Share

30. Kembali Dilema

Author: Y Airy
last update Last Updated: 2024-06-05 23:55:34

Caka dan Mac saling melirik, mereka seperti sedang menyusun rencana dalam diam. Hanya isyarat mata dan tangan yang berbahasa.

Mereka tak ingin mengundang perhatian untuk kedua musuh di beda tempat itu.

Akhirnya Mac memutuskan untuk menggunakan kekuatannya, ia memejamkan mata untuk memusatkan pikiran. Mencoba berkomunikasi dengan binatang liar itu. Sementara Caka mulai menarik belati di pinggangnya.

Mac tidak berhasil berkomunikasi, harimau buas itu tetap menatap mereka dengan lapar dan siap menyerang.

Mac membuka mata, lalu menggerakkan kedua tangan di di depan. Di antara kedua tangannya muncul cahaya berwarna biru.

Ketika harimau itu melangkah dan siap melompat, Mac menghentakkan tangan ke arah harimau itu. Membuatnya terpental mundur namun tak sampai membuatnya roboh.

Harimau itu kembali menyerang, Mac berhasil menghindar dengan berguling ke samping.

Pergerakan itu mampu terlihat dari atas, namun tidak terlalu jelas karena banyak dahan yang rimbun.

Karena tub
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   31. Menyerah Atau Mati

    "Jika kita bergerak mereka akan semakin mudah melihat kita. Mana tahu mereka juga mengirim tim sniper!" "Kita baru saja lolos dari serangan seekor harimau liar, menghindari serangan orang-orang ini ... apa sulitnya!" tukas Mac membenahi ransel di punggungnya. Caka melirik, "Kau benar, tak ada yang bisa melukai kita. Jika mereka pikir mereka bisa menaklukkan kita dengan mudah, itu sebuah kesalahan besar. Karena kita yang akan menaklukkan mereka!" "Kau siap bergerak, Tuan?" "Tentu saja!" Keduanya saling mengangguk dan mulai melangkah dengan hati-hati. Berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain secara bersamaan. Hanya jika mereka selalu dekat dengan pohon bisa menghindari peluru yang datang. Apalagi saat ini mereka sudah berada di area yang mudah terlihat dari atas. Caka tahu mereka tak mungkin bisa terus menghindar, ia harus mencari cara agar bisa mengalahkan helikopter itu. Bukankah Mac bisa menggunakan kekuatannya! Akhirnya Caka menghentikan langkah, tetap menemp

    Last Updated : 2024-06-07
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   32. Kami Booking Tempat Ini

    Caka menghentikan langkah dengan tinju masih di udara, moncong senjata Laras panjang dengan kaliber 22 itu mengarah padanya. Tentu saja ia tak ingin mati sekarang, dan tidak akan! "Kau terlalu percaya diri, apakah ada perintah menembak mati kami di tempat? Aku berani jamin, pemerintah kalian akan menyesal jika sampai aku mati hari ini!" ujar Caka dengan tenang. Ia sudah menurunkan tangannya dan kini meletakan kedua tangan di belakang punggung. "Memangnya siapa kau sampai kami harus menyesal?" "Arkh!" suara teriakan yang tertahan membuat kami menoleh. Rupanya Mac baru saja mematahkan leher pria berseragam tentara yang menjadi lawannya. Ketika lawan Caka terkejut melihat hal itu, Caka memanfaatkan kesempatan untuk menerjang ke arahnya. Merebut senjata Laras panjang itu setelah memberii pukulan telak beberapa kali di wajah dan dada. Kini ia juga memukulkan pantat senjata itu ke wajah lawannya hingga tersungkur. Caka pun menodongkan senjata ke arah pria itu yang kini sedikit

    Last Updated : 2024-06-08
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   33. Aku Butuh yang Paling Cepat

    "Apa? Seratus juta?" beo gadis itu melongo. "Kurang? Kalau begitu sesuaikan saja harganya, berapa biasanya untuk menyewa satu hati penuh? Tapi ... usir semua pelanggan karena kami tidak mau diganggu!" tegas Mac. Ia bukannya sombong, hanya saja ia malas berdebat terlalu lama dengan seseorang. Jika yang berdiri di depannya itu lelaki, ia sudah menghajarnya habis-habisan. Sayang itu perempuan, jadi ia harus mengunakan uang untuk membungkamnya. Dengan tangan gemetar, gadis itu menerima kartu bank milik Mac. "Tuan, sebenarnya tidak perlu seperti ini. Di sini ... juga banyak tamu VIP yang sedang menikmati makan siang!" "Kalau begitu siapkan saja ruang VVIP untuk kami!" pinta Caka menengahi. Mac langsung menolehnya, "Tuan. Kita bisa membooking restoran ini!" "Tak ada banyak waktu untuk hal-hal semacam ini, Mac. Setelah makan kita harus pergi, untuk apa membooking satu restoran. Nanti saja, kita booking satu lantai full hotel terbaik di sini!" imbuh Caka membuat gadis pramu

    Last Updated : 2024-06-09
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   34. Memasuki Kota yang Salah

    "Mac!" tegur Caka membuat Mac kembali bungkam. Untuk saat ini identitas Caka tak boleh sembarangan dingkap, meski negara ini jarang berhubungan dengan Nollyvia, tapi tak menutup kemungkinan mereka pasti mengetahui tentang keluarga Madaharsa. Tak ada yang tahu niat pemerintahan suatu negara, apalagi Caka adalah calon;on perdana menteri Nollyvia, jika mereka tahu tentang identitas Caka, dan mengethaui Caka ada di negara mereka, mereka bisa saja memanfaat keberadaan Caka untuk tujuan yang menguntungkn Yoslavya, dan mungkin saja bisa merugikan Nollyvia. Caka menatap gadis itu, "Intinya, Nona. Apa kalian akan menjual mobil pada kami atau tidak, jika tidak ... kami bisa mencari showroom lain." "Ada apa ini?" tanya seorang pria berjas yang sepertinya adalah manager showroom itu. Si gadis pramuniaga menoleh, "Bos, ini ... mereka ingin membeli mobil, tapi ... penampilannya meragukan!" Pria itu menagmati keduanya dari atas hingga bawah, mereka memang mengenakan pakaian kasual dan c

    Last Updated : 2024-06-12
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   35. Mana Boleh Dilepaskan

    Mac mulai khawatir, kenapa tuannya justru memperlambat laju mobil? Apakah berniat mengalah pada dua cecunguk itu? "Tuan!" Dua mobil yang menghimpitnya itu kini memang menjadi sedikit di depannya, sekarang Caka menginjak pedal gas untuk menambah kecepatan, seketika a melwati dua mobil itu dengan kecepatan tinggi. Mac cukup terkajut aan hal itu, rupanya sang tuan hanya ingin mencari ecelah untuk bia mendahului lawannya, bukan mau mengalah. Mac menoleh Caka sambil menggeleng pelan. Sementara Arjun dan Nardo merasa sangat kesal karena lawannya berhasil mnegecoh mereka untuk bisa melaju lebih cepat. Selama ini di kota itu mereka adalah raja jalanan, semua pecinta mobil balap harus menghomatinya. Tapi hari ini ada pengendara yang berani menantang mereka! Tentu saja mereka tak akan biarkan orang bodoh itu lolos! Keduanya langsung menambah kecepatan untuk mengejar mobil Caka. Kejar-kejaran kini tak terelakkan di jalanan yang cukup ramai itu. Karena body Buggati yang cukup rampin

    Last Updated : 2024-06-14
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   36. Istri Di Atas Kertas

    "Lakukan sesuai prosedur!" perintah Arjun. Nardo mengangguk lalu menoleh Caka, kemudian menghampirinya. "Bagaimana pun kalian sudah menantang Arjun. Jadi hanya ada satu penyelesaian!" "Sebutkan!" pinta Caka. "Nyalimu besar juga rupanya!" cibir Nardo. "Tak usah banyak mulut di depan tuan mudaku. Katakan saja apa penyelesaiannya?" sahut Mac yang tak sabar. "Selesaikan di arena balap! Jika kau bisa bertahan selama 5 putaran maka Arjun akan melepaskan kalian. Tapi jika tidak ... kalian harus mengikuti semua perintah Arjun!" Mac mengepalkan tinju. Mac tahu tadi pemuda bernama Arjun itu tidak mengeluarkan semua kemampuan mengemudinya karena jalanan yang sedikit ramai. Tapi jika berada di arena balap, tak ada yang tahu seperti apa kemampuannya kan? Apalagi pemuda itu menyandang titel Raja Jalanan."Oke, aku setuju!"Mac menolehnya seketika. "Tuan!""Jangan khawatir, Mac. Ini hanya masalah kecil!" Nardo menarik salah satu ujung bibirnya. "Kau hanya boleh sombong jika sudah bisa l

    Last Updated : 2024-06-15
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   37. Aku Bisa Melakukan Ini

