Share

Keadaan Darurat

Penulis: Kim Sumi Ryn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 Ah, sungguh Tessa tidak bisa menahan sesak di dada. Air mata jatuh seiring perih yang semakin menjalar di hatinya. Tessa khawatir suaminya berkhianat, Tessa ingin pernikahan normal, tidak harus berbagi seperti ini. Kresna yang sering menguatkan Tessa kini sudah menyerah. Tessa tidak tahu harus membuat apa, di saat pikiran-pikiran negatif membayangi dirinya seperti sekarang.

 Perempuan berbaju tidur itu memilih untuk bangkit dari ranjang, kemudian melangkah menuju box bayi. Tampak putra kecilnya yang sedang tidur lelap.

 Hatinya seketika terenyuh. Demi Askilah dirinya mempertahankan pernikahan ini. Namun, hatinya tidak bisa dibohongi, perih seringkali menghampiri. Tidak kuat dirinya harus terus berpura-pura menerima. Ya, berpura-pura, Tessa merasa berpura-pura ikhlas, padahal sebenarnya ... siapa yang rela berbagi suami?

 Wajah yang indah dengan bentuk yang mirip dengan Rendra, membuat hati Tessa semakin merepih, teringat dirinya pada Rendra.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Lelaki Lain

    "Oni? Oni enggak ada di sini, Sayang." Rendra hendak meraih tekuk leher Tessa. Namun, dengan sigap perempuan itu menepisnya."Maaf, Mas, aku enggak bisa." Bayang-bayang tentang Rendra yang selingkuh dengan Kresna malah menghampiri pikiran Tessa, membuatnya enggan melayani sang suami."Lho, kenapa, Sayang?""Enggak, Mas, enggak apa-apa. Aku mau mandi, gerah," jelas Tessa lalu beranjak dari tempat tidur.Sang suami dibuat menyatukan dua alis oleh tingkah Kresna. Sungguh, dia tidak mengerti ada apa dengan Tessa. Dengan perasaan acuh tak acuh, laki-laki itu memilih duduk sambil mengamati kamar bernuansa warna putih biru.Sementara itu, Tessa menatap dirinya di cermin, betapa mimpi yang buruk. Semalam Tessa memeluk siapa? Apa benar yang terjadi semalam adalah mimpi?Sungguh seperti nyata. Apalagi ingatan tentang Rendra yang berselingkuh. Laki-laki itu berbohong tengah dalam bahaya. Iya, bahaya kalau sampai Tess

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Perasaan Kanti

    "Turunin Aski!" teriak Tessa histeris. Kalau saja Oni tidak menahan perempuan itu, sudah pasti Tessa mendekati Marwan yang sedang menggendong Aski.Bayi itu menangis histeris karena sedang berada di ambang kematian. Bagaimana tidak, Aski digendong dengan dua tangan laki-laki tersebut hendak menjatuhkan Aski dari ketinggian."Enggak! Turunin Aski!" Tessa semakin histeris melihat anak satu-satunya itu terus menangis karena pasti sangat ketakutan.Kini, Oni dan Tessa sudah berada di sebuah rumah gedong. Rumah tua yang tidak ada penghuni. Entah rumah siapa itu, laki-laki yang menculik Aski membawa ke duanya ke tempat ini.Memang tidak setinggi gedung. Namun, tetap saja dari ketinggian seperti ini sanggup melenyapkan nyawa bayi kecil seperti Aski."Please!" Tessa menangis. "Kamu tega Mas sama anak sendiri." Tessa masih merasa laki-laki di depannya adalah Rendra. "Kamu mau bunuh Aski? Kamu enggak saya sama dia? Tolong

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Keegoisan Laki-Laki

    "Kamu lelah dengan perasaan kamu sendiri. Mas minta maaf," ucap Rendra ketika sudah mendengar penjelasan Kanti.Satu bulan berlalu setelah kejadian itu. Kanti menjelaskan semuanya. Dirinya memang terlibat dalam kasus Marwan. Kanti merasa nyaman dengan laki-laki itu, kemudian mengikuti semua yang Marwan mau, termasuk membongkar semua rahasia Rendra.Kanti tahu dirinya salah. Dia mungkin akan bisa bahagia bersama Marwan, tapi di sisi lain dirinya sudah melukai banyak orang. Kanti menyesal melakukan semuanya, setelah mengetahui Marwan ingin menggantikan posisi Rendra dan membunuh suaminya itu."Iya, Mas. Aku tahu, aku salah. Semuanya juga percuma, kalau pun aku menolong Marwan, aku akan tetap merasakan sakit hati, karena dia ingin mengantikan posisi Mas. Egois, ya?" Kanti mengusap air mata. "Aku salah karena langsung percaya sama dia, menaruh hati sama dia, yang ternyata sama aja, mendahulukan hawa nafsu, menginginkan lebih dari satu wanita.

