Share

43. Arisan berantai.

"Mas saudara kamu itu lucu banget deh," ucapku pada Mas Wahyu di sela-sela makan malam kami.

"Sri maksud kamu, Dek? Lucu bagaimana?" tanyanya acuh.

Mas Wahyu menikmati makan malamnya dengan lahap karena aku memasakkan menu favorit pesanannya.

"Masa tadi sore datang nawari aku dan Mbak Clara ikut arisan. Tapi maksa dan ngotot banget seakan kami harus berkata iya. Saat kami tetap kekeuh untuk tidak ikut. Ehh ... dia malah ngambek," jelasku.

Mas Wahyu yang sudah selesai makan, langsung mengambil gelas yang berisi air putih di hadapannya. Meminumnya hingga tandas. Lalu meletakkan gelas itu kembali ke atas meja.

"Bagus deh kalau kamu nggak ikut, Dek. Soalnya nanti jadi masalah. Kamu tahu sendiri bagaimana watak mereka sedari dulu! Tak akan berubah."

Aku mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan suamiku. Selesai makan, aku mengikuti langkah kaki suamiku ke ruang keluarga. Seperti biasa, kami akan mengobrol dan bercerita di ruang keluarga sambil menonton TV.

Suamiku memutar chanel kes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status