“Yang Mulia Putri Mahkota, Yang Mulia Putra Mahkota telah tiba.” Seru pengawal dari luar kamar.‘Dylan? Apakah dia Dylan?’ Fuschia menghapus bekas air mata di pipinya. Lalu menarik nafas dalam-dalam.“Silahkan masuk.” Katanya, mempersilahkan.Merri menatap Fuschia dengan iba. Dari cerita yang Fuschia sampaikan sebelumnya, bahwa Putra Mahkota adalah orang yang membunuh mereka berdua, bukan, tapi bertiga termasuk putra Fuschia. Putra Mahkota juga yang telah mengelabui Fuschia di malam pertamanya, sehingga Fuschia dijamah oleh pria asing hingga hamil, dan sekarang keguguran.Merri merengut keras. Ia tidak rela membiarkan nonanya bertemu dengan pria iblis seperti itu, namun ia juga tak bisa melakukan apapun lantaran ia tidak memiliki kekuatan. Ia bisa saja mengamuk tak karuan, lalu memukul kepala Hayden dengan vas bunga, lalu ia akan dijatuhi hukuman mati.Ia rela mati demi membalaskan luka nonanya, tapi, ia tahu Fuschia tidak menginginkan itu. Jadi, ia harus bersabar dan bersandiwara sep
Fuschia menyibukkan dirinya dengan latihan sihir bersama Tuyul dan Mbayul di taman dekat Danau Hijau. Hampir setiap subuh ia pergi keluar dengan hanya ditemani Merri demi melatih sihirnya. Kali ini ia melatih sihir apinya.Namun itu lebih sulit dari perkiraannya karena elemen manna air dalam tubuhnya jauh lebih besar, sehingga menyulitkannya mempelajari formula sihir api yang bertolak belakang. Tuyul dan Mbayul mulai jenuh membimbing Fuschia yang masih belum bisa mengendalikan partikel sihir dengan elemen apinya.“Sudahlah, menyerah saja! Akan lebih cepat jika kau mempelajari sihir angin, karena elemen air dalam mannamu lebih sesuai untuk sihir angin!” Seperti biasa, Tuyul gontok-gontokan.“Diam kau! Aku pasti bisa menguasai sihir api, lalu aku akan benar-benar membakar Kasino itu. Dengan begitu, aku bisa mencuri uang Albertus, dan Hayden akan kehilangan sumber kekayaan barunya! Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui!”“Itu hanya terjadi jika kau jenius!”“Hey! Aku tahu kalau aku ti
Hidup Laila semenjak ditampung oleh Sophie di kediaman Von Blester lebih memuaskan dari yang ia kira. Awalnya ia pikir akan menjadi pelayan rendahan yang kerjaannya adalah membersihkan rumah, atau mencuci pakaian. Tapi kenyataannya berbeda. Sophie seringkali memanggilnya ke kamarnya hanya untuk mendengarkannya menyumpah serapahi Fuschia, Putri Mahkota.Dari hal ini, ia menyadari bahwa Sophie adalah tipe nona bangsawan yang akan mendapatkan kepercayaan dirinya dengan menjelek-jelekkan orang lain, tidak terkecuali terhapda seorang Putri Mahkota sekalipun.Semakin sering ia menjelek-jelekkan Fuschia dengan cerita yang dibuat olehnya, semakin besar hadiah yang ia terima dari Sophie. Dan imbalan itu akan semakin besar jika ia memuji Sophie dengan kalimat:“Saya juga tidak mengerti kenapa Putra Mahkota menyukai wanita rubah itu dibanding Anda yang lebih anggun dan berwibawa. Padahal Anda jauh lebih serasi dengan Putra Mahkota!”Atau, “Anda jauh lebih elegan dan bermartabat dibanding Putri M