    Caka memejamkan mata, dan wajah Zava muncul dalam benaknya. Ia langsung membuka matanya kembali. Menggeleng untuk bisa melenyapkan bayangan itu. Setelahnya ia pun keluar dari mobil. Mac yang duduk di depan kap mobil langsung menegakkan tubuh. Arjun dan Nardo menghampiri. "Ini adalah tempat kami, karena kau sudah mencari masalah dengan Tuan Muda Arjun maka kau harus menerima konsekuensinya!" ujar Nardo. "Bukankah kalian mengajak kami ke sini untuk menjalankan prosedurnya. Katakan saja, tak perlu bertele-tele. Waktu tuanku sangat berharga!" sahut Mac acuh tak acuh. "Mac!" tegur Caka membuat Mac bungkam. Tapi memasang wajah masam. "Nardo, katakan saja prosedurnya. Jangan banyak mulut!" Arjun juga harus menegur Nardo. "Oke!" ia menatap Caka dengan tatapan meremehkan. "Prosedurnya kau harus bisa mengalahkan Arjun di lintasan. Kalian akan melakukannya dalam 5 putaran. Jika kau bisa mengalahkan Arjun mungkin kami akan melepaskanmu. Tapi jika kau kalah ... kau harus mengab

    Last Updated : 2024-06-19
  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   38. Siapa Pemuda Ini?

    Arjun menoleh Caka yang tatapan meremehkan. Dalam tatapannya seolah berkata, "Bersiaplah, aku akan membuatmu menjadi pecundang!"sementara cakap masih terlihat sangat tenang, yang membalas tatapan Arjun dengan senyum penuh arti. Keduanya sudah memanaskan mesin mobil dan siap, salah satu teman Arjun memberi aba-aba dan keduanya pun melesat. Mobil Arjun berada di depan, ketika Caka hendak mendahului, Arjun mencoba menghalangi. Begitu seterusnya hingga satu putaran. "Orang asing itu tidak akan menang melawan Arjun, dan sebentar lagi ... kita akan mendapatkan mangsa empuk!" ujar Nardo dengan senyum sinis. Semua gadis menyemangati Arjun, tentu saja. Mereka juga tidak mengenal pemuda bernama Cakara itu!Hanya ada Mac yang mendukung Caka. Di putaran kedua, Caka sempat mendahului Arjun untuk beberapa menit. Di saat itu, kedua mata Caka mendelik saat tiba-tiba saja di depannya muncul pembatas besok dari bawah. Itu adalah pembatas yang bisa digunakan untuk menghentikan sebuah laju mobil d

    Last Updated : 2024-06-20

Latest chapter

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   88. Tak Bisa Mengampunimu

    "Caka, kenapa kau di sini?" tanya Lea dengan nada gemetar. "Aku ingin bicara denganmu!" Jawaban Caka sangat tenang dan dingin. "Kita ... bisa bicara di rumah." "Tapi aku ingin di sini!" Lea menelan ludah, entah mengapa ia meluhat sepupu iparnya itu tampak berbeda hari ini. Pemuda itu duduk di deoan kap mobil depannya, dan tak ada tongkat yang tampak ia gunakan. "Caka_" ucapan Lea terputu. saat Caka menarik diri hingga berdiri di atas kakinya dengan tegap. "C-Caka, kau ... kau bisa berjalan?" Caka menyimpulkan senyum kecut, "Aku bahkan bisa berlari ke hadapanmu dengan kilat!" Lea memundurkan diri, ia memiliki firasat tak baik itu sebabnya mencoba mancari jalan untuk melarikan diri. Sayangnya dari belakangnya, muncul Mac dengan ekspresi dingin. "Sebelum kita selesai bicara, aku tak akan membiarkanmu pergi!" ujar Caka menyeringai. "A-apa yang ingin-kau bicarakan?" "Katakan padaku, berapa kali kau memukul istriku?" Kedua mata Lea melebar seketika, rupanya gadis kampung i

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   87. Aku Bisa Melindungimu

    "Untuk apa, Tuan?" "Aku suamimu, jadi aku berhak melihat seluruh tubuhmu tak terkecuali. Kau ingin membantah?" Zava menggeleng, ia pun menjulurkan kaki kirinya. Tak ada apa pun di sana. "Kaki yang satunya!" pinta Caka. Zava menelan ludah, dengan menggigit bibir ia pun menjukurkan kaki kanannya di sebelah sang suami. Caka menatap gelang kaki itu, ia memungkut kaki sang istri yang memakai gelang sedikit tinggi agar bisa mengamati gelang itu dengan jelas. Gelang itu terbuat dari titanium, itu berbentuk seperti gelang oada umumnya. Tapi melekat erat pada kulit Zava hingga meninggalkan bekas kemerahan di sekitar area gelang. Itu bukan karena sudah kekecilan, tapi sepertinya memang dibuat seperti itu. Caka memejamkan mata, meletakan telapak tangannya di atas gelang itu. Mengeluarkan sedikit energi untuk memeriksa. Rupanya di dalam gelang itu ada semacam energi yang digunakan untuk membelenggu. Gelang itu dibuat menempel pada kaki agar terhubung langsung dengan pembuluh da

