“Kau tahu kan perawatan tangan dan kakiku ini sangat mahal! Awas kau ya…!” Ray Wish mulai menunjukkan emosi dan semangatnya.Ray Wish terbang naik ke atas gunung. Si dewa naga setengah kucing mengejarnya. Mendadak nan sekonyong-konyong Ray Wish terjun ke dalam kawah gunung berapi yang masih aktif. Tentu saja si dewa naga setengah kucing kebingungan untuk apa Ray Wish terjun ke dalam kawah gunung berapi yang masih aktif. Bunuh dirikah?Mendadak nan sekonyong-konyong, muncullah bola-bola api kecil dari dalam kawah. Terkenalah tubuh si dewa naga setengah kucing itu. Menjeritlah si dewa naga setengah kucing. Lagi-lagi, mendadak nan sekonyong-konyong, muncullah Ray Wish dari dalam kawah. Dengan sekali mendaratkan satu tapak api murninya, terhempaslah tubuh si dewa naga setengah kucing itu. Tampak ia jatuh terhempas ke tanah. Darah merah segar segera muncrat. Terlihat ia tergeletak tidak berdaya di tanah.Terjadi juga laga tangan dan kaki antara Robert Martin dengan si dewa setengah kucing
“Vritz! Vritz! Vritz!” jerit Josh Kian dan kelima rekannya serempak – panik. Seisi auditorium juga panik tatkala mereka melihat apa yang terjadi pada Vritz Victor.“Kenapa kalian bisa mengalahkan kelima calon andalanku dengan sebegitu mudahnya! Kenapa bisa begitu! Ada apa ini! Siapa sebenarnya kalian! Tidak mungkin kalian bisa begitu kuat dan bisa mengalahkan kelima calonku dengan sebegitu mudahnya!” Terlihat Menteri Pemuda & Olahraga berteriak kalap. Ia sungguh terlihat sudah gelap mata kali ini.“Anda sungguh lancang! Apakah Anda benar-benar ingin memberontak di sini ya!” teriak Ratu Surgawi menuding ke arah Menteri Pemuda & Olahraga dengan matanya yang menyala-nyala.“Kau telah melakukan satu kesalahan besar. Kenapa kau malah menyerang mereka bertujuh di hadapan banyak dewa-dewi begini? Dengan begini kelakuanmu, kami semua pun tak bisa menolongmu lagi kali ini deh!” bisik Menteri Sumber Daya Alam lirih.“Pengawal! Penjarakan Menteri Pemuda & Olahraga ini! Tunggu sampai keputusanku
Detik-detik berlalu. Kini Vritz mengenakan jas dan kemeja yang baru. Masing-masing tampak merapikan kembali pakaian dan penampilan mereka di depan cermin.“Kukira aku sudah melewatkan acara penobatan kita. Ternyata belum,” ujar Vritz.“Ya… Belum… Begitu si menteri kurang ajar itu diseret keluar, RM langsung mengusulkan ide kami saja yang memulihkanmu. Jadilah seperti yang kaulihat ketika kau sadar tadi,” celetuk Jimmy Ferry.“Wah… Nickname yang keren. Aku suka deh… Jadinya seperti nama panggilan si ketua *** itu kan?” Robert Martin terlihat menyeringai.“**S? Apaan tuh ***?” Junaidy terlihat sedikit mengernyitkan dahinya.“Boyband dari K****l yang terkenal sampai ke seluruh dunia itu loh… Gisella sangat suka dengan lagu-lagu mereka. Jadinya aku sedikit banyak tahulah…” Josh Kian tampak sibuk membetulkan poninya di depan cermin.“Maklum… Duniaku hanya seputar masak-memasak…” Junaidy sedikit menyeringai.“Tidak tertarik pada musik, Jun?” tanya Yongki.“Dulu waktu aku SMA, ada belajar ny
“Aku terkena serangan raja asura dari Negeri Pusaran Lautan. Aku kira kalian sedikit banyak sudah mendengar tentang negeri itu. Ayahandaku gugur dalam pertempuran tersebut. Ibundaku ini membawaku kabur ke tempat yang aman sampai situasi tenang kembali. Setelah Pak Reynold Sahah berhasil mengalahkan raja asura dari Negeri Pusaran Lautan, barulah situasi Negeri Elemen ini kembali tenang. Kami telah berhasil menyatukan tujuh wilayah yang berbeda di negeri ini. Para makhluk asura juga berhasil diusir kembali ke Negeri Pusaran Lautan mereka,” ujar Putra Mahkota Kevin Husein lirih.Kisah yang menyedihkan ya… Kali ini Josh Kian yang mengaktifkan telepatinya terlebih dahulu. Jelas Ratu Surgawi dan Putra Mahkota tidak mengetahui apa yang tengah mereka bicarakan.Iya… Haruskah kita menceritakan kepada Ibunda Ratu dan Putra Mahkota kita sudah pernah mengalahkan dua siluman yang berasal dari Negeri Pusaran Lautan sana? Jimmy Ferry bertanya-tanya.Dari mana kau yakin siluman ular dan siluman berua