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Hanya Istri Simpanan

    "Kita mau ke mana, Mbak?" tanya Oni yang sedang menyetir.Ibu Aski itu tadi pagi menelepon Oni dan meminta laki-laki itu untuk mengantarnya ke suatu tempat."Pulang, On. Aku mau pulang ke rumah emak," jawab Tessa sambil memakai sabuk pengaman, sementara Aski sudah lebih dahulu duduk di sampingnya. Tentunya menggunakan kursi khusus."Kenapa, Mbak?""Suara kamu kenapa, On?" Tessa heran mendengar suara Oni yang seperti dibekam."Saya pakai masker, Mbak, lagi pilek." Oni mengatakan yang sejujurnya, karena memang dia sedang memakai masker."Ooh." Tessa menghela napas sebentar. "Udah, On. Ayo berangkat!""Baik, Mbak.""Oh, ya, On, koper saya udah masuk ke mobil?""Sudah, Mbak," jawab Oni lalu mulai melajukan mobil.Tessa diam, sepanjang perjalanan tidak ada percakapan. Tessa jadi pendiam sejak mengetahui fakta perasaan Rendra."Mbak, baik-bai

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Ketika Harus Memilih

    Keheningan masih menjadi teman dua insan yang kini sedang duduk di bangku teras. Tessa tidak bisa langsung bicara dengan Rendra tadi, karena Emak ada di depan rumah.Terpaksa Tessa pun membawa Rendra masuk dan Emak menyiapkan makan untuk mereka. Kini, Tessa hanya bisa diam sambil mengamati pemandangan di depannya. Masih indah karena banyak pohon hijau dan hanya ada sedikit rumah. Tenang, tapi tidak setenang perasaan Tessa."Apa kamu masih menginginkan perpisahan, Sayang? Mas enggak punya siapa-siapa kalau kamu pergi." Rendra membuka pembicaraan.Sepolos itu, ya Tessa, sampai bisa dikelabui Rendra. Tessa sampai tidak tahu laki-laki yang membawa mobil adalah Rendra bukan Oni. Sepertinya, semrawut pikiran Tessa membuatnya tidak fokus."Tessa? Sayang, kamu dengar Mas, kan?" Rendra mencoba menyentuh tangan Tessa.Tessa menepis tangan tersebut. Punggung Aski lebih menarik dibanding tangan Rendra. Dia mengelus-elus lemb

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Dilema

    Setelah membawa Wanda ke rumah sakit, Rendra duduk di samping istri pertamanya yang sedang berbaring itu. Perlahan Rendra meraih tangan Wanda."Mas, minta maaf, selama ini bersikap egois," lirih Rendra. Perasaan sesal tiba-tiba menghampiri Rendra. Namun, penyesalan pun tidak akan mengubah apa-apa.Kata dokter, Wanda mengalami depresi, dia juga sakit karena belum mengisi perutnya. Tampak perempuan itu lebih kurus, meski baru beberapa bulan di sel tahanan.Pasti Wanda merasa tidak tahan. Selama hidup di luar penjara, kehidupan Wanda bisa dibilang enak. Apa pun yang dia inginkan selalu ada. Meski, ada satu hal yang mungkin Rendra tidak tahu, hati perempuan itu berantakan karena harus memendam cemburu.Awalnya Wanda tidak masalah perihal pernikahan suaminya. Namun, lama-lama Wanda merasa Rendra tidak adil, apalagi sejak kehadiran Kresna. Wanda merasa Rendra terlalu memberi lebih pada perempuan itu apalagi tentang perasaan. Sebagai pere

