Share

Bab 8 || Umpan dari Natalia

Penulis: Yuexi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-10 13:08:51

Ryder melihat sekelilingnya dengan kagum, bangunan besar dengan desain dan interior yang mewah begitu memanjakan mata. Ruangan kepala akademi dijaga begitu ketat, hanya orang-orang yang memiliki akses bisa memasuki area kepala akademi.

Pria tua itu mempersilahkan Ryder duduk, selagi menyeduhkan secangkir teh bunga mawar yang begitu pekat. Ryder begitu gugup, entah apa yang telah dilakukannya sehingga kepala akademi ingin berbicara secara tertutup dengan Ryder.

"Ryder, aku bisa melihat keringatmu mengucur dengan cepat. Jadi santailah, jangan gugup begitu," tutur kapala akademi.

"Ba-baik pak kepala," sahut Ryder.

"Perkenalkan saya Jafar, kepala akademi. Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena telah membuatmu takut, tapi saya hanya ingin memberitahu bahwa kamu jangan pernah melawan Freya, dia sangat berbeda denganmu jadi saya mohon menjauhlah darinya," ungkap Jafar.

"Kenapa aku harus melakukan hal itu?" tanya Ryder.

"Ini semua untuk membalas kebaikanmu, aku sangat berharap padamu Ryder," pinta Jafar.

Jafar sangat cemas dengan nasib Ryder, dia tidak memiliki kekuatan sihir jadi bisa saja Ryder menjadi target pembunuhan karena mampu menenangkan kekuatan yang besar. Jafar melihat Ryder mampu menetralkan sihir yang besar dengan baik, namun hal itu bisa mengancam keselamatan dirinya kelak.

"Aku sama sekali tidak paham, tapi aku akan mengikutinya karena aku tidak ingin membuang-buang waktuku dengan perempuan itu," jelas Ryder.

"Baiklah, kamu bisa kembali ke asrama sekarang," perintah Jafar.

Ryder pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia hanya terus melangkah dengan berani menuju asrama. Tiba-tiba Natalia berlari menuju pelukan Ryder, sambil memberikan kotak makanan.

"Ada apa?" tanya Ryder.

"Aku membuatkan makanan ini untukmu," jawab Natalia.

Ryder tersenyum senang dan menerima kotak makanan itu dengan senang hati. Mereka berdua duduk di tepi taman, sambil memakan makanan buatan Natalia.

"Bagaimana?" tanya Natalia.

"Emm… Ini sangat lezat, kamu ternyata pandai memasak yah," puji Ryder.

"Hehe, aku belajar sejak kamu pergi dari wilayah selatan," ucap Natalia.

Mendengar tentang wilayah selatan mata Ryder bergetar dan berhenti memakan makanan Natalia. Sudah lama Ryder tidak mendengar tentang wilayah selatan, bahkan Ryder ingin membalaskan dendam ke semua penduduk disana karena telah memperlakukan Ryder dengan buruk.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengingatkanmu tentang hal itu," sesal Natalia.

"Tidak, ini bukan salahmu," sahut Ryder.

"Ryder, aku sangat merindukanmu, meskipun kita tidak bertemu lagi sejak hari pengadilan itu, tapi aku selalu mengingatmu," racau Natalia.

"Aku tidak ingin mengungkit hal itu lagi, tapi aku senang bisa bertemu denganmu disini," ungkap Ryder.

Tiba-tiba Natalia memeluk Ryder, membuat Ryder membalas pelukan Natalia. Mereka berdua sedang sibuk dengan kisah mereka masing-masing sehingga tidak sadar sepasang mata tengah menatapnya tajam.

"Natalia, bagaimana bisa kamu bisa sampai disini?" tanya Ryder.

"Aku diusir oleh orang tuaku, bahkan teman-temanku tidak ingin bermain denganku lagi, jadi aku memutuskan untuk pergi setelah mendengar berita tentang kamu pergi dari selatan," jelas Natalia berbohong.

