“Senopati Kauman, aku akan membantumu, tapi jika kau yang memintanya, hikhikhik …”Danur Jaya tertawa saat ini, membuat Kauman merasa kesal.“Aku akan melawannya sendiri!” timpal Kauman, “aku tidak butuh bantuanmu.”“Oh Ayolah, apa sulitnya meminta bantuan kepadaku, aku bisa membidiknya dari jauh, dan kau menghajarnya dari dekat! Pertarungan ini akan cepat diselesaikan!”Kauman meludah ke tanah, mengabaikan ucapan Danur Jaya, lalu dengan cepat mengambil jarak dengan satria suci yang masih berada di depannya.Ya, setiap senopati utama sebenarnya memiliki harga diri yang terlalu tinggi. Mereka akan sangat merasa direndahkan jika ada salah satu dari senopati utama membantu senopati utama yang lain.Pada dasarnya, setiap Senopati Utama itu bersaing. Mereka berlomba untuk menjadi kuat dan kuat, sehingga hal ini akan membuat Raja semakin tertarik kepada mereka.Senopati yang paling kuat biasanya memiliki gaji yang paling tinggi, juga memiliki pasukan yang paling banyak. Lebih dari itu, biasa
Sungguh Senopati Kauman tidak menduga jika menelan mutiara emas akan membuat dia merasa sakit yang luar biasa. Rasa terbakar menyerang leher hingga ke dalam perutnya.Efek ini akan berlangsung beberapa detik sebelum khasiat dari mutiara emas mulai bereaksi.“Bagaimana mereka dengan tenang menelan mutiara ini?” Senopati Kauman merasa menyesal, jika dia tahu efek awal penggunaan mutiara emas begitu menyakitkan, dia tidak akan menelan benda itu.Namun nasi sudah menjadi bubur, Senopati Kauman tidak bisa berbuat apapun kecuali berteriak keras, seiring dengan pertumbuhan ototnya.Lima detik kemudian, dia menghela nafas panjang, dan akhirnya rasa sakit yang dia alami telah berganti dengan perasaan yang sangat kuat.Pria itu menatap lengan dan dadanya, kemudian menatap bagian tubuh yang lain. Celana panjang yang dia kenakan, bahkan robek pada bagian paha saat ini.Setelah itu, dia menatap lawan yang tampak sangat ketakutan.“Apa yang akan aku lakukan setelah ini, akan membuat dirimu pergi ke
Setelah penyerangan itu, Danur Jaya mendatangi Rawai Tingkis di tenda sederhana pada malam hari.Saat ini, Rawai Tingkis terlihat sedang duduk bersila, dengan tatapan mata yang jauh memandang ke depan.“Boleh aku masuk?” tanya Danur Jaya.Rawai Tingkis menatap Danur Jaya lalu tersenyum kecil, dan akhirnya Danur Jaya duduk di dekat Rawai Tingkis.“Apa yang kau pikirkan?” tanya Danur Jaya. “Senopati Kauman, atau pria itu-?”“Ronggo?”“Ya, kau tampaknya mengenal baik pria tersebut.”“Aku dan dirinya besar dari cara yang sama. Walaupun kami memiliki cara dan gaya bertahan hidup yang berbeda, tapi ini adalah kali pertama bagiku bertarung dengan Ronggo.”“Apa dia sangat berbahaya?”“Ronggo memiliki ambisi untuk menjadi yang terhebat, tapi aku memiliki ambisi untuk menjadi orang yang bebas. Meski tujuan kami berbeda, muaranya tetap sama, yaitu kekuatan.”Rawai Tingkis menjelaskan, Ronggo satu-satunya teman yang dia miliki di Pulau Tengkorak, karena hanya pria itu yang memahami apa yang dia r
Raja itu memberi tahu Rawai Tingkis, bahwa pasukan dari Pulau Tengkorak telah bergerak. Mata-mata telah menginformasikan, jika ada ratusan satria suci Pulau Tengkorak telah mengijakkan kaki mereka di tanah Indra Pura.Mereka juga sempat melakukan kekacauan di sebagian besar desa atau Kota yang mereka lalui.Terlapor ada lebih 200 prajurit desa atau prajurit Kota yang tewas karena berhadapan dengan mereka.Prabu Dera memperkirakan, jika musuh bisa tiba di Istana ini hanya dalam waktu 10 hari lagi, atau bahkan lebih cepat.“Kekacauan ada dimana-mana saat ini,” tutup Prabu Dera.“Kenapa aku diberi tahu hal ini?” tanya Rawai Tingkis.“Rawai Tingkis, aku ingin mengangkatmu menjadi Senopati Muda. Aku ingin kau memimpin pasukan pemuda-““Tidak, aku tidak ingin jabatan apapun,” timpal Rawai Tingkis.Sontak jawaban remaja itu langsung membuat wajah Prabu Dera dan semua yang ada di aula pertemuan langsung berubah.Mereka tidak menyangka jika Rawai Tingkis akan menolak jabatan tersebut,yang bahk