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Cinta yang Tulus

    "Bagaimana keadaan Mbak Wanda?" Tessa memulai percakapan karena merasa Rendra hanya diam saja sedari tadi."Wanda sepertinya depresi," sahut Rendra menatap ke depan.Tessa ikut diam. Suasana hati suaminya pasti sedang tidak baik-baik saja. Wajah Rendra benar-benar murung.Tatapan laki-laki di sampingnya itu membuat Tessa penasaran. Tessa mengikuti pandangan sang suami. Ada sepasang suami istri, suaminya sedang menggendong bayi perempuan, dengan si ibu yang memainkan tangan si mungil tersebut.Tessa tiba-tiba meneteskan air mata. Meski tidak dibicarakan, sedikitnya Tessa mengerti apa yang Rendra rasakan. Pelan Tessa memberanikan diri meraih tangan Rendra."Mas," lirih Tessa membuat Rendra menoleh. Tessa menghela napas terlebih dahulu sebelum bicara. "Mas enggak perlu maksa untuk milih antara aku sama Mbak Wanda."Rendra diam masih berusaha mencerna ucapan Tessa."Mas bisa jujur sama aku?

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Tidak Mungkin Adil

    Kresna menatap lampu-lampu indah yang berasal dari rumah-rumah di bawah bukit ini. Aroma sejuk yang menyegarkan pernapasan. Dia merasa tenang di tempat yang jauh dari bising kendaraan dan asap polusi."Indah," gumam Kresna, "oh, ya, terima kasih karena sudah menolong aku." Entah benar atau tidak yang dilakukannya sekarang. Kresna hanya menuruti keinginan seseorang untuk pergi ke sini. Dia juga memang mau mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut."Untuk apa?""Karena sudah menuruti kemauan aku untuk berpisah. Aku minta maaf kalau selama ini enggak bisa menjadi yang terbaik." Kresna diam sebentar masih menikmati pemandangan di bawah sana."Jadi apa yang mau--" Ucapan Kresna berhenti saat tiba-tiba dua tangan menelusup pinggang, seseorang di belakang Kresna ternyata langsung memeluknya tanpa izin.Kresna sontak memberontak dan melepaskan diri. "Maaf, tapi kita bukan mahram. Aku ke sini karena mau mendengarkan apa ya

Bab terbaru

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Suami yang Mencurigakan

    "Mas, aku capek kayak gini terus!" Tessa mengeluhkan perasaannya yang sudah lama dipendam. Sejak kejadian Rendra yang mencurigakan, semakin banyak kejadian-kejadian aneh yang menurut Tessa tidak wajar. Lelaki itu sering pulang telat, kalau pulang kadang marah-marah. Sering pergi dengan alasan keluar kota. Dua tahun berlalu sejak Rendra mengumumkan istrinya sekarang hanya satu, yaitu Tessa. Namun, bagi Tessa lelaki itu tetap seperti memiliki lebih dari satu istri. Dia tidak punya banyak waktu untuk Tessa. "Mas!" Tessa menghentakkan kaki, menghampiri suaminya yang sedang memakai dasi. "Mas dengerin aku enggak sih?!" "Hm." Rendra tetap fokus memakai dasi. "Mas kenapa sih enggak mau dengerin aku?! Aku bilang ini itu, Mas cuma jawab iya-iya aja, tapi kok Mas enggak melakukan yang aku bilang." "Mas harus apa?" Rendra tampak sedikit geram. Entahlah, suaminya itu kini lebih sering tampak masam, tidak seperti dulu. "Mas ke mana aja? Kenapa sekarang baru pulang? Satu bulan lebih lho, Ma

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Berusaha Menghindar

    "Selamat pagi, Mbak." Senyum manis terbit dari laki-laki berparas tampan. Bukan membalas senyuman Oni, Tessa malah memutar bola mata, menunjukkan sikap yang benar-benar berbeda dari biasanya. "Bapak menyuruh saya untuk mengantar Mbak, katanya Mbak mau ke pasar pagi ini," tutur Oni lembut tanpa sedikitpun curiga dengan sikap Tessa. Belum Tessa menjawab, Rendra yang tiba-tiba keluar dari rumah langsung menimpali. "Iya, Sayang. Mas khawatir kalau kamu belanja sendirian. Biar Oni yang mengantar kamu." Rendra menyentuh bahu Tessa. Perempuan itu menoleh dengan alis bertaut. "Kenapa harus Oni? Kan ada sopir lain?" "Kang Dodi lagi cuti, biar Mas nyetir sendiri, yang penting kamu ada yang nemenin." Tessa diam, dan raut wajahnya yang diamati Rendra, membuat laki-laki itu kebingungan. "Kamu kenapa, Sayang? Lagi berantem sama Oni?" tanya Rendra lembut. "Enggak." Tessa menghela napas. Rasanya gagal untuk dia bisa menjauhi asisten pribadi suaminya itu. "Ya udah." Rendra mengalihkan tatap