Terlihat Ratu Surgawi naik ke atas podium. Di sampingnya, sang ajudan mengikutinya sembari membawa sebuah nampan yang cukup besar.Desas-desus dan gosip tentang ketujuh pengawal kerajaan Negeri Elemen kembali beredar nan berkelana ke seisi auditorium istana pusat.“Tidak kusangka ketujuh pengawal negeri kita ini sangat powerful. Mereka bukan hanya pintar dalam mengendalikan kekuatan bola kristal Ibunda Ratu, mereka juga pintar dalam ilmu seni bela diri. Two thumbs up deh untuk mereka.”“Iya… Mungkin apa yang dikatakan si Robert Martin itu benar adanya. Mereka hidup dan dilatih dari penderitaan-penderitaan yang harus mereka lalui di alam manusia. Memang dulu pernah dikatakan, jika ingin benar-benar melatih diri dan mengumpulkan karma baik, dilahirkan di alam manusia merupakan pilihan yang tepat. Iya kan?”“Iya… Yang penting mereka itu sangat ganteng, sempurna sekali sebagai manusia. Aku rasa tidak ada lagi manusia lain dari alam manusia sana yang sesempurna mereka,” kata seorang dewi y
“Sama tidak?” tanya Irene Calsy sedikit penasaran.“Kurang lebih sama…” kata Ray Wish Jenggala masih dengan senyuman keceriaannya.“Jadi bagaimana pendapat Pengawal Api soal tarian kami yang terakhir tadi?” tanya Irene Calsy lagi.Ray Wish sengaja memasang muka kesal karena Irene Calsy lagi-lagi memanggilnya dengan sebutan ‘Pengawal Api’.“Eh, maksudku adalah… Bagaimana pendapatmu soal tarian kami yang terakhir tadi, Ray?” Irene Calsy mengulangi pertanyaannya lagi. Dia merasa sedikit aneh. Dia mengecilkan volume suaranya karena takut kedengaran oleh penari-penari yang lain ia sedang mengobrol dengan salah satu dari tujuh pengawal tertinggi di Negeri Elemen.“Bagus sih… Hanya saja…” Ray Wish sengaja tidak menyelesaikan komentarnya.“Hanya saja apa…?”“Hanya saja… Jelas terlihat kalian tidak sehati dan tidak kompak ketika membawakan tarian tersebut. Kalian latihannya pisah-pisah ya?”“Sudah kuduga kau akan berpendapat begitu, Ray… Iya… Kami memang jarang latihan bersama.”“Kenapa bisa b
“Ada… Namun, hasilnya tidak sesempurna apabila kami mengerjakannya langsung dengan tangan kami sendiri. Ini adalah acara kenegaraan, jadi kami harus menampilkan yang terbaik dari diri kami. Iya nggak?” Tampak Violeta Fiorenza kini sudah bisa tersenyum.Yongki Yamato terlihat mangut-mangut mendengarkan penuturan Violeta Fiorenza.“Penyanyi dan penari di sini hanya akan menyanyi dan menari apabila ada undangan begitu?” tanya Yongki lagi untuk bisa lebih memahami bagaimana seluk-beluk dunia hiburan di negeri dewa naga.Violeta Fiorenza mengangguk, “Kebanyakan sih begitu, Yongki. Bagaimana dengan di dunia manusia? Para artis di sana bukan hanya menyanyi dan menari apabila ada undangan?”“Ya, selain konser dan tampil di acara-acara begitu, mereka juga ada buat apa yang namanya temu kangen dengan para penggemar, buat video klip baru, mengarang not dan lirik lagu yang baru. Video klip dan lagu-lagu mereka bisa setiap saat dicari dan diputar dari internet – jaringan komputer yang bisa menjang
Robert Martin terlihat menyeringai lebar.“Aku lebih terbiasa dipanggil dengan namaku sendiri. Aku bukan pejabat tinggi apa pun. Aku hanyalah seorang manusia biasa yang kebetulan beruntung saja terpilih menjadi salah satu dari pengawal kerajaan. Aku hanya bantu-bantu di sini – bisa dibilang begitu.”Linda Bella cukup terpana menyaksikan pembawaan Robert Martin.“Sungguh aku tidak pernah bertemu dengan seorang pejabat tinggi negara yang low profile sepertimu deh, RM. Dari penampilanmu saja, aku tahu kau bukanlah manusia biasa. Kau tidak terlihat seperti seorang manusia biasa. Kau juga tidak terlihat mirip dengan satu dari tujuh pengawal tertinggi di kerajaan. Kalian bertujuh itu… Kalian bertujuh itu… Bagaimana bilangnya ya?”“Kami bertujuh apa?” tantang Robert Martin masih menyeringai lebar.“Jika saja aku tidak pernah melihat Putra Mahkota secara langsung, sekarang aku akan berpikir kalianlah tujuh pangeran penerus negeri ini.”Robert Martin terbahak sejenak.“Memangnya mirip?”“Entah