"Benarkah? Aku minta maaf karena membuatmu susah. Tapi Tenang saja, di wilayah utara merupakan tempat yang damai dan penduduknya sangat berbeda dengan selatan jadi kamu pasti senang," balas Ryder.

"Aku percaya padamu Ryder," lirih Natalia.

"Aku juga percaya padamu Natalia," bisik Ryder.

"Ryder, kumohon jangan tinggalkan aku," rengek Natalia.

"Iya, aku akan menjagamu," tutur Ryder.

Natalia tersenyum puas, usahanya mencuri simpati Ryder akhirnya berhasil bahkan Ryder berjanji untuk menjaganya. Ryder berdiri lalu mengantar Natalia hingga sampai di depan asrama dan berjalan kembali menuju kamarnya.

"Ryder, sebentar lagi aku akan membuatmu bertekuk lutut di depanku," gumam Natalia sambil tersenyum sinis.

Ryder pergi ke kamarnya dengan berlari mengingat bahwa latihan berpedang sebentar lagi akan dimulai, Ryder sangat tidak suka jika terlambat dalam belajar. Dari jauh, Ryder melihat Pak guru Zack dan Damian sedang mempersiapkan alat untuk belajar bertarung.

"Ryder, untuk hari ini kamu tidak perlu mengikuti pelajaran," tegas pak Damian.

"Kenapa pak?" tanya Ryder.

"Karena kamu masih terluka, jadi beristirahatlah segera," jawab Damian.

"Apa ini karena Freya? Karena aku harus menjauh darinya jadi aku dilarang berlatih? Padahal aku ini berhak dekat dengan siapapun," balas Ryder.

"Ryder tenanglah, ini bukan hal yang perlu kita perdebatkan. Lagian Freya telah dipindahkan dari kelas jadi kamu tidak akan bertemu dengannya saat berlatih," jelas Zack.

"Aku tetap ingin berlatih, jadi aku mohon jangan batasi aku," pinta Ryder.

"Baiklah, lakukan sesukamu," pasrah Damian.

Ryder pergi meninggalkan Pak guru Zack dan Damian dengan kesal, lalu mengambil sebilah pedang kayu dan berlatih dengan keras meskipun Ryder telah terampil menggunakan pedang tapi dia masih terus berlatih agar menjadi ksatria terkuat. Zack hanya khawatir jika luka di tangan Ryder semakin besar, karena Alice mengatakan bahwa api yang mengelilingi tubuh Freya mengandung racun yang berbahaya. Keluarga pemilik wilayah utara memiliki kekuatan yang mampu mengalirkan racun yang mematikan sejak peperangan yang terjadi di zaman dulu. Sekarang Zack dan Damian hanya bisa memantau keadaan Ryder dari jauh.

"Aku takut jika tubuh Ryder tidak mampu menahan racun itu," lirih Damian.

Bab terkait

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 9 || Ryder Yang Malang

    Damian pergi ke tengah lapangan dan mengajarkan beberapa teknik dasar berpedang seorang ksatria sihir. Sedangkan Zack, membaca buku tentang mantra sihir yang diberikan oleh Jafar kepala akademi. Ryder yang begitu bersemangat tidak sadar jika darah terus menetes di lengannya. Sontak para murid berteriak kaget karena Ryder sama sekali tidak peduli dengan luka di lengannya."Pak guru, Ryder berdarah cukup banyak," pekik Evan.Damian dan Zack dengan cepat berlari ke arah Ryder. Semua murid mundur dan menjauh dari Ryder. Tatapan mereka seperti sedang ketakutan, Damian segera meminta salah satu murid untuk memanggil Alice untuk menyembuh Ryder. Sedangkan, Ryder hanya diam dan menatap Damian dan Zack bergantian."Aku bisa menjaga diriku sendiri," ketus Ryder.Tiba-tiba pandangan Ryder memudar, badanya bergetar hebat membuat Ryder pingsan seketika. Damian menggendong Ryder menuju ruang kesehatan akademi, disana Alice telah menyiapkan beberapa ramuan khusus untuk menangkal ra

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 10 || Terjadinya Keakraban Ryder dan Daren

    Ibu guru Alice begitu lihai dalam memberikan pertolongan pada Daren, tangan ibu guru Alice yang kecil itu bisa menyembuhkan luka memar dengan sihir pemulihannya. Setelah memastikan Daren telah diobati, Ibu guru Alice juga mengecek keadaan tubuh Ryder,  lalu keluar dari ruang rawat. Ryder meraih buku yang ada di meja kecil dekat tempat tidurnya, setelah beberapa jam membaca buku sihir kuno, Daren sadar dari tidurnya dan menatap Ryder dengan sinis."Kau, apa yang kau lakukan disini?" tanya Daren."Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau seperti pecundang yang kalah dari medang perang," jawab Ryder."Ini semua karena Freya, dia terlalu sombong dengan kekuatannya," balas Daren kesal."Bukankah kau yang memulai perkelahian?" tanya Ryder."Diamlah, aku sedang kesal!!" bentak Daren."Kenapa kau kesal? Apa karena kau dikalahkan oleh perempuan," ucap Ryder."Tidak, aku hanya ingin menguji kekuatanku, tapi ternyata aku dikalahkan begitu cepat," ungkap Daren."

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 11

    Seminggu kemudian, kesehatan Ryder telah pulih dan bisa mengikuti kelas lagi bersama murid lain. Kebetulan kelas gabungan untuk latihan menganalisis peta di mulai hari ini, Ryder bersyukur bisa mengikuti kelasnya."Ryder, bisakah kau tidak memasang tampang bodohmu itu," sahut Daren dingin."Diamlah, jangan berkata kasar padaku terus, ayo pergi kesana," ucap Ryder.Daren mendengus kesal, sejak kembali ke asrama, Ryder terus berada disekitar Daren untuk mengajaknya pergi ke kelas bersama, karena lelah berdebat, Daren hanya bisa  diam dan mengikuti Ryder. Tak lama kemudian, Natalia ikut bergabung bersama Ryder dan Dare. Dari jauh, Freya menatap mereka dingin bersama Laila yang terus mengkhawatirkan Freya agar tidak kesal.Pak guru Zack, Damian, dan ibu Alice datang ke tengah lapangan, semua murid dengan sigap berbaris dengan rapi. Beberapa penjaga akademi membawa peralatan untuk latihan menganalisis peta. Zack dan Damian memberikan bom asap, peta kecil dan ton

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14
  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 12

    Ryder tiba di kamarnya, sebuah kotak kecil berwarna ungu tergeletak di depan pintu Ryder. Dengan cepat Ryder mengambilnya dan masuk ke kamar, badan Ryder begitu lengket sehingga dia memutuskan mandi terlebih dulu untuk bisa datang ke kantin tepat waktu. Selesai membereskan kamar, Ryder berjalan keluar asrama dan menuju kantin. Dari jauh Daren dan Natalia juga berjalan ke arah yang sama dengan Ryder. Saat masuk ke area kantin, makan malam yang sangat Ryder tunggu-tunggu. Ryder makan bersama Natalia dan Daren."Sejak kapan kalian begitu dekat?" tanya Ryder."Aku tidak dekat dengannya," ketus Daren."Ryder, makanlah yang banyak, tidak usah pikirkan dia," sahut Natalia.Ryder terkekeh kecil dan melanjutkan makannya. Freya dan laila masuk ke dalam area kantin, mereka berdua mengambil makanan dengan cepat. Saat Freya ingin berjalan menuju tempat duduk, kaki Freya di tahan oleh sihir manipulasi milik Natalia hingga makanan Freya tumpah di baju Edward. Ed

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 13

    Sesampainya Ryder di kamar, dengan cepat dia menyambar tasnya lalu mengeluarkan liontin bunga yang mirip dengan bross bunga bukti pembunuhan orang tuanya. Ryder melihat sebuah huruf kecil bertuliskan 'N' di belakang bandul liontinnya, Ryder meraih pena untuk menuliskan petunjuk yang telah didapat."Ada sebuah bross dan juga liontin, mungkinkah ini satu set berlian yang mahal," gumam Ryder.Seketika pikiran tentang inisial itu membuat Ryder teringat dengan Natalia, tapi hal itu tidak mungkin terjadi bagi Ryder karena Natalia adalah orang baik pada Ryder selama ini. Pikirannya semakin kusut dan tidak mampu mengendalikan dirinya akan semua prasangka yang ada dalam benak Ryder, hingga akhirnya Ryder tertidur pulas karena kelelahan.Pagi yang sangat dingin, musim dingin di bulan akhir tahun, membuat tanah kering berubah menjadi butiran salju yang putih. Dari jauh, Ryder berlari mengelilingi lapangan sebanyak 20 kali, di tengah cuaca yang begitu dingin. Daren ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 14

    Badan Freya begitu kaku, matanya mengeluarkan air mata terus menerus. Ibu Alice yang melihat keadaan Freya langsung megucapkan mantra penyembuh, hingga beberapa luka akibat ledakan itu menghilang. Damian segera menggendong Freya menuju ruang kesehatan, sedangkan Zack masih linglung dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan. Bel darurat telah dibunyikan, Seluruh penjaga akademi telah mengamankan para murid dan membersihkan area lapangan serta mencari bongkahan bom yang meledak sebagai bukti.Ryder yang sejak tadi tampak gelisah, membuat Daren pusing. Bagaimana tidak, satu jam setelah penetralan area lapangan, Ryder memaksa Daren untuk ikut di ruang kesehatan melihat Freya. Permintaan Ryder seperti sebuah ancaman saja bagi Daren sehingga tidak ada pilihan lain selain menerimanya."Bisakah kau duduk dan jangan membuatku pusing," ketus Daren."Aku bingung mengapa pemeriksaanya begitu lama, apakah dia baik-baik saja?" tanya Ryder."Aku tidak tahu dengan hal itu, tanyakan yang la

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 15

    Ryder berencana tidak perlu memberitahukan pada Daren dan Natalia tentang kegiatan mandiri yang dilakukannya. Setelah menunggu selama seminggu, Ryder berjalan ke arah gunung dekat akademi, berkat izin dari pak Jafar kepala akademi, Ryder bisa mengambil pelatihan secara mandiri untuk menyempurnakan tenaga dalamnya.Damian telah menunggu Ryder di jalan menuju gunung akademi, beberapa jenis pedang telah dipersiapkan dengan baik di suatu tempat. Tak lama kemudian, Ryder bertemu dengan Pak Damian. Mereka berdua berjalan sambil membawa sebuah tas besar untuk persediaan selama sebulan tinggal di alam bebas.1 jam kemudian, Ryder dan Pak Damian berdiri didepan sebuah Gua dengan papan kecil berbentuk lambang akademi diatasnya, menandakan Gua itu telah menjadi milik akademi. Ryder masuk ke dalam, tiba-tiba sebuah api menyala di sekitar dinding gua membuat Ryder terlonjak kaget."Simpan barang-barangmu, lalu kita berjalan masuk menyusuri gua ini," ucap Pak Damian."Baik pak," s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 16

