“Tapi ingat kita tidak akan bertemu dengan pemimpin dengan Geneve, kita hanya akan ditemui oleh Nona Ester,” ucap Ayah Deon.
“Tidak masalah Ayah, kita kesana untuk membuat janji bertemu dengan pemimpin Geneve, itu sudah lebih dari cukup, setidaknya aku bisa bilang kepada Rachel jika pemimpin Geneve sibuk tapi kami sudah membuat jadwal bertemu.” Terang Deon kepada ayahnya.
“Tumben kamu bisa berpikir pintar.”cetus Ayah Deon tanpa perduli perasaan Anaknya.
Mendapati perkataan Ayahnya seperti itu Deon hanya bisa terngangah karena merasa di katai oleh Ayahnya sendiri.
“Dari awal aku juga pintar Ayah.” Celetuk Deon dengan nada yang sedikit ngambek.
“Sudah kita tidak perlu berdebat tentang ini, karena kamu juga sudah memutuskan untuk bertemu dengan Nona Ester sekarang, sepertinya kita akn segera berangkat .” pungkas Ayah Deon yang kemudian segera berdiri dan bersiap-siap untuk segera pergi ke Geneve bersama dengan Deon.
Disaat yang sama
Di waktu yang sama sekarang di Wish Corp,Rachel sedang mengerjakan beberapa pekerjaannya, Dia seolah sudah tidak memikirkan perihal pertemuan pemilik perusahaan di Auckland.Entah dia sudah tidak memikirkannya atau dia cuma sekedar mencari kesibukan untuk mengabaikan perihal tersebut.Saat itu sebagai orang ditugaskan untuk menjaga Rachel, Rocky Kini sedang berkeliling untuk melihat kondisi di sekitar perusahaan Wish Corp, Yang mengitari seluruh perusahaan termasuk basement sampai ke lantai paling atas, dan ternyata begitu dia berada di lantai paling atas atau Rooftop dia dari jauh melihat seorang laki-laki di seberang gedung perusahaan Wish Corp, Laki-laki itu hanya menunduk dan bersandar pada sebuah dinding dengan tangan yang memegang sebuah ponsel seakan Dia sedang berbalas pesan dengan seseorang.Tanpa ada rasa curiga sedikitpun Rocky mengabaikan orang tersebut,Dan kini Rocky kembali turun ke lantai dimana ruangan Rachel b
“Terima kasih nona, Nona sudah berkenan untuk menemui kami.” Ucap Ayah Ayah mewakili dirinya sekaligus anaknya.“Tuan tidak perlu sungkan” tutur Ester dengan tersenyum manis.Di sini Sebenarnya Deon seolah kagum melihat senyum Ester, Bagaimanapun juga Ester adalah wanita yang sangat cantik Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan Rachel.Seolah memang memiliki sifat buaya, Deon kini berfikir andainya dia bisa mendekati Ester dia akan merasa sangat senang.Baru saja Deon dan ayahnya hendak duduk, Ester Kembali berkata.“Oh, Aku hampir saja lupa”“Apa itu nona?” Tanggap Ayah Dion yang kini tangannya sedang memegang kursi di depan meja kantor Ester.“Tadi Pak direktur memintaku untuk memberikan foto pertemuan kita Kepada beliau sebagai bukti jika memang kalian datang ke sini untuk membuat janji dengan dirinya.” terang Ester beralasan.Radhis m
Semua berkas ke ini sudah tertata rapi, tidak ada satupun yang tersisa ataupun belum dikerjakan. Tak lupa Sebelum dia meninggalkan kantornya terlebih dahulu dia mengirimkan pesan kepada Ester.Setelah dia melihat status pesan itu sudah terkirim Radhis kini meninggalkan kantornya.Suara Langkah kaki dan sama sekali tidak terdengar begitu dia melewati depan ruangan Ester,Seolah dia tidak menapakkan kakinya ke lantai.Sedikit cepat waktu berlalu kini Radhis sudah Berada di lobby kantor nya.“Hendak pulang Tuan?” Tanya penjaga yang tadi mengantarkan Deon beserta ayahnya ke ruangan Ester.“Iya, Saya akan pulang.” Jawab Radis dengan begitu berwibawa namun tetap sopan.
“Oh maaf Nona, saya Terbawa suasana saat harus bersalaman dengan wanita secantik nona,” tanpa ada rasa malu sedikitpun Ayah Dion berkata Saat dia melepaskan jabatan tangannya.“Tuhan Bisa saja tapi terima kasih atas pujiannya,”“ kalau begitu saya pamit juga nona,” Deon yang sedari tadi diabaikan, dia mengulurkan tangan, Untuk berjabat tangan dengan Ester.Di sini Sebenarnya Ester tidak mau menjabat tangan Deon, Namun karena dia merasa tidak enak terhadap ayahnya mau tidak mau Akhirnya Ester meraih uluran tangan Deon.“Iya, Terima kasih sudah menyempatkan waktu.” Ester berkata dengan senyum manis mengembang di bibirnya.Setelah jabat tangan itu selesai, ayah dan anak itu kini segera berlalu meninggalkan ruangan Ester.Setelah berjalan Melewati koridor dan juga Lift, Deon beserta ayahnya sudah sampai di lobby kantor, dan kini saat mereka hendak keluar dari kantor tersebut
“Kenapa kamu tanya seperti itu?” Radhis bertanya kepada istrinya seolah dia tidak percaya bahwa istrinya akan bertanya seperti itu kepadanya.Semula yang Rachel hanya bertanya setelah melihat ekspresi suaminya dia mencoba untuk lebih menggoda nya lagi, dengan cepat Rachel berdiri dan kedua tangannya dengan pelan menggebrak meja.“Kenapa kamu kaget seperti itu?” Tanya Rachel kepada suaminya dengan ekspresi lucu dan bibirnya yang manyun.Lebih mirip orang anak yang ngambek terhadap orang tuanya karena tidak dituruti apa yang dia inginkan.“Kamu tidak benar-benar habis bertemu dengan seorang wanita kan?” Tanya Rachel kembali dengan ekspresi wajah yang semakin lucu namun matanya sedikit melirik.“Aku kaget bukan karena aku memang Bertemu dengan wanita, namun aku kaget karena baru pertama kali aku mendengar mau bertanya seperti itu seolah kamu benar-benar cemburu.” Cara Radhis denga
“Iya sayang,” Kini Radhis Bukan hanya berbisik ke telinga istrinya namun juga diiringi dengan jilatan lembut di sana.Bahkan tangan Radhis Yang tadi hanya meremas dada kini mulai bergerak perlahan turun sampai ke pangkal paha Rachel.Rachel sedikit menjingkat saat Radhis menyentuh bagian itu.“Uh …” Rintih Rachel.Di waktu yang sama kini Deon yang tadi dalam perjalanan sudah sampai tepat di depan kantor Wish Corp.Setelah dia turun dari mobilnya segera dia berjalan untuk memasuki kantor itu,“Anda mau ke mana?” tanya Rocky yang melihat orang yang tadi pagi dia temui“Saya ingin bertemu dengan Nona Rachel,” Ucap Deon dengan sekenannya.“Tapi nona Rachel sedang tidak bisa diganggu.”Seketika Deon bingung untuk mencari alasan. Dia tahu, jika dia jujur terhadap orang yang sedang ada di depannya dia hanya ingin bertemu untuk menyombongk
“Akhirnya sebentar lagi aku bisa melanjutkan apa yang yang tadi dengan Suamiku”. Ucap Rachel dalam hatinya, dengan menatap genit ke arah Radhis.Entah kenapa yang ada dalam pikiran Rachel sekarang hanyalah dia begitu ingin berdua dengan suaminya tidak ingin diganggu oleh siapapun, dan bahkan dia suda merasakan rasa geli dibeberapa bagian pribadinya, menandakan jika dia dalam kondisi‘ingin berdua saja dengan suaminya’.“Terimakasih jika kamu sudah mau mengerti.” Rachel dengan senyum yang sangat tampak begitu palsu. Seolah dia benar-benar ingin Deon segera pergi dari sana.“Permisi.” Sungut Dion terhadap Radhis.Tentu saja Radhis Hanya terdiam. Karena untuknya Deon bukanlah siapa-siapa, selain Orang yang tidak berguna dan tidak tahu siapa dirinya.Mendapati Radhis Tidak menjawab ucapannya, Tentu saja Deon merasa begitu kesal. Namun bagaimanapun karena ada
Melihat ekspresi istrinya Yang seolah kesakitan Radhis bertanya dengan begitu lembut,“Kenapa sayang?”Rachel hanya bisa melenguh ke enakan, “Tidak apa-apa Sayang. Lanjutkan!”Setelah berkata seperti itu Rachel tidak mau kala, meskipun dia berada di bawah namun dia menggerakan pinggulnya naik turun berirama dengan senyum genit kepada suaminya yang kini sedang menatapnya dari atas tepat beerhadapan muka.Radhis yang mendapati diperlakukan seperti itu oleh sang istri. Seketika menjadi lebih bersemangat. Radhis mulai menggerakkan pinggulnya untuk maju mundur kembali dengan teratur. Erangan serta rintihan keluar dari mulut Rachel meskipun sedikit tertahan.***Di saat yang sama kini dalam sebuah mobil yang sedang melaju Deon berteriak sendiri untuk mengumpat kepada Radhis.“Bangsat!”“Lihat saja nanti, akan aku buat laki-laki itu merasa tak be