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Menjaga Jarak

    Tessa terus tertawa merasakan geli di pinggang karena sang suami yang terus menyentuh area tersebut dengan gelitikan. Sementara Rendra terus melakukan itu tanpa mempedulikan Tessa yang meminta berhenti. Untuk malam pertama mereka, keduanya menginap di hotel tempat mereka mengadakan resepsi. "Mas, udah stop!" pinta Tessa yang tidak diindahkan oleh Rendra. "Enggak," sahut Rendra manja lalu memeluk Tessa, kembali mencubit pinggang sang istri. "Ih, Mas geli." Tessa mau beranjak dari ranjang kalau saja Rendra tidak kembali memeluknya. "Mas ih," seru Tessa kemudian kembali merasakan kegelian karena tingkah Rendra. Dia kembali tertawa kecil. "Kayak belut deh kamu, enggak mau diem," kata Rendra menjawil pipi Tessa. "Abis Masnya enggak mau diem, kan geli." Tessa jadi waspada dengan tangan Rendra yang sudah bersiap mencubitnya lalu. "Hayo-hayo, mau ke mana?" "Mas!" Tessa berusaha mengeluarkan tubuhnya dari kukungan Rendra. "Apa, Sayang?" Rendra melukis senyum lalu mengecup lembut dahi T

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Rahasia

    Oni masih terdiam di balik kemudi. Dia mendapatkan kepercayaan Rendra untuk menjaga sesuatu yang hatinya tidak ingin melakukan itu. Ini tentang perempuan yang dia cintai, namun tidak bisa dia jaga. Laki-laki bermata kecil itu menghembuskan napas lelah. Kenapa bisa seperti ini? Tessa yang seharusnya terluka bukan Oni. "Ayo kita berangkat!" Rendra masuk mobil. "Baik, Pak." Oni manut dan sampai beberapa menit mobil melaju, hatinya masih tidak nyaman mengingat rahasia yang sedang dia simpan bersama dengan sang majikan. "Iya-iya, Sayang. Ini Mas lagi di perjalanan kok." "Iya, Mas langsung ke butiknya." Suara majikannya membuat Oni kembali menghembuskan napas lelah. Bagaimana ini? Rasanya Oni tidak mungkin mengatakan semua rahasia ini pada Tessa. Bisa hilang perkerjaannya. Laki-laki itu ingin mengutuk diri sendiri. Ini masalah majikannya, kenapa harus Oni yang merasakan pusing? Tessa? Siapa Tessa? Perempuan itu adalah istri majikannya. Oni tidak berhak mencampuri urusan rumah tangga

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Perempuan Spesial

    Pelukan hangat sang istri membuat Rendra mengusap sudut mata yang perlahan terasa basah. Dia mengelus lembut kepala perempuan yang lemah itu. "Mas," panggilnya lirih. Rendra lalu menurunkan pandang, melihat perempuan yang mendongkak itu kini jadi bermata sayu. Dia mengulas senyum, lalu kembali memeluk erat. "Mas, jangan pernah tinggalkan aku, ya?" Suaranya lirih dan serak. Rendra tahu kalau perempuan itu menangis. Dengan sigap Rendra kembali memeluknya. "Iya, Sayang. Mas akan selalu ada buat kamu, jangan sedih, ya?" Getaran tubuh perempuan dalam pelukannya semakin menambah perih di hati Rendra. Bagaimana ini? *** Sebelas tahun lalu, jalanan Amerika yang sudah sepi membuat seorang perempuan terpaksa berjalan sendiri malam itu. Di salah satu kota di negara tersebut malam-malam memang tidak seramai dalam film-film Hollywood. Rendra yang saat itu sedang mengendarai mobil menuju apartemen, dia melihat perempuan tersebut. Merasa khawatir karena melihatnya sendirian, Rendra sengaja me

