Tampaknya, Ronggo tidak bisa mengenali Rawai Tingkis saat ini. Wajahnya tampaknya berubah cukup banyak hanya dalam waktu 5 tahun saja. Memang beberapa pria akan mengalami perubahan pada tampilannya, tapi biasanya tidak separah Rawai Tingkis.Remaja itu malah tambah jelek saja seiring bertambahnya usia.Namun Ronggo malah terlihat semakin kekar, dia malah terlihat lebih tampan dari yang dikenal oleh Rawai Tingkis beberapa tahun yang lalu.“Bocah, aku merasa kau bukanlah prajurit Indra Pura, apa kau juga Satria yang disewa oleh mereka untuk melawan kami?” tanya Ronggo. “Ketahuilah, ada ratusan satria bersamaku. Kau tidak akan mampu menghadapi mereka semua, bagaimana jika kau bekerja sama saja dengan kami? Berapa bayaran yang kau mintak? Tuan kami bisa membelimu 10 kali lipat dari harga yang diberikan oleh Indra Pura.”“Ahhh? Kau pikir siapa aku ini?” timpal Rawai Tingkis, mengorek idungnya beberapa kali lau melempar kotoran dengan jari telunjuknya. “Aku bukan orang seperti itu.”“Hahah
Beberapa saat sebelum Danur Jaya membantu Senopati Kauman.Panah yang digunakan oleh Danur Jaya memang tidak memberikan dampak cepat kepada satria suci yang dihadapinya saat ini. Namun semakin lama waktu berjalan, efek dari racun panah itu mulai dirasakan oleh Satria Suci tersebut.“Tidak mungkin, kenapa tubuhku mulai sulit untuk digerakan?” gumam Satria Suci tersebut, dia kemudian menatap Danur Jaya dengan tajam.Pria itu berusaha untuk menyerang Senopati Utama, tapi serangan jarak dekat yang digunakannya tidak terlalu efektif untuk melumpuhkan Danur Jaya.Danur Jaya memahami dengan baik kelemahan teknik yang dimilikinya, dan pada dasarnya dia sangat lemah saat berhadapan dengan musuh secara langsung.Pengguna panah hampir jarang sekali bertarung dari jarak dekat, mereka biasanya berada di barisan belakang, untuk membantu mereka yang bertarung langsung melawan musuh.Karena menyadari hal ini, Danur Jaya selalu menjaga jarak dari musuhnya.Dia tidak ingin mengambil resiko.“Bertarungl
“Senopati Kauman, aku akan membantumu, tapi jika kau yang memintanya, hikhikhik …”Danur Jaya tertawa saat ini, membuat Kauman merasa kesal.“Aku akan melawannya sendiri!” timpal Kauman, “aku tidak butuh bantuanmu.”“Oh Ayolah, apa sulitnya meminta bantuan kepadaku, aku bisa membidiknya dari jauh, dan kau menghajarnya dari dekat! Pertarungan ini akan cepat diselesaikan!”Kauman meludah ke tanah, mengabaikan ucapan Danur Jaya, lalu dengan cepat mengambil jarak dengan satria suci yang masih berada di depannya.Ya, setiap senopati utama sebenarnya memiliki harga diri yang terlalu tinggi. Mereka akan sangat merasa direndahkan jika ada salah satu dari senopati utama membantu senopati utama yang lain.Pada dasarnya, setiap Senopati Utama itu bersaing. Mereka berlomba untuk menjadi kuat dan kuat, sehingga hal ini akan membuat Raja semakin tertarik kepada mereka.Senopati yang paling kuat biasanya memiliki gaji yang paling tinggi, juga memiliki pasukan yang paling banyak. Lebih dari itu, biasa