Red Eyes adalah sebutan untuk sebuah ruangan besar di kediaman milik Nyonya Luxor, seorang janda kaya yang gemar mengadakan pesta wine atas kecintaannya terhadap minuman itu. Jika biasanya seorang nona sering mengadakan pesta perjamuan minum teh di siang hari, Nyonya Luxor mengambil jalur yang berbeda. Ia mengadakan perjamuan minum wine di malam hari.Awalnya, ia mendapat kecaman dari nona bangsawan lainnya yang tidak menyukai budaya minum wine di malam hari bagi seorang wanita, terutama dari pihak tua, tapi ia berhasil mengubah pandangan itu dan menjadikan tempatnya berjaya selama satu dekade.Red eyes hanya terbuka untuk para wanita saja karena Nyonya Luxor ingin memberikan tempat yang aman untuk para wanita saling berbagi cerita, dalam keadaan mabuk di malam hari. Beliau juga menyediakan kamar khusus tamu yang mungkin tidak bisa pulang karena terlalu mabuk.Sebagai seorang janda, ia menghindari peluang terciptanya rumor jika ada pria berkeliaran di kediamannya. Dia juga bukan tipe
Sudah sebulan sejak aku dinyatakan keguguran. Selama itu pula Dylan tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali, entah sebagai Hayden, atau sebagai orang lain, atau sebagai dirinya sendiri.Kemarahanku padanya juga semakin pudar seiring berjalannya waktu. Tapi akan lebih mudah jika aku tak pernah mengenalnya, karena sekarang, aku seperti sedang mengalami simtom penarikan. Sungguh konyol karena aku pun baru mengenalnya.Tapi kehadirannya sekarang jauh lebih kubutuhkan demi bisa hamil lagi. Sudah kubilang kan, kalau aku tidak ingin baby selain babyku yang berambut blonde dengan wajah yang kukenali. Itulah sebabnya aku mencari Dylan setiap malam tanpa sepengetahuan Merri.Berkat kemampuan sihir airku yang meningkat, aku jadi bisa mengendap-endap lebih percaya diri di sekeliling Istana. Sejauh ini aku belum pernah tertangkap basah oleh para penjaga yang sedang berpatroli. Tapi karena ukuran istana ini terlalu besar, ditambah keadaanku yang tidak paham arah, misi menemukan tempat tingga
Meskipun banyak nona bangsawan mencabut partisipasi mereka di acara amal yang diadakan Fuschia, acara tetap berlangsung. Lagipula, Nyonya Luxor berpartisipasi kembali di dalam acara amal itu, sehingga jumlah donasi tidak terlalu merosot dari yang sudah Fuschia harapkan.Dalam penyelenggaraan itu, Albertus yang turut aktif membantu Fuschia menyiapkan segala halnya. Tapi kali ini, Fuschia tidak membiarkan Albertus mengantongi sedikit uangpun yang ada dengan cara menempatkan Tuyul dan Mbayul di sisinya 24/7!Dengan begitu Fuschia bisa mengawasi berapa jumlah yang disisihkan Albertus masuk ke kantongnya sendiri.Meskipun tamu undangan yang hadir hanya sedikit, tapi Fuschia merasa lega karena ada Nyonya Luxor di sisinya.“Yang Mulia, jika aku boleh bertanya, bagaimana Anda bisa membujuk Nyonya Luxor untuk tidak menarik donasinya?” Laura bertanya setelah diam beberapa saat di sisinya.Sepertinya Laura mendapati hal ini sangat mencurigakan. Fuschia menyerahkan gelas champagnenya ke pelayan.