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   86. Pancingan Untuk Vivian

    Caka menatap wajah istrinya yang merona, wajah tanpa make up itu tampak segar dengan bibir kemerahan. Sebagai laki-laki normal, ia tentu tak bisa menolak pesona yang wanita muda itu tawarkan. Perlahan ia mendekatkan wajah, menutupkan bibirnya ke bibir sang istri. Zava memang terkejut, namun ia tak menolak. Ia terkejut karena selama ini pria yang sudah menjadi suaminya itu selalu dingin padanya. Bahkan terkesan membencinya. Ia tak pernah berfikir jika pria itu akan melakukan hal mesra kepadanya. Tapi malam ini ... pria itu menciummya. Antara ada rasa senang dan takut bercampur menjadi satu. Namun ia hanya melayani apa yang suaminya inginkan. Caka sedikit terkejut dengan respon wanita itu yang membalas ciumannya, memang Zava masih amatiran. Ciumannya masih sangat lugu, namun itu berhasil membuat Caka hilang kendali. Ia mulai melepaskan pakaian wanita itu satu persatu. Membalikan posisi mereka hingga Zava berada di bawahnya. Caka menatap wajah sang istri yang tampak s

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   85. Kembali ke Allarith

    Permasalahan di Akademi akhirnya selesai. Caka bisa bernafas dengan lega sekarang. Ia berhasil membersihkan namanya, bahkan mendapatkan pil dewa dan pusaka milik King Master. Ia mempelajari kitab 9 Matahari, ajaibnya ia hanya butuh beberapa hari mempelajari kitab itu. Padahal orang normal membutuhkan waktu hingg. berbulan-bulan. Bahkan ada yang sampai bertahun-tahun, tapi ia hanya butuh waktu hitungan hari. Ia pun mengembalikan kitab itu pada King Master sebelum pulang ke Nollyvia. "Kau yakin tak ingin membawa kitab ini?" tanya King Master meyakinkan. "Terima kasih, King Master. Saya sudah mempelajarinya, dan itu sudah cukup!" King Master menyimpulkan senyum. "Kau memang sangat spesial, baiklah. Aku akan menyimpan kitab ini sampai suatu saat ada orang yang juga pantas mendapatkannya." Ia menerima kembali kitab itu. "Saya juga sekalian pamit, sudah saatnya saya kembali ke Nollyvia!" "Kau akan kembali ke Nollyvia?" "Banyak hal yang tak bisa saya tinggalkan terlal

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   84. Kitab 9 Matahari

    "Siapa kau?" pertanyaan Caka mengehntikan gerakannya. Pria itu menoleh, hanya beberapa detik karena setelah itu ia tetap menganbil kitab yang ada di dalam kotak. Kemudian pria itu pun melarikan diri, Caka segera mengejarnya. Meraih pundak pria itu lalu membalik tubuhnya, sang pria yang mengenakan pakaian serba hitam itu pun langsung menyerangnya. Mereka harus baku hantam. Di sela pertarungan Cakara mencoba untuk merebut kitab yang ada di salah satu tangan pria itu. Namun rupanya pria itu sangat tangguh, ilmu bela dirinya di atas yang dimiliki oleh Caka. Bahkan Caka terkena serangan beberapa kali, tubuhnya sempat terpental dan membentur dinding. Tapi ia tidak akan membiarkan orang itu berhasil membawa kitab 9 Matahari. Caka bangkit lalu kembali mengejar pria itu keluar ruangan. Ia mengikutinya menapai lorong sempit, menuju ke pintu keluar yang lain. Caka mengejarnya hingga keluar dari pagoda. Di luar justru ia semakin bebas menyerang pria itu. Pukulan dan tendangan mewarn

