Share

BAB 27. Kecurigaan Salma

Penulis: Enik Wahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-28 16:17:43

  Bab  : 27

"Kurang apalagi sih, Sal? Batinku mulai memberontak. Kenapa susah sekali meyakinkanmu?

"Sudah-sudah, mendingan kita makan dulu. Kalian udah pada laper kan? Kita sengaja lo, Sal, belum pada makan karena nungguin kamu. Kita pengen makan bareng sama kamu," ucap Ibu sembari menata piring di depan Salma dan Rani.

"Ayo, makanlah! Ini murni masakan Ibu sendiri kok!" ucap Ibu manis, berharap mantunya segera luluh dan makan masakan Ibu.

Aku pun melihatnya dengan penuh harap. Berharap ini awal yang baik buat rumah tangga kami dan Ibu juga adikku tentunya. 

"Tunggu! coba ibu dulu yang makan, Ibu ma

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 28. Gara-gara warisan

    Bab : 28. Gara-gara warisan.POV SALMAMas Rama kelihatan tak berkutik saat aku mengingat kesusahanku kemarin. Sungguh, rasanya gemas sekali mendengar ucapannya tadi. Katanya senang jika aku senang, apalagi sampai mendapat uang dari Mama. Lalu disaat aku susah? Ah, aku tak mau mengingatnya lagi. Semakin ku ingat rasanya semakin sakit hati ini.Apa jangan-jangan, Ibu berubah karena aku akan mendapat warisan? Apalagi tadi Mama menelpon Mas Rama. Aku juga tak tau apa yang Mama katakan dengan Mas Rama. Tapi sepertinya mereka berubah gara-gara ini. Aku harus memancing Mas Rama, seperti apa reaksinya."Mama tahu posisi kerjamu bagus, Mas. Sedangkan aku sudah mulai kerja sekarang. Dan kamu tahu persis kan, aku tidak pernah

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 29. Reaksi Mama Salma

    Bab : 29.POV SALMA"Biantara?" gumamku pelan.Kuraih hapeku lalu mencari nama yang ingin ku hubungi saat ini. Ya, aku ingin menelpon Rani sekarang. Aku harus ketemu yang namanya Biantara ini besok. Semoga Rani bisa membantuku untuk bertemu dengan Pak Biantara. Aku harus segera melepaskan diri dari keluarga benalu yang pelan-pelan akan menggerogotiku saat ini."Hai, Ran, udah tidur belum?" ucapku pada Rani setelah telepon diangkat olehnya."Belum, Say, gimana? Kamu baik-baik aja kan? Kok suaramu serak gitu?" ujar Rani. Aku hanya menghela nafas panjang mendengar pertanyaan Rani."Sal, kamu, oke?" tanya Rani

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 30. Bertemu Pak Biantara

    Bab : 30. Bertemu Pak BiantaraAku tak mau mengambil resiko. Ibu tahu hari ini Mama akan datang kesini. Dan saat ini aku sedang janjian dengan Pak Biantara. Lebih baik aku segera pergi dari sini. Kutinggal Ibu yang mematung di depan kamarku, lalu ku tuntun Sania keluar dari kamar dan melewati Ibu yang bengong memperhatikanku."Bu, aku berangkat dulu. Soalnya ada hal penting yang akan ku-urus. Ibu sarapan aja dulu," ucapku pelan sambil melangkah keluar tempat motor kesayangan berada."Hargailah sedikit masakan Ibu, Sal. Ibu dah capek-capek masak lo, pagi ini, kok malah diabaikan," ucap Ibu yang kelihatan sewot."Iya, Mbak Salma ini gimana, sih? Ibu lo, udah ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 31. Daffa Biantara

    Bab : 31. Daffa BiantaraTes.Segera ku-usap air mata yang dengan sialnya lolos tanpa bisa dicegah."Kalian … saling kenal?" tanya Mas Haikal.Daffa seolah tergagap menyadari pertanyaan Mas Haikal. Lantas dia menghampiri Mas Haikal yang kebingungan dari tadi."Hai, bro, gimana?" tanya Daffa pada Mas Haikal sambil bersalaman gaya mereka. Namun dengan cepat tangan Daffa mengusap matanya yang nampak berkaca."Alhamdulillah. Lo juga, sekarang gimana, udah ada perkembangan? Apa masih jadi jomblowan sejati?" canda Mas Haikal. Namun Daffa han

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 32. Masa lalu yang menyakitkan

