"Gilaa..!! Apakah sedahsyat itu omset penyelenggaraan kompetisi gelap ini..?!" seru kaget Gatot."Hehe. Marsha adalah salah satu pemenang taruhan bernilai 1 triliun Gatot, dan itu masih di level area," ucap David."Waww..!! Beruntung sekali kau Marsha..!" kini semua mata kecuali Bara dan David, memandang Marsha dengan penuh kekaguman."Dan uang di rekening Ayah ini juga adalah hasil kemenangan orangtua kita pada taruhan di kompetisi itu, nilainya 500 miliar rupiah di saldo rekening," Dimas berkata, seraya melambaikan buku rekening atas nama ayahnya itu."Ahhh..!" mereka semua berseru lalu terdiam. Mereka semua paham kini, bahwa pihak yang mereka lawan adalah pihak yang superior! Pihak yang memiliki dana, kekuatan, kekuasaan, serta jaringan yang luas di dunia internasional."Ya, dana di rekening Ayah saya ini akan menjadi dana operasional misi kita nantinya. Karena dana 500 miliar ini adalah milik kita bersama," ucap Dimas lagi."Ok. Mari sekarang kita bicarakan langkah kita selanjutny
"Mas Bara, hati-hati ya sayang. Menangkanlah kompetisi itu dan kembalilah pada Resti ya Mas," ucapan Resti terdengar serak dan penuh kecemasan.Ya, Resti kini tahu artinya jika Bara berada di vila. Itu artinya kekasihnya itu akan kembali bertarung hidup mati, dalam kompetisi gelap yang akan berlangsung."Resti, tenanglah. Mas pasti akan kembali padamu dalam 3 hari mendatang, mas janji sayang," ucap Bara lembut."Rasanya Resti ingin Mas Bara menjalani saja hukuman di penjara selama 7 tahun, tanpa pertarungan hidup mati seperti ini Mas. Resti takut Mas, bagi Resti kompetisi ini bagaikan vonis mati untuk Mas Bara yang berjalan secara perlahan. Tsk, tsk!" "Resti sayang ... tenanglah. Mas pasti bisa melewati ini semua dengan dukungan dan do'a dari Resti ya. O ya, bagaimana kabarnya Ayah dan Mamah, Resti..?""Aamiin Mas Bara. Ayah dan Mamah baik-baik saja Mas. Ayah saat ini tengah mencari dana, untuk mencapai jumlah deposit minimal dari suplier besar di negeri ini Mas. Sementara Mamah sepe
"Jarot..! Aku ikut pasang 10 juta atas nama Sang Kaisar..!" Barjo berseru memanggil seraya memilin kumisnya. Saat dia melihat Jarot tengah melintas seraya membawa buku catatan kolektif taruhan, bersama Paul dan Didin.Tampak kebanggaan di wajahnya, saat dia mengucapkan kata 'Sang Kaisar' pada pasangan taruhannya."Boleh banget Pak Barjo. Ok, 10 juta saya terima ya Pak Barjo," ucap Jarot senang, setelah menghitung uang yang diberikan Barjo lalu mencatatnya."Luar biasa Sang Kaisar kita itu. Dia benar-benar memberi kemakmuran bagi penghuni Blok D. Pasangan para rekan kita tak ada yang di bawah 5 juta rupiah. Ini menunjukkan kemakmuran kita meningkat pesat. Hahaa..!" ucap Paul ikut merasa senang, melihat nilai taruhan rekan-rekannya di Gang 5."Sepertinya kita akan betah di sini dan malas untuk bebas ya Rot..? Hahahaa..!" Didin ikut berseloroh."Hahahaa..! Bisa saja kau Din. Dasar semvak reject..! Hahaa..!" celetuk Jarot terbahak."Ahh, kau Jarot. Dasar 'kondom expired'..! Hahahaa..!" Di
