แชร์

2. Pertemuan

ผู้เขียน: Silvia Dhaka
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-08-18 15:38:27

Sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah besar dengan halaman yang luas.

Di depan pintu rumah sudah menunggu beberapa orang anggota keluarga guna menyambut tamu agung yang kini sudah turun dari mobil mewahnya.

"Selamat siang, Juragan Reksa Dhanuar," ucap salah seorang pria.

"Selamat siang, Juragan Ardi." Sahut Reksa sambil menjabat tangan Ardi.

"Mari silakan masuk." Ardi mempersilakan Reksa memasuki kediamannya.

Reksa duduk di sofa panjang di ruang tamu, di belakangnya ada Haris yang berdiri tegap menunggu apapun titah dari juragannya. 

"Terima kasih sudah menjamu saya di rumah Anda, Juragan."

"Hahaa ... saya merasa sangat tersanjung jika Juragan Reksa berkenan manginap di sini," sahut Ardi.

"Terima kasih, tapi saya tidak mau merepotkan. Saya minta tolong untuk carikan saya sebuah rumah untuk saya tinggali selama saya berada di desa ini," sahut Reksa.

"Saya tidak merasa repot jika Anda ingin tinggal di sini selama yang Anda inginkan," sahut Ardi.

"Tidak. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Anda saya memilih menempati rumah sendiri biarpun sederhana," sahut Reksa.

Tak lama datang dua orang perempuan anggun, satu berusia paruh baya, satu lagi perempuan muda dan cantik.

"Juragan, perkenalkan ini Wina istri saya dan ini Gendis putri semata wayang saya." Kedua perempuan itu tampak tersenyum lalu bergantian menjabat tangan Reksa.

"Saya kira Juragan Reksa merasa letih karena perjalanan yang terasa melelahkan. Saya sudah siapkan kamar untuk Anda dan juga untuk supir dan asisten pribadi Anda," kata Ardi.

Reksa mengangguk.

"Biar Gendhis yang mengantarkan Anda ke kamar," ucap Ardi.

Gendhis berdiri sedikit membungkuk, "mari Juragan, saya antarkan." Kata Gendhis sopan dengan senyumannya yang menawan.

Reksa berdiri, berjalan beriringan dengan Gendhis yang tersenyum tersipu malu.

***

Kabar kedatangan seorang juragan muda tampan dari kota besar sudah tersebar di seantero desa. Banyak gadis mengharap bisa berkenalan dengan juragan dari kota.

"Aku dengar dari pelayan yang bekerja di rumah Juragan Ardi. Dia mengatakan bahwa Juragan muda dari kota itu begitu tampan," ucap seorang gadis saat berbelanja di pasar.

"Apa benar?" sahut salah seorang lagi.

"Iya aku juga tahu, aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri. Juragan muda itu begitu tampan," seru lainnya lagi.

"Sudah kalian jangan mimpi, Juragan itu tidak mungkin melirik ke arah kalian-kalian ini. Di sana ada Nona Gendhis yang selevel dengan Juragan dari kota itu. Memangnya kalian ini sanggup bersaing dengan Nona Gendhis?!" kata salah seorang lagi membuat yang lain menggeleng kuat.

"Sudah bubar, bubar. Masih banyak yang harus kita kerjakan. Jangan pada berkumpul di sini." Para gadis pun membubarkan diri dari kerumunannya dengan wajah ditekuk.

***

"Elmira, tunggu aku!" Seru Dian berlari menuju ke arah Elmira.

"Ada apa hingga kau lari-lari seperti itu?" tanya Elmira.

Dian mengatur nafasnya yang naik turun.

"Kenapa kau harus berlari seperti itu?" Ucap Elmira mengurungkan niatnya untuk menaiki sepedanya.

"Kau dari mana?" tanya Dian.

"Aku baru saja mengantar makan siang untuk Ayahku." Sahut Elmira sambil menuntun sepedanya agar bisa berjalan bersama Dian.