“Senopati Kauman …, tidak aku sangka kau datang ke Istanaku ini,” Putra Mahkota alias Pangeran Nundra. “Namun, kau adalah orang yang memiliki ambisi untuk menjadi sangat kuat, aku harusnya tidak terlalu terkejut dengan keputusanmu.”“Pangeran Nundra …,” Senopati Kauman menatap sekeliling istana yang telah dibangun oleh Nundra serta pasukan setianya.Istana ini tidak terlalu besar, malah lebih mirip dengan Istana sebuah Kadipaten. Tidak banyak pelayan di tempat ini, tapi semua orang di sini selain Pangeran Nundra dan para ilmuan adalah Satria Suci.Pintu besar yang diukir sedemikian rupa membentuk pola tengkorak berwarna merah darah, membuat siapapun yang melihatnya pertama kali langsung memiliki perasaan merinding.“Dulunya ini adalah penjara Roh Suci,” ucap Pangeran Nundra, “tapi saat ini, tempat ini telah menjadi Istana dan sekaligus pusat penelitian bagi semua ilmuan yang aku miliki.”“Aku tidak pernah mendengar hal semacam ini sebelumnya,” ucap Senopati Kauman.“Aku akan memberi t
Pria itu tidak lain adalah Satria Suci yang dikirim oleh Ilmuan Dunia untuk melakukan negoisasi dengan Ilmuan Pulau Tengkorak.Di belakang jubahnya, ada lambang dua otak yang bersinar, dan juga pedang dibagian bawahnya. Lambang itu menunjukan kecerdasan dan juga kekuatan.Di belakang pria itu ada dua satria suci yang lain, yang siap menerima tugas untuk melakukan penyerangan jika memang diperlukan.Mereka tidak takut sama sekali dengan satria yang ada di Pulau Tengkorak, karena mutiara emas yang mereka miliki jauh lebih tinggi dibandingkan milik Pulau Tengkorak.Dalam aturan iluman dunia, mutiara emas miliki level masing-masing.Level rendah adalah level yang dijual di pasaran dengan harga 100 ribu keping emas. Jumlah yang sangat banyak bagi rakyat biasa yang tidak tahu menahu mengenai kekuatan.Kemudian level menengah, adalah mutiara emas yang cukup langka untuk didapatkan oleh orang biasa.Keberadaanya di pasar gelap juga sulit untuk ditemukan, bahkan hanya mereka yang memiliki hub
“Aku tidak akan membiarkan kau melakukan hal itu, Anakku Selasih Ayu.” Tiba-tiba Prabu Dera muncul di belakang Si Tuan Putri.“Tapi Paman Prabu-““Dengar Nak, ini bukan latih tanding yang biasa kau lakukan, ini adalah perang. Aku tidak akan mengizinkan dirimu terjun ke dalam medan pertempuran.”“Paman, Aku hanya ingin …”“Nak, kau tahu aku sangat menyayangi dirimu,” ucap Prabu Dera. “Setelah kakak ku berkhianat, hanya kau yang tersisa dari keluarganya. Aku tidak akan membiarkan gadis kecilku terluka, apapun yang terjadi kau harus bersama dengan Saudaramu Tamblang.”Ada hal unik yang tidak diketahui oleh Rawai Tingkis mengenai Putri Selasih Ayu.Gadis kecil itu sudah dianggap sebagai putri kandung Prabu Dera, bahkan meskipun Pangeran Nundru berencana untuk menghancurkan istana ini, hal itu tidak mengurangi kasih saying Prabu Dera kepada ponakannya.Prabu Dera yang penyayang telah mengasuh Putri Selasih Ayu sedari bayi, tepat saat ibu atau istri dari Pangeran Nundru meninggal dunia kare
Prabu Dera segera memberi perintah kepada seluruh senopati untuk mengatur pasukannya masing-masing.Di saat itu, Danur Jaya yang telah menggantikan Kauman langsung memberi perintah kepada Rawai Tingkis untuk menyiapkan pasukan para pemuda.Prabu Dera dan seluruh keluarga bangsawan diminta untuk segera bersembunyi di dalam ruang bawah tanah yang telah dibuat oleh para prajurit.Pintu untuk memasuki Ruang Bawah Tanah berada di dalam kamar Prabu Dera, melewati lemari buku yang menjadi pintu utamanya.“Prabu, ruang bawah tanah akan membawa kalian pergi ke sisi lain Indra Pura,” ucap Sang Patih, “Hanya untuk berjaga-jaga jika saja musuh berhasil menguasai istana ini.”Sang Patih kemudian menyerahkan sebuah kunci berbentuk belati kecil kepada Prabu Dera.“Ada banyak pintu di dalam ruang bawah tanah, hanya pintu yang cocok dengan kunci ini yang akan membawa kalian pergi dengan aman.”“Patih, aku …”“Yang Mulia Prabu, saat ini bukan saatnya untuk berbimbang hati. Mereka mengincar nyawamu, jik