Pelan-pelan Jade menutup kembali pintu kamar Olive dan Daniel. Kedua anak ini memang tidur satu kamar hanya ranjang mereka berbeda, si kecil Daniel belum siap untuk ditinggal sendirian dalam kamar, terlebih lagi dengan keadaan mereka yang sekarang di bawah pengaruh Don Ramford.“Hmm sepertinya mereka sudah tertidur lelap,” gumamnya.Ini sudah mendekati jam sebelas malam, tapi Max suaminya belum juga pulang atau setidaknya mengabari keberadaannya. Jade paham kalau menjadi seorang pengawal seperti suaminya tidak dapat pulang tepat waktu. Kapanpun Tuan Ramford membutuhkannya, tentu saja Max harus siap datang.Namun tidak untuk kali ini, Jade tampak mengharapkan suaminya untuk segera pulang. Semenjak tadi ia tak hentinya berjalan mengitari ruang tamu, kamar tidurnya dan juga kamar anak-anak Nyonya McCall.“Aduh kenapa ya? Sejak tadi aku terus saja memikirkan Max?” Jade kembali bergumam.Kali ini ia memutuskan untuk meuju dapur dan membuat cokelat panas berharap ia bisa lebih tenang. Namun
Don Ramford berdiri di depan jendela kamarnya di lantai dua. Wajah pria ini mengarah pada balkon di depan kamarnya. Kali ini ia mengerutkan dahi menunjukkan raut wajah keheranan.“Ada apa ini?” tanyanya kemudian.Pria yang paling ditakuti di area Southbay ini pun mendekatkan benda pipih yang tadi menempel di telinganya. Kemblai ia melihat layar benda pipih dan memastikan kalau ia tidak salah sambung.“Ini benar nomor Max, tapi siapa yang kuhubungi?” batinnya.“Siapa kau?”Terdengar tawa meremehkan dari pria yang ditelepon.“Bodoh, apa aku perlu mengulangi perkataanku? Kawanmu yang mengemudikan mobil ini sebentar lagi tinggal nama, dan mobil ini menjadi milikku sekarang!” seru perampok itu.Tersadar, Don Ramford pun menutup ponselnya dan mulai memeriksa dimana posisi Max sekarang. Sudah bukan rahasia lagi kalau mobil miliknya dilengkapi oleh GPS.“Hutan Northbay?” gumamnya saat mendapati lokasi koordinat dari mobilnya.Bukan pria ini tak tahu rumor tentang hutan Northbay di malam hari.
Rex tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat membaca pesan yang baru saja dikirimkan oleh Bill. Ia yang sudah lama bekerja dengan Tuan Ramford tentunya memiliki kedekatan dengan Rex yang selalu dihormati sebagai pengawal. Ditambah lagi akhir-akhir ini Max lah yang seringkali mendapatkan tugas istimewa dari Tuan Ramford.Kehadiran Max setelah pemuda itu mengalami kecelakaan dahsyat tentu saja membuat Bill dan juga pengawal lainnya cemburu. Mereka semua bekerja lebih lama dibandingkan Max, dan secara fisik mereka terlihat lebih kuat dibandingkan Max. Max selama ini hanyalah pengawal yang menjadi lelucon bagi mereka, tapi sekarang keadaan pun terbalik.“Hmm sudah kuduga kau memang tidak layak untuk berada di tempat kami Max. Kau bisa selamat karena kemarin kau sedang beruntung, tapi kau harus tahu Max kalau keberuntungan tak selamanya berpihak kepadamu. Kau sudah ditakdirkan untuk mati muda Max,” gumam Rex sambil tertawa.Tentu saja berita Max yang dirampok saat melintasi hutan Northb
Helikopter yang ditumpangi oleh Tuan Ramford pun tiba di kawasan pemberhentian Northbay. Sebuah area yang lapang yang biasa digunakan untuk pemberhentian helikopter yang lokasinya paling dekat dengan hutan Northbay.Beberapa kilometer sekitar hutan Northbay memang terdapat area wisata yang memang biasa dikunjungi oleh kaum borjuis yang kebanyakan datang dengan menggunakan sarana helikopter.“Silakan Tuan,” kata Bill yang sudah turun dari helikopter dan mengawalnya.“Hmm,” jawab Ramford.Pria bertubuh kekar itu pun membuka jalan bagi Tuan Ramford dan membimbingnya untuk menuju mobil mewah yang sengaja ia sewa untuk membawa ke hutan Northbay.“Mobil untukku sudah siap kan?” tanya Tuan Ramford yang berjalan sambil meletakkan kedua tangannya ke dalam saku.“Tenang saja Tuan, semua sudah kusiapkan dengan baik. Mobil dan supir untuk Anda sudah menunggu di sana!” Bill menunjukkan pada mobil jenis Jeep yang telah menunggu mereka.Tuan Ramford mengangguk, walau ada sedikit kekecewaaan yang dit