Sungguh Senopati Kauman tidak menduga jika menelan mutiara emas akan membuat dia merasa sakit yang luar biasa. Rasa terbakar menyerang leher hingga ke dalam perutnya.Efek ini akan berlangsung beberapa detik sebelum khasiat dari mutiara emas mulai bereaksi.“Bagaimana mereka dengan tenang menelan mutiara ini?” Senopati Kauman merasa menyesal, jika dia tahu efek awal penggunaan mutiara emas begitu menyakitkan, dia tidak akan menelan benda itu.Namun nasi sudah menjadi bubur, Senopati Kauman tidak bisa berbuat apapun kecuali berteriak keras, seiring dengan pertumbuhan ototnya.Lima detik kemudian, dia menghela nafas panjang, dan akhirnya rasa sakit yang dia alami telah berganti dengan perasaan yang sangat kuat.Pria itu menatap lengan dan dadanya, kemudian menatap bagian tubuh yang lain. Celana panjang yang dia kenakan, bahkan robek pada bagian paha saat ini.Setelah itu, dia menatap lawan yang tampak sangat ketakutan.“Apa yang akan aku lakukan setelah ini, akan membuat dirimu pergi ke
Setelah penyerangan itu, Danur Jaya mendatangi Rawai Tingkis di tenda sederhana pada malam hari.Saat ini, Rawai Tingkis terlihat sedang duduk bersila, dengan tatapan mata yang jauh memandang ke depan.“Boleh aku masuk?” tanya Danur Jaya.Rawai Tingkis menatap Danur Jaya lalu tersenyum kecil, dan akhirnya Danur Jaya duduk di dekat Rawai Tingkis.“Apa yang kau pikirkan?” tanya Danur Jaya. “Senopati Kauman, atau pria itu-?”“Ronggo?”“Ya, kau tampaknya mengenal baik pria tersebut.”“Aku dan dirinya besar dari cara yang sama. Walaupun kami memiliki cara dan gaya bertahan hidup yang berbeda, tapi ini adalah kali pertama bagiku bertarung dengan Ronggo.”“Apa dia sangat berbahaya?”“Ronggo memiliki ambisi untuk menjadi yang terhebat, tapi aku memiliki ambisi untuk menjadi orang yang bebas. Meski tujuan kami berbeda, muaranya tetap sama, yaitu kekuatan.”Rawai Tingkis menjelaskan, Ronggo satu-satunya teman yang dia miliki di Pulau Tengkorak, karena hanya pria itu yang memahami apa yang dia r
Raja itu memberi tahu Rawai Tingkis, bahwa pasukan dari Pulau Tengkorak telah bergerak. Mata-mata telah menginformasikan, jika ada ratusan satria suci Pulau Tengkorak telah mengijakkan kaki mereka di tanah Indra Pura.Mereka juga sempat melakukan kekacauan di sebagian besar desa atau Kota yang mereka lalui.Terlapor ada lebih 200 prajurit desa atau prajurit Kota yang tewas karena berhadapan dengan mereka.Prabu Dera memperkirakan, jika musuh bisa tiba di Istana ini hanya dalam waktu 10 hari lagi, atau bahkan lebih cepat.“Kekacauan ada dimana-mana saat ini,” tutup Prabu Dera.“Kenapa aku diberi tahu hal ini?” tanya Rawai Tingkis.“Rawai Tingkis, aku ingin mengangkatmu menjadi Senopati Muda. Aku ingin kau memimpin pasukan pemuda-““Tidak, aku tidak ingin jabatan apapun,” timpal Rawai Tingkis.Sontak jawaban remaja itu langsung membuat wajah Prabu Dera dan semua yang ada di aula pertemuan langsung berubah.Mereka tidak menyangka jika Rawai Tingkis akan menolak jabatan tersebut,yang bahk
“Senopati Kauman …, tidak aku sangka kau datang ke Istanaku ini,” Putra Mahkota alias Pangeran Nundra. “Namun, kau adalah orang yang memiliki ambisi untuk menjadi sangat kuat, aku harusnya tidak terlalu terkejut dengan keputusanmu.”“Pangeran Nundra …,” Senopati Kauman menatap sekeliling istana yang telah dibangun oleh Nundra serta pasukan setianya.Istana ini tidak terlalu besar, malah lebih mirip dengan Istana sebuah Kadipaten. Tidak banyak pelayan di tempat ini, tapi semua orang di sini selain Pangeran Nundra dan para ilmuan adalah Satria Suci.Pintu besar yang diukir sedemikian rupa membentuk pola tengkorak berwarna merah darah, membuat siapapun yang melihatnya pertama kali langsung memiliki perasaan merinding.“Dulunya ini adalah penjara Roh Suci,” ucap Pangeran Nundra, “tapi saat ini, tempat ini telah menjadi Istana dan sekaligus pusat penelitian bagi semua ilmuan yang aku miliki.”“Aku tidak pernah mendengar hal semacam ini sebelumnya,” ucap Senopati Kauman.“Aku akan memberi t
Pria itu tidak lain adalah Satria Suci yang dikirim oleh Ilmuan Dunia untuk melakukan negoisasi dengan Ilmuan Pulau Tengkorak.Di belakang jubahnya, ada lambang dua otak yang bersinar, dan juga pedang dibagian bawahnya. Lambang itu menunjukan kecerdasan dan juga kekuatan.Di belakang pria itu ada dua satria suci yang lain, yang siap menerima tugas untuk melakukan penyerangan jika memang diperlukan.Mereka tidak takut sama sekali dengan satria yang ada di Pulau Tengkorak, karena mutiara emas yang mereka miliki jauh lebih tinggi dibandingkan milik Pulau Tengkorak.Dalam aturan iluman dunia, mutiara emas miliki level masing-masing.Level rendah adalah level yang dijual di pasaran dengan harga 100 ribu keping emas. Jumlah yang sangat banyak bagi rakyat biasa yang tidak tahu menahu mengenai kekuatan.Kemudian level menengah, adalah mutiara emas yang cukup langka untuk didapatkan oleh orang biasa.Keberadaanya di pasar gelap juga sulit untuk ditemukan, bahkan hanya mereka yang memiliki hub
Di saat bersamaan, Rawai Tingkis menyernag Kelelawar Hitam dengan seluruh energi mistik yang dimilikinya.Kecepatannya masih tetap sama, tapi daya hancurnya menjadi sedikit berkurang, dan ini karena tubuhnya terlalu dibebani oleh teknik baru yang dimilikinya saat ini.Lima orang Manusia Murni mencoba melakukan sesuatu atas perintah Ki Langit Hitam untuk mengakhiri nyawa Kelelawar Hitam, tapi mereka bahkan tidak dapat mendekati pria jahat itu.Sekarang mereka tahu kekuatan Rawai Tingkis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka semua.Kesombongan mereka selama ini, akhirnya dijatuhkan oleh kenyataan yang memalukan.Bukan hanya lima orang itu, Putri Intan Kumala sendiri juga tidak mampu berhadapan langsung dengan Kelelawar Hitam.“Apa sekarang kalian menyadarinya?” tanya Ki Sundur Langit. “Rawai Tingkis mungkin tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain, tapi aku yakin, sekarang kalian mengakui kekuatannya!”Kelimanya langsung terdiam, tidak lagi menjawab ataupun berbuat sesuatu unt
Kedatangan Camar Putih membuat perubahan pada jalannya pertempuran antara Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam.Kedatangannya sama seperti kedatangan Ki Sundur Langit dan Ki Langit Hitam untuk membantu para Manusia Murni dalam mengalahkan Beruang Salju.Dua Satria Roh Suci kini menghadapi serangan demi serangan dari pihak Rawai Tingkis.Berkat kedatangan Camar Putih pula, Kelelawar Hitam untuk pertama kalinya setelah menggunakan Ulat Dari Neraka, terkena tebasan Rawai Tingkis.“Aku akan melindungimu!” ucap Camar Putih.“Baiklah, aku mengerti!” Rawai Tingkis melaju cepat ke arah Kelelawar Hitam, sementara Camar Putih bertugas menahan semua serangan bola mistik yang dilempar musuhnya.“Aku tidak akan membiarkan dirimu menguasai Benua ini,” ucap Camar Putih, sembari melepaskan beberapa serangan berbentuk sayap putih yang berputar seperti gasing.Boom.Setiap bola mistik diledakan sebelum menyentuh tubuh Rawai Tingkis dengan sayap-sayap putih tersebut.“Camar Putih, kau selalu menghalangi re
