Share

44. Kecemasan Ana.

"Assalamualaikum," seru para ibu-ibu dari pintu depan menghentikan obrolan kami tentang arisan get ala Sri.

"Waalaikum salam. Eh ... sudah pada datang. Ayo ... masuk ibu-ibu!" jawab Mbak Clara. Kami yang duduk di meja makan langsung keluar menemui para ibu-ibu tersebut.

Kami duduk di atas karpet bulu milik Mbak Clara. Karpet bulu import yang halus. Terkadang aku bingung dengan Mbak Clara. Semua barang yang dia miliki adalah barang mewah. Bahkan baju serta sepatunya, bahkan tas.

Semuanya barang branded dan tersusun banyak di lemari. Tetapi, kenapa yang dipakainya sehari-hari adalah daster itu pun sampai pudar warnanya?

Kalau kata dia sih, daster kalau semakin lama. Bahannya semakin enak dan adem. Apalagi jika bolong sedikit terasa ada fentilasinya. Silir-silir semriwing.

"Wah Mbak Anna ternyata sudah duluan. Saya senang lihat persaudaraan yang akur seperti kalian berdua ini. Adem saja liahtnya." ujar Bu Eka.

Semua orang di sini sudah tahu jika Mbak Clara adalah istri dari Kakak sepu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status