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   83. Pengalihan

    Kay meninggalkan ruangan itu dan langsung mencari Guru Yu. "Kaley, jadi sekarang dia mengincar kitab 9 Matahari?" "Benar, Guru." "Kurang ajar! jadi dia sengaja datang ke akademi hanya untuk mencuri!" "Kita harus menangkap mereka!" "Kita tangkap mereka saat hendak mencuri kitab itu, kau awasi terus saja. Kapan mereka akan beraksi!" Sementara di kamarya. "Apa kau yakin jika Kay itu adalah mata-mata para master?" tanya Toru. "Guru Yu yang membawanya secara tiba-tiba, padahal sudah jelas sejak King Master sakit, akademi sudah tidak menerima murid baru lagi!" sahut Kaley. "Tapi kenapa kita harus sengaja memancing mereka, bagaimana jika kita gagal mencuri kitab 9 Matahari dan kita lalu tertangkap. Kita akan mendapatkan hukuman yang berat!" "Aku memiliki rencana, kita memang akan menjadi umpan untuk mengalihkan perhatian mereka. Sementara, akan ada orang lain yang mengambil kitab itu!" Efran dan Toru saling pandang lalu kembali menatap Kaley. "Keluargamu?" "Misi kali

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   82. Mantra Perisai

    "Menyamar?" seru semua orang. Caka mengangguk. Hanya dengan menyamar ia bisa bergerak leluasa di area Akademi. "Ide itu tidak buruk, tapi bagaimana kau akan mengungkap pelaku yang sesungguhnya?" sahut Yu Long. "Kita lihat saja nanti!" Akhirnya guru Yu mmebawa Caka kembali ke Akademi, dan kali ini ia akan menginap di asrama. Biarkan Mac sementara berada di rumah Arjun. Guru Yu mengenalkan Caka yang saat ini mengenakan kaca mata tebal, tahi lalat di bawah mata dan kumis tipis itu sebagai Kay. Kay mulai menjalani aktifitas seperti murid lainnya. Ia sengaja menjadi murid yang pendiam dan jarang berbaur. Saat diam ia bisa mengamati semuanya. Saat melewati paviliun belakang, samar Kay mendengar sebuah suara. Jadi ia pun bersembunyi di belakang pilar besar. "Jangan khawatir, Ayah. Sebentar lagi aku akan mendapatkan kita 9 Matahari. Dengan kitan itu, kita bisa meramu pil dewa sendiri!" Kay sangat terperangah, sepertinya orang itu sedang berkomunikasi melalui handphone.

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   81. Tidak Ada Kebetulan Di Dunia Ini

    Leo menatap Caka dengan tak percaya, ia snagat terkejut akan hal itu. Kabar burung yang ia tahu pemuda bernama Caka itu yang mencuri pil dewa. Tapi apakah benar, memang ayahnya yang sengaja memberikan pil dewa pada Caka? Leo kemudian menatap King Master. "Ayah, benarkah itu? Ayah yang memberikan pil dewa kepada Caka?" King Master memejamkan mata sejenak, "Iya. Aku memang memberikan pil dewa padamu!" Caka menghela nafas panjang, sementara Leo mengeraskan rahang. Bahkan dirinya yang merupakan putranya tidka berhak mendapatkan manfaat dari pil dewa. Tapi kenapa anak ingusan seperti Cakara bisa? "King Master, kenapa _" "Aku memiliki alasan, pil dewa todak kuberikan kepada sembarang orang. Kau memiliki aura murni yang sangat kuat, di dalam darahmu ... mengalir darah dari seseorang yang tidak biasa. Tapi selama ini, tubuhmu terkunci karena banyaknya racun yang kau terima!" "Ya, sejak kecil ... bibiku memberiku racun agar aku tak bisa pulih. Sebenarnya tubuh ini ...," Caka tak

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   80. Kesembuhan King Master

    "Kita pergi sekarang!" ujar Caka dengan tegas. "Aku dengar King Master dirawat di kediamannya di vila La Gracille. Di sana penjagaannya sangat ketat!" tukas Ryuka. "Iya, takutnya ada musuh yang memanfaatkan kondisi King Master untuk mencelakainya lagi!" imbuh Nardo. "Tak apa, aku akan ke sana bersama Mac!" "Kak Caka, aku ikut!" pinta Arjun. "Kau sudah cukup banyak membantu, Arjun!" "Siapa tahu Kak Caka membutuhkan bantuan di sana!" Setelah berfikir sejenak akhirnya Caka mengijinkan Arjun ikut bersamanya. Bahkan Ryuka juga. Mereka pergi bersama-sama ke kediaman King Master. Di pintu gerbang, para penjaga melarang mereka masuk. "Katakan pada Tuan kalian, aku membawa penawar untuk King Master!" "Banyak yang berkata demikian, tapi semuanya pembohong!" jawab si pengawal. "Aku tidak berbohong, aku membawanya langsung dari pulau persik. Griselda yang memberikannya!" Pengawal itu tampak berdiskusi dengan temannya beberapa saat. "Baiklah, tunggu di sini!" ujar si pengawal

DMCA.com Protection Status