Ki Langit Hitam dan Ki Sundur Langit, memasang kuda-kuda sebelum kemudian mulai menyerang Beruang Salju.Dua larik cahaya keluar dari telapak tangan dua pria tua tersebut, melesat cepat ke arah Beruang Salju.Mendapati serangan itu, Beruang Salju terpaksa menangkis serangan lawan dengan teknik pertahanan dinding es miliknya.Boom.Ledakan kecil terjadi di atas istana es, menggetarkan bagian puncak dari bangunan es tersebut.Saat Beruang Salju berniat melakukan perlawanan, dua petinggi Padepokan Surya telah berada di depannya, dan melancarkan serangan pisik.Suah.Beruang Salju melesat ke samping, menghindari pukulan Ki Langit Hitam, di saat yang sama, Ki Sundur Langit menyapukan tendangan cepat ke arah wajah Petinggi Penjaga Dunia tersebut.Boom.Tubuh Beruang Salju melesat cepat, meninggalkan Istana Es, dan jatuh terhempas di permukaan tanah yang gersang.Dia bangkit, lalu melepaskan dua bole energi ke arah lawannya. Sayangnya, dua serangan itu dapat dihindari oleh Ki Sundur Langit d
Serangan besar yang dilakukan oleh Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam, telah menyebabkan banyak kerusakan di sekitar mereka berdua.Namun dua orang itu, masih menolak untuk menyerah, meskipun salah satunya mengalami luka yang cukup serius, yaitu Kelelawar Hitam.Kelelawar Hitam memiliki energi mistik yang berlimpah, membuat dia percaya dapat mengalahkan Rawai Tingkis dalam segala kondisi yang dialaminya saat ini.Andaipun hanya memiliki satu tangan dan satu mata saja, Kelelawar Hitam masih percaya dapat menumbangkan Rawai Tingkis.Di sisi lain, Rawai Tingkis memiliki pertahanan pisik yang lebih baik, berkat pengobatan yang dilakukan oleh Naga Kecil.Namun demikian, energi mistik yang dimiliki pemuda itu berada jauh di bawah Kelelawar Hitam.Dua Roh Suci yang ada pada tubuh Rawai Tingkis, terbilang berusia muda, apa lagi Naga Kecil yang baru saja lahir beberapa waktu yang lalu. Energi mistik ke dua Roh Suci ini masih digolongkan kelas menengah, dan tidak dapat disandingkan oleh Energi M
Tidak pernah dirasakan oleh Kelelawar Hitam sensasi dan juga pengalaman seperti ini saat menghadapi musuh-musuhnya, kecuali hari ini.Dia tidak pernah takut, tapi hari ini dia melihat siapa yang kuat, dan siapa yang menjadi penguasa dari kalangan Roh Suci.Namun perasaan itu segera ditepisnya, dia tidak ingin jatuh dalam perangkap Rawai Tingkis.Kelelawar Hitam mengira, ini hanyalah permainan ilusi saja, mungkin ada kekuatan lain yang dimiliki oleh Rawai Tingkis, untuk mengendalikan pikirannya.Namun sayangnya, dia memang melihat sisi lain dari Rawai Tingkis.Sementara itu, Beruang Salju merasakan gejolak kekuatan Rawai Tingkis, dan tidak bisa tinggal diam saat ini.“Ini akan gawat, aku harus membantunya,” ucap Beruang Salju.Pria itu menaikan satu telunjuknya ke langit, lalu energi dingin menggumpal di ujung telunjuknya.Tidak selang beberapa lama, sesuatu yang sangat menakjubkan muncul di langit.Putri Intan Kumala menatap ke langit, dan untuk sesaat wajahnya menjadi tegang, meskipu
Beruang Salju masih berusaha untuk menumbangkan Putri Intan Kumala, meskipun tadinya dia penuh dengan kepercayaan diri dapat mengalahkan Kumala, tapi kenyataanya dia butuh waktu lama untuk menjatuhkan gadis tersebut. Beruang Salju telah menggunakan segagala cara untuk menjatuhkan boneka gurita raksasa yang dikendalikan oleh Putri Intan Kumala, tapi sialnya dia tidak mampu melakukan itu. Setiap kali dia brhasil memotong satu bagian tangan gurita itu, maka ditempat yang sama, tangan lain akan tumbuh. Menghadapi persoalan semacam ini, membuat kepala Beruang Salju serasa akan pecah. Sejauh ini, dia telah menemukan banyak ide, dan menerapkannya, bahkan ide paling licik sekalipun telah dia gunakan. “Jika aku tahu sebelumnya kekuatan gadis ini, aku tidak akan memilih padang tandus sebagai lokasi pertemuan,” ucap Beruang Salju. Baru kini dia menyadari kesalahannya, dan keunggulan Putri Intan Kuamala. Dengan semua batu yang ada di padang tandus, menjadikan Putri Intan Kumala memiliki pa