    Bab : 32. Masa Lalu Yang MenyakitkanDalam perjalanan hanya diam membisu yang menemani. Ruang dalam mobil ini sangatlah dingin, namun tidak dengan hatiku. Dan rasa lega seketika menghinggapi setelah kita sampai di depan rumah Rani. Ya, sepanjang perjalanan yang tak seberapa jauh ini terasa sangat lama bagiku.Aku bernafas lega ketika mobil berhenti. Dan ketika ingin turun, Daffa mencekal pergelangan tanganku. Seketika jantungku berpacu cepat melihatnya seperti ini, walaupun tak kupungkiri ada rasa yang berdesir halus di dalam sini. Namun aku sadar, saat ini keadaan sudah berbeda.Aku harus segera keluar dari situasi yang tak biasa ini. Namun ketika ingin melepaskan, cekalannya semakin kuat. Nampak sekali tatapannya sangat sendu, hingga membuat matanya berkaca-kaca.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 33. Ketika hati dan pikiran berperang

    Bab : 33. Ketika Hati Dan Pikiran BerperangPOV SALMA"Sal, aku anterin aja, gimana? ucap Daffa menatapku."Gak usah, Daff, aku bawa motor, tuh," ujarku dengan menunjuk motor yang berada di garasi Rani."Biar aja disini dulu, aku pengen kenalan sama Sania. Iya gak sayang, mau gak pulang sama Om ganteng?" tanya Daffa pada Sania yang sepertinya terlihat senang."Jangan, Daff, aku gak enak ah. Gapapa kita pulang sendiri aja," ujarku pada Daffa.Sungguh rasanya sangat tak nyaman. Apalagi kalo diantar sampai rumah, apa kata Ibu dan Fera nanti. Walaupun

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 34. Rama Kalang Kabut.

    Bab : 34. Rama Kalang KabutPOV SALMA"Sal, tolong ini ditaruh di kamarmu. Disini tikusnya serem, rakus lagi!" ujar Mama sambil menyodorkan beberapa kantong buah, dan donat yang tinggal satu box. Lantas aku segera menerimanya dan bergegas masuk ke kamar."Maafkan anak saya, Bu besan," ujar Ibu. Mungkin Ibu malu."Ah, tak apa, Bu. Biar nanti saya belikan lagi untuk Sania cucuku. Biasalah, Salma itu kan lama banget gak berkunjung ke rumah, Papanya sampai kangen. Apalagi sekarang sedang sibuk-sibuknya, niatnya juga untuk mengajak Salma kesana, Bu," ujar Mama manis. Aku yang baru dari kamar lantas duduk di sebelah Mama.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 35. Pengusiran Massal.

    Bab : 35. Pengusiran Massal.POV SALMA"Gak bisa seperti itu, Ma. Sampai detik ini aku masih suami Salma. Mama tak bisa seenaknya mengusirku dari sini. Mama mau setiap langkah Salma dikutuk oleh malaikat lantaran telah berbuat kurang ajar pada suaminya? Karena aku gak ridho, Ma!" ujar Mas Rama.Mama terlihat mengepalkan tangannya, begitu juga aku yang sangat geram mendengar ucapan Mas Rama kali ini. Kulihat Fera dan Ibu nampak tersenyum puas melihat Mas Rama bisa berdalih. Sedangkan Pak RT hanya menggelengkan kepala melihat ucapan Mas Rama."Jangan ngomong sok bijak di depanku. Kamu sendiri sebagai suami, apa yang bisa kamu lakukan pada Salma selain menyakitinya. Se

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28

Bab terbaru

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 154, ENDING SEASON 2.

    BAB : 154.ENDING.***Suasana pernikahan begitu ramai dan ceria, terlihat di wajah cerah sang pengantin. Daffa dan Lean, yang begitu banyak melewati jurang terjal, akhirnya mencapai kebahagian, dengan mengikat janji suci sakral kebahagiaan mereka. Zeanna mendekat, dengan wajah bahagia plus haru, memandang sendu pada sang menantu.“Duh, mantu Mama cantik banget sih. Iya kan Pah?” ujar Mama mertua yang kini tengah berada di depan Lean.“Makasih, Ma, Pa,” sahut Lean dengan senyum malu malu. “Selamat Lean sayang, kamu sekarang udah jadi istri orang, Nak. Jadi tidurnya udah nggak sendiri lagi, udah nggak sama Bibi juga. Jadi Bibi minta, kamu kalau tidur nggak boleh ngigau ya,” ujar Bibi sambil memeluk Lean.Mendengar ucapan Bibi spontan mertua Lean tertawa. “Bibi mah kalau ngucapin selamat ya udah, selamat aja! Nggak usah bahas tidurnya Lean juga kali!” Lean menggerutu, pura pura manyun.“Ye, Bibi kan cuma bilangin.” Mulut Bibi mencebik, membuat Lean sendiri gemas lantas memeluknya.“Le,

