‘Wwrrrr’
‘Bregh’Terdengar riuh angin yang bergemuruh saat ratusan tombak petir terang melesat ke udara mengepung mereka dalam radius yang luas dan rapat. Tanah tempat mereka berpijak tadi juga langsung berhamburan hancur selain ada sebagian yang tetap ambles ke dalam tanah juga. Tujuh tombak yang diselimuti petir hitam juga melesat cepat menuju ke tubuh mereka masing-masing.“Maksimal agility!” teriak Wofh yang sadar tidak mungkin bisa menahan tombak-tombak yang mengarah kepadanya, terlebih tombak yang diselimuti oleh aura hitam.“Aku akan menahan sebagian tombaknya. Overguard!” teriak Elevan sambil mengarahkan perisai di tangannya ke bawah. Saat itu juga tujuh lapis perisai hitam mulai terbentuk mengelilingi tubuh Elevan serta Lean dan Crok yang berada tepat di dekatnya. Perisai di tangannya juga ikut memancarkan cahaya gradasi dan aura berwarna hitam pekat.“Dark‘Tring’‘Brukh’Tiba-tiba saja terdengar suara dentingan senjata yang jatuh ke tanah disusul dengan suara benturan keras di saat debu masih mengepul tebal tersebut. Sontak saja mereka semua terkejut bukan main, Tigres segera menebaskan pedangnya beberapa kali hingga debu-debu yang membumbung tinggi itu lenyap karena terhempas oleh riuh angin yang muncul dari tebasan Tigres.“Scar!” seru Tigres yang terkejut bukan main saat melihat Scar sudah ambruk tak berdaya di tanah. Dadanya tertusuk sebuah tombak yang tembus hingga ke belakang tubuhnya. Keenam rekannya hanya bisa terbelalak saat rekan mereka sudah tewas tak bernyawa dengan bersimbah darah.Sejak awal Scar hanya bisa menghalau serangan star electra meilik Satria saja dan tidak bisa menghindari tombak-tombak lain yang mengarah ke tubuhnya. Satria juga sengaja menggunakan skill berunsur elemen petir, karena elemen petir bisa menambah penetrasi s
“Tahan dia Wofh!” teriak Tigres yang langsung melesat menuju Satria dengan pedang terhunus di tangannya.Wofh segera bergerak menyerang Satria dalam kecepatan tinggi, tapi dengan mudah Satria menangkis serangannya. Tigres datang dari samping kiri Satria dengan tebasan pedang mengincar leher, Satria secepat kilat menundukan kepalanya ke bawah dan membalas dengan tusukan pisau mengincaar perut Tigres.‘Trang’Suara dentingan nyaring terdengar sebab Wofh menahan tebasan pisau yang Satria lakukan. Tigres mencoba melakukan tendangan mengarah tubuh Satria, akan tetapi dalam kecepatan tinggi Satria berhasil mengelak lagi ke samping. Saat itulah Lean melancarkan puluhan panah petir mengarah kepada dirinya. Dengan tangkas Satria menangkis semua panah yang mengarah kepada dirinya tersebut.“Water punch!” teriak Rhion yang sudah melompat ke udara sejak tadi, kini tinjunya dia layangkan menuju Satria yang ba
“Kelihatannya kita perlu rencana yang matang untuk menjebak cecunguk itu,” gerutu Rhion yang merasa rencana mereka saat ini untuk membuat Satria tidak bisa mengambil tindakan dalam waktu cepat juga percuma. Sebab dengan skill assassin serta kecepatannya, Satria akan dengan mudah menghindari serangan apapun meski dalam waktu yang singkat.“Ya. Tapi entah mengapa sekarang aku sangat yakin kalau dia bisa menggunakan skill job class lain bukan karena senjatanya. Buktinya meski senjatanya sudah dia jatuhkan, tapi dia tetap bisa menggunakan skill assassin,” kata Tigres.“Kau benar. Aku juga memperhatikannya, kemungkinan besar dia bisa menggunakan skill dari job class lain itu dikarenakan skill khusus miliknya,” timpal Lean.“Skill khusus?” ujar Rhion sembari tetap waspada.“Ya. Rasanya skill seperti itu memang terlalu curang, tapi nyatanya hanya itu yang sekarang membuatnya menjadi ma
“Tigres,” ucap Crok kepada Tigres yang mundur mendekati mereka. Dari nada suaranya Crok seakan ingin meminta pendapat Tigres tentang langkah yang harus mereka ambil selanjutnya.“Kita tidak akan menang jika bertarung secara biasa,” ucap Tigres pelan seolah sengaja agar tidak terdengar Satria yang berada di kejauhan. Sejenak Tigres menatap Lean yang masih tidak sadarkan diri, lukanya memang sudah pulih setelah diberi potion oleh Rhion tapi kesadarannya masih belum pulih.“Lalu apa yang akan kita lakukan?” tanya Crok.“Aku dan Rhion akan menyerangnya dari jarak dekat, kau juga harus mengikuti kami sedekat mungkin karena sekarang sudah tidak ada lagi yang bisa melindungimu,” jelas Tigres.“Tapi kecepatan kita tidak mungkin bisa menandingi kecepatan seorang assassin, terlebih meski kita bisa menyerangnya maka serangan kita akan bisa dia hindari dengan mudah sebab sekarang dia juga m