Bola-bola energi yang dilempar dengan mudah oleh Kelelawar Hitam, tapi menghasilkan dampak yang sangat mengrikan.Dari sini, terlihat betapa hebatnya Kelelawar Hitam sebenarnya, dan dari sini pula terlihat betapa kuatnya Roh Suci pada saat itu.Kekuatan sebesar Kelelawar Hitam bahkan tidak mampu menaklukan Roh Suci tanpa bantuan Satria Roh Suci dan Manusia Murni di jamannya.“Akan kuundang binatang kegelapan,” ucap Kelelawar Hitam.Dia melakukan sebuah gerakan, yang tidak jelas, tapi di ujung gerakan itu, dia mengarahkan telapak tangannya ke atas.Sedetik kemudian, kepulan asap muncul dari telapak tangan itu, lalu tepat di atas kepalanya, sekitar dua atau tiga depa tingginya, asap itu membentuk lingkaran besar.Belum tahu apa yang terjadi atau apa yang akan dilakukan oleh Kelelawar Hitam itu, tapi auranya sudah menyebar ke segala arah, dan berhasil menekan mental Rawas Kalat dan Danur Jaya.“Kalian akan menjadi santapan siang ini!”Dan, tiba-tiba.Goar… mahluk hitam besar muncul dari
Sementara itu, Rawas Kalat dan Danur Jaya masih berjibaku sengit melawan Kelelawar Hitam yang mencoba menemukan keberadaan Rawi Tingkis.Dua pemuda mati-matian menahan Kelelawar Hitam, mencoba melakukan yang terbaik meski kerap mendapatkan luka pada bagian tubuh mereka.Sesekali akan terlihat debu jamur raksasa menghiasi udara siang ini, ketika salah satu dari mereka dihempas kasar ke permukaan tanah.Jangan bertanya berapa banyak darah yang dikeluarkan dari dalam tubuhnya, sebab luka yang diterima ke dua pemuda itu tiada terhitung jumlahnya.Menghadai manusia yang memiliki energi mistik dalam jumlah besar, memang sangat menyulitkan.Bahkan, nyawa mereka kini seolah berada di ujung tanduk, hanya menunggu kematian saja.Sayangnya, tekad dan semangat juang ke dua pemuda itu tidak dapat dianggap remeh.Jatuh bangun hal biasa, kini keduanya mulai bersahabat dengan luka-luka.Setelah kehabisan anak panah, Danur Jaya terpaksa menggunakan busur panah untuk bertarung. Busur itu dijadikan sema
Kelelawar Hitam menepis seluruh api yang menyelimuti dirinya dengan asap hitam, lalu berdiri setelah jatuh di atas tumpukan kerikil. Dia memandang Rawas Kalat dengan penuh emosi.“Kalian juga bagian dari pencurian Seruling Emas-““Memangnya kenapa?” timpal Rawas Kalat.Mendengar jawaban itu, wajah Kelelawar Hitam menjadi padam, dia menahan nafasnya dengn rahang yang mengeras, lalu dia berkata, “kalau begitu, kau juga harus mati!”Kelelawar Hitam langsung berubah menjadi asap dan menggempur Rawas Kalat dari segala sisi.Asap hitam secara alami mungkin tidak dapat menghantam tubuh manusia, tapi tidak dengan asap hitam milik Kelelawar Hitam.Asap itu terasa sangat keras sehingga membuat Rawas Kalat begitu kesulitan untuk menahan semua serangan Kelelawar Hitam.Dalam sebuah momen, Rawas Kalat mencoba memukul asap tersebut, tapi tangannya malah terjebak oleh asap itu.Dia tidak bisa menarik tangannya, seolah melekat kuat dalam kepulan asap.Di saat yang sama pula, muncul asap menyerupai ma