Bab 40: Penglihatan Kasyaf Kang AryaKang Arya mengehentikan motornya di dekat jembatan tempat yang biasa ia lewati. Sambil menghirup udara segar, ia melihat kondisi rumah kosong itu dengan kondisi yang sama. Ia jadi teringat saat bersama Rendy waktu itu, dan mencoba mengulang kembali saat lampu rumahnya menyala. Dan masih sama seperti saat inipun begitu.Terbersit dalam pikirannya, ia ingin melacaknya sendiri dengan masuk ke dalam rumah itu untuk membuktikan bahwa tidak ada makhluk apapun yang selama ini para penduduk itu takutkan.Dengan berbekal fitur rekaman dalam ponselnya, iapun mendekat sejauh beberapa meter dari tempat ia memarkir motornya itu.Perlahan, ia menapaki jalanan tak beraspal dan membuat suara retakan kerikil tanah tiap kali Kang Arya menginjakkan kakinya."Ada yang tidak beres, sepertinya itu memang orang asing yang masuk ke dalamnya. Bukan hantu atau makhluk halus seperti yang dibilang warga sekitar." Kang Arya mengomentari sendiri aktifitasnya itu sambil menyoro
Bab 41: Dibalik Pintu Rumah AngkerKang Arya terus melangkah meski debaran jantungnya tak normal. Kakinya semakin jauh memasuki ruang demi ruang dengan melafadzkan bacaan ayat kursi setiap saat.Tapi sampai nafasnya tersengalpun, ia tak melihat sosok atau makhluk yang ia yakini menjadi cerita menakutkan selama ini. Membuat resah para warga sekitar, dan memicu konflik lainnya. Suara jeritan itu hilang begitu saja, meskipun Kang Arya memanggil-manggil wujud eksistensinya dengan lantang."Tunjukkan wujud aslimu padaku!!" gertak Kang Arya tak ada rasa takut seperti sebelumnya.Tak ada yang menyahut, hanya terdengar suara angin dalam ruangan kosong. Jendelanya memang tidak terbuka, hingga bau pengapnya mulai dirasakan oleh penciuman Kang Arya."Baiklah, aku tidak akan segan-segan membuatmu seperti terpanggang di neraka!!" lanjutnya mengancam.Di awal memang memulainya untuk misi membuat konten, tapi sekarang ia sudah mulai memahami perubahan yang ia rasakan. Ini adalah anugerah yang bisa
Bab 42: Terhasut Karena Dendam"Semoga aku tidak terlambat, hanya do'a yang bisa mengalahkan takdir buruk!" ungkap Kang Arya selama di perjalanan.Ia memantau sekelilingnya, takut ada yang mencurigakan.Kali ini Kang Arya bukan hanya ingin membuktikan fakta lain akan kejadian yang akan mengarah pada penglihatan keduanya, tentang empat teman dan sahabatnya yang ada diatas bukit.Meski itu sebuah kilasan saja dan belum tentu terjadi. Tapi melihat kenyataan ini, sepertinya pasti akan datang.Namun ada satu lagi yang kini ia pikirkan, bahwa jika Serina adalah pelaku utama dari semua masalah itu maka dia harus mengakuinya.Tapi darimana ia bisa membuat Serina mengakuinya, dan bagaimana jika semua juga terlambat atau tidak mampu melawannya?Kalau saja semua ada di dekatnya, pasti akan sangat mudah memantau pergerakan Serina.Tapi Serina memang terbukti bisa sangat halus menyimpan kejahatan itu, sampai tak ada satupun rasa curiga yang terbaca dari semua tindak-tanduknya.Terbersit di benak Ka
Bab 43: Amarah Pembawa Petaka"Khi ... khi ... khiii!"Suara parau itu membuat netra Kang Arya, suster Intan dan Wildan dengan spontan membulat. Tak mampu berpikir dengan jernih.Melihat satu kejadian yang tak masuk akal, Wildan berinisiatif untuk mulai menyalakan camera recorder dalam fitur ponselnya.Berbeda dengan suster Intan, dia masih shock. Ia terus saja berdo'a sebisanya. Tapi tetap saja ia masih ketakutan.Jantungnya berdegup kencang, bahkan setelah lepas dari kecelakaan tadi. Kini ia dihadapkan dengan masalah Serina yang kerasukan seperti itu.Kemungkinan saat ini Wildan memang sudah memiliki perasaan yang sama dengan mereka, hanya saja ia tak mau menerima kalau ia yang kalah dalam persaingan. Jadi ia masih menjaga jarak dengan Kang Arya."Sejak kapan kau ada didalam raganya?" tanya Kang Arya yang memiliki kepekaan lebih dari yang lain."Aku tidak suka dengan kalian, jangan ganggu dia. Aku tidak ingin siapapun memilikinya!" balas Serina dengan wajah dipenuhi ekspresi jahatny
Bab 44: Hampir Bertemu Arwah PenasaranBeban berat dalam pikirkan Kang Arya saat ini, membuatnya memutuskan untuk tidak bekerja. Ia berencana membahas masalah ini dengan Pak Ndan di rumahnya selepas Maghrib.Dalam sehari, Kang Arya harus disibukkan dengan banyak masalah sampai ia terlupa mengurus dua orang suruhan Serina yang sedang diamankan oleh Abdullah, Pak Sanusi, Bimo dan Parjo.Wildan memang sudah memanggil Tondo untuk datang, dan rencananya mereka juga akan datang di rumah Pak Ndan bersama Kang Arya.Kang Arya berpesan, "Lebih baik kita istirahat di rumah, nanti kita saling berkabar lagi."Masalah tentunya tak terhenti sampai disitu. Karena kini ada empat orang yang sedang merasa dicurangi, dan saatnya mereka mengambil keputusan sendiri tanpa harus ada keterlibatan Kang Arya tentunya.***Di waktu yang sama dengan kejadian itu, Rendy mendapatkan pesan singkat dari Serina untuk membahas masalah hubungan rahasia antara Kang Arya dengan Rinda.Itulah yang pada akhirnya membuat Re
Bab 45: Tali Simpul Mati TergantungSaat ini memang masih terlalu awal menyimpulkan kabar hilangnya keempat teman Kang Arya, dan mereka tidak akan melakukan apapun sementara waktu.Pak Ndan melihat sebab utamanya adalah persaingan dan pastinya ada yang membuka celah dari pihak internal menambah peliknya perselisihan itu."Aku bukannya mau ikut campur urusan anak muda, tapi kalau memang antara yang memperebutkan dan yang diperebutkan sudah menyalahi aturan, ya pastinya jadi makin tambah masalahnya." Pak Ndan menjelaskan agar kedua belah pihak mulai introspeksi diri masing-masing.Serina juga merasa menyesal telah menjadi penghasut, padahal dirinya sendiri yang mendorong Kang Arya agar segera menyatakan perasaannya pada Rinda.Tapi semua belum terlambat, suster Intan dan Putri kini semakin mantap mempelajari kajian agar selalu mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Mungkin satu-satunya cara adalah semua harus mengabarkan pada yang berkaitan agar mereka tidak terlampau jauh menyimpu
Bab 46: Kejanggalan Lain Di LokasiSemakin lama, karena kerap dihadapkan pada wujud eksistensi dua alam yang membuat perasaan mereka makin sensitif, mereka tak lagi banyak berkonfrontasi.Putra memilih Rendy untuk dijadikan perantara makhluk halus, meskipun semuanya masih belum paham caranya. Tapi setidaknya mereka ingin punya pengalaman yang menurut mereka sangat seru itu.Rendy menegaskan hanya dia yang berhak memilih siapapun untuk dijadikan perantara karena dia merasa sebagai leader saat ini."Kenapa tidak kau sendiri saja, justru lebih menarik dilihat netizen." Rendy memutar pendapat Putra, dan membuatnya sebagai perintah yang harus dipatuhi."Kau sajalah, kan kau yang paling tampan." Putra menampik hal itu sambil memasang tampang sedikit garang.Sedang mengadu argumentasi, tetiba mereka kembali dikejutkan pada suara yang meresahkan jantung mereka.Tapi kini suara tawa itu berubah menjadi lantunan tembang. Meskipun menakutkan, alih-alih berusaha untuk kabur justru mereka merasa t
Bab 47: Mengungkap Pelaku Pembunuhan"Tolong sampaikan pesanku, setelah itu jangan teruskan perjalanan kalian!" teriak Deny diluar batas kendalinya.Secepat itu ia dirasuki, seperti rumah kosong yang dapat dengan mudah disinggahi orang asing yang lewat.Deny menatap setajam pisau kearah ketiga manusia petualang itu. Genapnya jumlah mereka rupanya tak berpengaruh secara langsung dengan istilah yang menurut para orang tua penuh dengan keberuntungan.Menurut mitos yang kerap kita dengar, kalau disekitar kita ada kumpulan manusia dengan jumlah ganjil, pasti akan dilengkapi dengan kehadiran mereka supaya jadi genap."Dayuh, kau ikut kami. Katakan setiap detail yang perlu kami lakukan untuk bisa membuatmu mendapatkan keinginanmu!" tantang Rendy.Kali ini Rendy yang memimpin semua rencana timnya itu, tentu saja dengan maksud sebagai ajang pembuktian pada rivalnya, Kang Arya."Kau pikir dengan cara mencari tahu kekasih arwah itu bisa bikin konten menarik, hah?" sahut Putra sambil berusaha men