Share

Bab 85: Harimau Penunggu Gua

Di Candracaya, sang Atmajaya Wimala melangkah mengikuti Sekar Langit yang menjadi petunjuk jalan. Setelah dewi berpakaian kombinasi putih oranye tersebut menghentikan gerakan tungkai dan berbalik, mereka pun saling berhadapan.

"Gandasastra Dewa mengatakan, bahwa dia akan menyusul ke Candracaya jika sudah menyelesaikan sastra terbarunya,” kata Sekar Langit yang selalu menjaga sikap.

Bibir Mandala membentuk senyuman manis. "Tak masalah, aku bisa sendiri sampai dia datang."

"Baiklah, saya akan mengambil dokumen di perpustakaan,” pamit Sekar Langit. “Silakan Dewa menunggu di sini sebentar.”

Tanpa menunda lagi, Sekar Langit segera berjalan ke sebuah ruangan, sementara sang Dewa yang tertinggal mengedarkan pandangan ke sekitar, sebelum mengayunkan tungkai menuju taman, di mana terdapat rerumputan hijau serta berbagai tanaman bunga-bunga kayangan.

Semula mata indah Mandala hanya terfokus pada kupu-kupu seribu warna yang beterbangan mencari nektar, tetapi kemudian, perhatiannya teralih ketika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status