Share

Bab 499

Author: Benjamin
last update Last Updated: 2025-01-11 18:00:00
Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”

Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.

Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”

“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.

Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 500

    Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s

    Last Updated : 2025-01-11
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 1

    Saat itu pukul 10 malam di gedung asrama putra kampus. Empat laki-laki sedang berbaring di kasur mereka, saling berbincang dan bersenang-senang. Tiba-tiba, pintu kamar mereka dibuka dan seseorang bergegas masuk.“Hei kalian! Coba lihat ini! Dilan Handoko sedang menembak Sarah Kusuma! Sedang ditayangkan di akun sekolah di Groove!” katanya, melambaikan ponsel di tangannya.Dengan segera, ketiga dari empat laki-laki yang sedang bersenang-senang itu menyerbu si pendatang dan duduk di sekitarnya, ingin tahu hasil dari ajakan tersebut.Alasan mereka penasaran itu sangat sederhana. Sarah Kusuma merupakan seseorang yang diakui sebagai salah satu wanita tercantik di kampus. Walaupun dia tidak masuk ke dalam lima besar dari daftar wanita cantik di kampus, dia masih termasuk dalam 10 besar.Dilan Handoko yang sedang menembak Sarah Kusuma cukup terkenal di seluruh kalangan Universitas Praharsa. Dia tinggi, tampan, dan yang paling penting sangat kaya. Dia lahir dari latar belakang yang kaya dan

    Last Updated : 2024-05-28
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 2

    Hati Daffa dipenuhi oleh rasa sakit ketika dia beranjak ke Hotel Sky Golden. Dia tidak bisa percaya bahwa seseorang yang dia cintai dan dia telah berikan segalanya bisa mengkhianatinya seperti ini. Dia telah mencintai Sarah dengan sepenuh hati dan dia kira Sarah juga mencintainya. Dia harus mengetahui apa yang salah dari hubungan mereka.Setelah berjalan selama 30 menit, Daffa akhirnya tiba di Hotel Sky Golden. Karena hotel tersebut hotel bintang tujuh, bangunannya sangat mewah dan mengesankan. Dia masih mengagumi bangunannya ketika dia melihat Sarah dan Dilan berjalan keluar dari gedung mewah itu.Daffa merasa hatinya berdebar-debar dengan menyakitkan ketika dia melihat David melingkarkan tangannya di pundak Sarah. Dia sangat marah pada Dilan dan ingin menghajar wajahnya saat itu juga. Namun, dia tetap menahan diri. Dia kemari untuk meminta jawaban, bukan untuk bertengkar ataupun membuat masalah.Darius menarik nafas dalam sebelum menghampiri mereka yang sedang tertawa-tawa dan ter

    Last Updated : 2024-05-28
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 3

    ”Kamu mau putus denganku?” tanya Daffa, masih tidak bisa memercayai apa yang dia baru saja dengar.“Benar, Daffa, aku mau putus denganmu. Hubungan ini telah berakhir,” kata Sarah tanpa perasaan sedikit pun di suaranya.“Seperti yang bisa kamu lihat, sekarang aku sudah menjalin hubungan dengan pria kaya dan tampan yang bisa membiayaiku. Semoga kamu bisa segera mendapatkan yang terbaik untukmu, Daffa,” kata Sarah dengan nada yang sudah mantap. Dia sudah memutuskan hubungan apa pun yang mereka jalani bersama dan menegaskan pendiriannya.Tanpa sepengetahuan Daffa dan Sarah, siaran langsung itu masih disiarkan, jadi adegan kecil ini diketahui oleh semua mahasiswa yang sedang menonton siarannya. Kolom komentarnya sangat berapi-api.“Apa maksudnya itu? Putus? Kalau begitu, Sarah sedang berpacaran dengan seseorang sebelumnya?”“Tidak mungkin. Lihat saja pakaian orang itu. Aku berani bertaruh keseluruhan pakaiannya tidak sampai 450 ribu rupiah. Bagaimana mungkin seseorang seperti dia bisa

    Last Updated : 2024-05-28
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 4

    Sementara itu, setelah Dilan dan Sarah pergi, Daffa diserahkan ke polisi oleh para satpam. Mereka memborgolnya dan menaruhnya di mobil mereka sebelum membawanya ke kantor polisi.Di perjalanan menuju kantor polisi, Daffa terus terdiam. Benaknya masih dipenuhi oleh pikiran-pikiran mengenai hubungannya dengan Sarah yang baru saja berakhir. Sudah tidak ada lagi keraguan di dalam dirinya. Sarah telah mengakhiri hubungan mereka. Semuanya sudah selesai.Ketika mereka tiba di kantor polisi, Daffa turun dari mobil dengan tatapan kosong di wajahnya. Mereka menuntunnya ke sebuah ruangan di kantor polisi dan menyuruhnya untuk duduk. Setelah lima menit, seorang polisi datang ke dalam ruangan.“Daffa Halim. Apakah aku benar?”Daffa menganggukkan kepalanya. Dia tidak ingin berbicara.“Anda dituduh dengan tiga pelanggaran atas perilaku Anda malam ini. Anda dituduh atas penyerangan dan penganiayaan, membuat kegaduhan, dan kekerasan.”Mata Darius terbelalak. Dia tidak menyangka akan dituduh seban

    Last Updated : 2024-05-28
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 5

    Daffa berjalan tanpa tujuan selama lebih dari satu jam. Setelah berjalan lama, dia mulai merasa lelah. Rasa lelah dari perkelahiannya, kandasnya hubungannya dengan Sarah, dan penahanannya di kantor polisi akhirnya mulai mengambil alih.Dia melihat ke sekitarnya dan melihat bahwa dia sedang berada di taman yang kosong. Bulan di langit menerangi taman tersebut dengan begitu terang, membuat suasana yang tenang dan tenteram. Daffa memeriksa waktu dan sekarang sudah lebih dari tengah malam. Dia duduk di bangku taman dan menutup matanya.Kejadian-kejadian di hari itu memenuhi pikirannya dan segudang emosi mengalir dalam hatinya. Daffa tidak pernah menyesali fakta bahwa dia terlahir miskin, tapi dia menyesali menjadi orang miskin hari ini. Bukankah akan keren jika dia memiliki kekayaan yang melimpah? Kalau begitu, tidak akan ada yang bisa meremehkannya lagi. Dia tidak akan kehilangan Sarah oleh seseorang seperti Dilan. Lagi pula, jika dia sangat kaya, wanita cantik tidak akan menjadi masala

    Last Updated : 2024-05-28
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 6

    ”Apakah kamu yakin tidak salah orang?” tanya Daffa dengan nada yang skeptis. Dia benar-benar kebingungan kenapa orang kaya sepertinya akan bersikap penuh hormat dan memanggilnya ‘Tuan Muda Halim.’“Tentu saja tidak, Tuan Muda Halim.” Pria tersebut menjawab dengan nada yang meyakinkan. Dia telah mencari begitu lama dan akhirnya menemukan tuan muda itu di sini. Tidak mungkin dia salah orang.Daffa menatap pria itu lagi. Awalnya, dia kira telepon tersebut adalah kasus penculikan, lalu mengira bahwa itu adalah telepon dari orang iseng. Namun, sepertinya kenyataannya jauh sekali dari yang dia kira. Ada pria kaya raya yang memanggilnya Tuan Muda Halim.“Tolong ikut saya, Tuan Muda Halim. Tuan saya sudah menunggu untuk menemui Anda sejak lama sekali.”Daffa menatap pria paruh baya itu lagi. Semua hal terjadi begitu cepat baginya. Belum sehari penuh sejak dia putus dengan Sarah dan sekarang seseorang yang belum pernah dia temui mengaku bahwa tuannya yang tidak dia kenal itu ingin menemuiny

    Last Updated : 2024-05-28
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 7

    Daffa melangkah ke dalam ruangan itu yang terlihat seperti ruang kerja. Ada meja mahoni yang besar dan rapi di ruangan itu dan di balik meja itu terduduk seorang pria. Ada beberapa dokumen yang berserakan di meja dan kelihatannya pria tua itu sedang melihat-lihatnya sebelum Bram mengetuk pintu.Daffa sedari tadi mengira tuannya itu adalah orang yang angkuh dan sombong dengan beberapa wanita cantik menempel di lengannya. Lagi pula, dia tahu kalau orang di balik semua kekayaan itu jauh dari orang yang sederhana. Namun, imajinasinya ternyata terlalu liar dan jauh sekali dari kenyataannya.Tuan itu bukan orang yang angkuh dan sombong, tapi pria tua yang sederhana. Dia adalah tipe orang yang akan diberi bantuan untuk menyeberangi jalan yang ramai.Ketika Daffa memandangi tuan itu, tuan itu juga melakukan hal yang sama padanya. Dia menyipitkan matanya dan membenarkan kacamatanya beberapa kali seolah-olah sedang mempelajari Daffa seperti sebuah spesimen. Setelah beberapa detik dia mempelaj

    Last Updated : 2024-05-28

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 500

    Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 499

    Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 498

    Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 497

    “Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 496

    “Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 495

    “Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 494

    Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 493

    Richard menjadi relaks. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu hal-hal yang dia katakan mengejutkan Daffa. “Aku tahu beberapa hal tentang orang berjubah hitam itu dan kurasa kamu akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini dibandingkan apa yang Priska katakan padamu.”Daffa menaikkan sebelah alisnya dan tubuhnya menegak tanpa dia sadari. Malam ini adalah malam penuh kejutan. Kejutan pertama adalah Richard—Daffa tidak tahu berapa usianya, tapi dia telah terpaksa berakting seperti orang bodoh hanya untuk bertahan hidup.Kejutan kedua adalah bahwa Richard mampu mengedukasi dirinya sendiri di bawah situasi yang sulit dan bahkan telah mendapatkan informasi tentang orang berjubah hitam itu. Daffa tidak repot-repot menyembunyikan kekejutannya, membuat Richard menjadi makin relaks.Richard merasa sedikit lebih percaya diri dalam mencapai tujuannya karena Daffa jelas-jelas terlihat tertarik dengan apa yang hendak dia katakan. Dia tersenyum dan berkata, “Priska mengetahui hal in

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 492

    “Jika kamu bersedia melepaskan dia, kuharap ada seseorang yang bisa membawanya pergi dari sini sebelum kita melanjutkannya.”Mengejutkan semua orang, Mika tiba-tiba memelototi Daffa dan berteriak, “Dasar pembunuh kejam! Kalau kamu membunuh ibuku, sebaiknya bunuh aku juga atau aku bersumpah aku tidak akan berhenti sampai membalas dendamku! Aku tahu kamu mungkin tidak akan memercayaiku karena aku masih muda dan tidak berdaya sekarang, tapi aku akan mengejarmu cepat atau lambat!”Mata Priska membelalak dan dia dengan cepat menutup mulut Mika dengan tangannya. Akan tetapi, dia sudah terlambat. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, dia menampar Mika. Hatinya terpelintir dengan menyakitkan saat melakukannya, tapi dia memaksakan dirinya untuk tidak melembut. “Minta maaf pada Daffa sekarang juga!”Mika meringis karena rasa sakitnya, tapi dia tidak meminta maaf. Sebaliknya, kebenciannya pada Daffa menjadi makin dalam. “Aku membencimu dengan setiap sel dari diriku. Karenamu, ibuku menamparku

DMCA.com Protection Status