"Apa yang telah kalian lakukan?!" teriak Freya marah.
"Tenanglah Freya, ini hanya kemungkinan terburuk saja," sahut Daren."Kalian harusnya bisa berpikiran positif, jangan sampai kita membuat luka yang lebih dalam pada seluruh penduduk di pusat kota ini. Lalu apa yang kalian dapatkan?" tutur Freya mulai meredam emosinya."Kami menduga bahwa peperangan wilayah akan terjadi dalam waktu dekat," ucap Evan serius."Kenapa kita harus berperang? Bukankah lebih baiknya kita melakukan negosiasi terlebih dulu dengan mereka," kata Freya bingung."Kita memang akan melakukan itu, tapi melihat kondisi Ryder dan Zane yang mulai mempersiapkan segalanya di wilayah mereka, sepertinya negosiasi itu akan sia-sia," lirih Daren."Dengar baik-baik, kita sudah menemukan solusi untuk satu masalah kita, sekarang kita hanya harus memikirkan agar perang antar wilayah tidak terjadi," tegas Freya."Freya, kami mendapatkan informasi yang akurat dari seorang peneliti yang datang dari wiFreya menjadi diam, dirinya sangat terkejut melihat kondisi semua orang yang terinfeksi. Bukannya membaik, mereka bahkan tak sadatkan diri dan lemas kehilangan banyak darah. Seorang anggota dewan yang berada disana, dengan cepat berjalan ke arah Freya."Apa yang telah kau lakukan sialan? Mengapa kondisi istri dan anakku menjadi lebih buruk dari sebelumnya?!" seru pria itu."A-aku sama sekali tidak tau hal ini," lirih Freya sambil menaham tangisnya."Tuan Fredrin, tenanglah!! Ini bukanlah waktunya kita saling menyalahkan. Sekarang cepat laporkan ke anggota dewan lainnya untuk segera datang kemari!!" pekik Daren kesal."Bagaimana aku bisa tenang melihat keluargaku dalam kondisi kritis seperti itu?!" teriak Tuan Fredrin."Tuan, mohon tenanglah. Kami juga sedang mengusahakan yang terbaik, jadi mohon beri kami waktu untuk berpikir," ucap Laila sambil menarik kerah baju Tuan Fredrin. Laila dan tim medis segera mengambil sampel darah agar bisa melihat apa yang
Ryder berlatih pedang sepanjang malam, untuk menggabungkan teknik pedang ilusi miliknya dan aura kegelapan. Tapi itu tidak semudah yang Ryder bayangkan, sesekali dia menghancurkan pohon besar karena tidak bisa mengontrol kekuatan auranya hingga pedang ilusi miliknya menghancurkan daerah sekitar Ryder. Bily yang baru saja bangun dari tidurnya, melihat Ryder dan segala kekacauan di dekatnya."Apa yang terjadi kapten?" ucap Bily sambil berjalan ke dekay Ryder."Owh Bily, aku hanya sedikit berlatih dan inilah hasilnya hahaha. Aku akan membersihkannya nanti," tutur Ryder."Kekuatan kapten sepertinya sulit untuk dikendalikan. Aku ingin memberi kapten saran, jika kapten tidak bisa mengendalikan sebuah kekuatan, maka cobalah untuk menjadikan kekuatan itu menyatu dan mengalir di setiap tubuh kapten, itu akan sedikit membantu. Karena guru saya pernah berkata demikian," terang Bily."Terima kasih Bily, aku akan mengingatnya. Lalu apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Ryder."Aku ingin mand
"Kapten, apa aku boleh ikut denganmu?" sahut Bily."Tentu, cukup berlima saja dengan 3 orang anggota pasukanmu. Ayo kita pergi," ucap Ryder mulai berjalan ke tengah kota.Suasana tengah kota yang sunyi sangat mencurigakan bagi Ryder, tapi mengingat kondisi kota sebelumnya tentulah tengah kota akan sepi karena penduduk telah mengungsi di sebuah tempat yang aman dari bahaya luar. Bily menarik sebuah kertas yang bertuliskan alamat dan nama dari setiap murid akademi yang memiliki kekuatan luar biasa. Ryder menatap kertas itu sekilas, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. "Kapten, rumah besar di ujung jalan sana adalah milik Timothy penyihir air dari akademi pada tahun kedua. Sebaiknya kita memeriksa rumah itu terlebih dulu," terang Bily."Baiklah, ayo kita periksa rumah besar itu,"Ryde berjalan di belakang Bily, sambil melihat gerak gerik ketiga pasukam yang mmengikutinya. Bily memang pemuda yang tampan dan terlatih, namun saat dia melawan Ryder begitu banyak cela di setiap gerakannya