    Ryder berjalan menyusuri asrama, sesekali dia merutuki dirinya yang masih saja memiliki perasaan terhadap perempuan itu. Ryder sama sekali tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun, karena dia ingin mencapai tujuannya dan menjadi seorang terkuat. Ryder juga tidak ingin menyakiti orang terdekatnya, saat dia memiliki musuh ataupun lawan yang lebih kuat. Pak Zack dan Damian yang menuju ruang kepala akademi, Ibu Alice telah ada di ruang itu lebih dulu. Rapat dewan akademi diadakan begitu cepat, sebuah inspeksi lapangan akan diadakan selama 6 bulan di desa kenanga bagian selatan wilayah utara. Desa yang menjadi pusat batu sihir naga yang dijaga oleh para monster di perbatasan wilayah selatanZack dan Damian ditugaskan untuk mengawal para murid, namun mereka berdua terus menolak hingga pada akhirnya mereka setuju dengan Ibu Alice yang ikut sebagai ketua dari inspeksi lapangan."Aku sangat frustasi jika harus membawa mereka semua di desa yang sangat berbahaya," k

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20

Bab terbaru

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 117

    "Nino, bukankah itu sangat lucu?" ucap Ryder."Tidak sayang, nama itu terlalu kuno untuk bayi kita. Pilihlah nama yang keren dan jarang ditemukan dimanapun," terang Freya.Ryder memelas tak bersemangat, sudah seribu kali mereka menyebutkan nama dan tidak ada satupun diantara nama itu yang pas. Billy membawakan secangkir teh, sambil membawa beberapa berkas pada Ryder."Tuan, sebentar lagi wakil dari wilayah utara akan datang untuk membawa kontrak penyediaan batu sihir," ucap Ryder.Ryder hanya diam, tak bergeming sama sekali. "Tuan, jadwal anda besok menjenguk nona-""Benar, aku harus pergi bertemu Layla dan Lilian agar mereka mau membujuk Freya," seru Ryder tiba-tiba."Tuan, kumohon fokuslah pada pekerjaan dulu," keluh Billy.Ryder mengangguk dan menyusun laporan, tanpa peduli pada Billy sedikitpun. "Kalau begitu, saya permisi tuan," pamit Billy.Ryder keluar dari ruangannya tergesa-gesa, tapi menabrak Daren yang ternyata datang sebagai perw

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 116

    Daren menarik Billy dengan paksa, menyeretnya agar berani menjelaskan apa yang terjadi padanya saat mendengar ucapan Freya kemarin. Ryder dan Freya yang sedang sarapan, melihat Billy yang tiba-tiba muncul membuat Freya terkejut, sedangkan Ryder hanya menatap pria itu dingin."Bicaralah kawan, katakan maksud dan tujuanmu datang kemari," ucap Daren."Daren, sepertinya dia merasa tidak enak badan. Wajahnya begitu pucat," tutur Freya khawatir."Dia terlalu takut, sampai tidak bisa tidur semalaman hahahaha. Tunjukkan. Keberanianmu kawan," sela Daren.Ryder yang menggendong bayi kecil, tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Billy maju ke depan Freya, walaupun pria itu tidak bisa mengucapkan isi kepalanya pada semua orang tapi Billy sangat ingin berbaikan dengan Freya dan Ryder."Billy, tenanglah dan jangan takut. Aku sama sekali tidak marah dengan apa yang terjadi kemarin," tutur Freya mencoba menenangkan Billy yang sedang gemetar."Freya. Jangan terlalu baik pada seoran

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 115

    "Apa nona tidak tahu? Selama ini Tuan Ryder menjaga kekuatannya untuk membantu siapapun, bahkan dia sangat senang dengan kekuatannya. Lantas kenapa anda tidak membantunya untuk memilih cara lain!!" teriak Billy."Itu tidak seperti yang kamu dengar Billy, aku juga ti-""Bukankah nona ingin Tuan Ryder bahagia?!" seru Billy.Daren yang baru masuk menahan Billy mundur bersama Ryder, karena Billy tampak begitu kesal pada Freya. Layla yang melihat Freya menahan air matanya, melenggang masuk dan menampar Billy dengan keras."Jangan pernah melukai perasaan Freya, ingat itu bajingan!!" teriak Layla kesal."Daren bawa Billy keluar, aku akan menjaga Freya," ucap Ryder.Daren menarik lengan Billy paksa, menyeretnya keluar dari ruang tersebut. Ryder memeluk Freya pelan, tangis perempuan itu pecah dan membuat semua orang ikut khawatir. Bayi kecil yang mendengar teriakan itu, menangis begitu keras hingga Lilian segera membawanya ke ruangan lain untuk menenangkannya."Lepaskan aku, dasar brengsek jan

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 114

    "Freya, bukankah hari ini kita akan pergi ke wilayah utara menghadiri upacara pembukaan aula akademi baru," ujar Layla sambil merengek."Aku akan mendiskusikan ini dengan Ryder, jangan memasang wajah lugu itu," cibir Freya."Baiklah, kalau begitu ayo kita ke tempat Ryder sekarang!!" seru Layla semangat."Ryder sedang rapat bersama para tetua, itu akan memakan banyak waktu. Lebih baik kita menunggunya selesai," sela Freya."Huuuhh... Ryder menyebalkan sekali, aku akan mengatakannya pada Billy," ucap Layla spontan.Freya menghela nafas panjang, kegigihan Layla untuk membawanya berjalan-jalan di wilayah utara sangat sulit di bantah."Pergilah mandi dan bersiap bersama bayi kecil, aku akan segera kembali dengan izin Ryder!!" teriak Layla lalu pergi dari rumah menuju kantor wilayah tempat Ryder."Baiklah, aku akan menunggumu," ucap Freya.Ryder menumpuk beberapa kertas, sambil menuliskan setiap kekurangan dari laporan tersebut. Dia mengambil banyak pekerjaan sebelum akhir pekan, karena ing

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 113

    "Ayo segera kesana, maaf Freya aku harus pergi memeriksa desa. Aku akan kembali setelah memeriksa keamanan disana," tutur Ryder tergesa-gesa pergi ke luar.Freya yang ingin ikut pergi bersama Ryder, di tahan oleh Edward. Terpaksa dia harus berada di rumah saja menunggu Ryder menyelesaikan pekerjaannya.Ryder tiba di depan gerbang desa, memeriksa rumah sakit yang menampung para korban keracunan. Sekitar 100 orang lebih terbaring lemah dengan wajah pucat pasi. Ryder segera meminta bantuan Billy untuk memeriksa sumber masalah. "Kami makan dengan teratur, saat anak-anak membawa sebotol air dari sungai yang ada di ujung desa, kami mulai muntah dan pusing karena mengkonsumsi cukup banyak," terang seorang pria."Gildan, memberi tahu kami bahwa sungai itu sepertinya tercemar oleh sesuatu dari hutan perbatasan. Tuan, tolong kami untuk menyelesaikan masalah ini," sosor seorang wanita tua."Gildan? Siapa yang anda maksud?" tanya Ryder."Dia seorang peramal muda dengan badan besar seperti anda t

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 112

    Keringat dingin mengalir begitu banyak di dahi Ryder, kegugupan luar biasa itu membuatnya ingin terus buang air kecil. Daren dan Billy sudah kelelahan memperbaiki baju dan dandanan Ryder yang selalu berantakan. Di tempat lain, Freya sudah siap dengan gaun panjang yang indah berwarna biru muda seperti langit. Bayi kecil tertidur dalam gendongan Lilian, sementara Layla mengajak Freya mengobrol untuk menghilangkan kegugupannya. "Nona, sebentar lagi anda harus berjalan menuju altar. Silahkan bersiap," ucap seorang pengawal."Tuan, silahkan menuju altar, karena sumpah pernikahan akan segera berlangsung," kata seorang pengawal.Ryder mengambil kedua pedangnya, memantapkan hatinya dan berjalan menuju altar diikuti oleh dua orang pengawal. Setelah beberapa menit, semua orang berdiri menyambut mempelai perempuan. Ryder berbalik ke arah pintu, melihat gaun biru yang menyejukkan mata. Nafasnya tercekat, senyum indah di wajah Freya membuat Ryder terpaku, tak bisa berpaling sedikitpun. Perempuan