“Haaaa!” teriak Rhion seakan tidak peduli dengan luka di tubuhnya. Dengan cepat dia mencengkram tubuh Satria, kakinya mengunci kaki Satria sementara kedua tangannya mencengkram tubuh Satria di dadanya.“Rhion..” gumam Tigres saat melihat rekannya berusaha mengerahkan tenaga terakhirnya untuk menahan pergerakan Satria.“Dimensional slash!” teriak Tigres.“Top tier magic: dragon storm!” timpal Crok hampir bersamaan dengan Tigres.Saat itu juga tanah bergetar hebat bersamaan dengan riuh angin yang bergemuruh lagi. Muncul tujuh lapis lingkaran sihir dari sekitar tubuh Crok yang mengangkat tongkatnya ke atas. Sedangkan pedang Tigres tampak diselimuti oleh cahaya gradasi warna hitam layaknya petir dan api hitam yang membara.Di langit tiba-tiba saja riuh angin mulai berputar layaknya badai, perlahan udara yang memadat tampak membentuk sosok naga. Tanpa membuang waktu lagi Tigre
“Keparat kau!” bentak Crok yang siap menggunakan sihirnya lagi. Kemarahannya tampak tidak bisa dibendung lagi setelah melihat Tigres tewas bersimbah darah di depan matanya.“Assassin,” ucap Satria mengubah lagi job classnya.“Greater fireball!” teriak Crok secepat kilat menggunakan sihir tingkat 6. Tak lama kemudian muncul enam lapis lingkaran sihir di sekitar tubuh Crok. Sekejap mata sebuah titik api besar yang membara muncul di atas Crok, perlahan bola api raksasa itu melesat mengincar Satria hingga panasnya terasa begitu kuat.Namun dengan job assassin Satria tanpa kesusahan berhasil menghindari sihir tingkat enam yang digunakan oleh Crok tersebut. Suara ledakan keras terdengar saat bola api raksasa yang diciptakan oleh Crok hanya menghantam permukaan tanah. Percikan api seketika berhamburan ke berbagai tempat seiring dengan tanah yang luluh lantak berhamburan. Riuh angin kembali terasa bertiup membawa uda
“Raja Grimer yang katanya terhormat, terima kasih atas hiburan yang telah kau kirimkan kepadaku. Mereka memang sangat hebat, untuk ukuran orang-orang lemah seperti kalian. Tapi bagiku, mereka hanyalah mainan yang lemah. Namun aku tetap senang karena kau telah berusaha menghiburku,” batin Raja Grimer yang mulai membaca surat dari Satria.“Aku harap kalian tidak perlu repot-repot mengirimkan hiburan kepadaku lagi. Karena sekali lagi saja kau melakukannya, maka aku berjanji akan menghancurkan kerajaanmu dengan tanganku sendiri! Dimulai dari dirimu dan keluargamu sendiri! Satu hal lagi yang perlu kau tahu, aku tidak akan pernah memaafkan siapapun yang berani mengusik Kerajaan Lunar! Camkan itu!”“Salam dari orang yang akan kau bunuh!” pungkas Raja Grimer setelah membaca semua isi surat dari Satria. Tampak di bagian paling bawah surat terdapat hurup E besar yang entah untuk apa maksudnya.“Kurang ajar!&rdquo
Satria hanya mengangguk paham saja, dia setuju dengan pendapat mereka tersebut. Walaupun sebenarnya dia agak ragu kalau Kerajaan Luxurie akan sekonyong-konyong menerima keberadaan Kerajaan Lunar begitu saja. Sejak awal Satria juga berniat untuk ikut ke Kerajaan Luxurie andaikan waktunya tiba nanti. Setelah mereka bersedia mengakui Kerajaan Lunar barulah Satria bisa cukup tenang untuk memulai perjalanannya.Setelah berbincang cukup lama Satria akhirnya pamit untuk menemui Lixia dan Nekora, mungkin untuk beberapa hari ke depan dia tidak perlu menyamar sebagai petualang pengembara lagi. Dia mulai saat ini akan fokus menyusun rencananya sesuai niat awalnya. Dia berniat melatih Lixia untuk menjadi pandai besi hebat yang bisa diandalkan, dengan begitu meskipun dia tidak ada di Kota Lunar dia tidak perlu khawatir tentang keuangan nantinya.Ditambah dengan berubahnya status Kota Lunar menjadi sebuah ibukota kerajaan membuat kesempatan semakin besar untuk memulai bi
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan
Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend
Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert
“Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai