Di sisi lain, Danur Jaya telah mengalahkan semua petugas di pantai, yang menunggu dermaga.Dia mengira masih ada waktu untuk bersantai, tapi rupanya para budak telah tiba secara bergerombolan.“Rawai Tingkis …” Danur Jaya sudah tahu Rawai Tingkis tidak akan bersabar dan mengikuti instruksi dari Ki Sundur Langit.“Naiklah ke kapal!” Danur Jaya Berseru, “Lekaslah!”Danur Jaya memesan lima kapal besar sekaligus nahkodanya untuk membawa para budak ini keluar dari wilayah Bulan Merah.Dia masih belum tahu kemana akan membawa para budak, tapi yang jelas dia tak akan membuang waktu.Jangan sampai Bulan Merah mengetahui hal ini, sebelum para budak diasingkan ke tempat yang lebih aman.Setelah berdesak-desakan, akhirnya semua budak masuk ke dalam kapal.“Berlayar!”Sementara itu Ki Sundur Langit telah menyapu beberapa posko yang berada di dekat tambang emas.“Ki …kita telah menyingkirkan semuanya,” ucap Putri Intan Kumala, “sekarang apa yang akan kita lakukan?”Ki Sundur Langit terlihat berpik
“Hayo Kumala …hajar dia!” Rawai Tingkis bersorak, Ki Sundur Langit malah khawatir, lantas pria tua itu bertanya kepada Rawai Tingkis.“Kau tidak mengkhawatirkannya?”“Kumala itu kuat, aku yakin dia bisa mengalahkan satria itu hanya dengan tiga kali serangan.”“Tiga kali?”“Ya tiga kali saja, kau mau bertaruh, Pelatih? Jika Kumala berhasil mengalahkan satria itu hanya dengan tiga serangan, kau harus menyiapkan makanan selama satu bulan penuh, bagaimana?”Ki Sundur Langit setuju.Ke dua pria itu kini malah bersorak saat Putri Intan Kumala menyerang lawannya. Tentu saja mereka semua berharap Putri Intan Kumala keluar sebagai pemenangnya, tapi bagi Ki Sundur Langit, tiga kali serangan cukup mustahil dapat mengalahkan satria tersebut.Namun tiba-tiba.“Hujan panah batu!” Putri Intan Kumala baru saja mengangakat dua tangannya ke langit, lalu dengan cepat menurunkan tangan itu ke bawah dengan kuda-kuda menyerang.Bersamaan dengan itu, ratusan anak panah yang terbuat dari kerikil kecil mengha
“Apa aku sudah ada di surga, kenapa ada bidadari cantik di hadapanku?”Mendengar hal itu, wajah Putri Intan Kumala bertambah merah.Ya, yang dilihat oleh Rawai Tingkis adalah wajah Putri Intan Kumala. Demi untuk menyelamatkan pemuda itu, Putri Intan Kumala menyelam ke dalam lautan untuk menarik tubuh Rawai Tingkis.Setelah kejadian itu, Rawai Tingkis lebih banyak termenung. Di perjalanan dia lebih memilih diam, duduk dengan wajah yang memang sedikit berbeda dari biasanya.Ki Sundur Langit tidak tahu apa yang dipikirkan oleh pemuda itu, dan tampaknya ini bukan masalah makanan.Ketika mereka naik gerobak sapi yang disewa oleh Ki Sundur Langit, Rawai Tingkis duduk di dekat kusir dengan tatapan yang kosong.Perjalanan berhari-hari ini, tampaknya sangat berat bagi Rawai Tingkis, karena satu hal yang kini sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Ki Sundur Langit mengamati perubahan sikap pada diri Rawai Tingkis, dimana biasanya dia senang memesan makanan, tapi kali ini tidak.Jadi Ki Sundur Langi
Di sisi lain.“Tempat ini sudah hancur lebur!” Satria Suci dari kelompok Serigala Perak baru saja tiba di lokasi salah satu tambang emas milik Bulan Merah, tapi yang tersisa hanyalah kehancuran saja.“Apa mereka yang telah menghancurkan tempat ini?” tanya salah satu satria yang lain.“Melihat kerusakannya, aku yakin merekalah yang telah melakukan hal ini!”“Sekarang, apa yang harus kita lakukan?”“Berada di sini terlalu lama akan sangat berbahaya, kita harus melaporkan masalah ini kepada Pimpinan …”“Tuan Ronggo akan sangat terkejut mendengarnya,” timpal salah satu yang lain.“Ya, dia pasti akan terkejut.”Beberapa minggu kemudian.“Jadi kalian bertemu seorang pemuda yang mahir dalam menggunakan pedang?”“Betul Tuan Ronggo … Namun, kenapa Tuan Ronggo lebih tertarik dengan pemuda tersebut, bukankah orang yang bernama Ki Sundur Langit jauh lebih kuat daripada pemua itu?”“Dia adalah Rawai Tingkis, dugaanku tidak salah, meskipun ada perbedaan dari sisi tampilah seperti yang kalian jelask
Kelelawar Hitam sekarang mengambil alih Bulan Merah. Namun tunggu! Siapa sebenarnya pria ini?Kelelawar Hitam bukan orang sembarangan. Dia mungkin tidak dikenal terlalu luas di wilayah Sundaland, tapi di dunia luar, Kelelawar Hitam dikenal sangat berbahaya.Penjaga Dunia telah mencari keberadaan Kelalawar Hitam. Mereka ingin pria misterius itu menjadi bagian dari Organisasi Penjaga Dunia, tapi sepertinya Kelelawar Hitam memiliki pikirannya sendiri.Dia melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain, dari benua ke benua lain, hingga pada akhirnya langkah kaki pria itu mendarat di Benua Sundaland.Pria ini pernah bertemu dengan Pimpinan Bulan Merah dalam sebuah insiden, dan dari sini dia mengetahui keberadaan Bulan Merah.Awalnya, Kelelawar Hitam tidak tertarik dengan Bulan Merah, tapi kabar mengenai Tirta Amerta, membuat pria ini memutuskan untuk menguasai kelompok ini.Dia tahu, mencari air kehidupan tidaklah mudah, bahkan terkesan mustahil, jika dilakukan sendirian. Karena itu,
Setelah saran dari Danur Jaya, akhirnya Padepokan Surya telah mengambil keputusannya.Mereka memutuskan untuk berhenti sejenak, dan membangun kekuatan ulang untuk menghadapi banyak musuh yang sangat banyak.Ki Langit Hitam ingin membentuk 9 pasukan khusus. Dia ingin mengembalikan sejarah dunia, 9 orang murni yang menjadi penyeimbang kekuatan 9 satria roh suci.Namun hari ini, tiba-tiba mereka kedatangan seorang pemuda baru.“Bukankah kau adalah …” Rawai Tingkis menggaruk kepalanya beberapa kali, mengingat-ingat siapa orang yang baru saja datang ke tempat ini, “kau adalah …”“Dia adalah cucu Ketua Partai Tuak,” timpal Danur Jaya, “Rawas Kalat.”“Ahhh…kau benar.” Rawai Tingkis langsung merangkul Rawas Kalat. “Sudah sangat lama, aku lupa namamu, tapi tidak dengan kekuatanmu. Apa yang membawamu ke sini?”“Sebenarnya …” Rawas Kalat lantas menjelaskan mengenai Partai Tuak yang dipimpin oleh Kakeknya.Partai Tuak telah hancur. Benar-benar telah hancur. Beberapa tahun yang lalu, Partai Tuak t
Ki Sundur Langit ingin menjelaskan dalam bahasa paling halus, bahwa Rawai Tingkis tidak akan dipilih sebagai calon 9 manusia murni. Jelas karena dia bukan manusia murni lagi yang mengandalkan energi tenaga dalam sebagai kekuatan.Rawai Tingkis mengandalkan energi mistik sebagai kekuatan, sementara tenaga dalamnya digunakan untuk mengendalikan energi mistik tersebut.Namun kekhawatiran Ki Sundur Langit adalah, ‘Rawai Tingkis merasa kecewa dengan keputusan petinggi Padepokan Surya, sehingga membuat pemuda itu malah memutuskan meninggalkan tempat ini, dan lebih parahnya lagi berpihak kepada Penjaga Dunia.’Karena hal itulah, Ki Sundur Langit menjelaskan lagi, bahwa Rawai Tingkis juga tidak bisa digolongkan sebagai Satria Roh Suci terpilih, karena dia menjadi satria hasil dari percobaan.Sementara satria roh suci terpilih, adalah manusia yang memang dipilih oleh roh suci untuk menjadi wadah kekuatan roh suci tersebut.Menanggapi hal ini, Rawai Tingkis malah tertawa kecil. Dia tidak berpik
Pada akhirnya, Rawai Tingkis keluar dari latihan setelah satu tahun penuh mempelajari jurus dewa kematian.Sebuah kebanggan bagi pemuda itu, berhasil menguasai jurus level puncak dari teknik kilat pedang, yang bahkan gurunya tidak pernah bisa mempelajari jurus tersebut.Dia keluar dari tempat latihan, lebih awal dibandingkan dengan semua orang yang berlatih di tempat tersebut.Mendatangi Ki Sundur Langit, Rawai Tingkis menanyakan kabar teman-temannya yang lain, seperti Danur Jaya, Putri Intan Kumala, dan Rawas Kalat.Terutama Rawas Kalat yang baru belajar di tempat ini.“Seperti yang kau bilang …” Jaka Rakap langsung memotong pembicaraan antara ke dua orang itu, “Rawas Kalat memang memiliki potensi, dia tidak hanya mengejutkan diriku, dia juga membuat gempar seisi Padepokan Sura.”Rupanya, di antara anggota paling jenius di sini, Rawas Kalat menempati posisi pertama. Dia bisa menguasai tenaga dalam hanya dalam waktu 6 bulan saja dari pertama dia melakukan tapa berata.Jaka Rakap mend