"Tidak. Jangan, Ketua. Tolong maafkan kami," kata pria berpakaian jas dengan wajah pucat pasi.
Kelima pria berpakaian jas bersama pemimpin mereka tidak dapat mengelak sedikitpun ketika para pria berbadan kekar memukul dengan brutal.
Jeritan kesakitan memekakkan telinga, membuat semua orang yang mendengarnya pasti akan bergidik ketakutan.
"Kakak Clark. Jika berkenan, mampirlah ke perusahaan King Paradise milikmu," ucap Camela tampak berharap. "Kakak Clark adalah pemiliknya."
"Kurasa kau sangat pantas menjadi ketua perusahaanku. Aku percayakan sepenuhnya pada seorang ratu bisnis sepertimu, Camela," ujar Haven kepada Camela yang tampak begitu cantik dan sangat muda, tubuhnya pun begitu hot seperti beberapa wanita emas yang berada di klub malam.
Camela membungkukkan tubuhnya. "Terima kasih atas kepercayaannya, Kakak Clark. Aku berjanji akan mengabdikan hidupku untuk King Paradise. Bagaimanapun juga, kakak Clark adalah malaikat kehidupanku."
Haven tertawa mendengar Camela mengatakan itu. Haven yang melahirkan gelar ‘ratu bisnis’ kepadanya. Dia memberikan jabatan ketua perusahaan di King Paradise untuk Camela.
Haven membeli Camelia. Dia melepas julukan ‘wanita jalang’ dan memungut Camela dari pasar perdagangan manusia. Saat itu, Haven masih menjadi petarung bergelar malaikat kematian dan menjadi pemimpin sebuah klan terbesar di luar negeri.
Sekarang Haven mulai berpikir, seseorang yang dapat membantunya untuk mencari tahu tentang keluarga Lee hanyalah Camela, karena sebentar lagi dia akan berpisah dengan Alice Lee.
Mungkinkah kakek Lee dulu hanya menjebaknya dengan menjerumuskan ke dalam keluarga yang tamak? Padahal kakek Lee mengatakan jika Haven akan dinikahkan dengan cucu perempuan berhati baik, yang saat 18 tahun lalu bersama kakek Lee menyelamatkan hidup Haven Clark. Tapi nyatanya Alice Lee adalah wanita berhati iblis.
"Camela. Ada hal yang sepertinya harus kau kerjakan," ucap Haven. Dia pun menatap ke arah lain ketika merasa ada keraguan di hatinya. "Cari tahu tentang kakek Lee dan semua anggota keluarganya yang tinggal di kota ChesterLand ini, lalu kabari aku secepatnya."
"Baik, Kakak Clark. Aku akan segera meminta seseorang yang memegang kota ChesterLand untuk menyelesaikan tugas ini. Kau akan segera mendapatkan datanya secepat mungkin."
"Oh, iya, Kakak Clark." Camela tiba-tiba memberi isyarat kepada salah satu anak buahnya. Setelah pria kekar itu datang dengan membawa sebuah kotak, lalu Camela membukanya.
"Bukankah ini milik Kakak Clark? Kau tidak menggunakannya sejak tiga tahun terakhir." Camela menyerahkan Royal Express MasterCard dengan hati-hati.
Haven meraih kartu itu setelah Camela memberikannya, kemudian dimasukkannya ke dalam dompet hitam yang sudah sangat lusuh dan tidak layak pakai.
Kekuatan Haven yang sesungguhnya telah berada dalam genggaman, setelah tiga tahun lamanya dia meninggalkan semua kekayaan dan kekuatan yang dimiliki sebagai seorang dewa perang miliarder paling ditakuti di dunia militer dan martial arts.
Royal Express MasterCard adalah sebuah BlackCard nomor satu terlangka. Di dunia ini, hanya ada tujuh kartu sejenis itu. Hanya orang-orang khusus dan terpilih yang diundang oleh pihak bank dunia. dengan kekayaan minimal 100 miliar dollar yang mampu memilikinya, itu pun harus memenuhi syarat seleksi.
Haven telah lama meninggalkan BlackCard itu lebih dari tiga tahun sejak menjadi menantu keluarga Lee dan meninggalkan tahta dewa perang negara obat.
"Kakak Clark, aku akan meminta anak buahku untuk mengantarmu pulang," kata Camela sembari menunduk hormat setelah menyerahkan kartu itu.
Haven menatap Camela sebentar. Dia berpikir, lebih baik pulang sendirian daripada harus di antara dengan sederet mobil mewah yang membuat keluarga Lee yang melihatnya menjadi curiga. "Tidak perlu. Cukup urus saja motor kesayanganku dan tugas kecil dariku."
Haven meninggalkan Camela, menuju pulang ke kediaman keluarga Lee.
Camela segera memerintahkan anak buahnya untuk membawa motor milik Haven menuju bengkel. Camela mulai menghubungi seseorang yang saat ini memegang kendali dan data penduduk Kota ChesterLand, seseorang itu adalah CEO Garrick Blackton.
Kediaman keluarga Lee.
Baru saja Haven melangkahkan kakinya memasuki rumah kediaman keluarga besar Lee, tiba-tiba ibu mertuanya sudah berdiri di ruang tamu.
"Dari mana saja kau?"
"Bukankah seharusnya kau berada di rumah dan memasak untuk keluarga kita? Tapi kenapa kau malah pergi keluyuran?" ceroros Callysta, ibu mertua dengan raut wajah membenci.
Sejak siang tadi, Haven tiba-tiba saja menghilang. Padahal sorenya, dia harus membuat makan malam untuk seluruh anggota keluarga Lee.
Akan tetapi, sore ini Nenek Pricilla Lee harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli makanan di luar. Jika tidak, mereka akan kelaparan sampai menunggu Haven pulang malam ini.
"Dasar manusia tidak berguna! Ceraikan cucuku sekarang juga! Aku muak dengan adanya seonggok sampah seperti dirimu di rumahku!" Suara keras dan memekakkan telinga tiba-tiba keluar dari mulut Nenek Pricilla Lee dengan raut wajah galak.
Nenek Pricilla Lee adalah kepala keluarga yang memimpin seluruh kehidupan keluarga Lee, termasuk Lee Group. Dia lah sang presiden direktur utama perusahaan Lee Group.
Wajah keriputnya memerah. Jika wanita tua itu sudah marah, tidak ada anggota keluarga satu pun yang berani menyinggung atau membantahnya.
"Apa kau lupa dengan tugasmu? Kau di sini hanya menumpang hidup, tapi beraninya kau pergi tanpa pamit!" geram Nenek Pricilla.
"Nenek, aku minta maaf. Siang tadi aku hanya pergi mencari istriku untuk memberikan hadiah kejutan di hari ulang tahun ke tiga pernikahan kami," ucap Haven menunduk.
Seketika nenek Pricilla membelalakkan mata. "Untuk apa kau mencari cucu perempuanku? Apa kau ingin mempermalukannya di depan rekan bisnis dengan keadaanmu yang menyedihkan ini?"
"Tidak, Nenek. Justru Alice lah yang berbuat memalukan. Dia berselingkuh dengan pria lain," ucap Haven tak berdaya.
