Rawai Tingkis menanyakan Danur Jaya, tapi rupanya pemuda itu sedang mengerjakan sebuah misi rahasia. Misi ini hanya bisa dilakukan oleh beberapa anggota yang berada di tingkat emas, jadi kemungkinan kembali ke Padepokan masih dua atau tiga minggu lagi.Biasanya, satu misi yang dilakukan oleh anggota memakan waktu satu bulan bahkan dua bulan lamanya.Tergantung dari tingkat kesulitan misi tersebut.“Ki Sundur Langit, berikan misi untuku!” Rawai Tingkis penasaran dengan kondisi dunia saat ini, bagaimana keadaan Indra Pura atau pula beberapa kerajaan yang lain.“Karena kau merupakan anggota perunggu, aku akan memberikan misi tingkat rendah.”“Hemmm …kenapa tidak misi yang sulit?”“Danur Jaya memberikan informasi mengenaimu, termasuk dengan buta arah yang menjadi penyakitmu, jadi aku tidak akan memberikan misi yang sulit.”“Kau bisa mengutus satu orang sebagai petunjuk arah,” timpal Rawai Tingkis.“Hemm sayang sekali, semua anggota sedang melakukan misi, sementara yang lainnya masih melak
Selama beberapa hari di tempat itu, Rawai Tingkis tidak mendapatkan satupun binatang buas yang masuk ke desa ini.Apa yang terjadi? Banyak warga desa merasa sangat aneh keganjilan ini. Biasanya, setiap malam dapat dipastikan akan ada satu atau dua ekor hewan ternak mereka yang raib oleh binatang buas.Namun telah tiga hari lamanya, Rawai Tingkis di tempat ini, tidak ada satupun binatang buas yang mendekati desa.Dia telah susah payah membuat jerat di berbagai titik yang diyakini sebagai jalan masuk binatang tersebut, dia bahkan rela bertahan di malam hari hanya untuk memastikan desa tidak kecolongan.Sayangnya, sampai saat ini semua yang sudah dibangun dengan susah payah, tidak membuahkan hasil.“Jika seperti ini, aku tidak akan mendapatkan nilai kontribusi,” ucap Rawai Tingkis, “Paling tidak aku harus menangkap satu atau dua harimau sebagai barang bukti.”Tepat lima hari lamanya, Kepala Desa akhirnya mendekati Rawai Tingkis, membicarakan masalah binatang buas ini.Karena tidak pernah
“Aku akan …” Rawai Tingkis tidak melanjutkan ucapannya, dia hanya mengangakat pedang ke arah langit, tampak seperti akan menebas pria tua tersebut.“Aku akan mengaku …” Pria itu langsung berlutut di hadapan Rawai Tingkis, membeberkan rencana yang akan dia lakukan terhadap desa kecil tesebut.“Dua tahun terakhir aku mendengar ….” Pria itu memulai ceritanya dengan nada bergetar dan sedikit serak.Rupanya dia adalah sang pawang binatang buas. Dia bekerja di sebuah sirkus berjalan yang diadakan setiap hari minggu.Namun dua tahun lalu, anggota sirkus dihancurkan oleh sekelompok orang tak dikenali, mereka merampas harta dan semua barang berharga.Begitu kejamnya kelompok tersebut, sampai-sampai tega membunuh teman-teman pria tua itu.Nasib beruntung dia masih selamat.Setelah seluruh anggotanya mati, pria itu hidup tekatung-katung di jalanan. Menjadi pengemis, pencuri kecil, bahkan tidak jarang menjadi pekerja paruh waktu hanya untuk sesuap nasi.Sebagi orang yang sudah tua, tentu saja ten
Di tepat lain.Terdengar suara puluhan orang melompat dari satu pohon ke pohon lain. Orang-orang ini mengenakan pakaian yang serupa, dengan Lambang Penjaga Dunia.Sebagian dari mereka menggunakan golok yang tiada lagi bersarung, sementara yang lainnya terus melepaskan anak panah ke depan.“Pergilah Danur Jaya!” seorang pemuda berteriak keras, lalu menghadap ke belakang, “Aku akan menahan mereka di sini!”“Tidak, kita harus kembali-““Hentikan! Satria Penjaga Dunia begitu banyak, tidak mungkin kita bisa selamat dari mereka! Pergilah!”Rupanya ada banyak satria suci dari Penjaga Dunia sedang mengejar Danur Jaya dan satu temannya.Awalnya, ada lebih dari 5 orang teman Danur Jaya yang ditugaskan untuk menjalankan sebuah misi berkaitan dengan Penjaga Dunia.Mereka diminta untuk menghentikan barang yang dikirim dari Penjaga Dunia ke Benua Sundaland. Jangan tanyakan barang apa yang mereka bawa, lima peti besar mutiara emas.Setiap negara akan membeli satu peti mutiara emas.Pengiriman Mutiar
