Share

Ingatan

Hampir saja, tombak itu menikam perut Rawai Tingkis. Beruntung Pemuda itu secara kebetulan memijak sebongkah batu es, dan membuatnya jatuh terhempas ke belakang.

Alhasil, tombak hanya melewati udara lalu, dan berjarak sekitar satu jengkal dari tubuh Rawai Tingkis.

Rupanya, bukan kemalangan saat dirinya jatuh, tapi kadang kala perlu jatuh untuk menghindari bahaya yang lebih besar.

Saat melihat hal itu, Danur Jaya menelan ludahnya sekali, suaranya tersendat di kerongkongan.

“Apa yang kau lihat?” tanya Rawas Kalat, berusaha berdiri untuk menonton pertarungan Rawai Tingkis dan Beruang Salju.

Ketika dia berhasil berdiri, Rawas Kalat masih belum bisa melihat Rawai Tingkis, karena pandangan matanya yang kurang tajam.

“Danur Jaya, katakana sesuatu! Kenapa kau begitu tegang?”

“Tidak,” ucap Danur Jaya, “Bukan apapun.”

“Sial, aku tidak bisa melihat Rawai Tingkis, mataku terlalu lemah untuk melihat pertarungan dari jarak sejauh ini.”

Sebagai petarung jarak dekat, mata tajam kadang kala tidak begi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Muke Muke
banyak bacot lo.. kalau gk suka,jngan baca taik
goodnovel comment avatar
Fatullah Dul
ceritanya kayak sinetron di tv muter muter ga karuan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status