Radhis melihat jam di layar ponselnya, dia baru sadar jika sekarang sudah hampir jam tujuh malam.
“Kita lanjut bicara di luar saja,” ucap Radhis yang berdiri dan segera pergi dari ruang baca mansion.
Begitu Radhis melewati pintu ruang baca, Nora sudah berdiri disana menyambut tuannya yang masih mudah dan tampan itu. Dengan sedikit menunduk Nora berkata kepada Radhis jika makan malam telah disiapkan.
Radhis kini menyantap makan malamnya bersama dengan Ester.
Disela-sela makan malam itu Radhis masih sedikit membicarakan proposal tentang Austreet Market.Radhis merasa jika ada sesuatu yang belum terselesaikan, dia merasa jika ketentuan nominal dalam proposal itu akan membera
Ester masuk kekamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan piyama sutra yang tadi diberikan oleh miss Loren.Disaat dia melepas semua baju kerja yang melekat di tubuhnya, Ester tidak langsung mengganti dengan piyama sutra yang ada di dekatnya, melainkan Ester masih memandangi pantulan dirinya di kaca yang tanpa sehelai benangpun itu.Ester memang sangatlah cantik. Sama dengan Rachel, kulitnya putih mulus dan badan yang sexy.Dengan memutar-mutar badannya beberapa kali, Ester terkikik sendiri.“Sepertinya aku tak kalah dari —”Ester tak melanjutkan kalimatnya.Wanita muda itu kini terdiam menatap cermin.
Setelah miss loren pergi, lebih dulu Ester mencuci mukanya di kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Setelah itu Ester segera turun ke ruang makan, untuk menyantap sarapan paginya.Di pintu masuk ruang makan sudah berdiri miss Loren dan Nora.Miss Loren masih saja tersenyum ikhlas saat melihat kecantikan Ester yang terbalut dengan piyama tidur warna pink yang dia pakai.Ester menyadari jika dia belum mengganti piyamanya.Dengan wajah merah Ester tetap menahan rasa malunya berusaha agar masih terlihat anggun.“Oh tidak, bagaimana jika Radhis melihatku dengan pakaian seperti ini?” Ucap Ester dalam
Rachel berdalih, jika semalam ada yang harus dia kerjakan di kantor, dan membuat dia lembur sampai larut.“Apa kamu tahu jika semalam keluarga tante sandra menunggu kamu sampai malam?”Tania bertanya dengan dibarengi duduk di meja makan tepat di samping Rachel.Tak hanya itu Tania juga menarik piring Rachel yang masih berisikan nasi goreng.“Cihh! Asin!” Tania meludah disaat dia baru saja memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.“Kalau memang kamu tidak bisa memasak, kenapa kamu paksakan untuk masak?” Tania menggerutu Rachel karena rasa nasi goreng nya yang tern
Disaat Rachel merasa bingung dengan keadaan yang sedang terjadi, di waktu yang sama Ester yang tadi menelponnya sedang merasa kebingungan.Ester masih saja merasa salah tingkah karena Radhis melihatnay yang berbalut piyama sexy.Meskipun Radhis hanya berdiri tanpa berekspresi, tapi cukup membuat wajah Ester menjadi merah menahan malu.Berbeda dengan Radhis, Boas yang berdiri di belakangnya dengan penuh pengertian tentang apa yang dilihat olehnya, segera dia memutar badannya untuk menghormati wanita yang dekat dengan Tuannya.“Saya akan ke dapur untuk meletakkan belanjaan ini dulu Tuan.” ucap Boas dengan yang segera berjalan tanpa menunggu jawaban dari Tuannya.Selain merasa kur
Sesampainya di dalam kamar Ester menutup dan bersandar di pintu,Kini wajahnya tampak merah merona menandakan bahwa Sebenarnya dia sangat merasa malu dengan kejadian yang baru saja terjadi.“Aku tahu aku menyukainya, Tapi aku tidak menyangka jika reaksiku akan seperti ini,” Ucap Ester dengan mengatur nafasnya.Perlahan Ester mulai berjalan menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tidurnya, Sebelumnya pada saat dia berjalan masih sempat dia mengambil Pakaian yang kemarin dia tanggalkan.Baru satu langkah Ester akan memasuki kamar mandi suara ketukan pintu terdengar.“Iya, ada apa?” Tanya Ester saat dia membuka pintu dan mendapati Loren sudah berdiri di san
“Aku tidak tahu.” ucap Rachel yang berusaha melepaskan pegangan tangan ibunya.“Rachel!” Tekan Tania.“Iya-iya-iya! Tunggu!” ucap Rachel yang akhirnya kini tangannya dilepaskan oleh Tania.“Ini, Ibu bisa menghubungi Manajer properti itu sendiri dan bilang kepadanya agar mencarikan asisten rumah tangga di agen penyedia jasa.” Tutur Rachel dengan memberikan kartu nama dari manajer yang mengurus Villa A1 kemarin.Tania tampak begitu sangat bahagia, wajahnya berseri-seri, karena dia berpikir, jika dia menghubungi sendiri Manager property dia dengan leluasa bisa meminta berapapun asisten rumah tangga yang dia inginkan entah itu dua, tiga, atau bahkan empat.Seperti singa kelapa
Ester yang sedang berada di kamar mandi yang baru saja selesai mengganti bajunya sebenarnya bertujuan menelpon Rachel untuk membicarakan masalah terkait pekerjaan.“Kenapa tidak diangkat?”Ester dengan sedang merias wajahnya kembali mencoba untuk menghubungi Rachel.Beberapa kali Ester mencoba menelpon bahkan sampai dia selesai bersiap untuk berangkat ke kantor Rachel masih belum menjawab panggilan telepon nya.Sebelum keluar kamar Ester mengirimkan pesan singkat kepada Rachel yang berisi, “Aku ingin membicarakan masalah pembangunan di Austreet Market. ini perintah langsung dari Direktur Geneve.”Mendapati pesannya terkirim Ester segera keluar dari kamarnya dan bertujuan akan segera berangkat ke
Setelah sampai di kantor Rachel mencoba untuk menghubungi berbagai pihak yang terlibat.Meskipun dibilang semua pihak yang terlibat, tapi sebenarnya Rachel hanya menghubungi beberapa saja. Karena sebenarnya, pihak yang berkaitan dengan proyek ini hanya beberapa saja. Yaitu perusahaan Wish sebagai penanggung jawab pembangunan, Dodmedia sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dibidang periklanan dan promosi. Serta satu perusahaan lagi, perusahaan besar yang sepertinya dari luar negeri sebagai pihak yang berwenang atau perusahaan yang memiliki hak atas proyek yang akan diselenggarakan.Saat ini sudah sekitar jam sepuluh siang. Radhis berada di kantornya, dia masih merasa khawatir dengan Austreet Market.Dia menatap ke arah luar gedung Geneve de