Home / Urban / Sang Penguasa, Mr. Levon / 143. Sudah Terbebas

Share

143. Sudah Terbebas

Author: imam Bustomi
last update Last Updated: 2021-11-30 11:14:35

Jennie mendengar segala pembicaraan Mike dengan Levon. Ia pun menghampiri Sang Tuan.

“Tuan,” panggil Jennie lirih.

“Duduklah, Jennie,” kata Levon sambil menunjuk sofa di sebelahnya.

“Saya sudah mendengar semuanya. Saya turut senang Tuan mendapat warisan dari Nona Rose,” ucap Jennie dengan mengulas senyum paksa, tetapi raut wajahnya tidak bisa berbohong. Ia tampak sedih.

Levon menagkap kesedihan dibalik senyuman Jennie, “Ada apa, Jennie? Kau tampaknya menyimpan kesedihan.”

“Iya, Tuan. Saya sedih, saya tidak tahu harus kemana setelah pergi dari rumah ini. Saya sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi,” jawab Jennie jujur. 

“Seharusnya kau senang Jennie. Sekarang kau sudah terbebas dari belenggu Rose. Kau sudah tidak lagi mengabdi hidupmu pada orang jahat. Sekarang saatnya kau menikmati hidup yang sesungguhnya.” 

Ucapan Levon membuat Jennie terkejut. Ia mendongak dan menatap Sang Tuan. Tatapan Tuannya berbeda, tidak ada ke

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sentosa Aji
cerita nya bertele2 gk jelas author
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   144. Aku Datang!

    “Setahuku Tuan Kenny Daglish adalah sepupu Nona Rose yang sudah dianggap anak sendiri oleh Tuan Frankie.” “Ow begitu. Lalu sekarang Tuan Kenny ada dimana?” tanya Levon santai, seolah hanya ingin sekedar tahu. “Saya tidak tahu. Terakhir kali Tuan Kenny datang kesini setahun yang lalu,” jawab Jennie mengingat-ingat. “Itu pun saya hanya sekali melihatnya. Saya tahu namanya karena saya tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka di ruang tamu rumah Nona Rose yang lama. Mereka terlihat sangat dekat sekali. Dan Nona Rose memanggilnya Kenny Daglish. Lalu saya mendengar kalau Tuan Kenny adalah sepupu Nona Rose yang sudah dianggap anak sendiri oleh Tuan Frankie.” “Pasti Tuan Kennie sangat tampan, ya?” tanya Levon memancing Jennie untuk bercerita lebih lanjut mengenai Kenny. “Menurut saya Tuan Kenny sangat tampan. Di juga masih muda. Saya yakin umurnya lebih muda dari Nona Rose. Tinggi badannya mungkin setera dengan Tuan.” “Hem...” “Ow ya, Tuan.

    Last Updated : 2021-11-30
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   145. Pemberian Levon

    Jennie sudah mengemas semua barang miliknya tanpa tersisa, tetapi ia kebingungan. Apakah tempat penitipan barang di perusahaan LEO Group muat untuk tiga koper barang bawaannya? “Aku harus menemui Tuan Levon.” Jennie bergegas ke luar dari kamarnya, menghampiri Levon yang sedang duduk di sofa ruang tamu. “Tuan,” sapa Jennie. “Ya, Jennie? Dimana barang bawaanmu?” tanya Levon sambil menyesapi teh buatan Jennie. “Tuan ternyata barang bawaanku sangat banyak. Tiga koper penuh,” jawab Jennie sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Levon terkekeh pelan, “Lalu?” “Apakah tempat penitipan barang di perusahaan mau menampung barang sebanyak itu?” tanya Jennie ragu. “Bisa. Tapi sepertinya semua barangmu tidak perlu diletakkan disana.” “Lalu dimana, Tuan?” “Di apartemen dekat perusahaan. Tadi malam aku sudah menyewanya untukmu.” “Hah?” Jennie terkejut. “Apartemen, Tuan?” “Iya, di apartemen. Kau

    Last Updated : 2021-11-30
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   146. Mulai Jatuh Cinta

