Seketika nenek Pricilla tertawa. "Hahaha. Memangnya kenapa kalau Alice bersama pria lain yang lebih kaya? Apa urusannya denganmu? Bukankah selama ini kau hanya berstatus sebagai suami saja!"
"Kalau bukan suamiku yang pikun itu menjodohkan cucuku dengan sampah sepertimu, aku tidak akan sudi menerimamu sebagai cucu menantu di keluarga ini!"
Haven menunduk. Dia mengira jika mengatakan itu, nenek Lee akan berpihak padanya. Akan tetapi ternyata wanita tua itu tetap membela cucunya meski bersalah.
"Wah ada keributan apa ini?" Cucu tertua nenek Pricilla Lee, Marvel Lee, tampak tersenyum sembari menyilangkan kedua tangannya, berjalan mendekati neneknya. Dia baru saja pulang dari restoran mewah untuk makan malam dan menghabiskan uang bersama teman-temannya.
"Hei, kau pulang juga? Kukira kau sudah pergi meninggalkan kota ini karena takut kepada kakak Garfield Blackton," tanya Marvel Lee.
"Marvel, bicara apa kau ini?" tanya Callysta terkejut.
"Apa Bibi Callysta tidak tahu? Siang tadi, si sampah ini memukul kepala kakak Garfield dengan sebotol anggur. Sekarang kakak Garfield berada di rumah sakit!" jawab Marvel Lee.
"Apa?" teriak Nenek Pricilla, ia lalu menoleh ke arah Haven sembari menuding menggunakan jarinya. "Dasar anak binatang! Apa yang berada di otakmu sampai kau berani memukulnya? Sial, jangan sampai kau menyeret keluargaku karena kebodohanmu!"
"Nenek, pria itu berani memaksa istriku di ranjang. Aku sebagai suaminya tentu saja tidak akan membiarkan hal itu terjadi," ucap Haven mencoba membela dirinya.
“Nenek, semua ini salahmu.” Callysta menuding wanita tua di depannya.
Callysta begitu frustasi dengen keadaan saat ini. “Kenapa Kakek Lee dulu menjodohkan putriku dengan pria bajingan ini? Apa kau dulu tidak bisa mengendalikan Kakek Lee?" tanyanya.
Nenek Pricilla yang tengah emosi, tersulut semakin marah oleh ucapan Callysta. "Tutup mulutmu, Callysta! Punya hak apa kau untuk menyalahkanku?"
"Nenek, aku tidak menyalahkanmu, tapi--"
"Tapi apa?" teriak nenek Pricilla.
Keadaan semakin memanas, sampai akhirnya dari arah pintu, muncul seorang wanita cantik berpostur seksi yang tidak lain adalah Alice Lee, istri Haven Clark.
Alice berlari mendekati sang nenek, dia lalu sedikit menunduk untuk memberi hormat. "Nenek, maafkan aku. Gara-gara Haven Clark, aku gagal mendapatkan uang satu juta dollar untuk perusahaan keluarga kita."
"Haven telah membuang uang dua juta dollar yang seharusnya kudapatkan. Bahkan pria sampah ini masih berani memukul Garfield Blackton, Nek," lanjut Alice sambil menunjuk benci ke arah Haven.
"D-dua juta dollar?" tanya Nenek Pricilla dengan terkejut, dia adalah tipe wanita gila harta. Dia hanya membutuhkan satu juta dollar, tapi Garfield mau memberikan dua kali lipatnya.
"Iya, Nek. Satu dollar sisanya diberikan secara cuma-cuma oleh Garfield sebagai tanda lamarannya kepadaku dihadapan nenek nanti," ungkap Alice.
Darah Nenek Pricilla semakin naik hingga ke ubun-ubun. Tubuhnya bergetar hebat dengan giginya yang sudah rapuh gemeletukan. Wajahnya menggelap saat menatap Haven penuh kebencian.
Plak!!!
"Bajingan! Dasar manusia otak binatang! Kau benar-benar hanyalah pria pembawa sial bagi keluargaku! Apa kau mau perusahaanku bangkrut, hah?" teriak nenek Pricilla.
"Cepat minggat dari rumahku dan ceraikan cucuku mulai detik ini juga!" Mata nenek Pricilla melotot hampir keluar dari tempatnya.
