Ester juga berubah sikap, kini saat Bianca pegi dan dia hanya berdua dengan Radhis ekspresi Ester kembali serius saat menanggapi pertanyaan dari Radhis, “Semua sudah saya selesaikan seperti perintah Tuan,” ucap Ester.
“Entah kenapa aku seperti risih saat aku harus dipanggil Tuan olehmu,” ucap Radhis.
“Maafkan saya, tapi memang Tuan Adalah Tuan Muda saya, apa Tuan Lupa.”
“Iya aku tahu, tapi kau juga ingat bagaimana dengan perjanjian kita sebelumnya,” timpa Radhis atas ucapan yang disampaikan oleh Ester.
“Iya aku paham,” ucap Ester dengan sedikit senang sekaligus cemberut.
“Jadi bagaimana?” tanya Radhis lagi.
&l
“Sudah, tidak perlu berkata seperti itu, kita sama-sama manusia, tidak ada yang berbeda,” ucap Radhis yang benar-benar meyakinkan Ester dengan sikap lelahnya.“Percuma berbicara denganmu,” ucap Ester yang kemudian memegang panel radio di mobil Radhis dan memutarnya untuk mendengarkan lagu.Suara musik klasik dengan beat sedikit cepat mengalun dalam mobil itu,dan itu membuat Ester sedikit senang. Musik itu adalah musik yang disukai oleh Ester,“Musik ini adalah kesukaanku,” ucap Ester.“Ya sudah baiklah semoga saja itu bisa memperbaiki mood mu,” ucap Radhis dengan tetap memandang kedepan.disaat itu Ester memandangi Radhis dengan tatapan penuh arti, dia seolah bingung
“Apa yang kau tunggu!” bentak Sandra lagi dan ditambahkannya juga, “Apa yang kau tunggu?! Cepat hajar brengsek miskin ini!”“Baik Nona!” jawab supir sekaligus yang menjadi pengawal pribadi Sandra.Dengan cepat laki-laki berbadan besar itu mendekat dan melancarkan bogem mentah ke arah wajah Radhis.Setelah sekian lama tidak pernah bertarung selain saat dirinya menyelamatkan Ester Radhis akhirnya menggunakan keahliannya untuk menghindari pukulan dari laki-laki itu, begitu tenang saat laki-laki mengincar wajahnya dengan sedikit mencondongkan badannya dan juga kepalanya ke arah samping membuat Radhis dapat menghindari pukulan itu.Merasa pukulannya tidak mengenai lawannya laki-laki supir Sandra kini mencoba mengarahkan lututnya ke perut Ra
Setelah menatap ke supirnya sebentar sekedar melihat benarkah jika supirnya itu kesakitan, Sandra dengan wajah serius menatap kepada Radhis, setelahnya mengeluarkan kartu nama dan mengulurkan kartu nama itu kepada Radhis.“Terimakasih, sekali lagi saya minta maaf dan besok akan saya kirim orang untuk membereskan semuanya,” ucap Radhis yang menerima uluran kartu nama dari Sandra.Saat Radhis melihat kartu nama itu Radhis tersenyum kecut dengan nama yang tertera di kartu itu. Saat melihat perubahan ekspresi dari Radhis Sandra kemudian bertanya kepadanya, “Apa yang kau tertawakan.”“Tidak ada,” ucap Radhis yang kemudian meletakan kartu itu ke dalam sakunya.