"Tadi pagi aku mendengar di pasar, mereka bilang ada seorang Juragan muda dari kota berkunjung di desa kita ini," ucap Dian.

"Lalu?" tanya Elmira tak ada niat sama sekali.

"Orang di pasar bilang Juragan kota itu sangat tampan. Dia tinggal di kediaman Juragan Ardi."

"Kau sudah lihat sendiri?" tanya Elmira.

"Belum."

"Ya sudah lupakan, lebih baik kau ikut aku ke rumah. Akan kubuatkan es buah yang enak untukmu," kata Elmira.

"Tidak lah, aku ingin pulang saja. Cucianku menumpuk di rumah," sahut Dian.

"Ya sudah. Mau aku antar pulang?" tawar Elmira.

"Tidak perlu, rumah kita berlawan arah. Aku jalan kaki saja sekalian mencari informasi tentang Juragan yang dari kota itu," sahut Dian.

Elmira tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "aku duluan ya, Dian." Pamit Elmira segera mengayuh sepedanya.

Elmira mengayuh sepedanya pulang ke rumah. Sesekali ia harus merundukan sedikit kepalanya saat berpapasan dengan tetangga.

Sampai di pertigaan, saat akan membelok Elmira dikejutkan oleh bunyi klakson mobil dan kaca sepion dari mobil itu pun sedikit menyenggol tangan Elmira. Hingga membuat Elmira terkejut lalu tak bisa mengendalikan keseimbangan tubuhnya.

"Aarrghh ...." Teriak Elmira saat ia terjatuh dari sepeda.

Dua orang pria keluar dari mobil lalu berlari membantu Elmira berdiri.

"Maafkan saya, Nona. Saya tak sengaja. Saya tadi menghindari kucing yang berlari di tengah jalan," ucap sang supir.

"Iya, tak apa-apa, Tuan." Elmira berdiri melihat sepedanya yang sedikit rusak. Ia bingung bagaimana ia bisa pulang dengan membawa sepeda rusak begini. Pasti sepedanya tidak bisa jalan. Dua pria di depannya ini melihat kearah sepeda yang ia bawa.

"Bagaimana, Haris?" Ada suara seorang pria dari belakang Elmira.

"Juragan, sepertinya sepeda Nona ini rusak. Ban sepedanya sedikit peyok," sahut Haris.

Elmira menunduk membersihkan kaki dan tangannya yang terkena pasir.

"Nona, maafkan supir saya. Saya akan menggantinya dengan yang baru," ucap Reksa.

Elmira mengangkat wajahnya, ia terkesiap melihat seorang pria begitu tampan ada di depannya.

"Nona ...." Haris membuyarkan lamunan Elmira.

"Iya?" sahut Elmira.

"Kalau masih bisa diperbaiki maka tidak perlu beli yang baru," sahut Elmira.

"Di mana rumah Nona, biar saya antarkan Nona pulang," ucap Reksa.

"Tak jauh dari sini," sahut Elmira.

"Mari." Reksa mempersilakan Elmira masuk ke dalam mobilnya.

Dengan langkah tertatih Elmira berjalan mengikuti pria tampan yang diam-diam menyita perhatiannya ini.

"Apa perlu saya bantu?" Tanya Reksa melihat kaki Elmira yang terluka.

"Tidak perlu, Tuan." Sahut Elmira masuk lewat pintu yang sudah dibukakan oleh Reksa.

"Bagaimana dengan sepeda saya? Apa akan di tinggal di sini?" tanya Elmira.

"Supir saya yang akan membawanya untuk diperbaiki. Saya akan mengantar Nona pulang," sahut Reksa.

Reksa memerintahkan supirnya untuk membawa sepeda rusak itu ke bengkel terdekat.

Sedangkan Reksa mengantar Elmira dengan Haris yang menggantikan mengemudi mobil.