"Aku tidak mau!" Haven menunduk.
"Persetan! Apa maksudmu, hah?" bentak Nenek Pricilla dengan wajah merah padam.
"Nenek, sebaiknya kau kurangi kemarahanmu. Kami takut hal ini akan mempengaruhi kesehatanmu saat ini," Marvel Lee, mendekati neneknya dan memegang pundak wanita tua itu.
Tatapan Marvel penuh kebencian dan jijik ke arah Haven. "Sepertinya kakek dulu hidupnya terlalu banyak tekanan hingga membuat keputusan yang salah. Aku sangat kasihan pada sepupuku yang harus hidup dengan pria tidak berguna seperti si pria yang berada di hadapan kita ini."
Haven Clark tiba-tiba tersenyum penuh keputusasaan.
"Nenek, aku hanya ingin menjawab kalau aku sepertinya tidak mau melanjutkan hubungan pernikahan ini. Besok pagi aku akan datang ke kantor sesuai permintaan cucu perempuanmu," ucap Haven dengan tegar, meskipun hatinya terasa hancur.
Ketika itu, tiba-tiba secarik kertas yang berada di dalam sebuah amplop dilemparkan oleh Alice dan tepat mengenai wajah Haven. "Bagus! Memang sudah saatnya bagiku untuk hidup bebas."
Mereka tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Jika sadar dan tahu kenyataannya jika Haven Clark adalah seorang milyarder sekaligus dewa perang terkuat, mungkin mereka semua memilih untuk menyumpali mulut mereka dengan kotoran binatang, daripada harus berurusan dengan orang yang merajai dunia militer!
"Jangan mencari alasan apapun dengan tidak datang ke pengadilan!" ancam Nenek Pricilla sebelum pergi bersama Marvel dan Callysta. Kemudian disusul oleh Alice yang sangat muak melihat wajah Haven di kehidupannya.
Paginya.
Berita perceraian seorang wanita cucu dari keluarga Lee menyebar luas begitu cepat di Kota ChesterLand. Semua pria dari kalangan keluarga elit maupun para pengusaha muda sangat terkejut dengan kabar ini.
Bertahun-tahun lamanya mereka terpaksa memendam rasa cinta kepada Alice Lee yang dikabarkan menikah dengan seorang pria miskin. Alice Lee terkenal akan kecantikan dan kecerdasannya yang bisa dibilang sebagai wanita paling sempurna di Kota ChesterLand.
Saat mereka semua mulai memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan Alice, seketika harus berpikir seribu kali setelah mengetahui jika ada pria lain yang sudah memiliki hubungan dengan Alice. Pria itu adalah Garfield Blackton, keponakan dari CEO Garrick Blackton. Keponakan seorang pria berkharismatik yang memiliki kekuasaan di kota ChesterLand.
Tidak ada yang berani berurusan dengan sosok CEO Garrick Blackton, jika berani, nasib mereka akan berakhir dengan kehancuran bisnis dan hidup mereka, atau bahkan jadi gelandangan di luar sana.
Haven terusir bagai seonggok sampah yang keberadaannya harus dimusnahkan. Bahkan Alice meninggalkannya dengan mengendarai mobil bersama keluarga Lee yang lainnya.
"Memangnya hanya kau saja yang bisa hidup senang di atas penderitaanku? Aku bahkan sekarang bisa hidup bebas, tidak peduli apakah kau hidup menderita dan makan kotoran anjing sekali pun!" ucap Alice kepada Haven, sebelum wanita itu naik mobil bersama neneknya. "Aku sudah muak hidup tiga tahun bersamamu!"
"Aku melakukan ini karena kakek Lee. Dan aku mencintaimu selama tiga tahun ini," ucap Haven sembari menatap kepergian mobil Mercy yang ditumpangi oleh Alice dan Nenek Pricilla.
Tiba-tiba, sebuah panggilan telepon berdering di ponselnya.
Haven menatap layar kecil di ponselnya, tanpa menunggu lama, dia pun segera mengangkatnya.
"Halo, siapa?" sapa Haven dengan nada malas.
Di seberang telepon, seorang pria berbadan tinggi besar tengah mengusap keringat dingin di wajahnya. Tubuh besarnya bergetar hebat saat mendengar suara seseorang yang memiliki aura berbeda.
"Ka--Kakak Clark, saya adalah Garrick Blackton, CEO perusahaan Galaxi Company di kota ChesterLand ini. Ketua Camela Wycliff telah memberi saya tugas untuk mencari tahu tentang keluarga Lee," ucap Garrick di seberang telepon sana.
Haven berkata. "Apa kita bisa bertemu sekarang?"
"Kakak Clark, katakan di mana keberadaan Anda sekarang?” tanya Garrick, ”Saya akan menjemput Anda ke perusahaan kecil kami."
"Tidak perlu. Aku akan ke sana sendiri. Kebetulan aku berada tidak jauh dari perusahaanmu." Setelah mengatakan itu, Haven menutup telepon dan berjalan menuju perusahaan Galaxi Company.
Lima belas menit kemudian, Haven sudah berdiri di depan gedung tinggi pencakar langit yang memiliki sekitar 17 lantai.
Haven melangkahkan kakinya menuju pintu masuk yang dijaga oleh dua pria berseragam keamanan perusahaan.
"Berhenti di sana!" seru seorang dari mereka, kemudian dua pria keamanan perusahaan menutup akses pintu masuk dengan tubuh mereka. "Ada perlu apa kau kemari?''
Dua pria berbadan tinggi tegap berdiri menutup jalan ketika Haven memasuki pintu masuk perusahaan Galaxi Company, tepat di dekat bagian resepsionis perusahaan. "Aku kemari ingin bertemu dengan CEO Garrick Blackton, kami sudah janjian pagi tadi," ucap Haven. Kedua pria security saling pandang memandang setelah mendengar ucapan seorang pria berpakaian lusuh, yang mirip gelandangan dan mangaku-ngaku akan bertemu CEO mereka yang begitu terhormat. Sangat mustahil seorang CEO Garrick Blackton ingin bertemu dengan seorang gelandangan kan? "Hey, jangan mengada-ngada. Memangnya siapa kau? Cepat keluar dari sini sebelum kami menyeretmu keluar dengan cara kami sendiri!" perintah pria security berbadan gempal. Haven menghembuskan napasnya pelan, wajahnya mencoba seramah mungkin sambil tersenyum. "Aku tidak akan pergi sebelum bertemu dengan CEO Garrick Blackton! Jika kalian tidak mengijinkanku masuk, tolong beritahu dirinya jika pria bernama Haven Clark sudah berada di loby," ucap Have
Garrick Blackton kembali berdiri, dia melihat pakaian Haven tampak basah dan ada sebuah gelas di tangan Rosei. Tubuh pria berbadan gempal itu bergetar hebat, giginya gemeletukkan menahan amarah. Sebuah bencana besar akan dia rasakan akibat dari perbuatan pegawai perusahaannya itu. Pria dengan wajah garang dan rambut disisir ke belakang itu membalikkan tubuhnya ke belakang. Dia lalu menampar wajah Rosei dengan sangat kuat. "Tutup mulut kotormu itu, Rosei! Kau benar-benar wanita berotak bintang! Apa yang telah kau perbuat kepada Kakak Clark? Apa kau tidak tahu siapa Kakak Clark? Dia adalah-" Ketika akan menyebutkan identitas Haven yang sesungguhnya, CEO Garrick teringat jika identitas sosok Clark sangat dirahasiakan. Jika sampai mulut busuknya keceplosan, tamat sudah riwayatnya. Camela Wycliff meminta Garrick Blackton untuk tetap menutupi identitas Haven Clark yang sesungguhnya, atas permintaan Haven sendiri kepada Camela. Karena dia lebih suka sebagai pria biasa meski memiliki l
Meskipun Rosei terus berusaha bernegoisasi, tapi sosok Garrick bukanlah pria yang mudah begitu saja memaafkan seseorang. Pukulan dan tamparan terus melayang. Rosei layaknya seekor kuda betina yang dipacu keras oleh penunggangnya. Rosei menyadari bahwa apa yang dia lakukan terhadap Haven salah di mata Garrick. Untuk itu dia mencoba memohon kepada Haven untuk membujuk CEO Garrick agar mau mengampuninya. Rosei berusaha bernegosiasi. Haven acuh tak acuh tersenyum. "Kurasa kau menikmatinya." "Tak kusangka ternyata kau lebih menjijikkan daripada seorang menantu sampah," ucap Haven. Suara desahan Rosei semakin tidak nyaman untuk didengar dan sangat liar. Wanita itu kini semakin tak punya malu lagi untuk mengekspos kenikmatannya. CEO Garrick kemudian mengajak Haven untuk naik ke ruangannya agar telinga mereka tidak terkotori oleh suara dari mulut wanita murahan. "Mari, Kakak Clark, saya akan membawa anda ke ruanganku untuk membicarakan hal penting." Haven menganggukkan kepala. "Ya,
Wajah segerombolan pria itu sedikit terkejut ketika melihat aura Haven Clark seperti seorang pembantai. Sebagai seorang pengawal, tentu saja mereka tak boleh takut meski makhluk pencabutan nyawa datang sekalipun. Pria berbadan gempal yang berdiri paling depan mencoba bersikap berani dan tegas. "Apa? Kau ingin bertemu dengan pengacara Bliss? Hmm, baiklah, tapi sebutkan dulu siapa namamu dan kami akan memberitahumu apakah kau boleh masuk atau tidak!" "Namaku Haven Clark, menantu keluarga Lee." Haven mengulangi namanya lagi. "Katakan kepada pengacara Bliss jika aku ingin menemuinya hari ini," ucap Haven dengan tatapan dingin. "Aku tidak mau mendengar alasan dia tidak mau menemuiku!" Pria berbadan gempal mengerutkan setelah mendengar jawaban itu, yang dia tahu, pengacara Bliss adalah mantan pengacara sekaligus kepercayaan keluarga Lee. Seseorang dari mereka berjalan masuk setelah mendapat perintah dari pria berbadan gempal. Beberapa menit kemudian, pria itu keluar mengatakan
"Winnie Lee, dia adalah salah satu cucu perempuan Tuan Lee," ucap pengacara Bliss. "Bicaralah dengan benar, Tuan Bliss!" Haven mencengkeram semakin erat. Kepalan tangan kiri Haven berhasil membuat pengacara Bliss membongkar kejahatannya sendiri. "Turunkan aku dulu, Haven! A-aku kesulitan bernapas." Haven menuruti pria itu, setelahnya pengacara Bliss menjelaskan jika dia melakukan semuanya demi sebuah uang dan kedudukan. Tiga tahun lalu, pengacara Bliss telah mengganti nama Winnie Lee menjadi Alice Lee. Dia juga pelaku dibalik kecelakaan yang merenggut nyawa kakek Lee setelah sang kakek membuat surat wasiat. Pengacara Bliss melakukan itu semua karena membutuhkan uang yang banyak untuk anak dan istri hasil dari selingkuhannya, sedangkan perekonomiannya dulu sangat terbatas, itulah sebabnya dia menerima permintaan dari Robert Wallace, putra sulung keluarga Lee. Robert adalah tipikal manusia gila harta. Dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau, meskipun
Golden Light Club, Haven melangkahkan kakinya menaiki tangga kecil bagian depan. "Tunjukkan kartu membermu?" cegat seorang pria. "Aku tidak punya, Pak. Tapi kedatanganku kemari hanya ingin menemui seseorang." "Hanya para member klub saja yang diperbolehkan masuk. Jadi, pergilah dari sini dan jangan coba-coba membohongi kami!" ucap pria itu. "Bahkan jika kau ingin menjadi bagian dari member klub agar memiliki akses untuk masuk Golden Light Club kami, itu tidak akan bisa!"Ya, karena pendaftaran member hanya dibuka oleh Golden Light Club setiap bulannya. Jika seseorang ingin menjadi member, dia harus menunggu satu bulan lamanya. Klub telah lama menerapkan sistem itu. Golden Light Club baru saja membuka member beberapa minggu lalu, setidaknya harus menunggu seminggu lagi agar dibuka kembali. "Pak, bisakah kau mengijinkanku masuk sebentar saja. Ada hal penting yang mengharuskanku untuk menemui seseorang di dalam sana," ucap Haven, berharap beberapa pria di pintu masuk klub itu tidak