“Bagaimana? apa kalian sudah mempersiapkan semuanya?” tanya pemimpin kelompok bernama B kepada mereka.Para anggota kelompok itu dengan kode panggilan C1 sampai C5 itu kini sudah berkumpul dan menjawab dengan penuh kesungguhan.“Siap Bos, bisa Bos lihat sendiri!” C4 menunjuk ke arah C1 yang sudah dibenahi penampilannya oleh mereka.Anak buah B yang berkode panggilan C1 itu kini tampil lebih rapi dengan jas dan juga wajahnya yang lebih bersih, tidak ada lagi kumis dan bulu di kepalanya selain rambut yang bermodel undercut.Dengan tampilan barunya C1 lebih tampak muda dan bersih seperti seorang pengusaha asli seperti yang mereka harapkan.“Aku sudah mengurus semuanya, besok kita akan melakukan semu
“Lantas apa yang dikatakan oleh nya setelah dia melihat hal itu?” tanya Radhis dengan masih melihat-lihat hasil pekerjaan yang dilakukan oleh orang Ed Ackerley.“Dia sepertinya mengetahui sesuatu tentang orang-orang itu tuan, namun untuk lebih meyakinkan dia mengirimkan orang-orang dunia bawah yang pastinya tidak hanya dalam lingkup Auckland.”Mendengar penjelasan dari Ed Radhis kini mengerti, apa yang dia maksudkan, Boas bukanlah orang sembarangan, meskipun badannya tidak sebesar Rocky namun koneksinya sungguh luas, itulah yang membuat dia menjadi pemimpin dari orang-orang sewaan Dave waktu itu untuk membawa Ester kembali.Sayangnya waktu itu yang dia lawan adalah Radhis, tentu saja itu adalah suatu kesialan dalam hidupnya namun kesialan itulah yang kini membawanya pada suatu keberuntu
Mendengar dukungan Ed terhadap rencana ESter Radhis berpikir sebentar sebelum akhirnya dia menyetujui nya yang ditandai dengan ucapannya, “Jika memang begitu persiapkan besok malam sesuai dengan apa yang baru saja aku dengar.”“Siap Tuan!” Ed dan Ester menjawabnya dengan begitu tegas secara bersamaan.Setelah semua dirasa selesai dan rencana juga sudah dipersiapkan Radhis kini mulai meninggalkan kantor Geneve.Diwaktu yang sama di Wish Corp Rachel dan Alin baru saja selesai berbicara beberapa hal penting terkait proyek yang pernah mereka selesaikan setelah perbincangan penting itu Rachel kini mulai membicarakan beberapa pribadi untuk basa-basi dan mencairkan suasana.“Semoga untuk proyek yang selanjutnya bisa segera direalisasikan,” uc
Cukup lama Boas dan Rachel berkendara, kini mereka sudah sampai di sebuah butik dengan tulisan “Flower Butik” besar.Selang beberapa saat Rachel turun dari mobil dengan dibukakan pintu oleh Boas, setelah itu tentu saja Rachel segera masuk kedalam Butik itu mengingat jika hari sudah sangat sore.“Selamat sore Nona!” ucap pemilik butik yang waktu itu bertepatan sedang berada disana.Rachel menjawab sambutan dari pemilik butik itu dengan sedikit mengangguk, meskipun Rachel sedikit bingung karena ternyata si pemilik butik masih mengingatnya dengan baik padahal sebelumnya ia hanya kesini satu kali bersama suaminya, itu pun entah sudah berapa lama yang lalu, Rachel sendiri sudah hampir tidak mengingat dengan tepat waktunya.
Setelah Rachel benar-benar memutuskan untuk membeli setelan yang dipilihkan Boas, mereka pergi ke kasir untuk membayarnya.Saat dikasir Rachel kembali dikejutkan oleh pelayanan yang sangat begitu sopan kepadanya, bahkan saat memberikan kantong belanjaan milik Rachel pegawai kasir itu sembari membungkukkan badan dan tersenyum penuh hormat.“Apa Nona mengingat saya?” Rachel penasaran pada sikap kasir tersebut.Pegawai kasir itu tersenyum, “Tentu saja saya ingat, bagaimana mungkin saya melupakan pelanggan terhormat butik ini, Nona muda Zond?” Ia membungkuk lagi saat menyebutkan nama Nona Muda Zond.Rachel merasa bingung, kenapa mereka menyangka Rachel adalah Nona muda Zond, Rachel tahu jika yang mereka maksud adalah keluarga tersohor di Moland.