Maaf untuk para pembaca setia jika selama hampir satu setengah tahun ini sang penguasa tidak update, itu karena ada satu hal yang membuat author tidak bisa menulis untuk sementara. semoga kedepannya bisa kembali lancar amin.
Radhis yang mendengar nama keluarga Esfor menjadi sedikit kaget dan sedikit lebih emosi lagi dari sebelumnya.Itu karena dia merasa jika kenapa seorang anggota keluarga Esfor ada yang seperti itu.Tidak memiliki etika dan berperilaku bejat.“Dimana Ester?” Radhis bertanya kepada Ed.Ed yang tau jika saat ini Radhis sedang merasa marah menjawab pertanyaan dengan sedikit terdengar enggan.“Di–dia sepertinya belum datang Tuan.” Ucapnya.“Tok tok tok.” Suara ketukan pintu terdengar tepat setelah Ed menutup mulutnya.“Permisi sebentar Tuan.” Ucap Nanny yang kemudian berlanjut pergi untuk membuka pintu.Benar saja, Ester sangat berumur panjang, baru saja Radhis bertanya kepada mereka yang ada disana dimana Ester, tidak menunggu waktu Ester sudah datang.“Maaf atas keterlambatan saya.” Ucap Ester dengan nafasnya yang sedikit tersengal.Sepertinya Dia tadi berlari menuju ke kamar yang mereka gunakan untuk pertemuan malam ini.Ester melihat ekskresi Radhis yang memancarkan emosi.“Bagaimana bi
Awalnya Radhis masih berbaik sangka masih menganggap jika semuanya terjadi dengan tidak sengaja. Namun sekarang dia benar-benar emosi karena dia tahu jika apa yang terjadi kepada istrinya memanglah disengaja dan direncanakan.“Abaikan dulu masalah ini,” ucap Radhis dengan mencoba untuk meredam emosinya.Dia merasa memanglah emosi untuk saat ini. Namun dia merasa jika Dia akan memberi pelajaran kepada mereka yang sudah berbuat tidak menyenangkan kepada istrinya secara langsung.“Kalian kembali lah.” Ucap Radhis memerintahkan kepada mereka semua yang ada disana.“Besok aku akan pergi ke Geneve, untuk melihat-lihat dan kita bertemu disana.” Tambah Radhis.“Baik Tuan!” Jawab semua orang secara serentak.Mereka satu persatu mulai meninggalkan ruangan, dimulai dari Boaz dan Rocky.Disusul oleh Ed Ackerly, sampai tinggal Ester yang ada disana.Sepertinya ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Ester.Ester masih duduk, sama seperti Radhis.Wanita itu kini duduk dengan ekspresinya yang sedi
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
PROLOG Seorang anak tuna wisma yang ditinggal orang tuanya meninggal waktu berusia enam tahun karena peristiwa kebakaran kini sudah tumbuh menjadi sosok pria yang rupawan. Sejak kebakaran itu terjadi dia dirawat oleh seorang wanita paruh baya dengan kehidupan sederhana dan juga tetangga tetangga yang begitu peduli padanya. Ada juga yang mengajarinya berbagai hal, mulai dari bekerja dan beladiri untuk menjaga dirinya sendiri mengingat dia hanya dirawat oleh seorang wanita tua. Dia benar-benar tak ingat siapa jati dirinya dan dari mana asal usulnya, sampai saat wanita yang merawatnya meninggal dan dia diharuskan melanjutkan hidupnya sendiri, kepandaian yang dia miliki membuatnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya sampai dia lulus kuliah. Tanpa ia sadari, prestasinya di bidang akademik telah mengundang perhatian seorang laki-laki tua. Setelah Laki-laki tua itu melihat kepribadiannya, sang laki-laki tua semakin yakin kalau pria muda ini adalah seseorang yang selama ini dia
Sementara itu, di hotel tempat resepsi yang dituju oleh Radhis dan Rachel, beberapa orang sedang membicarakan persiapan acara pertunangan siang ini. "Bagaimana persiapannya?" Xion Wish seorang wanita tua yang berusia sekitar 84 tahun bertanya pada Marot Wish; anak tertuanya; kakak dari ayah mertua Radhis. Xion Wish, dalam acara pertunangan ini tentu saja menggantikan posisi suami Xion Wish setelah suaminya meninggal untuk menjadi kepala keluarga Wish. “Aku mau acara hari ini berjalan dengan lancar, jangan membuat keluarga kita malu!” Lanjutnya kemudian “Mana keluarga adikmu? Apa mereka belum datang?” “Belum, bu.”Jawab Marot. “Mereka selalu saja membuat ku marah,” tambah nenek Xion kemudian. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil mazda 3 neo datang dan lanjut parkir di ikuti beberapa orang yang keluar dari dalamnya. “Ibu maaf kami terlambat, mohon jangan tersinggung.” Dere dengan membungkuk meyakinkan nyonya Wish, lalu menyapa kakak tertuanya Marot. “Kakak pertama, apa kabar?” “Hm
Bagaimanapun juga meskipun Radhis sabar dia berpikir bahwa lebih baik diam di luar daripada di dalam acara ini karena dia sadar bagi mereka dia bukanlah siapa-siapa dimata mereka. Kini Radhis duduk di sebuah trotoar parkir di samping mobil kantor istrinya. Sampai seorang pria berbadan tinggi tegap dengan jas yang nampak begitu mewah menghampiri dia,“Maaf tuan ada seseorang yang ingin berbicara dengan anda”, laki-laki itu berkata sambil membungkuk. “Saya?”,tanya Radhis pada laki-laki itu. “Iya Tuan silahkan Tuan ikut saya, beliau menunggu tuan di dalam mobil”, Sejenak dia berpikir dan keudian dia berdiri lanjut berjalan mengikuti orang tadi ke arah sebuah mobil Rolls Royce. Jendelah di buka sedikit tanpa Radhis tau siapa yang ada di dalam mobil itu hanya ada perkataan yang dia dengar dari seorang laki-laki tua di dalam mobil itu, “Aku ingin kau datang besok ke hotel Emperor-Lux, dan jika ada yang menghambatmu sebutkan namamu