Kedatangan Rawai Tingkis menjadi angin segar bagi Danur Jaya. Bagaimana tidak, Rawai Tingkis adalah satu-satunya orang yang sangat kuat yang pernah ditemui oleh Danur Jaya yang mampu mengalahkan Satria Suci walaupun belum berhasil mengendalikan kekuatan roh suci.Pimpinan kelompok ini hampir saja lupa bahwa dia telah ditempa untuk tidak takut terhadap siapaun, lagipula dia merupakan salah satu petinggi Penjaga Dunia yang menggunakan mutiara emas jenis tertinggi.Setelah tersenyum sinis, pria bermata buta langsung memberi perintah kepada bawahannya untuk lekas menyingkirkan Rawai Tingkis.Pria buta itu menduga, jika perintahnyalah yang membuat anak buahnya menjadi lengah. Perintah untuk tidak membunuh Danur Jaya, membuat mereka mengurangi kewaspadaan.Namun saat ini, pria buta ingin dua orang anggota Padepokan Surya itu dihabisi dengan cara paling sadis.“Kau berisitirahatlah!” ucap Rawai Tingkis, “aku akan mengurus semua ini.”Rawai Tingkis menatap pedang gading cempaka seolah berbica
Kembalinya Danur Jaya membuat seisi Padepokan Surya menjadi senang, pasalnya ada 5 peti besar berisi mutiara emas yang dibawa oleh pemuda tersebut.Ini adalah misi yang sangat sulit tapi juga bernilai besar.Rawai Tingkis tidak disambut meski dia datang bersama dengan Danur Jaya, dan membantu mendorong gerobak menuju ke Padepokan Surya.Ah, pemuda itu tidak begitu peduli dengan masalah ini. Dia tidak berharap dipuji, dan memang tidak suka dipuji.Rawai Tingkis meminta kepada Danur Jaya untuk menyembunyikan keterlibatangan dirinya dalam misi.Danur Jaya membantah, dia berniat memberi tahu semua orang tentang kebenaran tersebut, tapi Rawai Tingkis menolak.“Ini adalah misimu, jangan melibatkan diriku, jika harus ada yang dihormati, maka teman-temanmulah yang berhak menerima penghormatan itu …”Danur Jaya hanya terdiam mendengar hal tersebut, lebih lagi kala Rawai Tingkis mengatakan hal tersebut, wajahnya tampak begitu serius.Rawai Tingkis berlalu di antara orang-orang yang telah menyam
Di sisi lain, sebuah tempat khusus yang hanya Ki Langit Hitam saja boleh memasukinya.Di tempat latihan itu, tampak terlihat beberapa batu terangkat ke udara, melayang seperti tiada gaya gravitasi di dalam tempat tersebut.Sedetik kemudian, batu itu mulai bergerak pada pola yang telah ditentukan. Mereka bergerak meliuk-liuk, membentuk seperti ular, dan menari-nari di udara.Namun tidak lama setelah itu, gerakan batu berubah pola lagi. Dia membentuk pusaran udara yang berputar-putar dengan kecepatan suara.Gemuruh suara terdengar di dalam ruangan tersebut, seperti badai yang menerjang cadas tinggi.Namun tiba-tiba, Ki Langit Hitam masuk ke dalam ruangan itu, lalu dia berseru, “Serang aku!”Ribuan kerikil kecil yang berhamburan berhenti satu detik setelah mendengar tantangan Ki Langit Hitam, tapi kemudian mulai menyatu dari satu batu menjadi ratusan batu, sampai pada akhirnya batu itu membentuk 10 tombak panjang yang melayang di udara.Satu jentikan jari, membuat tombak batu menderu ke
Rawai Tingkis kini duduk di sudut Padepokan Surya, seraya bercanda gurau dan mengenang hidup mereka di Desa Air Tenam.Bagi Rawai Tingkis, Putri Intan Kumala adalah teman gadis yang paling baik, yang pernah dia temukan seumur hidupnya.Meskipun Putri Selasih Ayu berwajah cantik, tapi gadis ini memiliki kecantikan luar dalam di mata Rawai Tingkis.Kebaikan Putri Selasih tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata, bahkan Rawai Tingkis merasa tidak yakin bisa membalas kebaikan gadis itu.“Apa kau menemukan gadis lain di luar sana?” tanya Putrin Intan Kumala, “gadis cantik, yang membuatmu tergoda?”Tiba-tiba obrolan mereka menjurus ke arah yang lebih intim. Pertanyaan itu membuat Rawai Tingkis terdiam sejenak, tapi seorang wanita memiliki kemampuan untuk mengetahui perasaan pria yang dia suka hanya dalam tiga detik saja.“Jadi kau pernah bertemu dengan gadis cantik …”“Hahaha …”Rawai Tingkis tertawa kecil, menggaruk kepalanya yang mendadak gatal, “ada banyak gadis cantik di dunia ini, tapi mer