Seketika nenek Pricilla tertawa. "Hahaha. Memangnya kenapa kalau Alice bersama pria lain yang lebih kaya? Apa urusannya denganmu? Bukankah selama ini kau hanya berstatus sebagai suami saja!""Kalau bukan suamiku yang pikun itu menjodohkan cucuku dengan sampah sepertimu, aku tidak akan sudi menerimamu sebagai cucu menantu di keluarga ini!" Haven menunduk. Dia mengira jika mengatakan itu, nenek Lee akan berpihak padanya. Akan tetapi ternyata wanita tua itu tetap membela cucunya meski bersalah. "Wah ada keributan apa ini?" Cucu tertua nenek Pricilla Lee, Marvel Lee, tampak tersenyum sembari menyilangkan kedua tangannya, berjalan mendekati neneknya. Dia baru saja pulang dari restoran mewah untuk makan malam dan menghabiskan uang bersama teman-temannya. "Hei, kau pulang juga? Kukira kau sudah pergi meninggalkan kota ini karena takut kepada kakak Garfield Blackton," tanya Marvel Lee. "Marvel, bicara apa kau ini?" tanya Callysta terkejut. "Apa Bibi Callysta tidak tahu? Siang tadi, s
Dua pria berbadan tinggi tegap berdiri menutup jalan ketika Haven memasuki pintu masuk perusahaan Galaxi Company, tepat di dekat bagian resepsionis perusahaan. "Aku kemari ingin bertemu dengan CEO Garrick Blackton, kami sudah janjian pagi tadi," ucap Haven. Kedua pria security saling pandang memandang setelah mendengar ucapan seorang pria berpakaian lusuh, yang mirip gelandangan dan mangaku-ngaku akan bertemu CEO mereka yang begitu terhormat. Sangat mustahil seorang CEO Garrick Blackton ingin bertemu dengan seorang gelandangan kan? "Hey, jangan mengada-ngada. Memangnya siapa kau? Cepat keluar dari sini sebelum kami menyeretmu keluar dengan cara kami sendiri!" perintah pria security berbadan gempal. Haven menghembuskan napasnya pelan, wajahnya mencoba seramah mungkin sambil tersenyum. "Aku tidak akan pergi sebelum bertemu dengan CEO Garrick Blackton! Jika kalian tidak mengijinkanku masuk, tolong beritahu dirinya jika pria bernama Haven Clark sudah berada di loby," ucap Have
Garrick Blackton kembali berdiri, dia melihat pakaian Haven tampak basah dan ada sebuah gelas di tangan Rosei. Tubuh pria berbadan gempal itu bergetar hebat, giginya gemeletukkan menahan amarah. Sebuah bencana besar akan dia rasakan akibat dari perbuatan pegawai perusahaannya itu. Pria dengan wajah garang dan rambut disisir ke belakang itu membalikkan tubuhnya ke belakang. Dia lalu menampar wajah Rosei dengan sangat kuat. "Tutup mulut kotormu itu, Rosei! Kau benar-benar wanita berotak bintang! Apa yang telah kau perbuat kepada Kakak Clark? Apa kau tidak tahu siapa Kakak Clark? Dia adalah-" Ketika akan menyebutkan identitas Haven yang sesungguhnya, CEO Garrick teringat jika identitas sosok Clark sangat dirahasiakan. Jika sampai mulut busuknya keceplosan, tamat sudah riwayatnya. Camela Wycliff meminta Garrick Blackton untuk tetap menutupi identitas Haven Clark yang sesungguhnya, atas permintaan Haven sendiri kepada Camela. Karena dia lebih suka sebagai pria biasa meski memiliki l
Meskipun Rosei terus berusaha bernegoisasi, tapi sosok Garrick bukanlah pria yang mudah begitu saja memaafkan seseorang. Pukulan dan tamparan terus melayang. Rosei layaknya seekor kuda betina yang dipacu keras oleh penunggangnya. Rosei menyadari bahwa apa yang dia lakukan terhadap Haven salah di mata Garrick. Untuk itu dia mencoba memohon kepada Haven untuk membujuk CEO Garrick agar mau mengampuninya. Rosei berusaha bernegosiasi. Haven acuh tak acuh tersenyum. "Kurasa kau menikmatinya." "Tak kusangka ternyata kau lebih menjijikkan daripada seorang menantu sampah," ucap Haven. Suara desahan Rosei semakin tidak nyaman untuk didengar dan sangat liar. Wanita itu kini semakin tak punya malu lagi untuk mengekspos kenikmatannya. CEO Garrick kemudian mengajak Haven untuk naik ke ruangannya agar telinga mereka tidak terkotori oleh suara dari mulut wanita murahan. "Mari, Kakak Clark, saya akan membawa anda ke ruanganku untuk membicarakan hal penting." Haven menganggukkan kepala. "Ya,
Wajah segerombolan pria itu sedikit terkejut ketika melihat aura Haven Clark seperti seorang pembantai. Sebagai seorang pengawal, tentu saja mereka tak boleh takut meski makhluk pencabutan nyawa datang sekalipun. Pria berbadan gempal yang berdiri paling depan mencoba bersikap berani dan tegas. "Apa? Kau ingin bertemu dengan pengacara Bliss? Hmm, baiklah, tapi sebutkan dulu siapa namamu dan kami akan memberitahumu apakah kau boleh masuk atau tidak!" "Namaku Haven Clark, menantu keluarga Lee." Haven mengulangi namanya lagi. "Katakan kepada pengacara Bliss jika aku ingin menemuinya hari ini," ucap Haven dengan tatapan dingin. "Aku tidak mau mendengar alasan dia tidak mau menemuiku!" Pria berbadan gempal mengerutkan setelah mendengar jawaban itu, yang dia tahu, pengacara Bliss adalah mantan pengacara sekaligus kepercayaan keluarga Lee. Seseorang dari mereka berjalan masuk setelah mendapat perintah dari pria berbadan gempal. Beberapa menit kemudian, pria itu keluar mengatakan
"Winnie Lee, dia adalah salah satu cucu perempuan Tuan Lee," ucap pengacara Bliss. "Bicaralah dengan benar, Tuan Bliss!" Haven mencengkeram semakin erat. Kepalan tangan kiri Haven berhasil membuat pengacara Bliss membongkar kejahatannya sendiri. "Turunkan aku dulu, Haven! A-aku kesulitan bernapas." Haven menuruti pria itu, setelahnya pengacara Bliss menjelaskan jika dia melakukan semuanya demi sebuah uang dan kedudukan. Tiga tahun lalu, pengacara Bliss telah mengganti nama Winnie Lee menjadi Alice Lee. Dia juga pelaku dibalik kecelakaan yang merenggut nyawa kakek Lee setelah sang kakek membuat surat wasiat. Pengacara Bliss melakukan itu semua karena membutuhkan uang yang banyak untuk anak dan istri hasil dari selingkuhannya, sedangkan perekonomiannya dulu sangat terbatas, itulah sebabnya dia menerima permintaan dari Robert Wallace, putra sulung keluarga Lee. Robert adalah tipikal manusia gila harta. Dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau, meskipun
Golden Light Club, Haven melangkahkan kakinya menaiki tangga kecil bagian depan. "Tunjukkan kartu membermu?" cegat seorang pria. "Aku tidak punya, Pak. Tapi kedatanganku kemari hanya ingin menemui seseorang." "Hanya para member klub saja yang diperbolehkan masuk. Jadi, pergilah dari sini dan jangan coba-coba membohongi kami!" ucap pria itu. "Bahkan jika kau ingin menjadi bagian dari member klub agar memiliki akses untuk masuk Golden Light Club kami, itu tidak akan bisa!"Ya, karena pendaftaran member hanya dibuka oleh Golden Light Club setiap bulannya. Jika seseorang ingin menjadi member, dia harus menunggu satu bulan lamanya. Klub telah lama menerapkan sistem itu. Golden Light Club baru saja membuka member beberapa minggu lalu, setidaknya harus menunggu seminggu lagi agar dibuka kembali. "Pak, bisakah kau mengijinkanku masuk sebentar saja. Ada hal penting yang mengharuskanku untuk menemui seseorang di dalam sana," ucap Haven, berharap beberapa pria di pintu masuk klub itu tidak
