"Kamu juga jangan meremehkan kemampuan pacarmu," kata Cintia."Cintia, kamu harus ingat kalau di belakangmu ada gunung emas yang kokoh serta bersinar."Cintia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.Deskripsi Samuel tentang dirinya sendiri … benar-benar sangat deskriptif."Malam ini ada waktu?" Samuel mengubah topik pembicaraan."Ada." Dia sudah mengabaikan Samuel selama lebih dari setengah bulan. Bahkan jika masih ada pekerjaan yang harus dilakukan malam ini, dia memutuskan untuk menemani Samuel terlebih dahulu."Nanti aku akan menjemputmu di kantor, setelah itu kita pergi ke rumahmu untuk makan malam," atur Samuel."..." Cintia pikir dirinya salah dengar, lalu dia pun berkata dengan jelas, "Aku tidak punya makanan di rumah.""Bukannya kamu bisa memasak?"Cintia balik bertanya, "Makan mi?"Samuel langsung menyetujui, "Boleh."Cintia juga tidak menolak.Pada saat ini, sekretaris mengetuk pintu lagi untuk melaporkan pekerjaannya. Cintia pun berkata, "Aku mau lanjut kerja dulu, sam
"Tidak, tidak sakit ...." jawab Cintia menggelengkan kepala.Rasa sakit karena cipratan air panas ini masih bisa ditahan Cintia.Namun, Cintia merasakan aura berbahaya dari Samuel yang berjalan mendekatinya.Tubuh Samuel yang tinggi besar membuat Cintia terlihat begitu mungil. Walaupun Cintia duduk di meja dapur, tetap tidak bisa menyamai tinggi Samuel.Samuel seakan tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Cintia. Dia memeriksa dengan teliti tangan Cintia yang terkena air panas itu. Samuel tidak melihat bekas kemerahan di tangan Cintia, lalu berkata, "Kenapa kamu selalu tidak berhati-hati?"Nada kritik dari suara Samuel lebih dominan dibandingkan nada khawatir dan terkejut."Tidak kok!" sangkal Cintia.Akan tetapi, kepercayaan diri Cintia seakan menghilang setelah menyangkal perkataan Samuel.Cintia sudah beberapa kali makan malam bersama dengan Samuel di rumahnya. Setiap kali mereka makan bersama, pasti saja ada kejadian yang tidak diinginkan.Cintia melihat tatapan Samuel yang menata
Namun, saat Cintia akan mematikan film itu, dia mendengar sebuah suara berat dari belakangnya, "Ternyata Nona Cintia menyukai film seperti ini."Roh Cintia seakan terlepas dari raganya.Cintia segera membalikkan badannya dan melihat Samuel yang sudah berada di belakangnya!Kapan Samuel memasuki ruang kerja Cintia?Apa mungkin Cintia yang terlalu fokus tidak memerhatikannya?Namun, hal yang terpenting bukanlah Samuel yang memasuki ruangannya tanpa dia ketahui.Cintia ... masih bisa mendengar suara ambigu di telinganya.Cintia kembali membalikkan badannya dan mematikan video itu.Entah karena sangat gugup, Cintia tidak bisa mematikan video itu.Cintia cemas, lalu mulai berkeringat.Pada saat yang sama, sebuah tangan besar menutupi tangan Cintia yang memegang mouse, mengarahkannya ke tombol close lalu menekannya.Seketika, ruang kerja Cintia menjadi sunyi.Dalam kesunyian ini, Cintia merasa sangat malu sampai ingin menguburkan diri.Cintia selalu berkata kalau dia tidak menyukai sentuhan
"Kenapa kamu masih ada di sini?!" tanya Samuel dengan aura kuat yang menekan Lily.Lily tidak berani berkata kalau dirinya tidak pernah tinggal di rumah yang sudah Samuel persiapkan. Dia bahkan belum pernah menginjakkan kaki di rumah itu.Cintia menenangkan dirinya, lalu keluar dari ruang kerjanya.Cintia tidak tahan melihat Lily yang takut dan gemetaran karena Samuel."Hari sudah larut. Kamu pulang dulu," ucap Cintia pada Samuel.Samuel mengerucutkan bibirnya.Samuel masih bisa merasakan sisa sentuhan bibir Cintia pada bibirnya.Namun, dia tidak bisa untuk terus merasakan sentuhan itu."Ngapain kamu ke sini?" Wajah Samuel tetap tidak senang.Lily idak bisa bernapas dengan benar lalu menjawab dengan gelisah, "Aku ...."Lily tidak bisa menjawab pertanyaan Samuel, lalu meminta bantuan pada Cintia dengan pandangan matanya."Aku memintanya untuk datang," ucap Cintia, lalu melanjutkan, "Aku takut dia tidak bisa hidup sendiri, jadi aku memintanya untuk tinggal denganku.""Tidak bisa hidup se
