Ki Sangkuni, orang yang paling bersemangat dalam mengangkat senjatanya, dan itu mengejutkan prajurit istana.Tapi karena dari awal sudah ada peringatan dari resi Gunin, maka perang itu sudah dapat di prediksi akan terjadi. Dan hari ini, benar-benar terjadi."Bunuh semua prajurit istana ini!" teriak Ki Sangkuni.Teriakkan Ki Sangkuni diamini oleh anak buahnya dari perguruan batu hitam dan tanpa ada rasa takut mereka menyerang meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit."Inikah yang dimaksud resi Gunin jika kerajaan akan terjadi banjir darah? Itu tidak mungkin!" kata Patih Kuroda."Segera tahan mereka, tangkap dan biarkan hukum Negara yang akan memberikan mereka hukuman!" teriak Patih Kuroda.Sementara itu, resi Gunin terus menyaksikan perang itu, dia sedikitpun tidak tenang lagi, apalagi melihat keberanian dari Ki Sangkuni yang menyerang dengan pasukan yang sedikit."Apa yang direncanakan oleh Ki Sangkuni!' kata resi Gunin."Apakah akan ada serangan gelombang kedua?" gumam resi Gunin."
Teriakan Mahapatih Tengguru di sambut anggukan kepala oleh Patih Kuroda, dan dia tinggalkan pertarungan dengan anak buah kelompok teratai kuning.Hiatttttt!!Dia menyerang ke arah ketua Bernadi, tapi hanya dengan satu tangan ketua Bernadi sudah mampu menahan pukulan keras Patih Kuroda.Bammmmmmmmm!!Tidak hanya menahan pukulan Patih Kuroda, tapi ketua Bernadi juga mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar, dan itu malah langsung melukai Patih Kuroda.Sebelum Patih itu sadari apapun, ketua Bernadi memutar tubuhnya, dan sudah berada di belakang punggung Patih Kuroda.Bammmmmmmmm!!Satu tapak dengan kekuatan yang penuh dengan tenaga dalam menghantam bagian punggung Patih Kuroda, dan hasilnya adalah.Huakkkkkk!!Darah segar menyembur dari mulut Patih Kuroda, Patih kerajaan itu terluka sangat parah dan tubuh langsung jatuh memeluk bumi."Hanya segitu kekuatan dari Patih kerajaan ini? Sungguh kerajaan yang lemah!" ejek ketua Bernadi."Kurang ajar!"Haaaaaaaaaaa!!Mahapatih Tengguru yang a
Arya langsung melesat begitu dapat kabar dari prajurit jika kerajaan Purawa sudah diserang oleh adiknya sendiri, pangeran Sengkala.Meskipun Arya baru saja bertemu dengan keluarganya, tapi rasa khawatir sudah memenuhi perasaan dan hati anak muda itu."Aku tidak akan biarkan, ayahanda, ibunda maupun saudaraku dalam keadaan yang bahaya!" kata Arya.Arya tidak lagi gunakan kudanya, dia tinggalkan kuda itu kadipaten angin daun, dan memutuskan gunakan ilmu meringankan tubuh.Arya tidak gunakan jalan kembali saat dia datang, tapi Arya ambil jalan dan jalur yang lebih cepat, meskipun itu membuatnya rawan mendekati masalah."Aku harap tidak ada yang halangi perjalananku!" kata Arya.Tapi, belum juga jauh Arya meninggalkan wilayah kadipaten angin daun, dia melihat segerombolan manusia yang mengurung beberapa orang."Apalagi ini? Baru saja aku berharap tidak ada masalah, Kini masalah itu sudah ada di hadapanku!" kata Arya.Huppppp!!Arya tidak menunggu untuk bertanya lagi, dia mendarat tepat di
Layaknya seorang raja, Ki Sangkuni memakai pakaian kebesaran dan menjadi penguasa baru di kerajaan Purawa. Meskipun itu tidak menutupi jika dia selalu di bawah tekanan dari ketua kelompok teratai kuning, ketua Bernadi."Aku harap kau jangan lewati batas mu, ingat, bos nya disini adalah aku!" kata ketua Bernadi.Ki Sangkuni tidak dapat menjawab, dia hanya menahan rasa geram pada ketua Bernadi. Ingin rasanya dia habisi ketua Bernadi, tapi itu sama dengan bunuh diri."Mulai hari ini, istana ini adalah markas utama dari kelompok teratai kuning, jadi kau harus hormati anggota ku, jika tidak jangan salahkan jika kau akan turun dari tahtamu itu!" lanjut ketua Bernadi mengancam Ki Sangkuni."Itu tidak mungkin ketua! Bagaimana mungkin sebuah istana menjadi markas sebuah kelompok hitam!" kata Ki Sangkuni.Whusssssssss!!Tappppp!!Bammmmmmmmm!!Ketua Bernadi bergerak dan itu tidak dapat diikuti mata Ki Sangkuni, lehernya langsung di cengkeram, dan tubuhnya dihempaskan ke dinding istana."Apanya
"Ayah, sampai kapan kita akan membiarkan keluarga kerajaan hidup?" tanya ketua Haripan pada ayahnya, Ki Sangkuni."Itulah yang sedang ayah pikirkan, Haripan. Jika kita terus biarkan mereka hidup, pasti penduduk kota masih berharap mereka yang menjadi raja," kata Ki Sangkuni."Jadi apa yang harus Haripan lakukan ayah?" tanya ketua Haripan."Besok pagi, jemput keluarga kerajaan, termasuk Ki Sena! Kita akan hukum gantung mereka," kata Ki Sangkuni."Apa ayah tidak akan bertanya pada ketua Bernadi?" tanya Haripan."Sialan! Jangan sebut namanya di hadapanku, aku sudah salah meminta bantuan pada ular itu!" kata Ki Sangkuni."Hati-hati bicara ayah, nanti didengarkan oleh ketua Bernadi!" kata ketua Haripan mengingatkan ayahnya.Ki Sangkuni tidak dapat untuk tidak geram, dia menjadi penguasa, tapi dai harus menjaga dirinya dalam mengucapkan sesuatu, itu karena rasa takut pada orang yang sudah dia bayar."Kau saja yang temui ketua Bernadi, katakan jika besok kita akan gantung mati seluruh keluar
Ki Sangkuni melihat ke arah perutnya, dan sebilah pisau sudah tertancap di perutnya. Darah merah mengucur dari perut buncitnya dan itu membuatnya tidak percaya jika yang menusuknya adalah putranya sendiri."Apa ... apa yang sudah kau katakan pada putraku?" kata Ki Sangkuni dengan suara terbata-bata sambil menunjuk ke arah ketua Bernadi.Jangan Ki Sangkuni yang merasakan sakit, ketua Bernadi juga tidak akan menyangka jika Haripan akan membunuh ayahnya sendiri tepat dihadapannya."Dia manusia yang sangat berbahaya!" kata ketua Bernadi dalam hatinya.Bammmmmmmmm!!Tidak hanya menusuk perut Ki Sangkuni, ketua Haripan juga memberikan satu tendangan yang melemparkan tubuh Ki Sangkuni. Mata Ki Sangkuni melotot tajam pada putranya, dan menunjuk dengan tangan yang merah penuh darah."Kau ... kau akan mati lebih menyakitkan dari kematianku ini!" kata ki Sangkuni sebelum akhirnya melepaskan nyawanya dari tubuhnya."Kau ayah yang egois!" kata ketua Haripan tanpa sedikitpun merasa kasihan pada or
Dengan topeng naga berwana peraknya, Arya melesat dari hutan pelangi menuju kota Wan, ibukota kerajaan Purawa.Saat dia tiba, kerajaan itu sedang berbenah untuk mengangkat raja baru, penguasa baru negeri Purawa, raja Haripan.Saat mereka merebut kerajaan, ayahnya Haripan, Ki Sangkuni belum resmi jadi raja, jadi Haripan memutuskan akan melakukan pesta besar untuk mengangkat dirinya sebagai penguasa dan raja seutuhnya, raja yang kuasai seluruh wilayah kerajaan Purawa."Apa kalian berpikir aku akan biarkan kerajaan ayahku akan jadi milik kalian? Itu hanya ada dalam mimpi kalian!" kata Arya.Undangan sudah disebarkan oleh prajurit untuk mengundang Adipati yang ada di seluruh pelosok negeri itu, dan itu membuat wajah Haripan semakin yakin jika semua yang akan dia lakukan itu pasti tidak akan gagal."Aku akan pastikan di hari pengangkatanmu, akan jadi hari kedatangan ayah dan ibu!" kata Arya.Arya membiarkan semuanya seolah terjadi, tapi sesungguhnya dia sudah mulai bergerak sedikit demi se
Raja Yuda dan seluruh keluarga kerajaan kaget saat Resi Gunin datang mengunjungi mereka, itu hal yang tidak mereka sangka, karena mereka tahu Resi Gunin tidak akan tinggalkan istana kerajaan."Ada apa ini Resi? Aku tidak percaya jika Resi datang menemui kami!" kata Raja Yuda."Tidak ada yang penting, aku hanya ingin bertemu dengan Pangeran Angga, aku merindukan muridku itu!" kata Resi Gunin belum juga mengatakan tujuan kedatangannya yang sebenarnya."Benarkah hanya itu?" tanya Raja Yuda."Hehehehe! Kau selalu mampu membaca pikiran orang dari raut wajahnya, yang mulia!' kata Resi Gunin terkekeh."Aku yakini itu, kau tidak mungkin tinggalkan istana jika tidak ada yang perlu. Benar bukan, Resi?" tanya Raja Yuda."Aku memang datang karena aku inginkan bicara dengan kalian, khususnya dengan Pangeran Angga!" kata Resi Gunin."Aku guru? Ada apa dengan diriku?" tanya Pangeran Angga.Resi Gunin tidak menjawab, tapi dia malah mendekati sebatang pohon besar, dan bersandar dengan santai ke batang
Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,
"Paman! Apa ada kapal yang akan berlayar menuju negeri Burma?" tanya Arya pada saudagar yang tak lain adalah saudagar Hasyim."Aduh anak muda, kau terlambat. Kapal menuju negeri Burma baru saja kemarin berangkat," jawab saudagar Hasyim pada Arya.Ya, begitu Arya sampai yang dia lakukan adalah bertanya pada saudagar yang memiliki kapal, tapi Arya memang sudah terlambat."Apakah ada pemilik kapal lain yang akan berangkat paman?" tanya Arya."Silahkan kau tanyakan di kedai itu, mungkin saja ada," jawab saudagar Hasyim menunjukkan sebuah kedai yang tak jauh dari tempat dia duduk."Baik, terimakasih Paman!"Arya tidak menunda waktu. Dia segera menuju kedai yang di tunjuk oleh saudagar Hasyim.Tapi belum juga Arya dekati kedai itu, seorang lelaki tua menghadang langkahnya."Kau mau kemana anak muda? Aku akan uruskan," ucap lelaki tua itu."Aku ingin ke negeri Burma, apa aku dapat menemukan kapal?" tanya Arya."Negeri Burma? Itu sangat jauh, dan pastinya ongkos yang harus dikeluarkan pastin
Ki Barata melesat menuju kota gajah, kota yang merupakan kota pelabuhan negeri Malaya, dan seperti saat kembali ke kota bangau, kali inipun Ki Barata tidak menghentikan sedikitpun langkah larinya."Aku harus cepat, tidak boleh menunda sedikit waktu, jika tidak pemuda itu akan susul diriku," ucap Ki Barata.Dengan gerakan ringan Ki Barata melesat, dan tidak ada hal yang menghalangi dirinya.Dalam dua hari Ki Barata sudah sampai di kota gajah, dan meneruskan langkah menuju pelabuhan kota gajah."Apa ada kapal yang akan menuju negeri Burma?" tanya Ki Barata pada salah satu pemilik kapal terkenal di kota itu."Ki Barata? Sungguh aku tidak percaya jika ini adalah dirimu," ucap saudagar pemilik kapal itu."Aku hanya ingin tanyakan itu, jika tidak ada aku akan tanyakan saudagar yang lain," kata Ki Barata tidak terlalu suka bersungkan ria dengan saudagar kapal itu."Untuk Ki Barata akan aku usahakan kapal berlayar nanti sore. Tapi apa yang membuat Ki Barata begitu tergesa-gesa?" tanya saudaga
Saat pertarungan antara Arya dan Ki Resta terjadi, dan saat Pertarungan memasuki fase yang kritis, saat itulah Ki Barata mengambil kesempatan."Bodoh! Silahkan kalian terus bertarung, aku tidak akan peduli siapa yang akan menang di antara kalian berdua, yang aku inginkan hanyalah tubuh bulan itu," kata Ki Barata.Huppppp!Ki Barata melesat masuk ke dalam istana. Dan dia berdiri tepat di hadapan panglima Jauli."Jika kau ingin hidup, segera berikan gadis itu padaku!" kata Ki Barata mengancam panglima Jauli.Panglima Jauli dan segenap penghuni kerajaan tahu dengan kemampuan yang dimiliki Ki Barata, dan tak ada penolakan dari mereka saat Ki Barata meminta tubuh Intan.Hehehe!"Bagus! Ternyata kau memilih untuk hidup," kata Ki Barata dan membopong tubuh Intan yang sudah tidak berdaya.Hupppp!!Dengan satu gerakan cepat, Ki Barata membawa tubuh Intan keluar dari istana kerajaan Malaya.Tidak ada satu orangpun yang berani halangi langkah Ki Barata, dan dia pergi dengan tenang, pergi meningg
Arya cukup terkejut dengan jurus yang dikeluarkan oleh Ki Resta. Tapi Arya tidak mau menunjukkan itu pada Ki Resta."Tarian pedang naga!"Haaaaaaaaaaa!Arya menari dan berputar untuk hindari lima pedang yang datang kepadanya.Tranggggg!!Arya menahan satu pedang tapi pedang itu hancur, dan malah nyawa Arya terancam oleh empat pedang yang lain.Arya bersalto ke udara, dan menebas satu pedang yang lain. Dua pedang sudah Arya lumpuhkan, tapi itu membuat tiga pedang yang lain semakin cepat untuk habisi Arya.Tranggggg!!Arya kembali menangkis satu pedang, dan itu adalah pedang yang asli. Pedang itu terlempar, dan bersamaan dengan itu jatuh juga pedang yang merupakan pedang ilusi."Luncuran pedang kematian!"Ki Resta langsung merapal jurus yang lain, itu karena pedang hitam miliknya terlempar.Ki Resta melompat dan tangkap pedang hitam miliknya, dan menyerang dengan meluncur cepat.Huppppp!!Tranggggg!!Bagian lebar pedang urat petir menjadi penahan bagi ujung runcing dari pedang hitam, d
Arya sama kagetnya dengan Ki Resta, dia juga mencari keberadaan Ki Barata. Beda dengan ki Resta yang butuhkan bantuan dari Ki Barata. Arya mencari Ki Barata karena Arya tidak ingin Ki Barata datang dengan serangan bokongan dari belakang.Arya berputar, mencari keberadaan Ki Barata, tapi Arya sudah tidak melihat lelaki pendiri perguruan naga hitam itu."Kemana si keparat itu?" maki Arya yang ragu jika Ki Barata datang menyerang dirinya.Haaaaaaaaaaa!!Tapi belum juga Arya melihat keberadaan Ki Barata. Ki Resta sudah datang dengan serangan yang cepat.Plakkkkkk!Dengan terpaksa Arya menahan serangan Ki Resta. Sambil berharap Ki Barata tidak datang menyerang dengan tiba-tiba."Tidak perlu kau cari pengecut itu, dia pasti kabur meninggalkan murid dan guru pengajar perguruan naga hitam. Itu adalah sifat dasar yang dia miliki," kata Ki Resta pada Arya.Arya tetap tidak percaya, Arya tetap waspada jika ada serangan lain yang datang.Huppppp!!Arya melompat ke atas atap istana, dan dari atap