"Bara, sebetulnya paman tak ingin merepotkanmu lagi, setelah bantuan 'besar' yang kau berikan pada kami kemarin. Tapi ini apa tak terlalu berlebihan Bara..? Paman sebenarnya saat ini hanya membutuhkan 50 miliar saja untuk deposit di suplier textille terbesar di negeri ini Bara, uang ini terlalu besar bagi paman," ucap Rudi apa adanya."Paman, uang Bara adalah uang Paman, Tante dan juga Resti. Pakai sajalah untuk pengembangan bisnis yang lebih besar lagi, mungkin Tante juga butuh untuk pengembangan bisnisnya juga. Pakai saja Paman, Bara percaya sama Paman sekeluarga. Karena Bara sudah tak memiliki siapa-siapa lagi selain kalian, yang sudah Bara anggap keluarga Bara sendiri. Mohon diterima ya Paman," ucap Bara penuh ketulusan.Bara merasa sangat senang dengan kejujuran Rudi, yang berkata hanya membutuhkan seperlunya saja. Bagi Bara hal itu malah menunjukkan, bahwa sebenarnya Rudi adalah orang yang jujur, dan tidak tamak akan uang yang bukan miliknya.'Semoga saja sikap sombongnya telah
Gilaa..!Sebuah jumlah yang pastinya akan 'membuat' bandar pertaruhan mengalami 'depresi berat' dalam pertaruhan kali ini."David. sebaiknya memang pemasang taruhan dari pihak kita diatur secara bergilir. Karena pasti namamu, Brian, dan Marsha, sudah masuk dalam blacklist mereka. Dan jika semua dari kita telah pernah menang taruhan, maka kita harus mencari pihak yang bisa kita ajak kerjasama dalam taruhan itu.""Benar Bara. banyak juga petaruh-petaruh smart dari luar negeri yang kuketahui memasang 10 milyar dengan 5 kali pemasangan di menit yang berbeda. Karena jika salah satunya menang saja mereka tetap mendapatkan 100 miliar, dikurangi 40 miliar pasangan yang gagal maka 60 miliar bersih mereka dapatkan.Bandar pertaruhan akan menangguk untung besar kali ini karena rata-rata petaruh luar negeri memasang atas kemenangan 'Trenggiling Siluman' Bara," ungkap David. "David, malam nanti aku akan mencoba menjatuhkan 'Trenggiling Siluman' di menit ke 12. Konfirmasikan saja waktu itu pada Di
"Kau benar Freedy, tapi sampai kapan..? Waktuku berada di negeri ini sangat terbatas, karena aku juga harus membantu bisnis Ayah," keluh Leonard."Semoga tak lama lagi Leonard. Aku akan mengerahkan orang-orangku untuk mencarinya.""Tapi bagaimana pun, terimakasih Freedy. Kau dan Angga adalah sahabat terbaikku di sini. O ya, bagaimana dengan Angga ya..? Kenapa dia belum juga kembali bersama kita di sini..?""Sepertinya tak lama lagi dia akan kembali bersama kita Leonard.""Semoga begitu Freedy, tak lengkap rasanya jika kita hanya berdua saja," ucap Leonard, sesungguhnya dia merasa lebih cocok dengan Angga dibanding dengan Freedy ini.Freedy dinilainya terlalu hambar jika bicara soal wanita.'Seolah pria tanpa nafsu saja', bathin Leonard."Baik Freedy, boleh aku pakai mobilmu sekarang..? Aku ingin berjalan-jalan sejenak melepaskan penat ini Freedy. Aku ingin ke bar yang tak jauh dari sini, atau kau hendak ikut..?" ucap Leonard seraya bertanya."Pakai saja mobilku Leonard, itu kuncinya d
Rupanya tempat yang dituju adalah gedung arena yang sama, dengan saat pertarungan semi final kemarin. Hanya saja kali ini calon penonton di sekitar gedung dan suasananya memang nampak lebih semarak dan ramai, bila dibandingkan pada saat pertarungan semi final sebelumnya. Seperti biasa, Bara langsung di kawal menuju ke ruang tunggu masuk ke arena. Sementara David dan Clara langsung masuk ke dalam gedung arena kompetisi, lalu duduk di kursi khusus yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara.David dan Clara menyempatkan melihat ke sekeliling penonton. Dan mereka menemukan kali ini banyak penonton luar negeri, yang datang menyaksikan pertarungan final di kompetisi level area itu. Jauh lebih banyak, dibanding saat pertarungan semi final sebelumnya di tempat yang sama.Bip.! Bip.! Masuk dua notifikasi chat di ponsel baru David pada saat yang hampir bersamaan.Dimas : "Ok David, pasangan taruhanku 300 miliar baru saja di terima tanpa kendala. Sesuai rencana." emot jempol.Balas : "Sip
"Hahhh..!""GILAA..!!" "Kecepatannya melebihi kilat..!!" "Oh..! So fast..!" "Damn..!" "Hidup Sang Kaisar Prodeo...!!!"Gedung arena kompetisi itu pun kembali 'pecah' oleh sorak sorai, tepuk tangan, dan seruan kaget semua penonton.Para pro Bara kembali bersemangat meneriakkan jagoannya itu. Mereka ikut bangga Bara bisa membalas atraksi Dirga yang dahsyat, dengan atraksi yang tak kalah menghebohkan.'Gilaa..! Ilmu meringankan tubuhnya jelas-jelas berada di atasku..!' gumam bathin Dirga, terkejut tak menyangka."Baiklah! Aku akan langsung menggempurnya dengan dua aji andalan milikku saat bel berbunyi nanti', bathin Dirga lagi.Setelah beberapa saat kemudian. Usai stasiun channel khusus memperkenalkan profil kedua petarung itu melalui pembawa acara siaran livenya, maka ...TEENNGG...!!!Pertarungan pun dimulai.Seth..! DAMBBH..!!Dirga lentingkan tubuhnya ke atas lalu turun berputar bak gasing, hingga akhirnya mendarat dengan hentakkan keras kedua kakinya di lantai arena.Gedung aren
Taph..! Tak salah memang Bara menjuluki Brian sebagai sahabat tercepat setelah dirinya, dalam hal ilmu meringankan tubuh. Bara pun terselamatkan dan langsung di bawa oleh Brian, ke tempat agak jauh dari arena pertarungan. Para sahabat pun berlesatan cepat menghampiri Brian, untuk melihat kondisi Bara yang masih tak sadarkan diri. Gatot langsung menotok beberapa titik di tubuh Bara. Untuk mempercepat dan memperlancar sirkulasi darah dan energi di tubuh Bara. Akhirnya, para sahabat memutuskan untuk meninggalkan area pertarungan final malam itu. Mereka pun berniat kembali ke kediaman Joseph, yang saat itu masih setia menanti mereka. Tampak wajah Joseph pucat pasi dilanda ketakutan, akibat merasakan kondisi alam yang tadi bagaikan hendak kiamat. Namun rasa cemasnya atas keselamatan Bara cs, membuatnya tetap bertahan menanti di posisinya. Sungguh orang yang tabah dan setia kawan si Joseph ini. Dimas dan Leonard memutuskan ikut ke rumah Joseph, setelah mereka melihat kondisi Bara.
Lengkap sudah tiga elemen langit, es, dan bumi menyatu..! Dalam satu badai gelombang power raksasa di sekitar Bara.Semua orang yang berada di sekitar arena pertarungan itu, mereka langsung bergerak secepat mungkin. Untuk menjauh dari lokasi pertarungan, yang bagaikan sedang dilanda kiamat itu. Bahkan dua helikopter yang tersisa di udara, mereka hanya bisa mengambil gambar itu dari jarak yang sangat jauh. Tentu saja mereka bergidik ngeri, setelah melihat dua helikopter rekan mereka yang sudah menjadi bangkai. Tanpa ada satu pun penumpangnya yang bisa selamat. Dengan saling menguatkan tekat. Keempat sosok lawan Bara secara bersamaan bergerak, menyerang dan menerjang..! "Hiyaahh...!! Haaurmmsh.!! Hiyaathh..!! Huuppsh..!!" Keempat sosok itu serentak melesatkan pukulan andalan mereka ke arah Bara. BLANNGGGKSHHZTT...!!!! Sebuah gelombang besar bak bola energi raksasa pun melesat deras ke arah Bara. Gelombang energi yang tercipta dari 4 serangan lawannya tersebut, terdiri atas berb
"Tembak..!" seru Dimas, saat dia melihat para sniper penyelenggara mulai menarget ke arah Bara. Splazth..! Splatsh..! ... Splatzh..! Dengan serentak para sniper Pasukan Super Level segera melesatkan pelurunya. Clakh..! Clakhs..! Clapsh..! Claksh..! ... Clakgssh..! Dan seluruh sniper pihak penyelenggara pun terhentak tewas, dengan kepala berlubang.! Karena memang mereka sudah dalam target para sniper Pasukan Super Level sejak tadi. Seth..! Sethh..! Sethh..! Sang Jendral, Freedy, dan Pandu, yang melihat Hong Chen sudah bergerak menyerang Bara. Akhirnya mereka semua pun ikut melesat, hendak menyerang Bara. Para sahabat yang melesat juga telah bersiap dengan ilmu pamungkas mereka masing-masing. Ajian 'Sayap Pembelah Langit' disiapkan oleh Brian, ajian 'Tendangan Halilintar Semesta' disiapkan Sandi, Gatot siagakan 'Jari Singa Neraka'nya, dan David juga telah menyiapkan ilmu 'Tapak Budha Mengguncang Langit' miliknya. Seth..! Sett..! Dimas dan Leonard juga tak mau ketinggalan, mere
Langit bagai terbelah, saat menyambar sebuah kilatan halilintar bercahaya keemasan ke arah tangan Chen Sang yang teracung. Dan nampaklah kini, betapa tangan kanan Chen Sang di selimuti cahaya keemasan yang berkeredepan menyilaukan. Sebuah cambuk dengan 3 lidah petir berkilat-kilat, dengan mengeluarkan bunyi tegangan listrik yang mengerikkan di udara. Krrtzzh...! Krttzzkh..!! Krrttzzsk..!!Bara melirik ke arah timer, yang menunjukkan pertarungan sudah berada di menit ke 21. 'Hmm. Apa boleh buat, ini terpaksa', bathin Bara resah. "KALIAN SEMUA YANG DI BAWAH..! MENYINGKIRLAH LEBIH JAUH..!!" seru Bara memperingatkan, dengan lambaran tenaga dalamnya, pada semua orang yang berada di sekitar arena. Seketika semua orang di bawah pun bergerak menjauhi garis batas arena. Hati mereka semua sama berdebar. Ya, mereka semua sangat sadar, kiranya puncak pertarungan final telah tiba. Dan 'Pukulan Dua Naga' pamungkas Bara pun di siapkan tanpa ragu lagi. "Hyaarrghks...!!" Blaatzhs..!! Blaatzks
"Terimalah ini bedebah.!" Byaarshk..!! Chen Sang berseru keras, seraya kembali meledakkan energi dalam dirinya. Kini nampak sosoknya berubah di selubungi cahaya hitam pekat kemerahan. Inilah ilmu gabungan, antara power Naga Bumi dan ilmu 'Badai Bumi Neraka'..! Byaarshk..!!Bara juga meledakkan 'power' dalam dirinya. Seketika sosoknya berubah menjadi dua warna yang berbeda. Nampak sebagian sisik tubuhnya berwarna emas di kanannya, dan sisik putih cemerlang kebiruan di sebelah kirinya. Kedua matanya mencorong, dengan warna merah menyala dan biru berkilau. 'Ahh..! Penyelarasan dua Mustika Naga..!' seru bathin Chen Sang terkejut. Walau dia sudah mendengar dari gurunya, soal pemuda yang sanggup menyelaraskan dua power Mustika Naga ini. Namun tetap saja hatinya merasa tergetar. Melihat keindahan sekaligus kengerian 'power', di balik sosok Bara itu. Namun tentu saja Chen Sang juga sangat yakin, dengan 'power'nya sendiri. Segera Chen Sang menerapkan ilmu 'Badai Neraka Naga Bumi'nya.