Sampai di sebuah rumah dengan halaman luas, Haris menghentikan laju mobilnya.

"Ini rumah saya, Tuan," kata Elmira sopan.

"Boleh saya antar sampai dalam?" tanya Reksa yang mendapat anggukan dari Elmira.

Reksa menuntun Elmira berjalan masuk ke dalam rumah. Sedangkan Haris tetap menunggu di dalam mobil.

***

Bersambung

Salam

Silvia Dhaka

ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
call me Jingga
berasa baca dongeng,,hihihi
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Sang Ratu   3. Perkenalan

    "Silakan diminum tehnya, Tuan ...." Elmira menyuguhkan secangkir teh untuk Reksa."Terima kasih, sebenarnya kau tak perlu repot seperti ini, Nona," sahut Reksa."Hanya secangkir teh tak lantas membuat saya repot, Tuan. Saya justru berterima kasih karena Anda sudah memperbaiki sepeda saya dan mengantarkan saya pulang." Sahut Elmira ikut duduk di bangku depan Reksa.Reksa melihat sekeliling rumah Elmira. Terlihat bersih dan juga rapi, nyaman sebagai tempat tinggal."Kau tinggal sendiri?" tanya Reksa."Tidak Tuan, saya tinggal bersama orangtua saya dan kedua adik laki-laki saya," sahut Elmira."Mengapa sepi sekali?" tanya Reksa heran."Ayah dan Ibu sedang ada di ladang, sedangkan kedua adik saya sedang bersekolah," sahut Elmira."Dari tadi kita mengobrol tapi belum berkenalan," ucap Reksa."Saya Raka Reksa Dhanuar." Reksa mengulurkan tangannya pada Elmira.Dengan canggung Elmira menyambut uluran tangan Reksa, "saya E

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-19
  • Sang Ratu   4. Undangan Makan Malam

    Gendhis begitu antusias mengajak Reksa berkeliling desa. Semua gadis yang melihatnya tampak begitu iri karena Nona Gendhis bisa dengan mudah berdekatan dengan Juragan tampan yang dari kota itu. Sampai di sebuah sungai yang jernih airnya, Reksa mengamati satu persatu orang yang ada di sekitar sungai itu. Sampai akhirnya Reksa tersenyum ketika menemukan sosok gadis yang ia cari-cari. Gadis itu di sana, sedang bermain air dengan kedua gadis lain seumuran dengannya."Sungai di sini sangat jernih," Reksa mulai membuka suara."Iya Tuan, itu sebabnya saya mengajak Anda mampir di sini agar bisa melihat indahnya tempat ini." Sahut Gendhis dengan senyumnya yang merekah indah."Sebetulnya saya juga ingin bermain air di sungai seperti mereka. Tapi mereka dan saya berbeda. Mereka gadis desa biasa, sedangkan saya gadis dari keluarga terhormat anak seorang Juragan terhormat di desa ini." Ucap Gendhis mengamati aktifitas orang-orang desa di sungai. Ada yang mencuci, ada yang ma

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-19
  • Sang Ratu   5. Kekasih Hati

    Elmira mematut dirinya di depan cermin sambil melenggok ke kanan dan ke kiri."Sudah cantik," gumam Elmira mengagumi dirinya sendiri."Tapi apa aku tak berlebihan dandan seperti ini?" tanyanya pada dirinya sendiri."Ah masa bodoh. Lebih baik aku cepat ke sana." Ucap Elmira bergegas keluar kamar. Ia mencari keberadaan ayah dan ibunya untuk pamit keluar."Ayah dan Ibu ke mana, Dek?" tanya Elmira pada adiknya."Ayah dan Ibu pergi ke rumah Paman Sam," sahut Adik Elmira."Ya sudah. Kamu di rumah dulu ya, Kakak mau keluar sebentar.""Mau ke mana?" "Ada undangan makan malam dan Kakak harus hadir." Sahut Elmira lalu keluar rumah.Elmira menuju rumah Reksa menggunakan sepedanya yang telah diperbaiki. Tak butuh waktu lama k

