Beranda / Fantasi / Sang Dewa Game - SVSS1 / Bab 85: Pernyataan Perang Bagi Musuh di Kota Hint

Share

Bab 85: Pernyataan Perang Bagi Musuh di Kota Hint

Penulis: Jajaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seorang laki-laki paruh baya terlihat sedang duduk di sofa yang ada di dalam ruangan balai kota. Tampak makanan serta minuman terhampar di meja yang ada di depannya. Dia tak lain adalah pemimpin pasukan Kerajaan Grimer yang menaklukan Kota Hint. Namanya adalah Lvein, seorang player yang memiliki level 61 dengan job class fighter. Tiba-tiba saja di saat dia bersantai itu seorang prajurit demi human memasuki ruangan lalu berlutut di depannya.

“Ada apa?” tanya Lvein sambil meneguk minuman dari botolnya langsung.

“Lapor tuan. Ada pasukan musuh menyerang, jumlah mereka sangat banyak dan sudah ada di hutan yang ada di sebelah timur benteng kota,” jawab prajurit.

“Pasukan musuh? Musuh yang mana? Kerajaan Luxurie tidak mungkin berani melanggar perjanjiannya sendiri,” tanya Lvein.

“Kami tidak tahu, yang jelas mereka sudah menggunakan sihirnya untuk memberikan peringatan kepada kita,” jawab pra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 86: Sihir Pemanggilan Undead King Airia

    Seketika itu juga tanah di padang rumput yang ada di luar benteng Kota Hint bergetar hebat bagaikan gempa bumi. Hal itu jelas membuat Lvein serta pasukannya kaget, terlebih riuh angin mulai bergemuruh kencang dari arah hutan tempat Satria berada. Tujuh lapis lingkaran sihir tampak muncul dari hutan bersamaan dengan cahaya gradasi berwarna hitam.Tak lain cahaya gradasi berwarna hitam kelam itu muncul saat menyelimuti tongkat sihir Satria. lima puluh petualang yang ada di belakang Satria juga hanya bisa berlutut di tanah karena guncangan tanah yang hebat. Mereka benar-benar tidak menyangka jika kekuatan Satria lebih mengerikan dari yang mereka bayangkan.Saat itu juga sambaran riuh angin yang bergemuruh mendadak berubah menjadi warna hitam lalu mulai turun ke tanah membentuk pusaran angin. Tak lama kemudian munculah sesosok undead tinggi besar nan mengerikan dengan full armor. Di kedua tangannya tampak memegang kapak hitam dengan lambang angin di mata kapakn

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 87: Satria vs Lvein (part 1)

    Suara dentingan senjata yang beradu dan jeritan orang-orang yang terluka mulai terdengar, tapi bisa dilihat kalau pasukan Lvein sudah terlihat kewalahan sebab undead king airia benar-benar sulit ditaklukan. Terlebih kebanyakan diantara mereka adalah prajurit dengan job class petarung jarak dekat. Sebab tadi Satria memang sejak awal menggunakan skill terkuat assassin miliknya untuk mengincar prajurit dengan job class petarung jarak jauh dan support.“Kelihatannya kau tidak peduli dengan pasukanmu sedikitpun. Apakah kau tidak khawatir mereka akan mati?” tanya Satria sambil berjalan perlahan mendekati Lvein.“Pisaunya berubah menjadi tongkat?” batin Lvein saat melihat tongkat hitam di pinggang kiri Satria.“Hah, aku tidak peduli sedikitpun dengan NPC. Mereka hanyalah pajangan di dunia ini, mau mati ataupun tidak tetap tidak akan berpengaruh kepadaku. Lagipula mereka mati karena mereka itu lemah,” jawab Lvein.

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 88: Satria vs Lvein (part 2)

    Satria dengan lincah segera mengelak ke samping sambil mengayunkan lututnya mengincar perut Lvein. Tapi serangannya itu masih bisa dihindari dengan telapak tangan kiri Lvein yang juga melakukan serangan lanjutannya dengan kaki kanan mengincar leher Satria. Kali ini Satria menunduk ke bawah dengan kedua tangan jadi tumpuan di tanah sedangkan kedua kakinya diangkat menghantam dada dan kepala Lvein.‘Dakh’‘Beukh’Tendangan Satria masih bisa dihalau oleh pergelangan tangan kanan dan kiri Lvein sampai menimbulkan suara benturan yang keras. Tubuh Lvein terdorong beberapa jengkal ke belakang lalu kedua tangannya berniat mencengkram kedua kaki Satria, sadar dia berada dalam bahaya Satria segera memutar tubuhnya hingga kedua kakinya melesat ke bawah. Tubuh Satria menghadap ke atas dengan kedua tangan masih bertumpu di tanah, dia mengayunkan kedua kakinya mengincar kaki Lvein.“Brazilian jujitsu?” batin L

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 89: Satria vs Lvein (part 3)

    ‘Beukh’‘Gdakh’Suara benturan keras terdengar secara beruntun saat Satria menghantam dada Lvein dengan sepakan kakinya lebih dari satu kali. Tubuh Lvein sontak berguling-guling di padang rumput dengan raut wajah meringis kesakitan. Satria tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, dia segera melompat ke udara dan menghujamkan tumit kaki kanannya ke bawah mengincar tubuh Lvein.‘Brugh’Suara benturan keras terdengar lagi saat kaki Satria menghujam padang rumput hingga tanahnya berhamburan ke udara. Lvein sendiri berhasil selamat karena segera berguling ke samping. Lvein langsung bangkit lagi dan mencoba menyerang Satria dengan tendangan kaki kanannya. Kali ini Satria mendoyongkan tubuhnya ke belakang sampai berhasil menghindari tendangan dari Lvein.Namun ternyata serangan Lvein tidak berhenti di sana sebab dia segera menapakan kaki kanannya dan berputar mengayunkan lagi kaki kirinya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 90: Satria vs Lvein (part 4)

    “Fire punch!” teriak Lvein sambil melesat ke arah Satria dengan pukulan tangan kanan yang diselimuti oleh api merah membara.“Punch!” sambung Satria menyelesaikan skillnya bersamaan dengan Lvein. Mereka berdua melesat satu sama lain kemudian membenturkan pukulannya hingga terdengar suara dentuman hebat. Riuh angin seketika itu juga bergemuruh bertiup dari titik benturan yang terjadi, percikan api dan sambaran petir terlihat berhamburan.Saat itu juga raut wajah Lvein mendadak berubah kaget, dia bisa merasakan jika skill fighter yang Satria gunakan memanglah skill fighter asli sepertinya. Setelah saling membenturkan skillnya itu Lvein segera mundur beberapa langkah ke belakang untuk menenangkan pikirannya yang jelas-jelas kaget bukan main melihat seorang assassin bisa menggunakan skill seorang fighter.“Apakah itu skill khususmu?” tanya Lvein sambil menatap Satria dengan tajam.“Sangat jaran

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 91: Satria vs Lvein (part 5)

    Satria segera melompat mundur lagi sembari menatap Lvein yang berusaha melepaskan kakinya yang terjerembab ke dalam tanah. Di sisi lain kelihatannya semua pasukan Lvein sudah berhasil ditaklukan oleh undead yang dipanggil Satria dan para petualang yang ikut dengannya. Sebagian dari pasukan Lvein juga sudah dihabisi sementara sisanya sejak awal Satria perintahkan untuk ditangkap saja daripada dihabisi.Suara sorakan kemenangan dari para petualang yang berhasil selamat terdengar dengan jelas, meski diantara mereka luka-luka tapi raut wajah mereka terlihat begitu senang. Dari lima puluh petualang yang dibawa oleh Satria kini tersisa tiga puluh tiga orang saja, tampaknya perbandingan kekuatan para petualang pemula dan prajurit demi human memang sangat jauh. Andaikan mereka tidak dibantu oleh undead yang dipanggil Satria tentunya semuanya tidak akan ada yang berhasil selamat.“Kelihatannya semua pasukanmu sudah menyerah,” tutur Satria sembari menatap

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 92: Kota Hint Ditaklukan (part 1)

    Mendengar ancaman Satria seperti itu terlihat semua prajurit Kerajaan Grimer semakin ketakutan. Tidak ada satupun dari mereka yang berani bergerak kali ini. Satria dan rombongannya segera berjalan menuju balai Kota Hint. Sesampainya di sana mereka segera disambut oleh orang kepercayaan Toru. Namanya adalah Roku, dia adalah ketua asosiasi petualang Kota Hint.“Salam hormat kami tuan pengembara,” tutur Roku sambil berlutut bersama para anak buahnya.“Ya. Berdirilah, aku bukanlah siapa-siapa jadi tidak pantas kalian bersikap seperti itu,” kata Satria. Roku dan anak buahnya langsung berdiri setelah mendengar perkataan Satria seperti itu.“Kami benar-benar senang tuan bisa datang kemari. Kami yakin jika tuan tidak datang membebaskan kota ini, pasti hidup kami selamanya akan sengsara di bawah pemerintahan pasukan Kerajaan Grimer,” tutur Roku yang tampak begitu senang melihat kedatangan Satria.“I

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 93: Kota Hint Ditaklukan (part 2)

    “Aku rasa kalian sudah cukup berpikir. Saat ini aku ingin melihat pilihan kalian secara langsung. Siapa yang memilih untuk bergabung dengan Kerajaan Grimer? Silahkan acungkan tangan kanan kalian!” tanya Satria dengan lantang. Tapi tidak ada satupun dari warga yang mengacungkan tangannya, meski ada warga demi human tapi mereka juga tidak mengacungkan tangannya.“Siapa yang memilih untuk membuat kerajaan mandiri?” lanjut Satria ke pilihan berikutnya. Tapi masih belum ada juga yang mengacungkan tangannya.“Siapa yang memilih untuk bergabung lagi dengan Kerajaan Luxurie?” tanya Satria. Kali ini tampak ada beberapa orang yang mengangkat tangannya meski terlihat ragu-ragu karena sedikit saja yang melakukannya.“Siapa yang memilih untuk bergabung dengan Kerajaan Lunar dan mendapatkan bantuan dari kami?” tanya Satria dengan suara yang lebih lantang dari sebelumnya. Kali ini secara serempak terlihat banyak

Bab terbaru

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Penutup Season 1

    Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 243: Dihadang Guild Golden Wing

    Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 242: Skill Ultimate Satria (part 3)

    “Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 241: Skill Ultimate Satria (part 2)

    Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 240: Skill Ultimate Satria (part 1)

    Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 239: Melawan Glace de Rouge (part 2)

    “Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 238: Melawan Glace de Rouge (part 1)

    Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 237: Assassin Level 70 vs Assassin Level 100

    Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 236: Glace de Rouge

    “Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai

DMCA.com Protection Status