"Tuan Storm, pertemuan kita tidak lebih untuk sebuah negoisasi kerjasama, jadi jangan macam-macam," ucap Winnie penuh ketakutan. Winnie duduk dan meringkuk ketika Storm mendekatkan wajahnya yang begitu jelek dan menakutkan ke arah bibirnya. Storm berbicara tepat di depan wajah Winnie yang memucat. "Asal kau tahu, Winnie. Aku telah mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk mendapatkanmu."Storm tertawa terbahak-bahak. Sementara Winnie bergetar ketakutan sampai ingin menangis. Tetapi sebagai wanita tangguh, Winnie mencoba menahan air matanya. Winnie tak menyangka jika pertemuan dengan Storm McKay akan seperti ini. Dia masih tidak rela jika kesucian yang dia jaga selama ini direnggut oleh pria yang bukan impiannya, apalagi tuan muda McKay sangat mengerikan dan terkenal sangat brutal. Storm mencengkeram Winnie dan menjepitnya ke sisi ranjang, lalu menaikkan dagu gadis itu dan mendekatkan wajahnya yang ketika tersenyum tak ubahnya mirip kuda nil. "Tuan Storm, tolong lepaskan saya." W
Sembilan pria mengepung Haven, di tangan mereka masing-masing membawa tongkat besi seberat sepuluh kilogram. Hanya dalam sekali pukulan saja, akan mematahkan tulang manusia. "Hanya ini saja jumlah kalian?" tanya Haven sembari menyilangkan tangannya di depan dada. Dia berdecak. "Berani juga kau kepada kami," ucap pria berbadan kekar yang memiliki kepala botak. Si kepala botak lalu menyerang dengan cepat, dia mengayunkan tepat di kepala Haven. Tetapi tongkat itu tak berhasil mengenai, melainkan mengenai kepala si botak sendiri. "Ahkk …." Dalam sekali benturan, kepala si kepala botak menampakkan garis yang mengalirkan darah dari kepalanya. Pria itu menjerit dan berguling-guling di lantai. Melihat itu, yang lainnya segera menyerang bersamaan dengan mengayunkan serangan tongkat besi mereka, tetapi dalam waktu singkat, suara gedebukan mengakhiri perkelahian itu. Sembilan pria kekar para petarung senior milik Storm sudah tergetak di lantai bagai tumpukan karung beras. Storm bergetar
Pria itu adalah Si Harimau Gunung, dia adalah pemimpin organisasi bawah tanah. Harimau Gunung adalah kakak dari Harimau Kumbang.Malam ini, dia tiba-tiba mendapatkan kabar bahwa adiknya tewas di depan hotel milik salah seorang keluarga terpandang di kota ChesterLand. Dari rekaman keamanan hotel, Harimau Kumbang dibunuh oleh sesosok pria muda yang tidak diketahui identitasnya.Saat itu, seorang pria bersama anak buahnya berjalan masuk. Namun, terdapat perban di jarinya. Di, si Rubah Hitam telah kembali ke markas setelah mengalami pengalaman yang sangat pahit.Harimau Gunung memicingkan matanya melihat tangan si Rubah Hitam. “Ada apa dengan tanganmu? Apakah kau telah menyelesaikan tugasmu?” Harimau Gunung dan Rubah Hitam memiliki hubungan yang dekat, mereka masih sepupuan. “Kakak, maafkan aku. Aku gagal menjalankan tugas darimu, karena seseorang telah mencampuri urusanku,” ucap si Rubah Hitam dengan kepala menunduk.“Lalu, ada apa dengan tanganmu?” tanya Harimau Gunung. Sebelum perg
Si Rubah Hitam tersenyum remeh, dia merasa terlalu percaya diri. Bahkan, si Rubah Hitam menganggap Haven terlalu naif untuk beradu panco dengannya.“Anak muda, kenapa kau hanya diam saja? Apakah kau tidak berniat untuk mengalahkanku?” Haven hanya tersenyum, dia menatap si Rubah Hitam dan berkata. “Aku hanya berpikir bahwa lenganmu tidak akan sanggup menahan jika aku memberimu perlawanan.”Si Rubah Hitam menggertakkan giginya. “Anak muda, aku minta tarik kembali kata-katamu itu. Apakah kau tidak tahu siapa aku?” Semua orang terkejut. Bagaimana bisa pria muda ini tanpa rasa takut secara terang-terangan mengatakan bahwa si Rubah Hitam akan kalah dalam berpanco dengannya? Dia adalah pria pemberani, tetapi dia menggunakan keberaniannya dengan orang yang salah. Beberapa pegawai hotel pria yang saat ini diikat oleh sekelompok anggota si Rubah Hitam, tidak memiliki harapan apapun dengan sesosok Haven yang tampak tidak meyakinkan.Sedangkan, beberapa pegawai perempuan yang berdiri di meja
“Kakak, mereka semua ini hanyalah orang-orang yang lemah. Lebih baik kita lakukan saja tugas kita sekarang dan bawa semua uang yang berada di tempat ini.” Salah seorang berkata sembari mendekati seorang pria dengan tato di jidat sebelah kiri. “Hahaha, kau benar, semua orang yang berada disini hanyalah manusia lemah.” Usai mengatakan itu, pria bertato kembali berkata. “Hmm, apakah tidak ada seorangpun dari kalian yang berusaha menjadi seorang jantan? Ayo, siapa yang ingin berhadapan denganku untuk yang terakhir kalinya.”Semua orang terdiam dengan kepala menunduk, hal itu membuat si pria bertato tertawa terbahak.“Bagaimana jika adu panco denganku?” Seketika pria bertato itu menghentikan tawanya. Dia menatap seorang pria asing yang berani menantangnya adu panco.Dalam sekejap, semua anak buah pria bertato yang berjumlah sekitar empat orang, tertawa terbahak-bahak.Apa? Pria muda bertubuh kurus ini ingin mengajak adu panco si rubah hitam? Apa dia sedang bercanda?Pria bertato itu bern
“Tidak mungkin! Aku berani bersumpah jika sampah berandalan itu hanyalah seorang pria miskin yang tidak berguna.” Donald kembali berkata. “Ayah, bukankah kau juga telah tahu jika dia hanyalah mantan menantu sampai di keluarga Lee selama tiga tahun lamanya? Sangat mustahil jika dia yang telah melakukan semua ini kepada kita.”Baul tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Bahkan hanya untuk memikirkan siapa yang telah melakukan ini, dia sama sekali tidak bisa lagi menggunakan pikirannya dengan jernih.Baul Owen menggelengkan kepalanya. Memang benar apa yang dikatakan oleh putranya, jika sangat mustahil bagi sampah berandalan itu yang melakukannya. Dia hanya pria miskin yang bahkan tampaknya baru saja melarikan diri dari hotel miliknya secara diam-diam karena tak memiliki uang sepeserpun.Tetapi, Baul tidak tahu siapa yang telah membuat perusahaannya bangkrut dalam waktu sesingkat ini. “Ayah, bagaimana ini, apakah kita akan hidup miskin mulai hari ini?” Donald nampaknya sangat gelisah d
“Ayah, sepertinya Harimau Kumbang tidak hanya ingin membuat sampah berandalan itu cacat, melainkan membunuhnya,” ucap Donald Owen. “Ya, Harimau Kumbang tampaknya sangat marah karena sampah berandalan itu berani membuat anak buahnya tidak bernyawa, hingga membuat Harimau Kumbang membunuh sampah berandalan itu.” Baul Owen menganggukkan kepala.Meskipun tidak bisa membuat Haven Clark merasakan rasa sakit dan menjalani kehidupan yang mengerikan dimasa depan, setidaknya dendam Donald Owen sudah terbalaskan. Namun, apa yang dilihat oleh anak dan ayah itu membuat siapa saja pasti akan roboh ke tanah. Saat asap itu perlahan-lahan menghilangkan, sebuah pemandangan yang mengejutkan terpampang dengan jelas.Harimau Kumbang, sudah tergeletak tak bernyawa lagi dengan mengeluarkan darah dari mulutnya.Dadanya membentuk cekungan yang cukup dalam, seperti bekas terhantam besi baja. Dapat dipastikan tulang dadanya telah hancur berkeping-keping.Di tempatnya berdiri, Haven melihat jam di ponselnya.