"Apa ini sudah semuanya?" tanya Ryder sambil menunjuk beberapa mayat yang tergantung."Benar kapten, ini adalah 4 orang terakhir yang telah dihabisi oleh orang misterius. Aku curiga bahwa ada seseorang yang telah mempermainkan kita," bisik Bily.Ryder menatap sekelilingnya, memang ada suatu hal yang mengganjal dalam misi kali ini tapi mereka berdua tidak perlu melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan kekacauan sebelum perang di mulai. "Mari berkumpul di titik perjanjian, kita akan pulang malam ini juga," tegas Ryder.Kedua pria itu pergi tanpa mencari kebenaran dari kecurigaanya, tapi di sisi lain mereka berdua telah terlibat dalam kejahatan Zane yang akan menjerumuskan seluruh bawahannya ke jurang kehancuran."Tuan, hey tuan Jura jangan melamun saja, ayo kita segera menyusul mereka," bisik Raul.Tetua Jura merasa kasihan dengan cucu sahabatnya, mengikuti orang berhati keji seperti Zane adalah kehancuran bagi dirinya sendiri. "Aku akan tetap disini, sepertinya nona muda itu memerluka
Freya memikirkan segala hal yang bisa menguntungkan dan merugikan untuknya, namun, untuk urusan pengobatan pasti Tetua Jura sangat bisa membantunya. Tanpa pikir panjang, Freya memerintahkan Tetua Jura untuk tunduk diatas perintahnya dan menyembuhkan semua orang yang membutuhkan pengobatan di wilayah utara sebagai penebusan dosa yang telah dilakukan pada korban yang telah meninggal."Aku meminta tolong kepada anda Tetua, selamatkan mereka semua tanpa terkecuali," lirih Freya parau."Baik Nona laksanakan!!" seru Tetua Jura.Tetua Jura langsung mengambil alih ramuan dan membantu Laila meracik tanaman obat. Freya bernafas lega, mungkin dari langkah spontan yang diambilnya bisa memberikan kesempat bagi mereka semua untuk selamat dari bencana penyakit ilium itu. Daren dan Evan memasuki ruangan, memberikan laporan kejadian yang terjadi di sekitar gerbang dan tengah kota."Kelompok pasukan Ryder sudah pergi, kami kembali untuk melapor padamu," ucap Evan."Apa ada ma
Ryder berjalan beriringan dengan Bily menuju bukit tempat keluarga Ryder dimakamkan. Entah apa yang membawa Bily hingga pria itu terus mengikuti Ryder. Perasaan kagum dan percaya pada sosok kapten membuat Bily sangat menghormati Ryder."Kamu mengikuti hingga kemari, apa ada yang kamu perlukan?" tanya Ryder."Tidak kapten, aku hanya ingin menjaga keselamatan kapten," jawab Bily spontan.Ryder tertawa mendengar ucapan Bily, mungkin orang yang bisa dipercaya Ryder adalah Bily dari sekian banyak pasukan dan prajurit di wilayah selatan. Bily memberikan pedangnya pada Ryder, lalu mengucapkan sumpah ksatria."Aku berjanji akan menjadi bawahan anda yang setia dan jujur selama hidupku," ucap Bily serius."Terima kasih, aku menerimanya Bily. Semoga kita selalu bisa melawan musuh yang ada di depan mata," kata Ryder semangat.Kedua pria itu kembali tertawa sembari membicarakan masalah delegasi yang akan datang besok siang. Ryder meminta Bily melakukan suatu hal karena sangat mustahil Ryder bisa l
Freya, Evan dan Daren berjalan bersama rombongan pasukan Zane. Ryder, Natalia dan Bily berada di bagian belakang rombongan. Saat Freya melewati jalan utama menuju kantor wilayah, banyak penduduk wilayah yang menatap mereka sambil tersenyum ceria. "Bisakah aku melambaikan tangan pada mereka semua?" ucap Freya tiba-tiba."Silahkan, itu sebuah kehormatan bagi mereka," sahut Zane.Freya mengangkat tangannya dan melambai, senyuman anak kecil yang begitu tulus membuat Freya tersentuh. Setelah memasuki wilayah utama, gerbang besar kantor di buka dengan jentikkan jari Zane. Semua pasukan berdiri mengelilingi kantor wilayah dan dijaga sangat ketat. Daren memperhatikan sekelilingnya dengan seksama, tidak ada cela untuk mereka bisa menyerang bahkan jika mereka melakukan kesalahan maka nyawa mereka bertiga akan melayang saat itu juga."Silahkan duduk dulu, kami akan menyiapkan ruang rapat setelah makan siang nanti," ucap Natalia."Terima kasih, kami dengan senang hati
Zane mengetuk meja beberapa kali, untuk meminta semua orang memperhatikan apa yang akan di lakukannnya."Kalian semua tenanglah, pertama aku ingin mendengar apa keuntungan yang akan kami dapatkan jika pihak wilayah selatan menghentikan peperangan yang akan dilakukan nanti?" ucap Zane.Freya menatap lekat pria itu lalu berdiri dari duduknya, dia mengeluarkan sebuah peta wilayah utara yang membentang luas di dekat perbatasan."Kami akan memberikan ladang luas dan sebagian tambang emas kami yang ada di pinggir wilayah. Bukan hanya itu, kami akan membantu pendidikan dan bidang medis wilayah selatan," terang Freya."Kedengarannya itu keuntungan yang sangat bagus, tapi tidakkah kau berfikir bahwa wilayah selatan lebih kaya dan cerdas dati wilayah kalian," sela Zane."Kau bajingan!!" sahut Daren kesal."Diam, beraninya kau menyebut tuan kami seperti itu," tegas Ridius."Daren tenanglah, Maafkan kami, tapi kami sudah mempertaruhkan aset berharga wilayah kami. Cobalah untuk mempertimbangkannya