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-20
  • Sang Ratu   6. Mantra

    Elmira pulang ke rumah sudah sangat petang. Ia berjalan mengendap-endap agar ayah dan ibunya tak tahu ia pulang selarut ini. Bisa kena marah ia nanti.Sampai di kamar, Elmira segera membersihkan dirinya dan mengganti pakaian. Ia berbaring di ranjang, menatap langit-langit kamar membayangkan bagaimana jika ia bersanding dengan Juragan Reksa.Elmira meraba bibirnya yang sedikit bengkak. Ternyata begini rasanya berciuman. Elmira tertawa sendiri mengingat kejadian tadi. Bagaimana bisa ia duduk di pangkuan Juragan Reksa. Bagaimana juga ia tanpa berpikir panjang langsung mau begitu saja saat Juragan Reksa menjamah tubuhnya, bahkan mengambil ciuman pertamanya. Bukankah ia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ciuman pertamanya tentu ia persembahkan hanya untuk suaminya kelak. Elmira menghembuskan nafasnya perlahan. Mungkin Juragan Reksa lah jodoh yang ia nanti. Apabila Juragan Reksa ingin meminangnya tentu Elmira tak akan berfikir dua kali untuk menerimanya. Malam ini Elm

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-20
  • Sang Ratu   7. Merendahkan Diri

    Siang yang biasanya begitu terik, kini terasa dingin karena langit masih mendung setelah semalam hujan mengguyur desa. Untungnya pagi tadi hujan sudah berhenti membuat para petani bisa lega karena bisa berkerja ke ladang mereka.Sudah satu minggu Elmira menjalin kasih dengan Juragan Reksa. Tanpa diketahui orangtua juga kedua temannya, Elmira selalu menghabiskan waktu siang hingga sorenya di rumah Juragan Reksa. Memadu kasih selayaknya insan yang tengah dimabuk asmara.Elmira duduk seluntur di sofa panjang yang ada di kamar Reksa, tubuhnya bersender dalam dekapan hangat Reksa.Tok tok tok.Bunyi ketukan pintu terdengar, setelah suara Reksa yang mengintruksi menyilakan masuk, kini terlihat Haris datang menunduk tak berani melihat

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-21
  • Sang Ratu   8. Fakta

    Elmira berlari ke luar rumah melewati pintu belakang. Tampak Haris terkejut melihat kekasih dari Juragannya keluar lewat pintu belakang dengan berderai air mata.Haris ingin mengantarkan pulang, tapi Elmira sudah berlari menjauh. Haris menduga bahwa terjadi hal yang tidak menyenangkan di dalam sana. Tapi Haris tak berani masuk sebelum Reksa memanggilnya masuk.Sesaat kemudian Juragan Reksa menggiring Gendhis keluar dari rumah menuju mobil Gendhis yang sudah terparkir di halaman. Haris memberanikan diri mendekat ke arah Reksa."Maaf Tuan, tadi saya melihat Nona Elmira berlari sambil menangis keluar dari pintu belakang," ucap Haris membuat Reksa tampak terkejut."Ya Tuhan ... aku melupakan Elmira. Dia pasti mendengar semuanya dan juga melihat Gendhis mencumbuku," kata Reksa penuh penyesalan.Seharusnya tadi Reksa segera mengusir Gendhis agar cepat keluar dari rumahnya. Mungkin hal ini tak akan terjadi. Reksa ingin agar Elmira tahu dari mulutnya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-21
  • Sang Ratu   9. Pinangan

