Share

Bab 182

Penulis: Benjamin
“Kamu tahu, aku jadi teringat—Aku ada di sana ketika hal itu terjadi. Aku yakin Puspa membenci Daffa, tapi dia malah datang ke kampus bersamanya. Itu pasti karena kekayaannya yang tiba-tiba.”

“Aku tidak pernah menyangka dia adalah orang yang seperti itu. Dia adalah wanita tercantik ketiga di universitas kita!”

Seorang pria yang terdiam dan berdiri di sana tiba-tiba berkata, “Aku memiliki pandangan yang lain mengenai hal itu. Jika bahkan seseorang seperti Puspa mulai dekat dengannya, coba pikirkan sekaya apa dia sebenarnya!”

Daffa berhenti berjalan dan memasukkan tangannya ke dalam sakunya. Raut wajah yang buruk rupa terpampang di wajahnya. Dia tidak mengerti kenapa Puspa kabur barusan, tapi sekarang dia paham. Ketika rumor mulai tersebar mengenai mereka, dia tidak akan bisa dengan mudah membuktikan bahwa dia tidak bersalah.

Namun, masalah dengan keluarga Ganendra belum selesai. Dia tidak bisa bersikap seperti dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Jadi, dia melantangkan suaranya s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 183

    Daffa terus menatap Wastu, jadi dia menangkap keputusan dalam matanya. Dia tidak mengatakan apa pun lagi dan hanya menatap mata Wastu.Wastu merasa tidak nyaman dengan cara Daffa memperhatikannya. Tatapannya penuh rasa tidak berdaya dan kekecewaan. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain.Dia menyadari bahwa karena Daffa telah bertemu kembali dengan keluarganya, dia mungkin sudah mengetahui banyak informasi. Jadi, dia membiarkan topeng amarahnya terlepas seraya dia menatap Daffa, menunjukkan rasa bersalah dan penyesalannya.Daffa tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia bisa mendengar suara sepatu kulit para petugas di lantai. Dia menatap Wastu dengan ekspresi datar dan berkata, “Profesor Paramayoga, mereka datang dan aku akan pergi dengan mereka.”Wastu menatap mahasiswa kesukaannya. Seraya dia menyaksikan Daffa pergi, dia tahu bahwa itu adalah akhir dari hubungan mereka.Daffa bisa merasakan bahwa masih banyak yang ingin Wastu katakan padanya. Jadi, dia berjalan dengan pelan.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 184

    Daffa mengangguk. Itu adalah pilihan terbaik yang dia miliki sekarang.Ketika petugas itu melihat bahwa Daffa tidak masalah, dia akhirnya merasa lega. Dia sekarang tahu sekaya Daffa apa sebenarnya dan itu adalah sesuatu yang bahkan tidak bisa dia bayangkan. Namun, karena pekerjaan ini, dia tidak memiliki pilihan selain memperlakukan Daffa seperti ini walaupun dia enggan.Dalam situasi seperti ini, akan sulit untuk mencegah kesan Daffa terhadapnya menjadi buruk dan sebagai hasilnya melakukan sesuatu untuk melampiaskan amarahnya. Petugas itu tidak bisa memikirkan cara apa pun untuk memperbaiki situasi ini.Akan tetapi, segera, hal yang lebih buruk terjadi padanya. Melihat dari sikap Daffa, hal itu akan membuatnya makin kesal dan itu bukanlah sesuatu yang ingin dilihat petugas itu. Dia mulai merasa cemas lagi, tapi dia tidak memiliki alternatif lain. Jika dia harus merahasiakannya dari Daffa, itu akan membuatnya makin marah. Dia terus bergerak-gerak dan Daffa maupun Wastu menyadarinya.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 185