Max yang telah lepas dari belenggu pun mengibaskan telapak tangannya pada lengan baju seolah membersihkan dari debu. Ia tetap tenang dan masih juga tidak menunjukkan kekuatannya.“Tidak … ini tidak mungkin, lelaki ini tubuhnya begitu kurus, tapi bagaimana mungkin satu kibasan dari tangannya saja bisa membuat kami terpelanting? Pasti dia bukan manusia, atau mungkin seorang ahli beladiri,” pikir salah seorang anggota kawanan perampok yang berusaha bangun setelah terpelanting.Kawanan yang berambut merah itu merasakan nyeri pada tangan kanan yang tadi ia gunakan untuk menyangga tubuhnya dari benturan. Namun sepertinya tangan kanannya justru terkilir dan membuatnya meraskan nyeri saat menggerakkannya.Berbeda dengan salah seorang dari mereka yang saat ini masih terduduk di tanah. Sepertinya perampok itu terjatuh dengan posisi tulang ekor yang membentur permukaan tanah yang cadas.&ldqu
Wajah Bill perlahan memucat. Ia sama sekali tidak mengira kalau sopir yang ia sewa tidak memiliki keberanian untuk datang ke hutan Northbay di malam hari. Memang salahnya yang tidak mengatakan kalau ia membutuhkan sopir itu untuk mengantarkan ke dalam hutan Northbay di malam hari.Beberapa saat lalu Bill hanya mengatakan kalau ia membutuhkan sopir dan mobil di kota Northbay. Sepertinya sopir mengira ia dibutuhkan untuk mengantar ke hotel dan keesokan harinya baru berkeliling kota Northbay.“Bagaimana ini, Tuan Ramford bisa mengulitiku kalau tahu aku tidak melakukan instruksinya dengan benar dan mendapat penolakan dari sopir yang kami sewa,” batin Bill.“Hmm sepertinya insiden Max bisa kumanfaatkan untuk hal ini. Sudah terlanjur memprovokasi, kenapa tidak sekalian saja kubuat Tuan Ramford semakin membenci Max dan mendepaknya dari tim pengawalan,” pikir Bill.“Tu …
Grr! Erangan itu semakin lama semakin terdengar jelas di telinga kawanan perampok yang kini tengah berurusan dengan Max.“Kenapa suara binatang itu semakin lama semakin dekat? Apa mungkin ada binatang buas yang biasa ada di bagian dalam hutan muncul ke luar?” pikir pimpinan perampok yang mulai bergetar.Pipinan perampok itu pun mulai terlihat pucat, matanya tampak bergerilya ke sana kemari memastikan kalau tidak ada binatang buas mendekati mereka.Mereka yang tadinya tampak gagah dan mulai menantang pun mulai masuk ke dalam mobil Max, tempat yang menurut mereka ternyata paling aman untuk saat ini. Namun sial, saat mereka masuk pintu mobil sama sekali tidak bisa dikunci, karena kontrol dipegang oleh Max. Pintu mobil itu sudah diatur agar tidak dapat terbuka jika kontrol pada kunci tidak diaktifkan, begitu juga sebaliknya pintu tak akan bisa tertutup rapat tanpa ada kontrol dari kunci.“Kurang ajar! Siapa sebenarnya dia sampai bisa selamat dan mempermainkan kami?” pikir pimpinan perampo
Mendengar ucapan Max, Tuan Ramford pun langsung melirik ke arah Bill. Sepertinya ia membutuhkan pendapat dari pengawalnya yang satu ini.Bill pun membisikkan sesuatu pada Tuannya yang saat ini kebingungan. Namun dari pandangan matanya ia tahu kalau kemungkinan besar Don Ramford akan menyalahkan dirinya.“Tuan, segera tutup teleponnya lalu telepon Max kembali tapi dengan panggilan video. Jika Max tidak segera menjawab sudah pasti ia sedang bersama komplotannya,” bisik Bill pada Don Ramford.Sambil tersenyum penuh kemenangan, Don Ramford pun menyetujui apa yang dikatakan oleh Bill. Tanpa menunggu lama, Don Ramford langsung memutus panggilan telepon dari Max, dan tak sampai lima menit ia kembali menghubungi Max dengan panggilan video.“Tuan Ramford?” panggil Max setelah dering ketiga ponselnya berbunyi.Pengawal kurus itu tampak menyalakan lampu dalam mobil agar Tuan Ramford dapat melihat dirinya dengan jelas.Bill yang diam-diam mengintip pun tercengang karena mendapati Max yang langsun