Setinggi apapun jabatannya, jika dirinya sendiri tidak tegas dalam memutuskan sesuatu, apalagi malah terkesan acuh, maka orang lain akan menganggapnya sebagai pengecut. Seperti yang telah ia alami selama hampir dua tahun menjabat sebagai Putri Mahkota di masa lalu.Dulu, Fuschia cenderung memilih diam atau minggir, ketimbang harus mempertahankan pendapatnya sendiri karena takut masalah akan menjadi lebih besar. Dia cenderung ‘mengalah’ pada banyak situasi, termasuk ketika ada rumor yang mengatakan bahwa ia mandul, atau bahwa dia memandang rendah bangsawan lainnya, atau rumor serupa.Ia tahu betul apa julukan yang para nona bangsawan berikan untuknya, yaitu ‘putri ya’, yang artinya adalah seorang Putri yang begitu menurut dan jarang berkata tidak. Itulah sebabnya ketika masih sekolah di royal akademi, dia diam saja walaupun dibully oleh murid lainnya.Ia juga sempat mendengar beberapa nona mengungkapkan bahwa mereka merasa tidak ‘terancam’ jika Fuschia lah yang menjadi Putri Mahkota k
Kelahirannya dirayakan oleh seluruh penduduk di Kerajaan ini. Lalu ia dinobatkan sebagai Putra Mahkota saat usianya sebelas tahun, dan seluruh orang tunduk kepadanya, yang akan menjadi monarki selanjutnya.Ibunya telah memastikan tidak akan ada lagi anak yang lahir dari keturunan Keluarga Royal, dengan cara meracuni rahim perempuan yang tidur dengan ayahnya, Sang Raja. Dan cara ibunya memastikan bahwa hanya dia seorang sebagai keturunan Royal sangatlah manjur.Ibunya, Sang Ratu, tidak hanya meracuni rahim para wanita yang pernah tidur dengan ayahnya dengan ramuan mandul, tapi ayahnya juga diberikan ramuan itu sehingga bijinya tidak lagi akan berbuah di rahim wanita lain.Ibunya telah mencampurkan ramuan itu di minuman ayahnya sedikit demi sedikit sejak kehamilannya. Upayanya berhasil karena tidak ada anak lain yang lahir dengan membawa darah keluarga Royal di tubuhnya. Hayden cukup berterima kasih dengan upaya ibunya.Apakah di awal atau di akhir tahun? Itu adalah perjamuan besar yang
Tuyul tak kunjung ditemukan.Sekeras apapun aku dan Mbayul mencarinya, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa Tuyul telah meninggalkan kami. Sulit untuk menerima kenyataan itu, terutama ketika kami tidak mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.Mbayul dan peri pengembara lainnya masih bersama kami. Mereka bekerja untuk aku sebagai CCTV kerajaan. Mereka adalah makhluk yang tepat untuk pekerjaan itu karena hanya sedikit orang yang dapat melihat mereka, meskipun banyak penyihir yang muncul sekarang.Kemudian, ketika Pasha berusia tiga tahun, aku mengetahui kisah terakhir Tuyul.“Ibu, masih ingat Paman Tuyul?”Suatu malam, Pasha menanyakan hal itu.Pasha memiliki kemampuan verbal yang sangat baik di usia dini, dia sudah bisa membentuk kalimat kompleks dengan baik, sehingga memudahkan kami untuk berkomunikasi. Dia juga mengingat beberapa hal tentang masa kecilnya, ketika dia berusia satu tahun.Dia bahkan mengingat rumah di tengah hutan yang pernah kami tinggali di Kerajaan Haddad, dan dia
Belum genap enam bulan Dylan menjabat sebagai raja baru Kerajaan Drachentia dan ia sudah menyandang gelar 'serigala emas Drachentia'. Dalam waktu singkat itu, dia ditakuti oleh kerajaan-kerajaan di sekitar Drachentia. Terutama karena prestasinya dalam membasmi semua monster dan alkemis yang tersisa di Drachentia.Tidak hanya itu, ia juga melumpuhkan perdagangan ilegal yang terjadi di lautan Drachentia. Tanpa ampun. Dan ternyata tindakannya tersebut merembet hingga mengguncang stabilitas ekonomi kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, yang selama ini mengakali Drachentia dalam hal perdagangan di laut.Maka hari ini adalah pertemuan besar dengan diplomasi kerajaan-kerajaan sekutu, yang hadir karena takut Dylan akan memangsa kerajaan mereka. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa Drachentia adalah sebuah kerajaan kepulauan, aku rasa mereka takut kerajaan mereka akan menjadi salah satu pulau baru milik Dylan.“Tapi dia tidak sekejam itu. Aku tersenyum bangga pada Dylan yang duduk di samp