Samuel merasa hatinya tertahan....Di dalam rumah.Lily yang sudah menghapus video itu berjalan keluar, dia melihat Cintia yang ada di depan pintu, lalu berkata, "Kak Samuel sudah pergi?"Cintia tersadarkan dengan pertanyaan Lily, lalu segera menenangkan diri dan berjalan masuk, "Sudah.""Apa aku mengganggu kalian tadi?" Lily masih merasa bersalah kepada Cintia dan Samuel."Tidak, tidak apa-apa," elak Cintia.Lily melihat Cintia yang gugup, lalu bercanda, "Itu bukan ciuman pertamamu dengan Kak Samuel, 'kan?"Cintia tertegun sesaat, kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bukan."Terakhir kali, Samuel tiba-tiba menciumnya.Cintia tidak merasakan apa-apa, hanya terkejut dan marah.Namun, ciuman mereka kali ini ....Cintia memberikan izin kepada Samuel. Cintia merasakan perbedaannya. Benar-benar berbeda."Kak Samuel ahli dalam berciuman, 'kan?" canda Lily melihat Cintia yang makin tersipu.Cintia tidak bisa menjawab pertanyaan Lily. Dia tidak tahu bagaimana cara menjawab pertany
Penurunan Cintia jelas membuat suasana hati Starvy dan Miya membaik.Menurut mereka, peringkat Cintia sekarang ini sudah sepantasnya dia dapatkan. Malah lebih baik kalau Cintia bisa gugur dari acara ini.Terakhir kali, mereka yang tidak beruntung. Namun, sekarang dewi keberuntungan berada di pihak mereka.Di pertandingan selanjutnya, Cintia pasti gugur!Di sisi lain, Cintia tidak terpengaruh pada peringkatnya atau pun gunjingan orang lain.Selesai berpartisipasi dalam acara itu, dia segera kembali mengerjakan pekerjaannya dan di waktu luangnya, Cintia bisa membuat desain busana....Di ruang kantor Cintia.Ponsel Cintia tiba-tiba berdering.Cintia tidak tahu siapa yang meneleponnya. Dia memiliki banyak pekerjaan yang harus dikerjakan jadi dia langsung mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang meneleponnya."Cintia, mengapa kamu mempermalukan dirimu sendiri?" suara sarkas Rein terdengar dari ponsel Cintia.Dasar orang yang gila kesuksesan!"Kamu kira aku tidak tahu? Desain busan
Topik busana untuk pertandingan final ini tidak diberitahukan terlebih dahulu. Desainer yang berhasil maju ke babak final baru bisa mengetahui topiknya saat sudah berada di tempat syuting. Busana akan didesain di tempat dengan menggunakan bahan yang disediakan oleh tim produksi.Selain itu ....Pada pertandingan terakhir ini, pasangan mereka akan diganti.Sebelumnya, setiap desainer bebas memilih dan mempertahankan pasangan mereka. Bagaimanapun, desainer membuat busana berdasarkan pemakai busana. Mereka sudah tahu model seperti apa yang sesuai dengan pasangan mereka.Akan tetapi, pergantian pasangan kali ini menambah tingkat kesulitan di pertandingan terakhir ini....Ruang kantor Manajer Umum, Grup Halim.Miya berkata dengan kesal, "Bagaimana ini? Kamu harus mengganti pasanganmu pada pertandingan terakhir!"Rein dan Starvy tidak menyangka kalau peraturan mendadak diganti."Kak Rein, kamu tahu kalau juara acara ini pasti Starvy. Tapi, kalau aku tidak berpasangan dengan Starvy, karirku
"Aku sudah pikirkan caranya," kata Starvy dengan nada bicara yang sedikit ragu."Gimana caranya?" balas Rein dan Miya yang keduanya tampak penasaran.Starvy bertingkah seperti enggan berbicara, lalu dia melanjutkan "Cara itu akan sedikit tidak adil untuk kakakku ….""Kamu masih saja memikirkannya sekarang? Apa dia pernah memikirkanmu?!" kata Miya yang terdengar sangat marah. "Kakakmu tidak pernah memperlakukanmu seperti keluarga, terakhir kali saja dia memperlakukanmu dengan buruk di depan media, bahkan kamu tahu bagaimana dia mempermalukan kakakku! Starvy, kamu tidak boleh terlalu baik.""Oke," Starvy dengan enggan menyetujuinya. "Aku bersedia melakukan apa saja demi Kak Rein."Kemudian, Starvy mengutarakan pemikirannya. Rein dan Miya sangat terkejut, mereka benar-benar tidak menyangka ada cara seperti ini?!"Apa tidak terlalu berlebihan?" kata Starvy yang tampak malu."Apanya yang berlebihan?" Miya buru-buru berkata, "Kalau Cintia tidak memainkan trik-trik kecil, kita juga tidak pe
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug