Valentino memikirkan masak-masak mengenai pengacara baru untuk membela David. Tentu saja dia tidak bodoh dengan membiarkan David dibela oleh pengacara yang dengan mudah bisa dibeli oleh uang.
Valentino memang akan mencarikan seorang pengacara yang terbaik namun yang tidak akan membela orang yang bersalah. Valentino yakin sekali masih ada pengacara yang tidak terlalu mementingkan uang dan tetap mementingkan kebenaran.
Meskipun tidak mudah tapi dia akan menemukan pengacara yang dia inginkan.
"Aku tak akan pernah membiarkan kamu menang, David. Kau harus membayar segalanya bersama dengan ibumu."
Valentino yang telah meminta anak buahnya untuk mencari pengacara pilihannya itu kini bersiap-siap untuk menemui sang pengacara yang telah disiapkan oleh Ruslan.
"Selamat sore, Pak. Saya diminta untuk menemui bapak."
Valentino mengangguk pada pemuda yang tampak seusia dirinya.
"Saya ingin meminta Anda untuk membela teman saya tapi sebelumnya saya
Stefan tak bisa mempercayai apa yang dia lihat sekarang karena sekarang ini dia sedang duduk di depan Calvin Miller yang datang bersama dengan seorang pengacara muda.Stefan masih belum bisa menghilangkan keraguannya terhadap sosok Calvin Miller. Dia masih merasa ada sedikit keanehan mengenai orang itu.Maka Stefan hanya diam saja ketika mereka bertiga sedang mengobrol tentang beberapa cara untuk membebaskan David. Bara sendiri sudah berkali-kali memintanya untuk ikut bicara tapi pria itu tetap diam saja.Sampai pada akhirnya pertemuan itu selesai dengan agenda jika mereka akan segera mendaftarkan Mika yang masih berusia 31 tahun itu sebagai pengacara baru David untuk menggantikan Aryan Febrian."Baiklah, kalau begitu. Saya mohon dengan sangat atas kerjasamanya untuk ke depannya sehingga kita bisa membebaskan David tanpa membuatnya terkena hukuman."Bara bersalaman dengan Mita dan juga Calvin."Terima kasih. Saya akan tetap berusaha untuk me
Valentino melonggarkan dasinya saat dia sudah mencapai apartemennya. Dia tidak bisa bersikap lunak lagi kepada Stefan Aditama. Pria itu membuatnya kesal karena sikapnya.Namun ha itu juga membuatnya sedikit terkejut karena Stefan adalah satu-satunya orang yang mencurigai dirinya."Ruslan, temukan Misky dan bawa dia malam ini ke sini. Aku tidak mau dengar kalian harus bisa mendapatkannya."Valentino melempar dirinya ke atas kasurnya dan mulai memikirkan cara untuk membuat Stefan tidak terlalu curiga lagi kepadanya. Saat ini dia belum bisa mengungkapkan jati dirinya yang sesungguhnya kepada musuhnya karena persidangan belum usai.Dia memiliki rencana untuk membongkar identitas aslinya saat David dan juga Rosa sudah dijatuhi hukuman. Saat itu terjadi dia akan merasa sangat bebas untuk mengatakan kepada dunia jika dia adalah Valentino Araya yang sesungguhnya. Dia adalah pewaris sah AL Group yang memiliki beberapa anak perusahaan yang tersebar di seluruh Indon
"Apakah Anda sedang bercanda dengan saya, Tuan Muda Calvin?"Valentino malah semakin tersenyum karena melihat wajah Misky yang sebenarnya dipenuhi oleh kebingungan itu. Pria itu hanya berusaha untuk menyembunyikannya saja."Kau tahu betul jika aku sedang tidak bercanda sama sekali, Misky. Kenapa kau tidak tunjukkan saja identitas aslinya padaku. Kau sebenarnya tidak bekerja untuk David dan Rosa, bukan? Kau hanyalah seorang penyusup."Ucapan Valentino seperti tepat sasaran ketika melihat wajah Misky yang awalnya masih terlihat tenang sekarang menjadi gelisah."Siapa Anda sebenarnya? Anda itu sudah dianggap sebagai sahabat oleh Tuan David. Tapi kenapa Anda malah menusuknya dari belakang?"Valentino tersenyum kembali tapi senyumannya kini lebih seperti menyeringai."Aku adalah orang yang seharusnya memiliki semua harta peninggalan dari Budi Araya."Misky membeku di tempatnya. Dia benar-benar tidak menyangka jika ternyata apa yang pernah
"Biarkan dia pergi!" Valentino meninggalkan ruang itu dan naik ke lantai atas.Misky menatap Tuan Muda itu dengan dingin. Ruslan kebingungan dengan perubahan sikap Valentino yang tiba-tiba. Rencana awalnya sebenarnya adalah Valentino memaksa Misky untuk mengaku identitas aslinya dan memaksa pria itu menjadi saksinya untuk melawan David dan juga Rosa.Tak disangka-sangka nyatanya Valentino malah melepaskan pria itu.Misky sendiri dengan arogan menepuk punggung Ruslan begitu dia dilepaskan. Dia membuat badannya kembali tegap lagi pergi dari rumah Valentino.Misky memutuskan untuk menjenguk Rosa Melinda di kantor polisi karena nyonya itu belum juga dipindahkan ke ke rumah tahanan.Detektif Ferisha tentu mengijinkan pria itu untuk menemui Rosa tapi detektif wanita itu seperti tidak bisa mengalihkan pikirannya dari pria muda yang sedang menjenguk Rosa di ruang besuk itu. Detektif Ferisha mengetahui sorot mata yang terlihat penuh dengan kebencian di mata
Rosa Melinda sedang tidak bisa ditenangkan dan masih saja mengamuk di selnya. Semua petugas sudah angkat tangan karena tak bisa mengontrolnya lagi."Kenapa lagi dia? Perasaan dia kemarin itu sudah jinak kenapa sekarang kembali liar lagi?" ucap seorang petugas yang sudah kewalahan menghadapi tingkah laku Rosa ya semakin menjadi-jadi.Wanita itu sekarang malah sedang memukul-mukul sel tahanan dan menimbulkan suara kegaduhan yang cukup memekakkan telinga. Detektif Ferisha sendiri juga tidak bisa berbuat apa-apa dan memilih untuk membiarkannya saja."Apa ini berhubungan dengan pria muda yang baru saja menemui dia itu?" tebak Evan, salah seorang polisi yang baru saja ditempatkan di kantor polisi itu sekitar beberapa minggu yang lalu."Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?" tanya salah satu polisi lain yang baru saja meminta Rosa untuk diam tapi gagal."Ya karena sebelum dia menemui udah itu tadi, dia masih nampak normal dan tidak melakukan hal gila. T
Valentino tak bisa tidur semalaman setelah bertemu dengan Misky saat itu. Dia tak bisa melupakan kata-kata pria itu. Dia semakin tidak bisa buat dirinya sendiri tenang karena rasa bersalah yang menggerogoti hatinya.Kematian Agusta Irawan karena kecerobohannya memang tidak bisa dilupakan setitikpun."Anda tidak tidur, Tuan Muda?" tanya Ruslan yang sudah hadir di kamar Tuan Mudanya.Ruslan menebak jika Valentino sama sekali tidak tidur semalaman karena pria itu masih memakai pakaiannya yang sama dengan semalam. Tuan Mudanya itu biasanya akan berganti piyama ketika dia tidur dan ketika Ruslan melihat Valentino masih mengenakan jasnya sambil duduk disalah satu sofa di kamarnya berarti dia tidak memejamkan matanya sama sekali."Mana bisa aku tidur setelah mendengar ucapan Misky?""Tuan Muda, ini sama sekali bukan kesalahan Anda. Kami yang bersalah karena telah membiarkan Pak Agusta saat itu keluar sendirian. Kami yang tidak becus menjaga Pak Agusta ses
"Aku tidak tahu, David. Kau bisa mempertanyakan itu kepada Stefan atau Bara nanti. Tapi yang pasti aku sudah menyiapkan seorang pengacara baru untuk kamu dan dia pasti juga saat ini sedang menuju ke sini." David mulai merasa kesal pada kedua sahabatnya itu. "Kenapa mereka tidak membicarakan hal ini terlebih dulu? Aryan adalah pengacara yang bagus dan dia pasti bisa membuatku bebas dari sini." "Aku tidak tahu. Mungkin mereka meragukan kemampuan Aryan. Aku dengar dia salah satu teman Valentino. Jadi kemungkinan besar dia tidak akan setia untuk membantu kamu mendengarkan kamu dari sini." "Omong kosong. Dia tidak mungkin berani untuk menghianati aku karena ibunya ada di tanganku. Ibu Aryan disekap oleh Bara dan Stefan." Valentino berusaha untuk menahan dirinya agar tidak langsung menonjok pria yang ada di hadapannya ini. Dia paling benci jika seorang laki-laki menggunakan sebuah tameng untuk melindungi dirinya. Hal yang dilakukan oleh Davi
Bara menghembuskan napasnya pelan. "Bukan ideku sebenarnya, David. Itu ide Stefan. Dia ingin membuktikan sesuatu yang sebenarnya menurutku sangat konyol sekali," ujar Bara. David berdecak pelan. Dia mendorong kursi di depannya dan kemudian duduk. "Apa yang ingin dia coba buktikan? Bukankah semua sudah jelas jika Aryan memang salah satu dosen hukum yang cukup cerdas dan aku yakin dia juga pasti menjadi pengacara yang hebat nantinya. Apalagi yang masih kurang jelas?" David menyisir rambutnya dengan kedua tangannya. Rambutnya itu sudah tak terawat dan sudah tumbuh mencuat kemana-mana. David baru kali ini berpenampilan layaknya seorang tahanan yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Selain rambut di kepalanya yang tumbuh dengan tidak rapi, wajahnya sudah ditumbuhi oleh kumis dan juga dagunya sudah ditumbuhi rambut juga. David tak pernah seberantakan ini seumur hidupnya. Bahkan saat dirinya masih remaja sebelum ibunya menikah dengan Budi Araya da
Dear, Readers. Terima kasih sudah setia membaca kisah Valentino Araya selama ini. Valentino Araya menjadi salah satu tokoh favorit saya (yah gimana nggak jadi favorit kalau saya sendiri yang menciptakannya) hehe. Ide novel ini tercipta begitu saja dan tidak menyangka jika ternyata banyak yang merelakan waktu dan juga koinnya untuk membaca kisah ini. Sungguh saya tidak pernah menduganya. Mohon maaf jika masih banyak sekali typo.Tapi jangan khawatir, akan segera direvisi agar nyaman dibaca. Season 1 dari Sang Miliarder yang Tersembunyi telah selesai ya readers. Saya akan kembali untuk season 2 ya readers, tapi kemungkinan tidak akan secepat season1 updatenya. Terima kasih,
Beberapa orang terlihat berdiri karena terlalu terkejut sedangkan beberapa lainnya masih duduk dengan ekspresi yang mulai terlihat sangat takut. Mereka saling melihat kearah orang-orang di sekitar mereka karena takut jika mereka duduk disekitar orang yang menjadi pembunuh Misky itu.Ferisha masih terlihat sangat tenang sekali tanpa apa rasa takut sedikitpun. Dia juga telah memerintahkan mantan anak buahnya dan juga bersama-sama dengan polisi untuk menangkap pembunuh itu di gedung itu."Tak perlu khawatir. Pembunuh itu sudah diawasi dengan ketat oleh banyak polisi yang ada di sini jadi Anda tidak perlu mencurigai orang-orang di sekitar Anda," lanjut Valentino.Aryan menatap sahabatnya itu dengan bingung tapi dia tidak mengucapkan apapun.Valentino mengangguk pada Ruslan. Ruslan langsung mengangguk pada ada polisi yang juga berdiri di sampingnya.Petugas polisi itu kemudian mendekat ke arah Aryan."Pak Aryan, Anda ditangkap atas pembunuhan ter
Valentino telah yakin atas apa yang dia lakukan. Ferisha memang tidak memberitahu dirinya mengenai kecurigaan istrinya itu pada salah satu orang yang dianggap benar-benar melakukan pembunuhan itu.Akan tetapi dia ingin mengalihkan pikirannya dulu dan berujar, "Aryan, bersiap-siaplah karena aku akan segera melantik dirimu menjadi direktur pemasaran."Aryan mengangguk kemudian dia keluar dari ruang kerja Valentino. Pria itu tersenyum dan berjalan kembali menuju ruangannya.Setelah pria itu keluar dari ruang kerjanya, Valentino menghubungi istrinya dan mengatakan akan pulang dengan cepat.Ferisha telah menyiapkan makanan untuk sang suami. Saat Valentino di apartemen mereka, dia itu langsung menghambur ke pelukan istrinya."Hei, apakah kau terlalu merindukan aku sampai kau memelukku seperti ini?" tanya Ferisha sambil mengusap punggung suaminya itu.Ferisha melepaskan pelukannya dan menatap suaminya yang terlihat cukup sedih itu."Apa yang
Malam itu Ferisha menemani suaminya hingga suaminya itu bisa tertidur pulas di tempat tidur mereka. Ferisha tidak langsung tidur cantik langsung saya menghubungi anak buahnya untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai kasus pembunuhan terhadap Misky. Wanita itu sedang hamil besar dan kehamilannya telah mencapai usia tujuh bulan. Usia kehamilan yang sudah memasuki usia tua karena sebentar lagi dirinya akan segera melahirkan. Akan tetapi, semangatnya untuk mengungkap kasus itu tidaklah sirna karena dia telah mencurigai seseorang yang mungkin saja menjadi pelaku utama dalam kasus pembunuhan itu. Dia sangat yakin dugaannya itu benar karena banyak hal yang mencurigakan tentang orang itu. Ferisha hanya tidak ingin menyesal di kemudian hari karena tak bisa mengungkap kasus pembunuhan itu. Dia tidak bisa menolong sahabatnya, Almyra saat itu. Dan bahkan dia juga tidak bisa menyelamatkan Misky, suami Almyra. Jadi satu-satunya cara untuk menebus rasa bersalahnya terhadap
Meskipun perkataan Bara dan argumen Valentino dan juga Aryan cukup terdengar meyakinkan, Misky belum bisa mempercayai sepenuhnya dan kemudian dia kembali mencari Stefan Aditama di sekitar daerah tempat dia menemukan Bara. Dia kembali menelusuri apartemen mewah di sekitar tempat itu tapi sayangnya dia tidak menemukan apa-apa.Misky mulai frustrasi ketika hingga hampir satu minggu lamanya setelah kematian Bara, Misky belum juga menemukan setitik terangkan mengenai keberadaan Stefan. Pria itu pintar sekali menyembunyikan dirinya hingga bahkan ketika Valentino mengarahkan semua anak buahnya untuk mencari Stefan, tetap tak ada hasilnya.Misky merasa tidak bisa membalas dendamnya pada pria itu dan langsung saja dia pergi ke makam istrinya.Saat itu sudah sore dan Masih banyak orang yang sedang mengunjungi pemakaman tersebut.Misky terduduk di makam istrinya itu dan dia malah kembali teringat semua kejadian yang telah dia alami. Dia merasa menjadi pria paling sial
Warning! Terdapat adegan kekerasan yang mungkin tidak membuat nyaman, jadi bijaklah dalam membaca. Bara masih belum juga menyerah padahal dia sudah hampir kehabisan napasnya karena terus-menerus berlari tanpa henti. Pada akhirnya Misky tetap saja berhasil mobilnya di depan pemuda itu dan kemudian turun dari mobilnya dengan wajah yang masih tenang. "Kau mau lari ke mana lagi?" Misky bertanya sambil minum susu kotak dengan santainya tanpa menoleh pada Bara yang sudha pucat pasi. "Kenapa kau mengejarku?" tanya Bara mencoba untuk mencari peruntungannya berharap jika mereka tidak mengetahui jika dirinya yang telah membunuh Almyra. Misky tersedak saat minum susu itu dan kemudian melempar kotak susu yang hampir habis itu ke tempat sampah. Saat dia berhasil memasukkan susu kotak itu dia pun berseru, "Wow. Aku hebat, bukan?" Bara menggelengkan kepalanya seakan pria yang sedang ada di depannya itu sudah gila karena bisa-bisanya ma
Misky dengan mudah bisa mendapatkan informasi mengenai Bara Ali yang telah membeli apartemen mewah itu dengan namanya sendiri.Misky sungguh berpikir itu adalah suatu kebodohan terbesar yang pernah dilakukan oleh Bara. Dia benar-benar bingung kenapa kecerobohan yang fatal seperti ini malah dilakukan oleh Bara.Entah karena Bara yang terlalu bodoh tahu mungkin memang dia yang terlalu meremehkan Misky hingga tak mengira mereka bisa menemukan dia.Misky lebih mempercayai kedua alasan itu sekaligus.Ruslan yang menemani pria itu juga merasa sangat bersemangat karena sebentar lagi mereka akan segera menemui Bara, pria yang telah dengan sengaja membunuh Almyra dengan tangannya sendiri."Jangan gegabah!" ucap Ruslan yang mencoba untuk memperingatkan Misky pria itu tetap lebih berhati-hati karena mereka belum tahu apakah Bara memiliki anak buah yang melindunginya atau hanya sendirian saja."Iya, aku tahu. Aku juga tak ingin mati konyol sebelum membala
Bara telah menemukan tempat tinggalnya yang baru dan kemudian segera minta anak buahnya untuk menyiapkan tempat itu.Pria itu takkan pernah memaafkan temannya itu karena lebih membela orang yang tidak dikenalnya dibandingkan dengan dirinya sendiri. Almyra bukankah teman dekat mereka dan mereka hanya mengenal dari situ sebagai kekasih David tanpa pernah terlalu sering terlibat dengannya.Namun Stefan malah membelanya mati-matian hingga membuat hubungan mereka semakin memburuk. Bara masih tidak habis pikir bagaimana bisa dia menyalahkan dirinya tentang penembakan itu padahal Stefan juga menginginkan mereka semua mendapatkan balasan atas perbuatan mereka terhadap David dam kepada mereka sendiri. Tapi anehnya pria itu malah mengecam perbuatannya pada Almyra.Bara tidak bisa menerima semua itu dan dia bahkan tidak menjawab panggilan dari Stefan yang sudah berkali-kali menghubungi dirinya. Pria berambut cepak itu benar-benar telah mengabaikan Bara sepenuhnya dan tak i
Misky mendekatkan dirinya ke arah istrinya itu dan kemudian dia mendengar istrinya berkata, "Bunuh mereka."Misky membeku di tempatnya. Dia kembali menatap istrinya yang menangis dan mulai terlihat semakin lemah tapi dia tetap memaksakan dirinya untuk tetap berusaha mengeluarkan suaranya.Misky mendengar Almyra kembali berkata, "Bunuh mereka. Bunuh mereka untukku, Misky."Wanita itu pun memandang sang suami secara lekat lekat dan kemudian menutup matanya secara perlahan. Almyra mengembuskan napas terakhirnya di dalam mobil ambulans itu.Misky yang melihat istrinya itu sudah udah tak bernyawa hanya bisa menangis frustrasi dan tak henti-hentinya mengecup tangan istrinya dengan rasa sedih yang luar biasa.Ketiga tak bisa berbuat apa-apa karena memang Almyra sudah benar-benar pergi. Peluru itu menembus jantungnya dan tak mungkin bisa dikeluarkan. Perdarahan pun yang terjadi cukup fatal hingga membuat wanita itu tak bisa bertahan. Meskipun mereka tiba t