"Tuan Storm, pertemuan kita tidak lebih untuk sebuah negoisasi kerjasama, jadi jangan macam-macam," ucap Winnie penuh ketakutan. Winnie duduk dan meringkuk ketika Storm mendekatkan wajahnya yang begitu jelek dan menakutkan ke arah bibirnya. Storm berbicara tepat di depan wajah Winnie yang memucat. "Asal kau tahu, Winnie. Aku telah mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk mendapatkanmu."Storm tertawa terbahak-bahak. Sementara Winnie bergetar ketakutan sampai ingin menangis. Tetapi sebagai wanita tangguh, Winnie mencoba menahan air matanya. Winnie tak menyangka jika pertemuan dengan Storm McKay akan seperti ini. Dia masih tidak rela jika kesucian yang dia jaga selama ini direnggut oleh pria yang bukan impiannya, apalagi tuan muda McKay sangat mengerikan dan terkenal sangat brutal. Storm mencengkeram Winnie dan menjepitnya ke sisi ranjang, lalu menaikkan dagu gadis itu dan mendekatkan wajahnya yang ketika tersenyum tak ubahnya mirip kuda nil. "Tuan Storm, tolong lepaskan saya." W
Pria itu adalah Si Harimau Gunung, dia adalah pemimpin organisasi bawah tanah. Harimau Gunung adalah kakak dari Harimau Kumbang.Malam ini, dia tiba-tiba mendapatkan kabar bahwa adiknya tewas di depan hotel milik salah seorang keluarga terpandang di kota ChesterLand. Dari rekaman keamanan hotel, Harimau Kumbang dibunuh oleh sesosok pria muda yang tidak diketahui identitasnya.Saat itu, seorang pria bersama anak buahnya berjalan masuk. Namun, terdapat perban di jarinya. Di, si Rubah Hitam telah kembali ke markas setelah mengalami pengalaman yang sangat pahit.Harimau Gunung memicingkan matanya melihat tangan si Rubah Hitam. “Ada apa dengan tanganmu? Apakah kau telah menyelesaikan tugasmu?” Harimau Gunung dan Rubah Hitam memiliki hubungan yang dekat, mereka masih sepupuan. “Kakak, maafkan aku. Aku gagal menjalankan tugas darimu, karena seseorang telah mencampuri urusanku,” ucap si Rubah Hitam dengan kepala menunduk.“Lalu, ada apa dengan tanganmu?” tanya Harimau Gunung. Sebelum perg
Si Rubah Hitam tersenyum remeh, dia merasa terlalu percaya diri. Bahkan, si Rubah Hitam menganggap Haven terlalu naif untuk beradu panco dengannya.“Anak muda, kenapa kau hanya diam saja? Apakah kau tidak berniat untuk mengalahkanku?” Haven hanya tersenyum, dia menatap si Rubah Hitam dan berkata. “Aku hanya berpikir bahwa lenganmu tidak akan sanggup menahan jika aku memberimu perlawanan.”Si Rubah Hitam menggertakkan giginya. “Anak muda, aku minta tarik kembali kata-katamu itu. Apakah kau tidak tahu siapa aku?” Semua orang terkejut. Bagaimana bisa pria muda ini tanpa rasa takut secara terang-terangan mengatakan bahwa si Rubah Hitam akan kalah dalam berpanco dengannya? Dia adalah pria pemberani, tetapi dia menggunakan keberaniannya dengan orang yang salah. Beberapa pegawai hotel pria yang saat ini diikat oleh sekelompok anggota si Rubah Hitam, tidak memiliki harapan apapun dengan sesosok Haven yang tampak tidak meyakinkan.Sedangkan, beberapa pegawai perempuan yang berdiri di meja
“Kakak, mereka semua ini hanyalah orang-orang yang lemah. Lebih baik kita lakukan saja tugas kita sekarang dan bawa semua uang yang berada di tempat ini.” Salah seorang berkata sembari mendekati seorang pria dengan tato di jidat sebelah kiri. “Hahaha, kau benar, semua orang yang berada disini hanyalah manusia lemah.” Usai mengatakan itu, pria bertato kembali berkata. “Hmm, apakah tidak ada seorangpun dari kalian yang berusaha menjadi seorang jantan? Ayo, siapa yang ingin berhadapan denganku untuk yang terakhir kalinya.”Semua orang terdiam dengan kepala menunduk, hal itu membuat si pria bertato tertawa terbahak.“Bagaimana jika adu panco denganku?” Seketika pria bertato itu menghentikan tawanya. Dia menatap seorang pria asing yang berani menantangnya adu panco.Dalam sekejap, semua anak buah pria bertato yang berjumlah sekitar empat orang, tertawa terbahak-bahak.Apa? Pria muda bertubuh kurus ini ingin mengajak adu panco si rubah hitam? Apa dia sedang bercanda?Pria bertato itu bern