Meskipun Ki Barata ucapkan itu, tapi dia tetap berada di posisi dia berdiri. Dia tidak pindah atau datang ke arah pertarungan itu."Bagus Ki Barata!" gumam Ki Resta dalam hatinya.Whusssssssss!!Intan untuk ke sekian kalinya kembali emosi, di tambah dengan perkataan Ki Barata, itu semakin meyakinkan jika Arya memang pembunuh kakeknya.Arya tidak mau menahan dirinya lagi, dia merasa jika intan sudah tidak mungkin lagi di sadarkan untuk saat ini."Sebaiknya kau lumpuhkan dia dengan cara yang kasar," kata Arya.Saat Intan datang menyerang ke arahnya. Arya segera menyiapkan satu serangan yang kuat. Arya sudah memastikan jika dia akan lumpuhkan Intan.Arya mengepalkan tangannya, dan siap untuk melumpuhkan intan. Ki Resta melihat itu dan tidak percaya Arya akan melumpuhkan intan dengan kekuatan besar.Huppppp!Ki Resta datang tepat di belakang Intan, itu dia lakukan untuk memastikan Intan tidak terluka parah jika Arya berikan serangan besar pada Intan.Hiatttttt!!Arya juga maju menyambut I
Arya terlempar karena pukulan keras yang mengenai bagian rusuknya, tapi Arya dengan segera berdiri seolah tidak rasakan pukulan yang baru saja hantam tubuhnya."Hahahahaha! Bagaimana rasanya bertarung dengan orang yang tidak ingin kau bunuh Arya? Katakan padaku?" teriak Ki Resta dengan tawa yang begitu keras.Arya tidak menjawab, dia mencoba merasakan apakah tubuhnya terluka karena pukulan keras Ki Resta. Tapi nyatanya dia tidak rasakan apapun."Pukulan mu kuat, tapi tidak sekuat yang kau bayangkan," ejek Arya."Kurang ajar! intan! Bunuh dia, dia akan terus membunuh orang yang kau sayangi!" teriak Ki Resta.Mendengar orang yang dia sayang akan dibunuh, amarah Intan kembali naik, darahnya kembali mendidih, dan udara dingin yang keluar dari tubuhnya semakin menakutkan.Hiaaaattttttt!!Intan kembali datang ke arah Arya. Saat Intan mendekat, semua anggota kelompok bintang hitam memilih untuk menjauh, mereka tidak ingin jadi korban kebengisan dari Intan yang tubuhnya bukan lagi atas kendal
Arya turun dari udara dan mendarat dengan tenang, dengan melipat tangan dia berjalan ke arah Ki Resta yang menatap tajam ke arahnya penuh dengan rasa dendam."Apakah kau sungguh Ki Resta yang aku kenali?" tanya Arya."Bisa jadi mungkin aku, tapi bisa jadi bukan aku," jawab Ki Resta."Apa yang mengubah mu?" "Dirimu! Kau ubah semua yang aku percayai, aku percaya jika kebenaran akan memberikan aku ketenangan, tapi nyatanya kau ubah semua kepercayaanku itu," ucap Ki Resta."Artinya niatmu untuk menjadi lebih baik hanya setengah-setengah saja," kata Arya dengan ucapan yang sinis.Saat Arya ucapkan itu dia sudah di kurung oleh seluruh pasukan dari Ki Resta dari kelompok bintang hitam."Apakah kami cincang dia ketua?" tanya seseorang anggota ku Resta."Tunggu! Aku masih ingin dengar alasannya membunuh Ratih dan Banda," "Bukan aku yang membunuh mereka," ucap Arya."Bukan dirimu? Bagaimana mungkin kau berani katakan bukan aku yang membunuh mereka, padahal sudah begitu banyak saksi yang melih