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 153. SEASON 2

    BAB : 153Ketika Pernikahan Terjadi.***~Lima Bulan Kemudian.“Mbak Lean cantik banget. Subhanallah, cantiknya…!” puji MUA yang menangani Lean saat ini. “Soalnya Mbak Lean tuh dari sananya udah cantik, jadi dipoles sedikit aja udah luar biasa cantiknya. Aku yakin, nanti suami Mbak Lean nggak berkedip lihatnya!” Imbuhnya lagi, sembari merapikan baju yang dikenakan oleh Lean kali ini. “Ah, Mbak terlalu berlebihan deh, semua wanita kalau dirias seperti pasti cantik, kan.” Sambil tersenyum di depan cermin Lean berucap.“Itu mah pasti. Tapi nggak tau lo Mbak, sebagai MUA aku seneng rias Mbak Lean tuh. Cantik!” ucap MUA lagi.“Saya keluar sebentar ya, Mbak. Bentaran!” Pamitnya, lantas berlalu pergi meninggalkan Lean yang masih mematut diri di cermin.Perempuan cantik dengan berbalut kebaya putih nan megah itu tengah mematut diri di cermin. Ya, Leandita Herlambang kini akan segera melepas masa lajangnya hari ini. Mengikrarkan janji suci di depan penghulu dengan seseorang yang dicintai adal

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 152 SEASON 2.

    BAB : 152Rahasia Tentang Kinara.***Daffa langsung mengambil ponselnya ketika ada pesan yang masuk. Ia membuka pesan tersebut, senyumnya mengembang karena ternyata Restu yang berkirim pesan. Namun matanya seketika membulat setelah melihat apa isi pesan tersebut."Kenapa, Daff?" tanya Zeanna ketika melihat raut wajah Daffa yang terlihat tak bersahabat."Kinara, Mah. Ternyata Kinara selama ini menjadi istri simpanan Koswara. Ini Restu yang baru saja mengabari." Papar Daffa, yang membuat sang Mama tercengang seketika."Kinara, Daff?" tanya Zeanna seakan tak percaya. Lean memilih diam, karena sebelumnya sudah menduga ke arah situ. Jika tidak ada sesuatu, mana mungkin Kinara terus dibelanya. Ternyata ini rahasianya."Mama mending baca sendiri, deh! Restu sudah menyita semua yang dimiliki oleh Kinara, termasuk rumah mewah yang ia tempati saat ini. Karena semua adalah milik Lean." Daffa melirik ke arah Lean seraya memberikan ponselnya pada Mamanya."Dan media sosial adalah hukuman yang pa

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 151 SEASON 2.

    BAB : 151Mengunjungi orang yang kita cintai dalam keadaan sudah berada di pusara, itu sangatlah mengiris hati.***“Mama, semoga Mama tenang di sana, Ma! Lean ikhlas melepas Mama!” ucap Lean di depan pusara sang Mama.Pagi ini Lean dengan ditemani oleh Daffa sedang berziarah di makam sang Mama. Air mata Lean kembali luruh melihat sang Mama yang kini benar benar telah tiada. Sedangkan sejak tadi Daffa menenangkan Lean dengan terus mengelus punggungnya. Setelah lima hari pasca pulang dari rumah sakit, Daffa baru berani membawa Lean bepergian. Selain takut Lean kelelahan, ia juga takut luka Lean masih belum sembuh benar.“Sabar ya, Le.” Daffa terus menguatkan Lean yang terlihat rapuh. Ia mengelus pundak Lean yang sejak tadi berguncang. Sungguh, ia tak kuasa melihat Lean yang terus menangis seperti ini. Hatinya perih, melihat orang terkasihnya sedih. Sudah banyak air mata yang Lean tumpahkan, dan sekarang kembali ditumpahkan di pusara sang Mama.“Lean pamit ya, Ma,” Lean mencium pusara

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 150. SEASON 2

    BAB : 150Setelah Kepulangan Lean.***~Satu minggu kemudian.Pagi ini terlihat sangat cerah, secerah hati Daffa dan Lean karena sedang berkemas pulang. Daffa sedang berkemas, sedangkan Lean baru saja keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar. Namun masih ada yang mengganjal hati Daffa, sehingga wajahnya terlihat murung. Lean yang menyadari itu langsung mendekat.“Mas kenapa? Kok kayak sedih gitu?” tanyanya.“Kamu yakin, mau pulang ke rumahmu Le? Lukamu masih belum sembuh banget lo, nanti kalau ada apa apa dengan kamu gimana?” tanya Daffa khawatir.“Lean nggak enak lah, Mas, sama Mama. Kalau dulu Lean ke rumahmu kan karena menjadi Sumi, terus sekarang apa alasanku untuk tetap bertahan di sana?” tanya Lean.“Ya tapi kan ada Bi Nina yang pasti juga kangen sama kamu Le. Mama aja nggak papa kok, kamu tinggal di rumah,” Rayu Daffa yang merasa berat pisah dengan Lean.“Nanti kalau Bibi kangen, tolong anterin ke rumah ya Mas! Bi Nina sangat sayang dengan Lean, ya… walaupun ia m

