang Samuel."Ini sudah malam, aku pergi dulu," kata Jimmy dengan anggun sambil menaruh gelas anggurnya di atas meja.Kakek Frans juga sudah pergi lebih awal, tersisa Samuel yang masih sibuk dengan para tamu."Selamat jalan," kata Cintia dengan senyum
Cintia berjalan di depan, sementara Samuel berjalan di sampingnya.Bahkan bayangan kedua orang ini sangat cocok, mereka benar-benar pasangan yang serasi.Semua orang di ruang pesta besar terpesona melihat pasangan itu.Jadi, apakah keduanya benar-benar memiliki hubungan?Di dalam mobil.Cintia merasa agak pusing.Sepertinya dia telah minum terlalu banyak.Sebenarnya, sejak putus dengan Rein dan berhenti bekerja di Grup Halim, dia sudah tidak pernah minum sebanyak ini.Namun, malam ini ….Sepertinya perasaan di antara kedua orang di dalam mobil masih terasa malam ini.Cintia mengira dia sudah memahami segalanya dengan baik, tetapi sebenarnya dia tidak begitu tenang seperti yang dia kira.Mobil sudah tiba di tujuan.Samuel berbalik dan melihat Cintia yang tertidur, kepalanya bersandar di jendela mobil.Wajah Cintia memerah dan ekspresinya begitu tenang.Samuel turun dari mobil dan menggendong Cintia seperti seorang putri.Cintia mengernyitkan kening karena merasa tidak nyaman, tetapi kar
"Aku datang terlambat," ujar Samuel dengan suaranya yang dalam dan dipenuhi rasa penyesalan.Cintia menggelengkan kepala.Dia membalas, "Kamu datang tepat pada waktunya."Semuanya tepat pada waktunya.Jantung Samuel berdebar kuat saat melihat Cintia yang dipenuhi air mata dengan ekspresi yang dipenuhi dengan kelembutan. Jarinya yang kekar mengelus pipi Cintia dengan lembut, menghapus air mata yang mengalir.Tubuh Cintia bergetar sedikit.Saat Cintia membuka mata, mereka bertemu dalam pandangan.Sepertinya ada perasaan yang tumbuh perlahan di antara mereka.Samuel membungkukkan badannya dan mendekati Cintia.Mata Cintia masih terus menatap Samuel.Antara dua orang dewasa, perasaan seringkali bisa berkembang dengan cepat.Bibir Samuel mendekati bibir Cintia yang lembut itu. Saat bibir mereka hendak bertemu ….Cintia memalingkan wajahnya.Ciuman Samuel jatuh di pipi Cintia.Samuel menatap Cintia dari jarak dekat."Maaf," tolak Cintia.Samuel menelan ludah dengan berat hati, kembali duduk
...Di bawah langit malam yang sama.Lily kembali ke Vila Purnomo dengan ekspresi kesal.Sambil berjalan, dia menelepon seseorang. "Laura, kenapa kamu tidak datang bersama Steven, si bajingan itu, ke pesta ulang tahun kakekku malam ini?""Aku ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, aku masih lembur di kantor.""Untuk apa kamu bekerja banting tulang demi Keluarga Kartadi? Apakah Steven itu akan menghargaimu? Apa kamu tidak tahu dia dikelilingi begitu banyak wanita di luar sana?""Aku tidak melakukannya untuk Steven, tapi untuk kepentingan diriku sendiri""Kamu benar-benar keras kepala."Lily naik ke lantai dua. Setibanya di sana, dia asal membuka pintu kamar sambil menjepit ponselnya antara telinga dan bahunya. Lalu, dia membuka resleting yang tidak nyaman di belakangnya untuk melepaskan gaun ketat yang dipakainya. Saat gaun baru saja terbuka sejauh pinggangnya ....Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka.Jimmy berdiri di pintu kamar mandi, matanya sedikit terkejut.Lily merasa panik
Cintia turun dari tempat tidur, lalu berbalik dan melihat segelas air di meja samping tempat tidur. Airnya berwarna sedikit kekuningan dengan selembar catatan di bawahnya.Di catatan itu tertulis, "Ini air madu, kamu akan merasa lebih baik setelah meminumnya. Setelah bangun, ingat sarapan, tidak baik membiarkan perut kosong setelah muntah. Aku akan kerja ke luar kota hari ini dan akan kembali ke Kota Bandung dalam seminggu."Tulisannya begitu kokoh, sama persis dengan undangan dari Keluarga Purnomo.Cintia mengangkat gelas berisi air madu itu dan meminumnya.Air yang dingin dengan sentuhan rasa manis yang menyegarkan, meresap ke dalam hatinya.Pada saat itu juga, perasaan tersentuh yang aneh muncul dalam hatinya.Cintia lantas berpikir, mungkin semalam Samuel terus meminta Cintia untuk menunggu agar pria itu bisa mengantarnya pulang karena dia akan pergi ke luar kota selama seminggu ....Cintia meletakkan gelas air dan masuk ke kamar mandi untuk mandi.Setelah mandi, dia langsung membu
"Karena Cintia sudah tidak lagi menyembunyikan hubungannya dengan Samuel, saatnya untuk mengumumkan hubunganmu dengan Starvy. Sebelumnya kita merahasiakan hal ini karena takut Cintia akan marah, kita berharap dia sendiri yang mengusulkan pembatalan pertunangan. Sekarang tampaknya kita tidak perlu khawatir lagi. Dengan terus menunda seperti ini, Keluarga Halim hanya akan menjadi bahan tertawa orang lain.”Rein mengangguk dan berkata, "Aku akan memberi tahu Starvy dan segera mengumumkannya.""Kamu akan mengadakan pernikahan yang megah dengan Starvy, untuk mengembalikan martabat yang hilang kemarin," ujar Billy dengan kesal, mengingat kejadian kemarin."Baiklah," balas Rein.Billy pergi setelah memberi tahu Rein apa yang harus dilakukan. Rein pun segera menelepon Starvy.Saat itu, Starvy baru saja bangun dan duduk di atas tempat tidur sambil membaca berita dan Instagram.Dia juga mencari apakah ada berita yang muncul dari pesta Keluarga Purnomo kemarin, tetapi dia tidak menemukan sedikit
Setelah satu minggu berlalu ditambah dua hari lembur.Cintia duduk di kantornya dan sedang menyusun sketsa desain yang telah dia selesaikan dengan serius.Dia tahu betul kalau dia tidak bisa mengandalkan orang-orang dari departemen desain, karena mereka semua adalah pengikut Starvy.Dia mengambil telepon dan menghubungi telepon internal, "Sekretaris Owen, panggil semua eksekutif dan kepala departemen desain ke ruang rapat dalam setengah jam. Tujuan rapat adalah sketsa desain produk baru untuk kuartal berikutnya, tidak boleh ada yang absen.""Baik."Setengah jam kemudian, di ruang rapat eksekutif Grup Galaksi.Semua eksekutif hadir tepat waktu. Namun, ini hanya tampak patuh secara kasat mata, mereka hanya tidak ingin Cintia mencari-cari kesalahan mereka. Para eksekutif ini sebenarnya tidak melakukan pekerjaan yang benar-benar membantu perusahaan dan hanya menunggu kesempatan untuk merusak reputasi Grup Galaksi dan mengusir Cintia."Sketsa desain produk baru untuk kuartal berikutnya tela
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug