Pertarungan antara Kelelawar Hitam dan Camar Putih berlangsung dengan begitu sengit. Ini bukan pertarungan biasa, dengan teknik dan gaya bertarung yang biasa, tapi ini pertarungan luar biasa, antara sesama Satria Roh Suci.Kedua orang yang sama-sama memiliki keahlian meringankan tubuh, dan juga segudang pengalaman bertarung, telah menciptakan dataran tandus menjadi lebih mengerikan lagi.Bukit-bukit tinggi kehilangan puncaknya setiap kali ke dua orang itu mendarat, bahkan tidak jarang pula, muncul kawah atau pula telaga kering di tempat tersebut, akibat pertukaran serangan energi mistik di antara ke duanya.Sejauh ini, Danur Jaya melihat keduanya bertarung dengan imbang. Akan terlihat Kelelawar Hitam dilempar begitu jauh oleh lawannya, tapi juga kadang sebaliknya, Camar Putih yang melayang di udara dan terhempas kasar di tanah gerasang.Melihat pertarungan tersebut, Danur Jaya hanya mampu menelan ludah, sementara peluh mulai membasahi wajahnya.Jika dilihat seperti ini, Putri Intan Ku
Danur Jaya akhirnya melihat ada perbedaan yang terjadi pada arena es ini. Perbedaan dari segi warna, dan juga dari tingkat kekuatannya.Rupanya, arena es ini masih dikendalikan oleh Beruang Salju, dan pikiran Beruang Salju sebenarnya tidak pernah lepas dari arena es yang telah dia buat.Setiap kali, Rawas Kalat menyerang arena es ini, maka ada perbedaan yang mencolok di mata Danur Jaya.“Jika kau menyerangnya, warna es pada titik yang kau serang cendrung berubah menjadi biru, itu disebabkan karena aliran energi mistik yang dilakukan oleh Beruang Salju. Energi mistik itulah yang membuat permukaan es menjadi lebih keras dibandingkan dengan logam baja.”Namun, menurut Danur Jaya, di titik-titik lain, es masihlah es biasa, dan masih rapuh seperti es pada umumnya.Ini terlihat dari warna es yang tidak berubah sama sekali.Jadi, setiap saat ada yang menyerang arena es ini, Beruang Salju akan menglirkan energi mistiknya untuk menjadikan permukaan es tersebut menjadi 10 kali lebih keras.Nam
Setelah memecahkan Arena Es yang dibuat oleh Beruang Putih, Rawas Kalat jatuh terkulai dengan tubuh setengah mati. Sangat sulit meggerakan satu jarinya saja saat ini.“Kau baik-baik saja?” tanya Danur Jaya.“Aku menggunakan seluruh tenaga dalamku,” timpal Rawas Kalat, “aku butuh istirahat.”Danur Jaya tersenyum, lalu merogoh saku bajunya, dan menyerahkan kendi kecil yang terbuat dari labu. Di dalam kendi itu, ada minuman keras yang tidak lain adalah tuak.“Aku membelinya di sebuah kedai, aku pikir akan memberikannya kepadamu di saat kita selesai di sini, tapi sepertinya …ah sudahlah!” pria itu melempar kendi itu ke arah Rawas Kalat.Meski masih dengan tubuh yang lemah, Rawas Kalat begitu antusias mengambil kendi tersebut, lalu meminumnya.Efek dari tuak dapat menipu tubuh Rawas Kalat untuk sementara waktu, sehingga dia tidak akan merasakan sakit, lemah ataupula sebagainya.Paling tidak efek ini bisa bertahan beberapa menit ke depan, dan harapannya Rinjani sudah kembali kepada mereka.
Hampir saja, tombak itu menikam perut Rawai Tingkis. Beruntung Pemuda itu secara kebetulan memijak sebongkah batu es, dan membuatnya jatuh terhempas ke belakang.Alhasil, tombak hanya melewati udara lalu, dan berjarak sekitar satu jengkal dari tubuh Rawai Tingkis.Rupanya, bukan kemalangan saat dirinya jatuh, tapi kadang kala perlu jatuh untuk menghindari bahaya yang lebih besar.Saat melihat hal itu, Danur Jaya menelan ludahnya sekali, suaranya tersendat di kerongkongan.“Apa yang kau lihat?” tanya Rawas Kalat, berusaha berdiri untuk menonton pertarungan Rawai Tingkis dan Beruang Salju.Ketika dia berhasil berdiri, Rawas Kalat masih belum bisa melihat Rawai Tingkis, karena pandangan matanya yang kurang tajam.“Danur Jaya, katakana sesuatu! Kenapa kau begitu tegang?”“Tidak,” ucap Danur Jaya, “Bukan apapun.”“Sial, aku tidak bisa melihat Rawai Tingkis, mataku terlalu lemah untuk melihat pertarungan dari jarak sejauh ini.”Sebagai petarung jarak dekat, mata tajam kadang kala tidak begi
“Jadi dia ada di saat itu?” Singa Emas bergumam di kepala Rawai Tingkis. “Aku tidak ingat apapun saat itu, Ayahku memintaku untuk pergi sebelum manusia menemukan kami.”“Apa benar?” ucap Rawai Tingkis, “Apakah benar, potensi aura suci bangsa kalian mampu menolak gelombang lautan?”“Ya, aku pernah melihat Ayahku melakukannya, ketika dia meraung, sungai yang mengalir ke hilir, malah berbalik ke hulu…”Itu artinya, aura suci milik Singa Emas yang ada bersama dengan Rawai Tingkis, pada dasarnya tidak sekuat milik Ayahnya. Sejauh ini, aura singa emas hanya bisa memberikan dampak pada mahluk hidup, dan baru kali ini Rawai Tingkis tahu, jika aura suci bahkan berdampak pada benda mati.Namun, tidak untuk saat ini melatih aura suci, musuh telah berada di hadapan, dan tidak ada kesempatan. Ya, mungkin saja.Masih larut dalam pikirannya, Beruang Salju telah menguasai pikirannya yang kalut.Menurutnya, Aura Suci milik Rawai Tingkis hanya memiliki kemiripan dengan aura suci milik Singa Emas. Mungk
Segaris panjang luka yang kini didapatkan oleh Beruang Salju, terbentang dari pangkal bahu kiri sampai pada bagian perut kanannya.Beruang Salju tidak menduga, dan tidak akan percaya jika Rawai Tingkis masih hidup setelah menerima serangan bola mistik, sekaligus dijatuhi oleh reruntuhan bebatuan besar.Bahkan Satria Roh Suci kemungkinan akan mengalami kematian jika terkena serangan bola mistik barusan, tapi rupanya Rawai Tingkis memiliki tubuh yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan dugaan Beruang Salju.Pemuda itu bertahan dan bertahan, dari serangkaian serangan berat yang diterima oleh tubuhnya.Dia tidak mati, dan tampaknya musuh dari kematian itu sendiri.Ini bukan awal pertama bagi Rawai Tingkis menderita luka yang parah, ini sudah beberapa kali banyaknya, tapi sekali lagi dia bangkit dan bertahan.Sekarang Beruang Salju jatuh berlutut di hadapan Rawai Tingkis, menatap pemuda itu dengan pandangan mata yang sinis.Dia sangat marah, tapi luka yang diterimanya membuat Beruang Salju
Liontin kecil di leher Rawai Tingkis, adalah telur naga yang dijaga oleh ular saat kematian indu Naga.Telur itu akan dimakan oleh ular tersebut, untuk membuat dirinya berubah menjadi sosok naga.Meski telur itu tidak sempurna, tapi telur tersebut telah memiliki rohnya, yaitu Naga Kecil.Sayangnya, roh itu tidak akan lahir ke dunia ini, karena telur yang cacat.Namun, hari ini, tubuh Rawai Tingkis telah menerima lusinan kali energi mistik, dan tanpa sengaja, energi mistik juga menghantam liontin telur.Tidak, energi mistik tidak menghancurkan telur tersebut, tapi malah memicu kekuatan roh naga kecil yang ada di dalamnya.Energi mistik milik Beruang Salju, pada dasarnya energi yang dimiliki oleh Roh Suci. Konsepnya sama.Kegagalan telur nag aitu, atau kecacatan yang dialaminya, diakibatkan karena kekurangan energi mistik yang harusnya diberikan oleh induk naga.Suplai energi mistik murni yang kurang, akhirnya menghentikan pertumbuhan dari telur naga, meskipun pada dasarnya sudah memili
“Apa yang telah kau lakukan kepada Rawai Tingkis?!” Putri Intan Kumala, mulai melayang di udara dengan menggunakan satu batu sebagai pijakannya.Gadis itu melempar ratusan batu sebesar kepalan tinju ke arah Beruang Salju, tapi serangan itu dapat dipatahkan oleh pria pemilik teknik es.Serangan selanjutnya, menggunakan lebih banyak batu yang berukuran besar, tapi untuk ke dua kalinya, Petinggi Penjaga Dunia itu berhasil mematahkan serangan Putri Intan Kumala.Sayangnya, gadis tersebut telah dikuasai oleh kekuatannya sendiri, dia tidak memikirkan segala bahaya yang berpotensi membunuh dirinya, entah itu bahaya dari dirinya sendiri atau pula dari lawannya. Tidak peduli, Putri Intan Kumala telah kehilangan setengah akalnya saat ini.Dia mulai melakukan gerakan semacam tarian, tapi ini jelas bukan tarian biasa, dia mengendalikan lebih banyak batu yang berada di permukaan tanah, lalu menyerang Beruang Salju.Hanya dengan mengangkat telapak tanganya, Beruang Salju menciptakan sebuah dinding