Tampaknya seluruh kelas sedang kebanjiran keceriaan berbeda dengan beberapa kelas lainnya yang justru dihujani kebosanan dan kebingungan. Ketika Louis menjulurkan lehernya untuk menelisik pemandangan di balik jendela, suasana taman kanak-kanak ia rasakan sekali lagi setelah sekian tahun lulus dari sana dan memulai pendidikan sekolah dasarnya. Antusiasme yang paling kental dan membuatnya ingin lebih dekat dengan mereka yang sedang bersorak kegirangan tapi untuk suatu tujuan; menjawab pertanyaan.
Beberapa jam setelahnya, Louis habiskan untuk sedikit bermain sepak bola dengan beberapa murid di lapangan belakang sekolah. Jasnya ditanggalkan dan kemeja putihnya sedikit bernoda. Ketika jam makan siang berdentang, para murid laki-laki memberikan tos kepada Louis sebelum pergi untuk berganti pakaian dan makan siang.
Malam itu, ketika awan perlahan menutupi bulan, Louis terbangun dari tidurnya. Matanya menatap ruangan kamar yang sedikit gelap hanya disinari cahaya yang menyelinap dari celah pintu maupun jendela dan lampu tidurnya. Kemudian ia bangkit dan beralih untuk duduk di atas kursi belajarnya yang sudah tua. Terakhir ia mengganti set meja belajarnya ketika berusia empat belas tahun karena ia jarang sekali di rumah sejak kecil. Alasannya hanya satu; sebab ia menuntut ilmu di boarding school.
Ada sebuah perintah larangan yang dijatuhkan kepada Louis Wistletone akibat kejadian malam itu. Richard Wistletone sendiri yang mengatakannya di hadapan semua orang di meja makan Wistletone—termasuk Joseph Stefar yang entah sejak kapan tinggal di sana—untuk tak mengizinkan Louis kembali ke Wistletone's School selama tiga bulan lamanya untuk alasan apa pun. Namun, untuk apa kembali ke Wistletone's School jikalau Louis bisa duduk dengan tenang di kursinya dan merangkai beribu kata tentang cinta untuk dikirimkan kepada si pujaan yang jauh di Birstall? Tentu itulah yang Louis pilih. Jangankan pergi ke Wistletone's School, satu bulan terakhir ini, ia bahkan tak pergi kemana pun da
Keberhasilan Anthony merebut jam tangan dari genggaman tangan Louis sudah cukup untuk menarik perhatian pria itu. Meskipun jam tangan termasuk benda yang sepele untuk diperjuangkan, Louis diprediksi lebih tertarik untuk mengejar jam itu ketimbang mati kutu di antara kerumunan orang-orang yang tak disukainya.Kala itu, Louis meneriakinya tapi Antho
Jikalau jalanan tampak ramai sekali, maka The Teahouse tampak sepi sekali. Biasanya, di siang hari beberapa pasangan akan menikmati teh chrysanthemum ditemani beberapa muffin atau scone atau bahkan parties. Namun, hari ini The Teahouse tampak kelabu. Setidaknya masih ada beberapa orang yang menyelamatkan nuansa Teahouse milik Nyonya B
Akhir-akhir ini Louis kesulitan fokus menulis surat sebagai balasan untuk Martha. Ia berpikir mungkin karena beberapa hari terakhir ia terlalu bersemangat menulisnya sehingga menuangkan terlalu banyak kata yang seharusnya disimpan untuk beberapa balasan selanjutnya. Dengan demikian, ia memutuskan untuk beristirahat menulis dan kembali mengurusi realita selagi liburannya belum berakhir.
Mendengar Joseph baru saja menyinggung soal Emma, Louis pun meminta Joseph membukakan pintu sekarang juga. Joseph yang merasa tertekan akhirnya melakukan itu dan Louis pun meluncur keluar meninggalkan mobilnya dan berusaha menerobos keramaian. Ia mendorong beberapa pasang orang membuat mereka berdecak kesal dan beberapa justru mengumpatinya. Namun, Louis tak peduli dan tetap berlari. Ia selalu pandai menerobos keramaian. Itu salah satu kelebihannya.
Keadaan di Newcastle belum sepenuhnya normal. Namun, enam hari terakhir ini, Jasper Stefar mencoba menepati janjinya dengan memberikan uang pesangon kepada para mantan pekerjanya sehingga jalanan sedikit longgar tanpa massa. Trotoar di sepanjang Mosley Street bahkan tampak sangat longgar sedangkan Corsley semakin padat pada hari libur seperti ini. Para pekerja pabrik kembali menghabiskan hari libur mereka untuk berbincang di Corsley setelah beberapa hari libur mereka direnggut Revolusi Stefar. Nyonya Kennedy tampak secerah matahari melihat kembalinya nuansa ramai kedai Kennedy, meskipun Pete tidak. Ia berharap kedainya cukup sepi hari ini supaya ia bisa meninggalkan kedai lebih awal untuk bersenang-senang. Beruntung teman-temannya selalu setia menunggu kesibukan Pete berakhir sehingga ia tak perlu khawatir melewatkan momen kebersamaan yang akan usai tak lama lagi.Di kursi paling sudut Corsley, Dan dan Louis mendidihkan otak mereka untuk mengalahkan satu sama lain dalam permainan dam.