    Siang hari Gustaf dan Mirai pulang ke rumah lebih awal karena putri cantiknya sedang tak enak badan. Sampai di halaman depan rumahnya yang luas, Gustaf dan Mirai saling pandang karena ada sebuah mobil mewah terparkir di halamannya. Gustaf dan Mirai sudah sering melihat pemandangan ini karena tak jarang para pria kaya datang untuk meminang putrinya."Kali ini Juragan mana lagi yang akan meminang putri kita, Mirai?" ucap Gustaf.Mirai mengendikan bahunya pertanda tak mengerti. Mirai tersenyum pada suaminya. "Siapkan saja kata-kata untuk menolaknya. Kita hanya akan menikahkan putri kita apa bila putri kita sendiri yang berkenan menerima pinangan dari salah satu mereka," sambung Mirai."Iya, aku mengerti," sahut Gustaf.Gustaf dan Mirai masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu mereka melihat seorang pria tampan sedang mengobrol bersama Elmira."Elmira ...."

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-22
  • Sang Ratu   10. Pernikahan

    Tiba hari di mana Elmira akan melangsungkan pernikahan dengan Juragan Reksa, pria yang dicintainya. Elmira mematut dirinya di depan cermin. Ia begitu puas dengan riasan dari seorang juru rias yang didatangkan langsung dari kota. Begitu juga gaun pengantin Elmira, berwarna putih gading. Begitu indah pas di tubuhnya. Kamar Elmira sudah dihias seindah mungkin dengan bunga-bunga. Reksa dan Elmira melangsungkan pernikahan di halaman depan rumah. Karena halaman rumah Gustaf cukup luas."Aku turut bahagia untukmu, Elmira. Aku tak menyangka Juragan dari kota itu sebentar lagi akan menjadi suamimu," ucap Rani sambil tersenyum."Terima kasih, Rani. Aku berdoa semoga kamu cepat menyusulku menuju pelaminan," sahut Elmira."Tapi sebentar lagi kita tak akan bermain air lagi di sungai seperti dulu. Kau akan hidup di kota." Dian tersenyum namun juga menitikan air mata kebahagiaan juga kesedihan karena sebentar lagi Elmira akan ikut suaminya ke kota."Bukankah ini impianm

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-22

บทล่าสุด

  • Sang Ratu   Ekstra Part 5

    Yasinta mencoba menenangkan Emran dan Abraham agar tak lagi rewel. Kedua bocah laki-laki itu terus saja mencari keberadaan Elmira saat mereka tahu ibunya tak ikut pulang bersama mereka.“Ibu mengapa belum pulang, Nenek?” rengek Abraham.“Sabarlah sebentar, Sayang. Ibu dan Ayahmu akan segera pulang. Kau tenanglah karena adikmu terus saja menangis. Jangan membuat Nenek semakin bingung,” ucap Yasinta.Mengerti jika saat ini neneknya sedang pusing, Abraham menghampiri Margi. “Bibik, hubungi Ibuku, katakan padanya aku menangis mencarinya,” ucap Abraham.“Tapi Anda tak menangis sama sekali kan, Tuan kecil, jadi saya tak bisa memberitahu kebohongan seperti itu kepada Ibu Anda,” ucap Margi.“Hhhh ... kau ini!” seru Abraham.“Ibu!” seru Edrea.&

  • Sang Ratu   Ekstra Part 4

    Elmira membenahi riasannya saat ia sudah tiba di rumah orangtua Andini. Ini kali pertamanya ia menginjakkan kaki di rumah orangtua Andini ini, karena sebelum-sebelumnya Andini-lah yang berkunjung ke rumah utama Dhanuar.“Sudah, Sayang. Mau sampai kapan kau berdandan? Anak-anak sudah berlari masuk,” ucap Reksa. Ia memasang wajah nelangsanya melihat istrinya yang membenahi riasan tanpa henti padahal ibunya dan romongannya yang lain sudah masuk ke tempat acara.“Kau ini apa tak suka melihat istrimu tampil cantik?” ucap Elmira dengan wajah muramnya.“Hhhh ... ya. Lalu kapan kau akan menyelesaikan ritualmu itu?”“Aku sudah selesai.” Elmira menyimpan kembali alat riasnya. Ia lalu keluar dari mobil dan membenahi gaun panjangnya.“Apa aku sudah terlihat cantik?” tanya Elmira sebelum ia melangkahkan kakinya memasuki tempat acara.“Ya, kau terlihat sangat cantik dan anggun. Kau terlihat