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 111

    "Ryder selamat yah, kamu telah resmi menjadi suami Freya,"Ryder terbangun dari tidurnya, dia tertawa kecil dan memijit pelipisnya karena bermimpi menikah dengan Freya. "Haaa, sepertinya aku menjadi gugup karena waktunya sudah dekat," lirih Ryder sambil menghela nafas panjang.Ryder bangkit dari tempat tidurnya, menghirup udara pagi yang segar. Kejadian yang terjadi kemarin cukup membuat Ryder terguncang, tapi dia harus lebih berusaha lagi agar bisa sepenuhnya menjaga Freya dan Bayi kecil. Billy membawa secangkir teh, di ikuti oleh Freya dan Bayi kecil mendekat ke arah Ryder."Freya, apa kamu sudah merasa baikan?" tanya Ryder sembari mengambil Bayi kecil dari gendongan Freya."Aku baik-baik saja Ryder, kamu tampak pucat. Apa perlu aku buatkan obat herbal untukmu?" jawab Freya."Tidak perlu, aku hanya kurang istirahat saja. Besok adalah hari bahagia kita. Aku ingin membuatnya segera terjadi, ini adalah bukti dari rasa cintaku padamu," bisik Ryder.Freya tertawa kecil, lalu pergi membe

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 110

    Daren menepuk pundak Ryder, menyadarkannya untuk tidak terhanyut dalam emosi dan berpikir lebih tenang. Freya yang terus menangis, tertidur di dalam pelukan Layla. Saat Layla dan Lilian membawa Freya ke kamarnya, Ryder keluar dari rumah dan mencari apakah ada  seseorang yang sedang memata-matai mereka."Tuan, saya akan membawa beberapa pengawal untuk berjaga di sekitar rumah ini," ujar Billy."Tidak, aku yang akan mencari langsung perempuan itu dan menghabisinya," tekan Ryder."Hey tenanglah kawan, Freya tidak menginginkanmu melakukan hal segila itu," sela Daren.Ryder melacak sekitarnya, mencari sisa aura yang ada tapi nihil. "Lebih baik kita berpencar, aku akan pergi lebih dulu," ucap Ryder berlari secepat kilat."Huh, tidak ada petunjuk sama sekali-"Daren berhenti, dia mendengar suara rumput yang terinjak di bagian pohon belakang rumah. Dengan tersenyum kecil, Daren menarik lengan Billy menjauh dari rumah. Billy yang kesal, melepaskan pegangan Daren

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 109

    Ryder melepas tangan Freya pelan, lalu berjalan ke arah pria tersebut. Meskipun perasaannya sangat kesal mendengar ucapan pria itu, Ryder harus tetap bijaksana dalam mengurus semua hal berkaitan penduduknya.“Permisi tuan, Aku sebagai Pemimpin wilayah ini merasa keberatan dengan ucapan anda. Melihat, anda sepertinya bukanlah orang yang menyaksikan perang yang terjadi di wilayah perbatasan. Anda tidak berhak mengatakan hal sekeji itu kepada calon istriku,” tekan Ryder.“Tu-tuan penguasa, saya merasa kasihan pada anda yang tertipu oleh perempuan itu. Tapi-”“Billy, beri tuan ini sedikit pelajaran tentang apa yang terjadi pada saat perang di perbatasan. Dan, untuk penduduk sekalian, Freya adalah perempuan yang menjadi seorang prajurit demi wilayahnya, sebagai seorang pemimpin dan perempuan dia telah menanggung banyak tanggung jawab. Jadi, perhatikan mulut kalian saat ingin berkata kepadanya,” tegas Ryder.Billy menerima perintah tuannya, dia segera pergi menyeret pria itu menjauh bersama

DMCA.com Protection Status