Detik ini, bukan hanya keluarga Owen yang terkejut. Tetapi ekspresi wajah Harimau Kumbang ikut berubah setelah melihat kemampuan Haven Clark.Harimau Kumbang mengernyitkan dahinya. Dia semakin yakin bahwa bocah sialan bernama Haven Clark, bukanlah bocah sembarangan, melainkan seseorang yang memiliki kemampuan bertarung di atas rata-rata.Dia menatap ke arah delapan anak buahnya yang kini telah terhempas sejauh lebih dari lima meter, seolah mereka baru saja menerjang badai. Delapan pria itu dapat dipastikan sudah tak bernyawa lagi.Pergerakan serangan delapan anak buahnya, bagi Harimau Kumbang itu adalah gerakan serangan yang cukup cepat. Namun, dia tidak mampu melihat pergerakan serangan Haven yang dilakukan secara tiba-tiba. Sebelumnya, Harimau Kumbang sangat yakin jika delapan orang anak buah yang sangat dia percayai memiliki kemampuan bertarung di atas rata-rata, mampu membunuh bocah sialan bernama Haven Clark dalam sekali pukulan saja.Tetapi, ternyata perkiraannya melesat jauh.
Mendengar ucapan Harimau Kumbang, Baul Owen dan Donald Owen merasakan seolah secercah harapan kembali didapatkan olehnya. Harimau Kumbang akan membantu keluarga Owen, tanpa adanya permintaan dari Baul Owen.Donald dan ayahnya yakin, jika Haven kali ini tidak akan sanggup menghadapi Harimau Kumbang, meski untuk bertahan lima detik saja.Saat itu, Haven masih berdiri membelakangi kelompok Donald Owen yang berdiri disana. Dia terpaksa menghentikan langkahnya karena tampaknya sekelompok orang milik Harimau Kumbang ikut ke tempat itu juga.Benar saja, dalam hitungan kurang dari sepuluh detik, dua mobil melaju dari arah jalan raya dan berhenti di belakang mobil milik Harimau Kumbang. Sekelompok pria berjumlah sekitar delapan orang melompat keluar dari kedua mobil itu. Aura sekelompok petarung yang hebat seketika menyeruak mendominasi tempat itu.Delapan pria itu adalah para anak buah si Harimau Kumbang, dia tidak datang seorang diri, melainkan membawa orang-orang bawahannya.Setiap Harima
Tepat pada saat itu, tiba-tiba dari arah jalan muncul sebuah mobil besar dengan suara yang menderu.Mobil berwarna hitam itu berhenti tepat di tempat parkir hotel. Begitu pintu kemudi terbuka, seorang pria dengan tubuh tinggi besar melompat keluar dari mobilnya.Pria bertubuh besar itu mengedarkan pandangan matanya, sebelum tatapannya terhenti ke arah beberapa orang yang tengah berdiri dengan beberapa mayat yang tergeletak di sana.“Siapa orang yang telah berani menyambutku dengan sangat tidak sopan? Apa dia cari mati?!” Pria itu berkata dengan nada suara yang berat dan terdengar sangat menakutkan. Pria dengan pakaian jaket kulit yang terbuat dari kulit harimau asli, melangkah mendekat dengan wajah yang cukup galak dan tatapan mata dingin.Di tempatnya berdiri, Baul Owen tertegun sejenak melihat siapa yang datang, sebelum dia akhirnya tersadar siapa sosok pria yang datang di tempat ini.“Tu-Tuan… Tuan Harimau Kumbang.” Baul Owen segera memberi sapaan begitu menyadari siapa sosok pria
Kesebelas pria berpakaian serba hitam, telah berdiri mengelilingi Haven dalam hitungan detik setelah mendapatkan perintah dari Baul Owen.Di tempatnya berdiri, Donald Owen berkata dengan lantang sembari menunjuk penuh kebencian. “Cepat, patahkan kedua kaki dan tangannya sebagai pelajaran si sampah berandalan itu!” Salah seorang dari kesebelas pengawal Baul Owen, yang tidak lain adalah pemimpin dari semua pengawal yang dibawa oleh keluarga Owen, menganggukkan kepala. “Jangan khawatir, Tuan Muda, seorang pria sampah semacam ini akan sangat mudah bagi kami untuk membuatnya cacat seumur hidup.” Pemimpin pengawal itu menoleh ke arah Donald saat menjawab dengan sangat yakin.“Hahaha, bagus, aku percaya sepenuhnya padamu! Patahkan tulang kaki dan tangannya, lalu tarik sekuat tenaga. Aku ingin melihat dia merasakan sakit yang paling menyakitkan dari apa yang kurasakan saat ini,” ucap Donald dengan tatapan mengkilat tajam.Baginya, kehilangan Anya adalah rasa sakit terhebat yang begitu menya