  • Sang Ratu   Ekstra Part 3

    Yasinta dan Reksa pulang saat waktu makan malam, sehingga mereka bisa makan malam bersama.“Ada apa, Sayang? Kau tampak ceria sekali?” tanya Reksa.Pertanyaan Reksa pada Elmira telah berhasil membuat Yasinta juga menoleh ke arah Elmira.“Ada berita baik yang datang hari ini.”“Oh ya? Berita apa itu?” tanya Reksa.“Tadi pagi Andini datang ke sini.”“Andini?” gumam Reksa memotong kalimat Elmira.“Yaa, dan kau tahu apa yang dia katakan padaku?!” seru Elmira antusias.“Apa?”“Satu bulan lagi Andini akan menikah dan kita semua diminta untuk datang ke sana,” ucap Elmira dengan begitu cerianya.“Benarkah itu?!” tanya Yasinta.“Iya, Ibu. Itu benar,” ucap Elmira.“Aku turut

  • Sang Ratu   Ekstra Part 2

    “Nenek, apa Ibu dan Ayah tak ikut sarapan bersama kita?” tanya Sabrina.“Sabrina, kau makan saja makananmu, Sayang, atau kau akan terlambat untuk ke sekolah,” sahut Yasinta.“Tapi ke mana Ayah dan Ibu?” tanya Shaka.“Ayah dan Ibu kalian mungkin sedang ada sesuatu yang harus segera diselesaikan. Kau cepat habiskan sarapanmu dan segeralah berangkat dengan supir bersama Kakakmu,” ucap Yasinta.“Nenek, lihatlah. Emran makan belepotan,” ucap Edrea.“Mamama.” Emran begitu senang jika ia menyuap makanannya sendiri meskipun wajahnya akan belepotan dengan buburnya.“Nenek, aku sudah selesai,” ucap Sabrina.“Aku juga,” sambung Shaka.“Edrea, ayo kita berangkat,” ajak Sabrina.“Iya,” sahut Edrea.

  • Sang Ratu   Ekstra Part 1

    Setelah kepergian Delia dan Andini dari rumah Dhanuar dan dari kehidupan keluarga Dhanuar, Elmira dan Reksa selalu melewati hari-hari yang membahagiakan. Elmira dan Reksa tak pernah membeda-bedakan anak-anak mereka, semua yang mereka lakukan adalah adil dan sama hingga Sabrina dan Edrea tak pernah merasakan kehilangan sosok ibu kandung dalam hidupnya.Mula-mula Sabrina terus menanyakan perihal Andini yang sekarang tak ikut tinggal bersama dengannya lagi namun lambat laun Reksa dan Elmira menjelaskan bahwa sekarang situasinya sudah berbeda dari dulu. Mereka memberi pengertian pada Sabrina bahwa ayah dan ibunya sudah berpisah dan tak akan pernah bisa kembali bersama lagi. Meski dulu Sabrina tak terlalu paham namun sekarang gadis itu sudah paham setelah usianya hampir menginjak remaja.Sabrina tumbuh menjadi gadis yang cerdas, cantik dan anggun yang memiliki tutur kata lembut dan sopan. Saat ini usianya sudah menginjak sepuluh tahun, satu tahun lagi ia akan memasuki sekol

  • Sang Ratu   141. Sang Pemenang (Tamat)