Slaph..! Slaph..! Hampir bersamaan dan dengan kecepatan yang setara, Bara dan Chen Sang kini telah saling berhadapan di tengah arena pertarungan yang luas itu. Keduanya masih dalam posisi melayang tak menyentuh tanah. Keduanya nampak saling tatap dengan pandangan tajam, dalam jarak sekitar 15 meter. "Apakah kau yang membunuh kedua adik seperguruanku..?!" seru tajam Chen Sang. "Maaf, adik seperguruanmu yang mana..?" Bara balik bertanya tenang. Karena dia memang tak tahu, jika Cin Hai dan Han Jian adalah adik seperguruan dari Chen Sang. "Si Kipas Neraka dan si Naga Terbang..!" seru Chen sang geram bukan main, melihat ketenangan Bara. 'Seolah tak bersalah saja kau bangsat..!' seru hati Chen Sang murka. Nampak 4 buah helikopter dari pihak channel khusus telah terbang mengudara, di empat titik mereka dalam bentuk 'plus' di empat sisi arena. "Ohh..! Si Tukang Kipas dan si Pendek Kekar itu. Iya aku membunuhnya, karena mereka berbuat onar di negeriku," sahut Bara tersen
"Hmm. Sepertinya ini akan memakan waktu agak lama. David, konfirmasikan saja waktu pasang pertaruhan khusus pada menit ke 25 pada para rekanan kita. Pada menit tersebut akan bisa ditentukan, aku atau Chen Sang yang akan tewas," ucap Bara. Sepasang mata Bara pun langsung terpejam, bathinnya berusaha membaca alur pertarungan yang akan terjadi nanti malam. "Baraa..! Kau harus memenangkan pertarungan nanti malam, sobatku!" seru Sandi terkejut waswas, mendengar ucapan terakhir Bara. "Kau pasti menang Bara..! Jangan ragu untuk menghabisi lawanmu nanti malam!" seru Gatot yakin. 'Andai sampai kau kalah, maka aku juga akan turun arena dan menghabisi Graito..! Dialah biang kerok dari semuanya ini!' bathin Gatot bertekad."Mas Bara.! Kau harus memenangkan pertarungan nanti..!" seru Brian serak, dia sangat terkejut mendengar ucapan terakhir Bara yang sangat dikaguminya itu."Baik akan ku infokan waktu pasang taruhan itu pada seluruh rekan kita. Aku percaya padamu Bara..!" seru David mantap.
"Bara! Sebentar lagi aku landing di bandara A.A. Bere Tallo." "Ahh..! Kau merepotkan diri untuk datang Leonard. Kali ini sepertinya akan berbahaya Leonard. Apakah Marsha kau bawa serta..?" "Tidak ada alasan bagiku untuk tak berada di sisimu, saat kalian menghadapi bahaya. Tidak Bara, Marsha tak kuijinkan ikut, walaupun dia memaksa," sahut Leonard mantap. "Syukurlah Marsha tak ikut serta. Baiklah Leonard. Kau sudah datang, maka Brian akan menemuimu. Brian akan menunjukkan hotel, di mana Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan menginap. Untuk sementara kau bisa menempatinya, sambil menunggu Mas Dimas datang tak lama lagi," ujar Bara lega, mendengar Marsha tak ikut serta. Bara pun memberi arahan pada Leonard. "Baik Bara, aku mengerti." Klik.! "Brian kau berangkatlah sekarang juga ke pintu keluar Bandara. Untuk menyambut Leonard. Antarkan dia ke hotel tempat Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan bermalam. Dan temani dia hingga Mas Dimas datang, lalu kau kembalilah ke sini," uj
"Wah..! Mantap Norman..! Kau memang pandai menangkap angin surga rupanya! Hahaa..!" David merasa senang atas pasrtisipasi Norman, dalam rencana Bara cs menghabisi 'bisnis' sang Jendral. "Hahaaa..! Baik David, sementara itu dulu yang bisa kupertaruhkan saat ini. Jika ada rejeki mendadak, maka pasti akan kutambahkan taruhanku." Klik.!"Semuanya. Norman telah menyiapkan dana 9 triliun untuk bertaruh besok," ujar David, dengan wajah berseri. "Wah..! Sepertinya Graito akan nangis darah bila mengetahui hal ini. Hehe," Dimas menimpali. "Bukan hanya nangis darah Mas Dimas. Tapi nangis sambil bugil dia, kayak ODGJ baru..! Hahaha..!" timpal Gatot tergelak. "Mantap David..! Hehehe..!" seru Bara senang, seraya terkekeh mendengar celotehan para sahabatnya. Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.! Ponsel Bara kembali berdering. Klik.! "Ya Andrei." "Bara, aku mendengar dari Tuan Winston, kalau dia ikut bertaruh atas kemenanganmu di kompetisi internasional itu. Apakah aku boleh ikut bertaruh atas keme