“Ha ha kenapa Tom, perkelahian kita belum selesai, tapi kau malah diam dan tidak ingin bangun. Apa kau sudah mengantuk?” tanya Max mengejek.
Lelaki bertubuh kekar ini sudah tak lagi berani untuk mengarahkan tatapan mata yang tajam ke arah Max.
“Tolong aku!” pintanya.
“Huh menolongmu?”
Tubuh Tom memang merasa sakit, tapi ia yakin kalau dirinya tidak mengalami kelumpuhan, atau cedera pada bagian tulang belakangnya. Ia masih sanggup untuk memiringkan badan ke kanan dan kiri, tapi entah kenapa sulit sekali rasanya untuk bangun.
Yang paling ditakutkan oleh Tom kali ini bukanlah kondisi tubuhnya yang sakit. Semuanya bisa diobati dengan mudah, di jaman serba canggih sekarang masalah seperti ini tentu saja menjadi masalah kecil. Namun kekhawatiran terbesarnya adalah bagaimana ia bisa selamat dari Tuan Ramford ketika tahu apa yang dilakukannya kali ini.
Perlahan sosok yang mengajaknya bicara terlihat semakin jelas. Tak ada lagi asap yang mengepul dan menutupi dirinya. Sosok itu sama seperti Max, tingginya, rambutnya, warna kulit dan wajahnya semuanya sama.Tentu semuanya sama, sebab dia adalah roh dari Max yang sekarang berada di negeri langit.“Ernest kau harus membantuku!” serunya sekali lagi.Ernest menghembuskan napas panjang, ia berusaha untuk menenangkan dirinya. Walau sekarang ia menjelma menjadi seorang pengawal terkuat, tapi jika harus berhadapan dengan roh sang pemilik raga tentu ia gentar.Sebagai pemilik tubuh, wajar jika Max kecewa atau mungkin marah karena ada sosok lain yang mendiami tubuhnya. Mungkin saja roh Max juga ingi mendapatkan kesempatan untuk hidup kembali.“Apa yang kau inginkan?” tanya Ernest dengan suara yang dibuat setenang mungkin.“Ini tentang Jade
Max memutar tubuhnya hingga ia berhadapan dengan Ernest. Secara fisik mereka berdua sama persisi, hanya yang satu lebih pucat seperti tak ada darah yang mengalir di sana.“Ya, kau tak salah dengar akan permintaanku barusan. Aku serius dengan perkataanku. Penuhi kebutuhan seksual Jade!” pinta Max.Ernest menggeleng, “Tidak … aku tak bisa melakukannya.”Sebenarnya permintaan Max ini memberikan keuntungan baginya. Sudah lama Ernest tidak bersentuhan dengan perempuan. Semenjak tubuhnya melemah oleh Arsenik yang perlahan-lahan diberikan Vanessa, ia sama sekali tak pernah merasakan kehangatan seorang wanita.Bodohnya Erenst yang saat itu masih terbaring lemah berpikir kalau ialah yang tak bisa memuaskan istrinya Vanessa. Terus menerus menyalahkan dirinya karena menjadi seorang lelaki tak berguna, baik sebagai ayah ataupun suami. Tak bisa menafkahi, melindungi dan menjaga kelu
Kedua anak kecil itu tidak duduk di meja makan menunggu sarapan tiba. Mereka berdua justru berdiri di sekitar Jade yang tengah membuat French Toast untuk mereka. Sementara Max, hanya bersandar di meja pantry dan memperhatikan keadaan sekitar.Jade menghentikan kegiatannya sejenak. Perempuan berwajah bulat itu sepertinya terlihat bingung karena tidak menemukan sesuatu untuk membuat sarapan pagi.“Kau kenapa?” tanya Max.“Oh aku … aku hanya mencari pemanggang, di sebelah mana ya, atau mungkin ada di dapur.Dengan cekatan Max membuka pintu counter yang berada di bawah meja pantry dan memberikan panggangan itu pada Jade.“Terima kasih.”“Jade, satu lagi Olive tak bisa meminum susu sapi, dia meminum susu almond,” tambah Max.Jade mengangguk, hampir saja ia membuatkan susu sapi untuk anak perempu
Melihat lirikan walikota Carter, petugas itu pun mengangguk. Bersama rekan seprofesinya ia segera menangkap aktivis yang menghalangi tujuan sang walikota, yang tentunya berada di bawah bayang-banyang Tuan Ramford.Terpilihnya Dave Carter sebagai walikota juga karena campur tangan Leon Ramford yang mampu menggiring massa. Entah apa cara yang dilakukan oleh Tuan Ramford, mungkin acaman atau bisa jadi iming-iming. Untuk itulah Dave Carter harus melancarkan segala rencana Ramford ketika ia menjabat sebagai walikota.Tanpa ada belas kasih, petugas itu langsung membawa tangan sang aktivis ke belakang, membelenggu lelaki itu dengan menggunakan cable tie dan membuatnya tak mampu bergerak. Tentu saja tindakan ini diprotes oleh aktivis lain karena ada tindakan kekerasan yang seharusnya tidak terjadi saat ini.“Lepaskan rekan kami!” teriak mereka.Bahkan beberapa aktivis mencoba untuk menyelamatkan
Sambil menikmati menu sarapan pagi, Olive melirik Max yang tengah mencelupkan rotinya pada sirup maple yang ia letakkan di dalam cawan kecil. Itu adalah kebiasaan Ernest, ayahnya.“Aku tak pernah tahu kau menyukai sirup maple?” tanya Jade yang duduk di sampingnya.Sadar ia telah melakukan kebiasaan Ernest, Max pun berhenti mengunyah, dan mencoba mencari argumen untuk menjawab pertanyaan sang istri. Sikap Max yang seperti ini semakin menumbuhkan kecurigaan pada Olive.“Pasti ada seseutu dengan Paman Max,” katanya dalam hati.“Oh sirup maple, aku baru menyadari kalau ini enak. Beberpa waktu lalu aku disuguhi sirup mapple oleh Tuan Ramford. Besok di rumah sediakan sirup mapple untukku makan roti ya,” jawab Max asal kemudian mencelupkan roti ke dalam sirup maplenya lagi untuk menghindari pertanyaan.Jade yang ada di sampingnya hanya mengangkat bahu
Max yang tak sengaja melanjutkan lagu karangannya pun segera mengambil air dan meminumnya. Ia tak mau rahasianya bocor, atau nyawa kedua buah hatinya menjadi taruhan.“Jade, bisa kau tuangkan sedikit buah-buahan kering untukku!” pinta Max mencoba untuk mengalihkan perhatian Olive.Jade mengangguk dan segera menuangkan buah-buahan kering ke piring Max. Namun ternyata pengalihan itu tak berhasil membuat Olive berhenti bertanya.“Paman Max, Paman belum menjawab pertanyaanku!” kata Olive.“Oh,” jawab Max kemudian menyuapkan buah-buahan kering dengan jumlah sedikit lebih banyak dari kapasitas sendok, tujuannya hanyalah untuk mengulur waktu dan menghindari pertanyaan Olive.“Hmm,” Olive pun mengangguk.Seperti yang diajarkan oleh ayahnya sebelumnya, jika seseorang kelepasan bicara pasti akan menutupinya dengan mengali
Mobil Leon Ramford yang dikemudikan Max telah tiba di rumah mewah bergaya mediterania milik pimpinan gank bawah tanah paling ditakuti di Southbay. Dengan elegan pengawal muda itu pun membuka pintu belakang dan mempersilakan bos nya untuk keluar.“Silakan Tuan!”“Hmm,” kata Leon Ramford kemudian keluar dan melangkah menuju ke dalam rumah.Baru beberapa langkah saja kekasih Vanessa itu melangkah, Max sudah memanggil dan menghentikannya.“Tuan Ramford!” panggilnya.“Ada apa Max?”Pengawal berambut cokelat itu segera mendekat ke arah Leon Ramford, dan kembali membungkuk hormat.“Maaf Tuan, saya ingin tanya tentang keadaan lelaki yang ada di bagasi. Maksud saya, apa yang harus saya perbuat untuk lelaki itu. Jika kita membiarkannya terus di sana tanpa makan dan minum tentunya akan membuatnya
Bayangan sang aktivis yang berlari mengikuti mobil Max masih terlihat jelas dari narrow mirror. Pemuda itu membuka mulutnya, tampaknya masih berusaha untuk meminta penjelasan dari Max.Max mendesis, lalu menambah kecepatan mobilnya membuat pemuda itu hanya bisa berdiri meratapi kepergian dirinya. Kemudian pemuda itu kembali melihat apa yang diberikan oleh Max.“Semoga saja kau bisa aman di sini, dan jangan pernah kembali ke Southbay sampai keadaanmu aman,” gumam Max sambil terus mengemudi.Pengawal yang telah kembali pada keluarga Ramford ini tampaknya sudah berhasil mendapatkan kepercayaan dari pria paling berkuasa di Southbay. Pelan-pelan tugas yang tampaknya berbahaya dan bersifat rahasia mulai diberikan pada Max. Bahkan beberapa kali ia diminta untuk menemani Don Ramford pada pertemuan rahasia.Hari sudah mulai gelap dan Max berkendara sendirian membelah hutan, dan pohon-pohon besar tampak di sekeliling kanan kirinya. Pengawal baru itu mulai memperhatikan center lock untuk memasti