    Reksa sampai di rumah utama keluarga Dhanuar saat hari sudah lewat tengah malam. Ia pun langsung berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.Rasa lelah dan penat yang ia rasakan menghilang begitu saja setelah ia melihat wajah damai Elmira yang kini telah terlelap. Ia tersenyum lalu ikut bergabung bersama Elmira di atas ranjang. Ternyata pergerakannya mengusik tidur Elmira hingga membuat istrinya ini membuka matanya.“Reksa, kau sudah pulang? Maaf aku ketiduran,” ucap Elmira.“Iya, baru saja.” “Kau sudah makan malam? Jam berapa ini, akan aku siapkan dulu.” Elmira bergerak hendak turun dari ranjang namun dicegah oleh Reksa.“Tidak perlu, ini sudah lewat tengah malam. Sebaiknya kita tidur saja, aku juga sudah sangat lelah,” ucap Reksa.“Baiklah,” sahut E

  • Sang Ratu   140. Kembalinya Andini

    Orangtua Andini menyambut kedatangan Reksa dan juga Andini dengan penuh rasa bahagia sebab mereka juga sangat merindukan Andini dan juga Reksa tapi ada hal ganjil yang membuat mereka bertanya-tanya, mereka tak melihat kedua cucu perempuan mereka ikut pulang ke rumah mereka ini.“Ayah, Ibu.” Andini langsung berhambur ke pelukan orangtuanya.“Andini, Reksa?! Ibu merasa senang sekali melihat kalian datang ke sini. Ibu juga sudah sangat rindu dengan kalian. Oh iya, di mana dua cucu Ibu? Sabrina dan Edrea?” tanya Siva.Andini menatap Reksa karena ia tak memiliki jawaban yang bagus. Bahkan saat ini Andini merasa takut jika orangtuanya menyalahkannya setelah mendengar cerita dari Reksa tentang semua yang sudah ia perbuat di rumah mertuanya.“Kali ini kami tak bisa mengajak Sabrina dan Edrea ke mari, Ibu. Mungkin lain kali Sabrina akan berkunjung ke sini,” ucap Reksa.“Begitukah? Baiklah, ayo masuk. Kalian pa

  • Sang Ratu   139. Kepergian Andini

    Reksa membaringkan Andini di atas ranjangnya, setelah itu ia keluar dai kamar Andini. Ia berjalan menuju ruang keluarga untuk menghampiri Yasinta dan Elmira.“Aku akan ke rumah sakit untuk melihat keadaan Edrea dan Sabrina,” ucap Reksa.“Kak Rose sudah menghubungiku agar kita tak khawatir. Edrea dan Sabrina baik-baik saja dan sebentar lagi mereka akan pulang dari rumah sakit,” ucap Elmira.“Begitukah? Syukurlah,” gumam Reksa. Ia mendudukan tubuhnya di sofa samping Elmira.“Minumlah dulu tehmu,” ucap Elmira.“Iya.” Reksa mengambil cangkir di atas meja lalu sedikit meneguk teh hangatnya.Semuanya terjadi begitu cepat dan tiba-tiba. Meskipun Reksa sudah tahu kebusukan Andini dari mulut Elmira dan Margi tapi ia pun tetap tak menyangka jika Andini benar-benar setega itu. Andini bahkan tak memperdulikan nyawa Edrea yang bisa saja melayang jika saja ia terlambat untuk menyelamatkan.

  • Sang Ratu   138. Kebenaran yang Terkuak

    Andini berlari mendekati kolam renang. Dengan panik ia melihat Sabrina yang masuk ke dasar kolam. Ia tahu jika Sabrina bisa berenang, tapi ini adalah kecelakaan dan mungkin saja putrinya akan tenggelam.“Sabrina!” Dengan panik Andini melompat ke dalam kolam untuk menyelamatkan Sabrina.‘Byuurrr’Semua orang yang mendengar teriakan Sabrina dan Andini berlarian keluar dari rumah. Mereka melihat Andini yang tengah berenang menghampiri Sabrina.“Sabrina?! Sabrina!” seru Reksa panik seraya melihat ke arah kolam.Sama halnya dengan Reksa, Elmira, Yasinta, Rose dan Malik j

DMCA.com Protection Status