    Petugas itu mau tidak mau gemetaran. Dia telah memperhatikan Daffa dari dekat, tapi dia masih tidak bisa menangkap dengan baik apa yang tepatnya telah dia lakukan. Sekarang, yang bisa dia lihat hanyalah Daffa yang mengacungkan dua jarinya dan rekannya yang terkapar di lantai. Dia tahu bahwa dia tidak memiliki pilihan.Tangannya gemetaran seraya dia mengeluarkan sepasang borgol yang membuatnya bergemerincing. Dia mengulurkan tangannya untuk memasangnya pada Daffa, tapi dia bahkan tidak berani untuk meliriknya. Dia memegang borgol itu selama beberapa saat, tapi Daffa tidak menunjukkan tanda-tanda akan bergerak. Tangannya masih ada di dalam sakunya dan dia menatap petugas itu dengan tidak senang.Petugas itu mengetahui hal itu dan benaknya mulai berpacu. Dia harus memikirkan cara untuk menyelesaikan hal ini secepat mungkin tanpa menyinggung siapa pun. Kalau tidak, dia mungkin akan berakhir lebih parah daripada rekannya. Itu bukanlah konsekuensi yang bisa dia terima.Jadi, dia menyingki

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 186

    Itulah mengapa dia harus memastikan keselamatannya setiap saat. Hal lainnya baru dipikirkan setelahnya. Di saat yang sama, dia ingin menyelesaikan kekacauan ini secepat mungkin. Maka dari itu, dia harus memastikan keselamatannya sambil melakukannya dengan cepat. Otaknya sudah bekerja dalam kecepatan tertinggi, tapi dia masih tidak bisa membuat rencana yang bagus. Segera, dia menyadari bahwa dia telah terlalu memandang tinggi lawannya.Itu dapat diduga. Tidak ada orang biasa yang akan membayangkan bahwa musuhnya adalah orang yang kaya, berkuasa, tapi menjengkelkan dan arogan.Hal-hal terjadi ketika dia masih tidur. Dia sedang beristirahat ketika dia mendengar suara langkah beberapa orang mendekat. Sebuah suara terdengar di antara suara-suara langkah itu dan itu adalah suara Donny. “Kamu mungkin kaya, tapi pusat penahanan bukanlah tempat yang bisa kamu kunjungi sesukamu. Itu adalah hak yang telah diberikan bagimu oleh federasi.”Lalu, Daffa mendengar suara tawa. Ia datang dari seseora

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 187

    Mereka mengeluarkan senjata mereka dan mengarahkannya pada Daffa.Sayangnya bagi mereka, dia adalah ahli bela diri yang telah bangkit. Sebelum mereka bahkan bergerak, dia sudah tahu apa yang akan mereka lakukan. Jadi, dia menundukkan badannya ke lantai, masih melingkarkan tangannya dengan erat di leher Hari, membawanya turun bersamanya. Daffa dengan cepat bergerak ke arah para pengawal, memaksa Hari untuk bergerak bersamanya.Daffa bisa merasakan bahwa Hari mulai kehabisan oksigen. Itu bukanlah hasil yang dia inginkan, tapi dia tidak masalah mau bagaimanapun.Di sisi lain, Hari tahu apa yang dilakukan Daffa sekarang. Dia ingin menyuruh para pengawalnya untuk berhenti, tapi dia tidak bisa. Ketika mereka akhirnya berhenti, pandangannya buram. Namun, dia masih bisa melihat bahwa para pengawalnya sudah terkapar. Barulah saat itu dia menyadari bahwa dia bahkan tidak bisa mulai memahami kemampuan Daffa yang sebenarnya.Kenyataan bahwa Daffa bisa melakukan ini menunjukkan bahwa kekuatan y

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 188

    Ketika Daffa menyadari bahwa mereka telah dikepung, para pria itu sudah turun dari mobil dan Hari memimpinnya. Dia harus ditopang oleh dua orang di setiap sisi supaya bisa berdiri. Ada darah yang mengering di wajahnya dan matanya memerah murka.Itu adalah kedua kalinya Erin menghadapi situasi seperti ini dan dia tidak segugup seperti pertama kalinya. Napasnya menjadi cepat, tapi dia dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menoleh untuk menatap Daffa. “Tuan Halim, apa yang harus kita lakukan?”Daffa menekan jemari pada pelipisnya. Hari adalah orang terbodoh yang pernah dia temui dan dia hanya menghabiskan tempat. Jadi, ketika dia menurunkan tangannya dan membuka tangannya, yang bisa dilihat hanyalah tatapannya yang dingin.Erin tahu tatapan dingin itu tidak terarah padanya, tapi dia masih menggigil. Ketika Daffa berbicara, dia menjadi makin gemetaran. Dia berhenti dan menatapnya, tapi dengan cepat mengalihkan pandangannya. “Kamu hanya perlu melakukan dua hal sekarang. Pertama-tama, ber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 189

    Hari sudah mulai menyesalinya, tapi tidak ada lagi yang bisa melindunginya selain dua pengawalnya. Jadi, dia memegang pergelangan tangan mereka dan mendorong mereka ke depan. “Kalian berdua, habisi dia! Kalian baru boleh berhenti ketika dia tergeletak atau kalian akan bertanggung jawab akan hal ini! Jika kalian tidak memberiku cukup waktu untuk melarikan diri, aku akan…”Dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya dan berdiri disana, mulutnya menganga dan matanya membelalak. Daffa tiba-tiba muncul di hadapannya dan dia ketakutan. Sepengetahuan dia, tidak ada manusia normal yang bisa bergerak secepat itu. Namun, sekarang, dia terbukti salah. Kejadian yang tidak pernah dia bayangkan terjadi tepat di depan matanya. Dia tidak bisa memahaminya dan dia ketakutan.Dia menoleh untuk menatap Daffa, bibirnya gemetaran. Dia terbata-bata, “A…Apa yang kamu lakukan?” Tentunya, dia ketakutan, tapi Daffa tidak berniat untuk membiarkannya begitu saja.Kedua pengawal itu kebingungan. Daffa seperti sebuah

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 190

    Itu adalah pertama kalinya Daffa benar-benar memanfaatkan energi ini dan mencoba membuatnya mendarat di lokasi tepat seseorang. Tentu saja dia gagal dan energi itu mendarat di mobil di samping ahli bela diri itu, membuatnya meledak. Sekali lagi, aspalnya meledak menjadi kerikil-kerikil.Ada kilatan kepanikan di mata ahli bela diri itu, tapi dengan cepat menghilang. Tatapannya menjadi menghina ketika dia menatap Daffa.“Energimu kuat, tapi kenyataan bahwa kamu tidak bisa mengendalikannya berarti itu tidak berguna bagimu.” Seraya dia berbicara, badannya tampak berkedip.Daffa bisa merasakan ahli bela diri itu muncul di hadapannya, tapi sesuatu yang aneh terjadi dalam prosesnya—dia bisa melihat dengan jelas setiap tindakan yang dilakukan ahli bela diri itu, termasuk bagaimana dia menghampirinya.Hal lainnya yang membuatnya terkejut adalah segala hal di sekitarnya tampak terjadi dalam gerak lambat ketika energi itu mengalir di dalam dirinya. Penemuan tidak sengaja itu adalah penemuan y

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 590

    Bimo memucat, lututnya lemas begitu dia mendengar orang yang berbicara di telepon—itu adalah atasannya.“Ini nomor Brian Weis. Siapa, ya?”Bimo jatuh berlutut hampir seketika, memandang Daffa dengan gugup. Dia tidak dapat terus berdiri saat itu juga. Matanya gemetar begitu hebat hingga hampir copot dari tempatnya.Merasakan kecemasan Bimo, Daffa menyeringai dan menjawab, “Ini Daffa.”Suara di telepon itu langsung berubah menjadi penuh hormat. “Oh! Saya merasa terhormat berbicara dengan Anda, Tuan Halim! Bolehkah saya tahu kenapa Anda menelepon saya?”Senyuman terukir di wajah Daffa, tapi itu hanya karena formalitas dibandingkan untuk menunjukkan kegembiraan yang tulus. Dia berputar badan untuk menatap Bimo dan membentak, “Kurasa kamu dan aku perlu mendiskusikan investasiku ke kepolisianmu.”Keheningan selama dua detik berlalu sebelum Brian terkekeh dengan malu-malu. Ingin menyenangkan Daffa, dia bertanya dengan nada menjilat, “Apakah Anda ingin mendiskusikannya melalui telepon at

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 589

    Daffa terkekeh, tidak dapat menyembunyikan bahwa dia terhibur. Situasi itu sangat mengherankan hingga tawanya kian membesar setiap detiknya.Bimo mengernyit, berputar badan, dan menatap Daffa. Dia ingin mempertanyakan Daffa, tapi Umar berbicara mendahuluinya.“Apakah kamu sudah kehilangan akalmu, Daffa? Kamu tidak akan pernah menjadi kaya karena kamu adalah seonggok samp*h yang keji! Apa pun yang sudah kamu bayar untuk menyamar dirimu sebagai ‘orang kaya’ ini, uang itu sudah terbuang sia-sia sekarang! Kami tidak memercayaimu sedikit pun!” teriak Umar sekencang mungkin meskipun dia kehabisan napas dan kesakitan.Daffa menatap Shelvin yang mengangkat bahunya dan berkata, “Aku harus menyingkirkan jarum-jarumku. Kalau tidak, dia akan kehilangan suaranya secara permanen. Lagi pula, kita selalu bisa membungkamnya beberapa menit kemudian.Setelah mengangguk, Daffa menoleh ke arah Bimo lagi.Pada tiitk itu, Bimo mengernyit karena dia tidak memahami apa yang disiratkan oleh Umar. Namun, di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 588

    Aku tidak membunuh dia karena kurasa kesalahannya tidak membutuhkan hukuman sekeras itu,” kata Daffa yang tangannya diletakkan di balik punggungnya seraya dia berjalan ke arah Umar. Kemudian, dia tersenyum dan menambahkan, “Akan tetapi, terlihat jelas bahwa kamu tidak senang dengan keputusanku.”Umar terbaring di lantai, memejamkan matanya dan akhirnya menyadari bagaimana dia telah mengambil pihak yang salah selama ini. Bahkan bisa dikatakan bahwa dia salah sedari awal karena telah meragukan Daffa.Meskipun demikian, Umar tidak dapat menahan skeptisismenya terhadap segala hal. Lagi pula, Umar merasa hal-hal berjalan dengan lancar sebelum momen ini. Berbaring di lantai, dia mengendurkan rahangnya yang terkatup dan memandang udara dengan ekspresi kosong.Umar mulai mempertanyakan segala hal di sekitarnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa tentang itu. Keheningan mengisi ruangan seraya dia memikirkan kapan hal-hal berbalik melawannya. Saat itulah tatapan Daffa dengan singkat menyap

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 587

    Tidak peduli setakut apa Bimo, dia tidak berani bergerak dan hanya mengangguk dengan kaku dan patuh.Dengan bibir yang melengkung menjadi senyuman puas, Daffa berkata, “Aku sudah beberapa kali bertukar pikiran dengan salah satu petugas polisimu yang bernama Umar dan aku tidak memiliki pengalaman yang terbaik dengannya. Bukan hanya itu, dia telah memperjelas bahwa dia berpihak pada Grup Ganendra. Meskipun dia gagal memenuhi janjinya, aku masih memastikan kamu tahu setiap tindakan dan rencanaku di Kota Almiron. Bukankah itu benar?”Dengan kening yang basah oleh keringat, dia dengan cepat melirik Umar. Dia lalu kembali fokus pada Daffa dengan senyuman sambil membujuk Daffa. “Tuan Halim yang terhormat, saya rasa ini tidak perlu.”Meletakkan kedua tangannya di sisinya, dia menunjukkan ketulusannya. Dia menghindari tatapan Daffa dan berkata, “Kita bisa menegosiasikan kembali syarat-syarat kolaborasi kita.”Bimo mau tidak mau gemetar ketakutan. Yang dia lihat hanyalah bibir Daffa yang mel

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 586

    Saat kening Umar basah oleh keringat, dia mendengar tawa yang familier dari lorong. Seketika, dia memasang seringai sombong dan berkata, “Hah! Terima itu, Daffa! Apakah kamu akhirnya menyadari betapa bodohnya kamu? Apakah kamu tahu siapa orang yang tertawa di luar kamar hotelmu?Tatapan angkuhnya mendarat di Daffa selama waktu yang singkat sebelum menghilang sepenuhnya. Tidak lama, dia mengerutkan bibirnya ketakutan ketika dia mendengar jawaban Daffa.“Bosmu. Omong-omong, untunglah kamu senang bertemu dengannya. Kuharap kamu bisa terus bahagia seperti ini.” Dengan begitu, Daffa mengalihkan tatapannya yang tegas ke arah pintu.Demikian pula, Umar terbaring di lantai dan menatap pintu dengan tidak sabar sambil menggumam pelan, “Tunggu saja, Daffa! Kematian akan mendatangimu sebentar lagi!”Tatapan Daffa tiba-tiba melesat ke arah Umar. Meskipun Daffa tidak mengatakan atau melakukan apa-apa, tatapannya sudah cukup untuk membuat rambut di punggung Umar berdiri tegak.Takut, Umar menutu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 585

    Dengan pandangan yang gemetar karena rasa takut, Umar berseru, “Sebaiknya kamu pikirkan dengan baik-baik sebelum melakukan apa yang akan kamu lakukan, Daffa Halim! Pikirkan tentang apakah kamu bisa menanggung konsekuensinya!”Daffa menaikkan sebelah alisnya sambil memamerkan giginya yang putih. “Sejujurnya, perkataanmu membuatku terhibur.”Dia lalu mengeluarkan tangannya untuk mencengkeram kerah baju Umar. Akan tetapi, kali ini, dia menarik Umar keluar dari lekukan di tembok dan melempar Umar ke ruang di belakangnya. Hanya permusuhan yang terlihat di matanya yang berbinar pada saat itu. Hal itu terus bertahan hingga Umar mendarat di tanah dengan suara dentuman yang keras.Satu-satunya yang berbeda adalah kali ini Umar tidak berteriak kesakitan. Dia terus terdiam setelah dia terbanting ke lantai.Daffa berputar badan, hidungnya berkerut menjadi cibiran kepada Umar sambil dia berbicara dengan santai, “Oh? Aku terkesan. Kamu masih hidup.”Di lantai, Umar berusaha sebisa mungkin untuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 584

    Daffa menahan napasnya ketika dia melihat kondisi Danar. Mungkin dia keliru sedari awal. Dia seharusnya tidak pernah membiarkan Umar membawa Danar ke sel tahanan. Mungkin dengan begitu, Danar tidak akan terluka separah ini.Tenggelam dalam rasa bersalah, Daffa membenci dirinya sendiri karena telah memercayai Umar dan tidak melakukan apa-apa terhadap kekerasan Umar terhadap Danar. Semua itu memicu kemarahan yang lain dalam diri Daffa.Maka, ketika Umar menunjuk ke arah Erin dengan tidak sopan, Daffa tidak ragu-ragu untuk menembakkan kekuatan jiwanya ke arah Umar. Meskipun demikian, dia tidak mengerahkan banyak kekuatan jiwa karena dia tidak ingin memberikan Umar kematian secepat itu.Umar tidak yakin tentang apa yang telah terjadi, tapi dia merasakan angin kencang mengenai tubuhnya, membuatnya memuntahkan darah. Pada saat yang sama, benturan itu membuat tubuhnya melayang jauh.Dia bisa merasakan angin itu bertiup mengenai kulitnya dengan sangat kasar hingga angin itu menyayat seluru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 583

    Daffa bersandar ke kursi sambil mengetukkan buku-buku jarinya ke meja. Dia sedang larut dalam pikirannya, bertanya-tanya apakah ada hal lain yang perlu dia urus setelah kembali ke Kota Aswar.Namun, pikiran itu tidak lama berhenti ketika Erin kembali ke ruangan dengan dua sosok di belakangnya. Daffa sudah tahu dari langkah kaki kedua orang itu bahwa yang pertama adalah pria yang datang menghampiri dengan tenang dan yang kedua adalah seseorang yang ragu-ragu. Mengernyit, Daffa seketika berdiri.Seperti Daffa, raut wajah Shelvin langsung menjadi dingin saat dia melihat ke arah pintu dan bertanya dengan suara rendah, “Apa yang terjadi, Tuan?”Daffa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia lalu berjalan ke arah pintu, wajahnya berubah menjadi dingin yang mematikan saat dia berbicara. “Selama ketidakhadiranmu, aku mendapatkan bawahan baru bernama Danar. Namun, dia melakukan banyak hal-hal keji atas nama Keluarga Bakti dulu. Dia ditahan oleh polisi, tapi seorang petugas polisi bernam

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 582

    Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status