“Tidak mungkin! Aku berani bersumpah jika sampah berandalan itu hanyalah seorang pria miskin yang tidak berguna.” Donald kembali berkata. “Ayah, bukankah kau juga telah tahu jika dia hanyalah mantan menantu sampai di keluarga Lee selama tiga tahun lamanya? Sangat mustahil jika dia yang telah melakukan semua ini kepada kita.”Baul tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Bahkan hanya untuk memikirkan siapa yang telah melakukan ini, dia sama sekali tidak bisa lagi menggunakan pikirannya dengan jernih.Baul Owen menggelengkan kepalanya. Memang benar apa yang dikatakan oleh putranya, jika sangat mustahil bagi sampah berandalan itu yang melakukannya. Dia hanya pria miskin yang bahkan tampaknya baru saja melarikan diri dari hotel miliknya secara diam-diam karena tak memiliki uang sepeserpun.Tetapi, Baul tidak tahu siapa yang telah membuat perusahaannya bangkrut dalam waktu sesingkat ini. “Ayah, bagaimana ini, apakah kita akan hidup miskin mulai hari ini?” Donald nampaknya sangat gelisah d
“Ayah, sepertinya Harimau Kumbang tidak hanya ingin membuat sampah berandalan itu cacat, melainkan membunuhnya,” ucap Donald Owen. “Ya, Harimau Kumbang tampaknya sangat marah karena sampah berandalan itu berani membuat anak buahnya tidak bernyawa, hingga membuat Harimau Kumbang membunuh sampah berandalan itu.” Baul Owen menganggukkan kepala.Meskipun tidak bisa membuat Haven Clark merasakan rasa sakit dan menjalani kehidupan yang mengerikan dimasa depan, setidaknya dendam Donald Owen sudah terbalaskan. Namun, apa yang dilihat oleh anak dan ayah itu membuat siapa saja pasti akan roboh ke tanah. Saat asap itu perlahan-lahan menghilangkan, sebuah pemandangan yang mengejutkan terpampang dengan jelas.Harimau Kumbang, sudah tergeletak tak bernyawa lagi dengan mengeluarkan darah dari mulutnya.Dadanya membentuk cekungan yang cukup dalam, seperti bekas terhantam besi baja. Dapat dipastikan tulang dadanya telah hancur berkeping-keping.Di tempatnya berdiri, Haven melihat jam di ponselnya.
Detik ini, bukan hanya keluarga Owen yang terkejut. Tetapi ekspresi wajah Harimau Kumbang ikut berubah setelah melihat kemampuan Haven Clark.Harimau Kumbang mengernyitkan dahinya. Dia semakin yakin bahwa bocah sialan bernama Haven Clark, bukanlah bocah sembarangan, melainkan seseorang yang memiliki kemampuan bertarung di atas rata-rata.Dia menatap ke arah delapan anak buahnya yang kini telah terhempas sejauh lebih dari lima meter, seolah mereka baru saja menerjang badai. Delapan pria itu dapat dipastikan sudah tak bernyawa lagi.Pergerakan serangan delapan anak buahnya, bagi Harimau Kumbang itu adalah gerakan serangan yang cukup cepat. Namun, dia tidak mampu melihat pergerakan serangan Haven yang dilakukan secara tiba-tiba. Sebelumnya, Harimau Kumbang sangat yakin jika delapan orang anak buah yang sangat dia percayai memiliki kemampuan bertarung di atas rata-rata, mampu membunuh bocah sialan bernama Haven Clark dalam sekali pukulan saja.Tetapi, ternyata perkiraannya melesat jauh.
Mendengar ucapan Harimau Kumbang, Baul Owen dan Donald Owen merasakan seolah secercah harapan kembali didapatkan olehnya. Harimau Kumbang akan membantu keluarga Owen, tanpa adanya permintaan dari Baul Owen.Donald dan ayahnya yakin, jika Haven kali ini tidak akan sanggup menghadapi Harimau Kumbang, meski untuk bertahan lima detik saja.Saat itu, Haven masih berdiri membelakangi kelompok Donald Owen yang berdiri disana. Dia terpaksa menghentikan langkahnya karena tampaknya sekelompok orang milik Harimau Kumbang ikut ke tempat itu juga.Benar saja, dalam hitungan kurang dari sepuluh detik, dua mobil melaju dari arah jalan raya dan berhenti di belakang mobil milik Harimau Kumbang. Sekelompok pria berjumlah sekitar delapan orang melompat keluar dari kedua mobil itu. Aura sekelompok petarung yang hebat seketika menyeruak mendominasi tempat itu.Delapan pria itu adalah para anak buah si Harimau Kumbang, dia tidak datang seorang diri, melainkan membawa orang-orang bawahannya.Setiap Harima
Tepat pada saat itu, tiba-tiba dari arah jalan muncul sebuah mobil besar dengan suara yang menderu.Mobil berwarna hitam itu berhenti tepat di tempat parkir hotel. Begitu pintu kemudi terbuka, seorang pria dengan tubuh tinggi besar melompat keluar dari mobilnya.Pria bertubuh besar itu mengedarkan pandangan matanya, sebelum tatapannya terhenti ke arah beberapa orang yang tengah berdiri dengan beberapa mayat yang tergeletak di sana.“Siapa orang yang telah berani menyambutku dengan sangat tidak sopan? Apa dia cari mati?!” Pria itu berkata dengan nada suara yang berat dan terdengar sangat menakutkan. Pria dengan pakaian jaket kulit yang terbuat dari kulit harimau asli, melangkah mendekat dengan wajah yang cukup galak dan tatapan mata dingin.Di tempatnya berdiri, Baul Owen tertegun sejenak melihat siapa yang datang, sebelum dia akhirnya tersadar siapa sosok pria yang datang di tempat ini.“Tu-Tuan… Tuan Harimau Kumbang.” Baul Owen segera memberi sapaan begitu menyadari siapa sosok pria
Kesebelas pria berpakaian serba hitam, telah berdiri mengelilingi Haven dalam hitungan detik setelah mendapatkan perintah dari Baul Owen.Di tempatnya berdiri, Donald Owen berkata dengan lantang sembari menunjuk penuh kebencian. “Cepat, patahkan kedua kaki dan tangannya sebagai pelajaran si sampah berandalan itu!” Salah seorang dari kesebelas pengawal Baul Owen, yang tidak lain adalah pemimpin dari semua pengawal yang dibawa oleh keluarga Owen, menganggukkan kepala. “Jangan khawatir, Tuan Muda, seorang pria sampah semacam ini akan sangat mudah bagi kami untuk membuatnya cacat seumur hidup.” Pemimpin pengawal itu menoleh ke arah Donald saat menjawab dengan sangat yakin.“Hahaha, bagus, aku percaya sepenuhnya padamu! Patahkan tulang kaki dan tangannya, lalu tarik sekuat tenaga. Aku ingin melihat dia merasakan sakit yang paling menyakitkan dari apa yang kurasakan saat ini,” ucap Donald dengan tatapan mengkilat tajam.Baginya, kehilangan Anya adalah rasa sakit terhebat yang begitu menya