    “Apakah Tuan sudah bisa menyetir?” tanya Jennie ragu lebih ke arah takut saat Levon duduk di kursi kemudi. Jenni tahu, Sang Tuan tidak bisa mengemudi. Levon terkekeh pelan, “Doakan saja semoga kita sampai tujuan dengan selamat. Aku baru tiga kali latihan mengemudi. Dan ini yang keempat kalinya.” Wajah Jennie semakin cemas mendengar jawaban Levon. Belajar tiga kali belum cukup untuk mengemudikan mobil tanpa pengawasan. “Mengapa kita tidak membayar orang saja untuk menyetir mobil ini. Saya yang akan membayarnya. Tuan harus lebih banyak belajar lagi dengan didampingi orang yang sudah mahir mengemudi,” saran Jennie mengulas senyum paksa, berharap Levon mendengarkan masukannya. “Kau tidak perlu takut. Aku sudah lumayan bisa menyetir mobil,” ucap Levon dengan penuh kepercayaan diri, meski hatinya saat ini tengah terbahak-bahak melihat Jennie begitu cemas berlebihan. “Lumayan?” tanya Jennie mengerutkan kening. Jantungnya mulai berdetak. “Iya,

    Last Updated : 2021-12-01
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   147. Punya Mainan Baru

    Semua orang terdiam ketika Amelia dan Pulisic datang. Mereka memasang wajah khas penjilat menyambut kedatangan dua orang besar di perusahaan, “Selamat pagi, Nona. Selamat pagi, Tuan.” “Pagi,” jawab Amelia dan Pulisic. Mata mereka tertuju pada Jennie. Amelia menoleh ke arah Levon dan menggerakkan bola matanya, memberi isyarat agar menjelaskan maksud kedatangan mantan pembantu Rose di perusahaan. “Ah iya ini, Nona. Jennie ... namanya Jennie. Karyawan baru bagian cleaning service yang saya ceritakan tadi malam,” ucap Levon lembut sambil mengedipkan mata pada Amelia. Jennie yang mendengarnya semakin jatuh cinta pada Levon. Ternyata Sang Tuan sudah menelepon Nona Amelia untuk memasukkan dirinya menjadi karyawan cleaning service di perusahaan LEO Group. “Baiklah. Dia bisa langsung mulai bekerja hari ini.” Amelia berpura-pura bersikap dingin, dan langsung melangkah kaki ke ruangan pribadinya. Pulisic pun menyusul dari belakang. Setelah Amelia

    Last Updated : 2021-12-01
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   148. Mengincar Nyawa Tuan Leo

    Levon mendaratkan tubuh di kursi kerjanya. Ia memikirkan seseorang yang meneleponnya barusan. “Mengapa dia begitu dendam padaku? Aku merasa dia mempunyai hubungan dengan Rose. Dia mau membalaskan dendam kematian Rose dan Frankie. Tapi siapa dia? Mungkinkah dia Kenny Daglish yang diceritakan Jennie? Mungkin saja. Aku harus mencari tahunya. Dia bisa membahayakan orang-orang terdekatku,” gumam Levon santai dan menebak-nebak identitas orang yang sudah menerornya. “Dari cara bicaranya, dia sepertinya memang mempunyai hubungan dengan Rose dan Frankie. Dia pasti sudah mempelajari caraku dalam menghancurkan kejahatan Rose dan Frankie. Hemm ya dia pasti datang dengan misi balas dendam. Baiklah, aku tunggu kedatangannya. Sepertinya dia akan bermain dengan sangat licik dan bersih. Dia pasti sudah belajar dari kesalahan Rose dan Frankie,” ucap Levon mengulas senyuman sambil menghembus napas pelan. Ia begitu tenang menghadapi teror dari seseorang tak dikenal. Levon

    Last Updated : 2021-12-01
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   149. Keras Kepala

    Angelina sampai di mansion Tuan Leo. Di depan pintu gerbang ada dua penjaga yang sudah menyambut kedatangannya. “Selamat siang, Nona Angelina” sapa dua pejaga itu dengan ramah. “Siang. Kalian tahu namaku?” tanya Angelian tersenyum. “Kami melihat Nona di televisi. Dan Tuan Leo menyuruh kami untuk menyambut kedatangan Nona,” jawab salah satu penjaga. “Mari, Nona. Saya antar ke dalam.” Angelina tetap diam di tempat, “Apakah Tuan Leo sekarang ada di perusahaan?” “Ya, Nona. Tuan Leo ada di perusahaan. Memangnya kenapa, Nona?” tanya salah satu penjaga. “Saya ingin menemui Tuan Leo. Saya langsung ke sana saja ya, pak.” “Tapi, Nona masih capek. Nona harus istirahat dulu.” “Hem saya tidak capek sama sekali. Selama perjalanan saya tidur pulas,” kilah Angelina. Ia tidak sabar ingin bertemu dengan pujaan hatinya. “Baiklah, jika itu yang Nona mau.. Tapi, Nona jangan bilang pada Tuan Leo kalau kami tidak menawarkan Nona untuk

    Last Updated : 2021-12-02
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   150. Sikap Aneh Amelia

    “Hei satpam yang sombong! Jika Tuan Leo tahu anda mengatakan aku orang gila, pasti Tuan Leo memarahimu,” ucap Angelina menakut-nakuti si satpam, tetapi malah membuat si satpam dan Levon terkekeh pelan. “Hei Nona, sepertinya Nona harus periksa ke dokter. Mungkin Nona sedang sakit. Sudah kubilang Tuan Leo tidak ada, Nona masih saja mengkhayal.” Si satpam berhenti sejenak sebelum melanjutkan ucapannya lagi. “Ah saya baru ingat. Bukankah Nona adalah anak dari Nyonya Katerine? Jadi ini alasanya Nona mengkhayal.”Si satpam mengangguk-nganguk sambil terkekeh pelan dengan tatapan kasihan pada Angelina. “Apa maksudmu?” tanya Angelina mengerutkan kening. “Setelah Tuan Leo datang meresmikan perusahaan keluarga Nona ... Nona pasti mengkhayal bertemu setiap hari dengan Tuan Leo. Sampai-sampai membuat nomor palsu di ponsel Nona,” jawab si satpam terkekeh pelan, membuat Angelina mendengus kesal. “Percuma meladeni anda,” ucap Angelina menatap malas pada si satpa

    Last Updated : 2021-12-02
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   151. Sikap Emma

    Di mansion, Angelina mondar-mandir menunggu kedatangan Tuan Leo. Padahal ia belum beristirahat sama sekali. “Sungguh menyebalkan. Semua orang seolah-olah menyembunyikan Tuan Leo dariku,” gerutu Angelina kesal sambil menyusuri setiap ruangan mansion yang begitu luas. Bola matanya mengedarkan pandangan ke setiap dinding, lemari, dan benda lainnya. Berharap menemukan foto Tuan Leo. Ia sangat penasaran dengan wajah sang pujaan hati. “Apakah Tuan Leo tidak memajang fotonya sama sekali? Pasti dia hanya memajang di kamarnya saja.” Di titik ini, Azmir dan Emma ke luar dari kamar dan mendapati Angelina yang mondar-mandir dengan wajah kesal. “Angelina?” sapa Emma, seketika Angelina menoleh. “Oma.” Angelina spontan menerbitkan senyuman dan menghampiri Azmir dan Emma. “Semenjak kapan gadis cantik ini ada disini?” tanya Emma senang sambil memegang lembut pipi Angelina. Angelina tersipu malu mendapat pujian dari orang tua pujaan hatinya,

    Last Updated : 2021-12-02

Latest chapter

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   240. Akhir Cerita

    Air mata Angelina mengalir deras, menumpahkan semua kesedihannya. Kalimatnya barusan diucapkan secara sadar. Ia siap mati, Jika dengan nyawanya bisa membuat Amelia kembali ke jalan yang Sementara itu, Amelia sangat terkejut. Tanpa dugaannya sama sekali, Angelina mengetahui identaitasnya. “Nona Amelia? Aku Ketty ... Namaku Ketty, bukan Nona Amelia,” ucap Amelia masih belum mengaku. “Sudahlah, Nona. Buka topengmu. Jika kau ingin membunuhku, silahkan saja. Aku tidak akan melawannnya,” kata Angelina pasrah. Amelia mulai cemas. Ia mulai curiga bahwa Angelina datang bersama dengan Levon dan orang-orang kepercayaannya. “Aku bukan Nona Amelia!” teriak Amelia. “Aku Ketty ... Aku memanggilmu kesini untuk menyelesaikan masalahku. Tapi kau justru berpihak pada wanita itu.” Amelia masih mempertahankan penyamarannya. Lalu ia berjalan cepat ke arah sudut pintu. Ia melihat layar pengintai aktifitas di luar, depan dan sekitar kamarnya. Tidak ada siapa-siapa, batinnya. Lalu ia kembali memutar ba

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   239. Angelina Dalam Bahaya

    “Sayang sekali, padahal kue ini sangat enak,” ucap Amelia sambil meletakkan kue itu ke wadahnya“Em kalau begitu, makanlah,” kata Angelina setengah mengetes.“Ah aku sudah kenyang ... aku sudah banyak menghabiskan kue ini,” kilah Amelia tersenyum paksa, menutupi rasa kesalnya.“Ow ya, Ketty. Rumahmu dimana?” tanya Angelina.“Hemmm dekat dengan mansion Tuan Leo,” jawab Amelia.“Apa Tuan Leo mengenalmu?” tanya Angelina memancing.“Emmm tidak ... Tuan Leo tidak mengenalku,” kilah Amelia. “ow ya lanjutkan pembahasan yang tadi ... Jadi bagaimana menurutmu? Apa aku harus mengalah?”“Terkadang kita harus mengalah demi kebahagiaan orang yang kita cintai,” jawab Angelina bijak. “Tapi aku tidak sudi wanita iblis itu merebut orang yang aku cintai ... Hanya aku yang pantas mendampinginya, bukan wanita iblis itu,” respon Amelia sedikit emosi. Tatapan tajamnya mulai diperlihatkan pada Angelina. “tunggu ... Apa itu artinya kau mendukung wanita itu merebut pujaan hatiku?” tanyanya.Angelina menghela

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   238. Angelina Masuk Sendirian

    “Ya, Tuan.” Angelina mengangguk dengan tatapan serius “aku siap kehilangan nyawa asal Nona Amelia kembali menjadi orang baik. Karena aku memang salah.”Mendengar itu, Levon terharu. Ia menatap Angelina dengan tatapan bangga. Jack dan teman-temannya pun merasakan hal yang sama.“Aku tidak salah memilih calon istri ...” ucap Levon dengan tatapan lembut. Lalu ia mengambil ponsel Angelina. “Aku tidak akan membiarkan calon istriku celaka.”Angelina meneteskan air mata, lalu ia spontan memeluk Levon.“Tuan, aku stress. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku ingin sekali menjadi istri Tuan, tapi disisi lain ... aku kasihan pada Nona Amelia. Aku tidak mau merebut Tuan darinya,” kata Angelina menangis dalam pelukan Levon. Lalu ia melepas pelukannya dan mendongak menatap penuh arti pada calon suaminya itu. “Menikahlah saja dengan Nona Amelia, Tuan.”“Aku menyayangi Amelia. Dia adikku, dan selamanya statusnya tidak berubah ... Sementara kau, Angel. Kau adalah calon istriku,” respon Levon tersenyu

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   237. Rencana Jahat Amelia

    Dengan pakaian khas pria bertopeng, Amelia menunggu di salah satu kamar apartemen British, kira-kira jarak tempuhnya sekitar satu jam dari apartemen Hoston. Amelia sudah menyelipkan sebuah pisau di sela-sela lubang sofa. Ia juga mencampurkan racun di makanan ringan berupa kue keju yang ada di atas meja. “Leo sudah berbohong padaku, Angelina tidak pulang ke Washington.” Angelina sangat marah, ia sudah tidak sabar ingin bertemu gadis itu dan segera membunuhnya. “Aku pastikan hari adalah hari terakhirnya bisa bernapas!” Sementara itu, Jack bergerak cepat setelah menerima pesan dari Levon. Ia melacak nomor ponsel yang diberikan Sang Tuan. “kamar nomor 987,” ucap temannya pada Jack setelah berhasil melacak keberadaan pemilik nomor itu. Jack dan teman-temannya menyusuri setiap lorong, menaiki lift untuk sampai ke kamar teratas yang ada di apartemen British. Salah satu di antara mereka menyamar sebagai cleaning service, namanya Sancho. TOK! TOK! Sancho mengetok pintu kamar Amelia, se

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   236. Wanita Itu Hanya Umpan

    Levon tampak duduk di kursi ruangan makan yang ada di apartemen Hoston. Ia sudah janjian dengan Angelina untuk makan bersama.“Hem dia sangat cantik,” gerutu Levon ketika melihat Angelina datang. Ia memandangi penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Kecantikannya sangat natural.“Tuan sudah menunggu lama?” tanya Angelina sambil menarik kursi makan yang menghadap Levon.“Hemm dua menit yang lalu,” jawab Levon. lalu ia memanggil waitress“Mau makan apa, Angel?” tanya Levon, Angelina pun mengamati daftar menu makanan dan minuman yang ada di hadapannya.“Tuna sandwich, terus minumannya emmm ...lemon tea.”“Dua tuna sandwich, dua lemon tea,” ulang Levon pada waitress yang berdiri di samping meja makan mereka.“Baik, mohon ditunggu.”Angelina terkekeh pelan, “Kenapa Tuan memesan menu yang sama?”“Karena sebent

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   235. Bukan Sebuah Permainan

    Amelia turun dari atas dan bepura-pura tidak mengetahui apa-apa. Dengan mengenakan pakaian olaharaga, ia menghampiri mereka.“Hai,” sapa Amelia ramah. “Selamat pagi semuanya.”“Pagi,” jawab mereka bersamaan.“Mau kemana, nak?” tanya Emma perhatian. Sebenarnya ia merasa kasihan dan tidak tidak tega mendengar keputusan Levon mengirim sepupunya itu kembali ke Turki.“Mau olahraga, Anne,” jawab Amelia. “Ya udah dulu, lanjutkan obrolan kalian.”Amelia berjalan ke luar mansion. Ia ingin melarikan diri tanpa naik mobil karena orang-orang kepercayaan Levon ada dimana-mana.Pandangannya mengawasi sekitar jalan. Dirasa aman, ia meyetop taksi yang kebetulan lewat.“Nona Amelia?” tanya supir taksi itu setelah tahu siapa penumpangnya.“Hem antarkan aku ke toko pakaian terdekat,” titah Amelia. “cepat, aku terburu-buru.”“B

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   234. Obat Sariawan

    “Arg! Sial!” teriak Amelia menghempaskan tubuhnya ke kasur sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. Lalu ia berdiri lagi dan mulai merusak barang-barang miliknya di kamar itu.“Leo!” teriaknya lagi penuh emosi. Kali ini ia mengacak-acak sprei kasur. “Apa kau menginginkan aku mati? Kenapa kau tak mencegahku, Leo? Kenapa kau malah mengantar wanita iblis itu pulang?”Angelina sangat marah karena setelah mengirim video itu, Levon justru tidak panik dan berusaha datang menemuinya.“Leo!” teriakannya lebih kencang hingga suaranya serak. “gara-gara wanita iblis itu, kau jauh dariku!”Sementara itu Levon sudah sampai di mansion. Kedatangannya ditemui Emma.“Leo kenapa pulang? Dimana Angel? Bukannya kau mengantarkan Angel ke Washington?” tanya Emma cemas.“Tidak, Anne. Leo mengantarnya ke apartemen Hoston. Sementara waktu dia lebih baik tinggal di sana sampai keadaan di mans

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   233. Penyebab Tuan Leo Hampir Terbunuh

    Amelia mengirimkan sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan cara memakan serbuk sabun cuci.“Ada apa, Leo?” tanya Emma sekilas melihat perubahan ekspresi wajah Levon.“Hem tidak ada apa-apa, Anne,” kilah Levon. Beruntung ia barusan menekan mute suara di ponselnya.“Hem Anne kira ada sesuatu.”Levon menggelengkan kepala. Lalu pandangannya bergeser ke arah Angelina. “Ow ya, Angel. Aku akan mengantarmu pulang.”“Tidak perlu, Tuan. Aku minta bantuan pada Fred saja,” respon Angelina menolak. Ia berusaha menghindar dari Levon.“Biarlah Levon yang mengantarmu pulang, Angel,” kata Emma.“Tidak perlu ....” Angelina berhenti berbicara ketika Emma menatapnya dengan isyarat dirinya tidak boleh menolak dihantar Levon. “Baik, Anne.”Malam ini aja aku menuruti permintaan Anne. Setelah ini aku akan m

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   232. Ancaman Bunuh Diri

    “Nona, jangan lakukan itu.” Yang tadinya Angelina diam seribu bahasa, akhirnya bersuara. Tatapannya penuh rasa bersalah. “Aku tidak akan menerima perjodohan ini. Maafkan aku ... aku gadis yang tidak tahu diri. Seharusnya dari dulu aku tidak hadir dalam keluarga Tuan Leo.” “Jika kau menyadari semua kesalahanmu, pergilah sekarang juga!” bentak Amelia pada Angelina dengan sorot mata tajam. “Jika kau tidak ingin melihatku mati, pergilah sejauh mungkin dan jangan perlihatkan wajahmu lagi! Kalau perlu pindah Negara!” Angelina meneteskan air mata, “Baik, Nona. Aku akan pergi dari kehidupan Tuan Leo. Aku akan menjauh dari Tuan Leo ... Maafkan semua kesalahanku. Sejujurnya aku tidak pernah punya niat merebut Tuan Leo dari Nona.” Angelina pun berlari ke kamarnya dengan tangisan, sedangkan sedari tadi tatapan tajam Levon tetap menyorot pada Amelia. “Menikahlah denganku, Leo. Aku janji akan menjadi istri yang baik untukmu,” ucap Amelia dengan buliran tangisan, me

DMCA.com Protection Status