Upacara pernikahan aku yang kedua.Seperti yang diminta Dylan, sebelum upacara penobatan raja, kami mengadakan upacara pernikahan.Tentu saja, banyak yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan keluarga kerajaan, tetapi karena kami ingin melakukannya sesegera mungkin, persiapannya cukup sederhana. Lagipula, kami ingin segera dinobatkan sebagai suami dan istri. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang jamuan makan dan sebagainya.Aku mengenakan gaun pengantin putih yang terlihat sangat indah seperti taburan berlian di atasnya. Saat sinar matahari menyinari ku, gaun aku akan berkilauan.Mengapa bisa ada gaun pengantin yang begitu indah yang siap dalam waktu singkat? Jawabannya adalah karena antusiasme Laura dan Pak Andre, yang telah mempersiapkan gaun tersebut jauh-jauh hari, bahkan saat mereka tidak tahu kapan aku bisa memakainya. Begitu juga dengan tuksedo pernikahan Dylan.“Nyonya-oops, Yang Mulia, Kau terlihat sangat cantik. Kau seperti seorang dewi!”“Bukankah dia lebih mirip seora
Hari persidangan Putra Mahkota Hayden akhirnya tiba. Langit berwarna abu-abu kusam, dan orang-orang berbondong-bondong ke Pengadilan Tinggi untuk menyaksikan persidangan bersejarah itu dengan suasana hati yang tidak tenang. Pikiran mereka kacau.Dylan dan aku duduk di kursi saksi. Aku bisa merasakan semua mata tertuju pada kami. Aku mendengar bisikan orang-orang di belakang kami yang merupakan tempat duduk para bangsawan.“Aku di sini. Jangan gugup.” Dylan berbisik. Menarik kegugupan yang tidak kusadari telah menggerogoti kesadaranku.Meskipun aku mendengar bahwa Nyonya Luxor dan Laura sedang berusaha membuat banyak berita yang ditulis di koran yang menguntungkan kami, bukan berarti semua orang akan percaya dengan semua itu. Terutama para bangsawan yang mungkin mengincar kekuasaan kerajaan melalui keluarga kerajaan.Terlebih lagi ketika mereka mendengar bahwa raja mereka berikutnya adalah mantan budak dan korban eksperimen alkemis. Tidak lupa bahwa aku juga akan menjadi ratu mereka.“
Setelah pertempuran hebat itu, aku tidur seperti orang mati selama dua hari. Aku terlalu memaksakan diri, jadi begitulah hasilnya.Sementara itu, Laura dan Nyonya Luxor mengerahkan banyak media berita dalam bentuk surat kabar untuk menuliskan segala sesuatu yang telah terjadi dalam semalam. Mulai dari alasan pemberontakan yang dipimpin oleh Keluarga Luxor dengan bantuan pasukan Keluarga Mountravven hingga kemunculanku yang mengejutkan.Nyonya Luxor dengan cepat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan berita karena dia memiliki serikat informasi. Jadi dia telah menempatkan beberapa reporter di tempat kejadian untuk mengabadikan segala sesuatu yang terjadi sejak awal pertempuran.Dan sebagai reporter profesional, para reporter mendapatkan banyak gambar yang 'mencengangkan', yang kemudian disisipkan di berita utama koran mereka.Mulai dari gambar Hayden yang memimpin pasukan monster, lalu gambar aku menggunakan sihir air, dan juga gambar naga di langit yang memberkati aku da
Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Yang kutahu adalah Dylan tiba-tiba memegang pedang Hayden di tangannya, dan dari pedang itu keluarlah sebuah kekuatan super(?) berupa lingkaran raksasa yang mengiris monster-monster itu dengan sekali tebas. Kemudian karena kekuatan itu, energi Dylan seperti tersedot dan membuatnya jatuh lemas ke dalam pelukan ku.Aku sempat panik karena mengira Dylan akan mati, tapi ternyata dia hanya lemas sesaat. Karena setelah itu, kami dan beberapa tentara yang 'sehat' menjelajahi kuil.Tentu saja, pada saat itu aku juga tidak tahu mengapa orang-orang memandang kami dengan takjub saat mereka mengatakan bahwa kami menerima berkat dari naga yang membelai kepala kami dengan kakinya.Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang naga di langit. Tapi aku pikir itu mungkin Lord Drachen.Lagi pula, aku bertemu dengan seseorang yang hampir aku lupakan dalam perjalanan ke kuil.“AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Sarah hendak melompat ke arahku dengan sepenuh hati, tapi tubuhnya sudah
“Mau ke mana kau, Tuan Bajingan?”Tanpa ragu, Merri melalap tubuh Raymon dengan api biru yang membara.“AAAAAAHHHHH!” Raymon menggeliat kesakitan sambil berteriak histeris, lalu tubuhnya ditendang oleh monster besar itu.Merri menyeringai sambil menatap Raymon yang menggelepar-gelepar seperti ikan yang sekarat.Merri berpikir, 'Lihatlah, betapa mudahnya menghancurkan bajingan itu. Jika saja aku lebih kuat dari dulu, maka Nona dan hidupku tidak akan sekacau ini.“Merri?! Apa yang kau lakukan di sini?” Fuschia mendekati Merri, terlihat bahagia di atas pohon.“Nona! Aku berhasil! Aku membakar bajingan itu!”“Kerja bagus, nak. Tapi jangan memaksakan diri karena kau masih dalam masa pemulihan, Merri.”“Tentu saja! Hahahaha, ini menyenangkan. Bagaimana denganmu, nyonya? Uh? Kepalamu berdarah!” Merri hampir saja melompat dari posisinya untuk mendekati Fuschia yang sedang terbang.Hal itu membuat Fuschia kebingungan. Tapi kemudian Fuschia menenangkan Merri. “Tenanglah. Aku sudah meminum ramua
Fuschia menatap pria di depan Nyonya Luxor dengan waspada. “Komandan Hugh?”Ia mengenali pria itu sebagai Komandan Ksatria Drachentia, Hugh Connor dari Keluarga Count Connor.Dylan mengerutkan kening dengan masam lalu berbicara dengan suara pelan, “Seharusnya aku memastikan kau mati di tanganku.”Komandan ksatria Hugh menundukkan kepalanya saat dia menghadapi Fuschia. Dia tidak mengangkat kepalanya saat berbicara.“Aku ... sempat datang ke Aula Crestine. Di sana aku bertemu dengan Nona Laura dan para korban yang selamat. Lalu aku... mengetahui kebenaran darinya. Jadi tolong, izinkan aku untuk menebus dosa kebodohan ku, Yang Mulia.”Fuschia mengenal Hugh Connor sebagai seorang ksatria yang setia kepada kerajaan. Kesetiaannya ditunjukkan dengan pengabdiannya kepada sang pemimpin. Ia dikenal sebagai 'anjing pemburu' mendiang raja yang telah menggigit banyak bangsawan atau pemberontak yang mengancam kekuasaan mendiang raja.Seperti Hayden dan Raymon, dia dilatih oleh mendiang raja dan me
“FUSCHIA!”Itu adalah suara Dylan. Dia muncul dari balik para tentara.“Dylan!” Fuschia segera mengangkat kakinya untuk memperpendek jarak di antara keduanya.Mereka berdua saling berlari dengan tangan terbuka lebar.Di tengah-tengah pertempuran antara monster dan manusia yang sepertinya tidak akan pernah berakhir, Dylan dan Fuschia saling berpelukan erat.Pusaran pikiran dan detak jantung mereka yang tidak menentu terobati oleh aroma yang mereka hirup satu sama lain. Pelukan erat yang mereka bagi saat itu seakan menyampaikan semua kelelahan dalam hati dan pikiran mereka.Kemudian, bersama dengan ciuman singkat yang mereka bagikan satu sama lain, masing-masing dari mereka membunuh monster yang menyerang. Fuschia memisahkan kepala monster yang menyerang Dylan dengan gergaji esnya, sementara Dylan merobek leher monster yang menyerang Fuschia dengan pedangnya.Belum pernah ada momen romantis dan horor yang terjadi dalam satu frame. Begitu banyak tentara yang mengira demikian dan secara t