Share

Nyaris

VIOLA

Lelaki itu tersenyum padaku. Mungkin sudah sejak tadi dia mengamatiku asyik sendiri.

Aku membalas senyumnya. “Eh, Pak. Ini lagi foto-foto.”

“Pemandangannya indah ya.”

Aku mengangguk setuju.

Lalu sesaat kami saling diam sedangkan mata kami sama-sama menatap ke seberang sana.

“Saya mengganggu ya? Lanjutin aja foto-fotonya,” kata Ben karena aku menyimpan ponsel ke dalam saku.

“Udah selesai kok, Pak.” Semuanya sudah siap kuabadikan.

“Tapi nggak apa-apa kan kalau saya di sini?”

“Nggak apa-apa,” jawabku. Aku nggak mungkin melarangnya kan?

Ben kemudian menempatkan diri duduk di sebelahku. Kami mengobrol ringan membicarakan pekerjaan. Dia juga sedikit menceritakan tentang kehidupan pribadinya tanpa sungkan seakan kami merupakan dua orang yang sudah saling mengenal sejak lama. Sikap Ben yang hangat dan saat ini nggak menempatkan dirinya sebagai atasan membuatku merasa nyaman berbicara dengannya.

“Seminggu di sini berasa homesick nggak, La?” tanyanya.

Aku tersenyum untuk dua hal. Pertama,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status