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Meresmikan Pernikahan

    Kresna menyusut air mata yang keluar dari sudut matanya. Perempuan itu baru saja tertawa melihat tingkah si Andi, wartawan menyebalkan itu pergi karena malu. Semuanya pertanyaan berhasil dijawab Oni. Bahkan, saat Aski bangun, bayi itu entah kenapa memanggil Oni papa.Wah, memang betul-betul suatu keajaiban. Kresna senang bisa melihat Tessa kembali tersenyum lagi. Keduanya juga memang merasa lega.Rendra mengambil pisang goreng. "Acting kamu bagus, On," ucapnya lalu memakan pisang goreng."Iya, apalagi pas kamu bilang mau bergaya pas difoto si Andi waktu di supermarket. Aku pengen buang air lho lihat kamu cium Tessa. Tessa kamu kaget, ya, dicium pipi sama Oni, itu mata kayak mau keluar. On, kamu mesum juga ternyata?" Kresna menimpali sambil kembali terkekeh kecil.Oni hanya mengulas senyum malu-malu. Dia bukan sengaja melakukan itu, tapi memang perintah Rendra. Ya, kalau pun Rendra tidak menyuruh, mungkin Oni akan sukarela melakukan

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Istri Asisten Rendra

    Tessa sedikit menerka-nerka orang yang sedang membelakangi Tessa tersebut. Sepertinya kenal, tapi Tessa kenal di mana?"Kakak tunggu di sini aja," pinta Tessa sambil melirik Kresna, "biar aku yang nyamperin dia.""Nanti kalau kamu diapa-apain, gimana?" Kresna tentu merasa khawatir, meski jarak laki-laki itu tidak sampai sepuluh meter dari mereka."Tenang aja, Kak. Deket kok. Kakak bisa teriak kalau aku di apa-apain. Lagian ini masih di depan rumah." Tessa menepuk pelan bahu Kresna.Perempuan di sampingnya pun membentuk bulat jari telunjuk dan jempolnya. "Oke," sahut Kresna pelan.Dari jarak yang sekitar satu meter Kresna mengawasi Tessa yang mendekati laki-laki berkemeja itu."Maaf," kata Tessa membuat laki-laki itu menoleh."Oh, Hallo, Mbak Tessa. Perkenalkan saya Andi wartawan dari televisi GEATv." Laki-laki itu langsung mengulurkan tangan.Dengan canggung Tessa meraihnya, denga

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Istri yang Selingkuh

    "Maaf, Pak Rendra, apa betul anda sudah menceraikan dua istri anda sekaligus?" Di acara konferensi pers yang di selenggarakan pihak Purnama Grup. Rendra betul-betul langsung dicecar masalah pribadinya.Rendra menahan Oni dengan tangannya saat laki-laki itu hendak berbicara. Rendra tahu, pertanyaan ini terlalu sensitif, karena sebetulnya konferensi pers diselenggarakan untuk peluncuran produk baru dari Purnama Grup."Baik, setelah tadi saya menjelaskan tentang produk baru yang kami luncurkan. Saya berharap produk baru ini bisa laris di pasaran. Pun bisa memberi manfaat terutama untuk konsumen dan perusahaan kami. Untuk pertanyaan yang sodara tanyakan kepada saya, saya akan jawab ...."Suara jepretan kamera terdengar, para wartawan bahkan ada yang saling berbisik, seolah gosip-gosip seperti ini memang nikmat untuk diperbincangkan."Saya dan istri-istri saya, hubungan kami baik-baik saja, dan perpisahan yang kami lakukan pun dil

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Pilih Satu Saja

    "Mbak ...." Tessa berujar lirih sambil melihat istri pertama suaminya sedang terbaring lemas di ranjang rumah sakit.Perempuan itu bisa ada di sini karena telah melakukan percobaan bunuh diri. Wanda mencoba menyilet pergelangan tangannya. Untung saja Rendra keburu datang dan melihat sang istri tergolek lemah dengan pergelangan tangan yang mengeluarkan darah.Sementara, di sudut ruangan itu Rendra sedang mengamati pemandangan halaman rumah sakit di balik jendela. Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu. Tessa sendiri hanya menoleh sekilas lalu kembali menatap Wanda. Pucat dan kurus, berbeda sekali dengan Wanda yang sering dia lihat selama ini."Mbak, Mbak harus sehat, ya? Aku kangen lho, kangen lihat Mbak yang selalu cantik." Tessa tidak kuasa menahan tangis melihat perempuan yang terbaring itu hanya bisa menatap kosong.Wanda sudah siuman sejak satu hari dia dirawat di rumah sakit. Baru saja perempuan itu keluar rumah sakit sekaran

DMCA.com Protection Status