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 149. SEASON 2

    BAB : 149Pengusiran Brenda dan Laura. Dan di sini, Laura merasakan pontang panting karena tak mempunyai pegangan.***"Maaf, para Bapak ke sini mau mencari siapa?" tanya Brenda yang kini merasa menjadi tuan rumah. "Perkenalkan, kami adalah orang suruhan Bu Lean. Boleh kami masuk?" tanyanya dengan menatap Brenda.Brenda merasa tercekat mendengar nama Lean. Bagaimana bisa Lean masih hidup? Bukankah waktu itu Koswara telah menembaknya? Walaupun akhirnya Koswara tertangkap polisi, dan kini Brenda yang menjadi pemenangnya. Ia hanya mematung di tempat karena syok. Syok menghadapi kenyataan, bahwa ternyata Lean masih hidup."Boleh kami masuk, Bu?" Brenda tersentak mendengar laki laki berumur 40 tahunan itu kembali memanggil."Bo-boleh, silahkan!" Brenda mempersilahkan mereka masuk, walau dengan tergagap.Mereka yang berjumlah empat orang pun kini masuk ke dalam rumah dan duduk berhadap hadapan dengan Brenda. "Begini, Bu. Kami mendapat tugas dari Bu Lean bahwa Bu Brenda dan juga Laura sege

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 148. SEASON 2

    BAB : 148Amarah yang Masih Memuncak.***“Iya benar, Ma? Kemarin Salma ke sini?” Kini sang Papa yang bertanya, membuat kuping Daffa berdengung seketika.“Iya benar lo, Pa. Salma itu temannya Lean ternyata. Dan suami Salma, yang dulu pernah menjadi saingan Daffa, sekarang justru berteman baik. Dunia ini kadang lucu ya, Pa, hahaha….” Zeanna tertawa, diikuti sang Papa yang juga tertawa.Perempuan cantik yang sedari tadi diam mendengarkan pun terkikik pelan, karena merasa lucu. Walaupun sejujurnya ia pun kaget, tak menyangka Salma yang anggun kalem seperti itu dulu pernah punya hubungan spesial dengan seorang Daffa.“Daffa mau keluar dulu, Mah, gerah!” Daffa keluar meninggalkan keluarganya yang sedang berkumpul. Lelaki tampan yang merupakan mantan Salma itu merasa malu sama Lean ketika masa lalunya terbongkar begitu saja.“Daffa kayaknya ngambek deh, Mah. Mama sih, pake membahas Salma. Tuh anaknya jadi ngambek kan?” protes Pak Aksa pada Zeanna.“Kan Mama cuma mau berbagi cerita dengan Le

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 147 SEASON 2

    BAB : 147Kedatangan sang calon mertua, serta kabar masa lalu yang membuat Lean terkejut.***“Mas, Lean pengen ke kamar mandi. Lean pengen pipis,” keluh Lean malam ini. Daffa yang sedang memainkan HP nya langsung menghampiri Lean.“Yaudah, sama Mas aja ke kamar mandinya.” tawar Daffa yang berusaha membangunkan Lean dari pembaringannya.“Masa sama Mas, sih! Ntar Mas lihat dong, panggilin suster aja deh!” pinta Lean setelah berhasil duduk, walaupun kadang meringis menahan rasa sakit.“Iya, bentar.” Daffa memencet tombol untuk memanggil suster agar segera menghampirinya.Memang jika Lean ingin ke kamar mandi, Daffa selalu memanggil suster untuk membantunya. Selain takut terkena lukanya, mana mungkin Lean mengizinkan. Seperti sekarang ini mereka tengah menunggu suster, dan tak lama, suster pun berada di depan mereka.“Ada yang bisa dibantu?” tawar suster tersebut. Suster mendekati Lean yang membutuhkan pertolongan.“Ini pengen ke kamar mandi katanya, Sus,” jelas Daffa pada suster. Dan su

  • Sampai Kapanpun, Aku Tetap Milik Ibuku   BAB 146. SEASON 2

    BAB 146. Hilang Percaya Diri.***Keadaan Lean sudah semakin membaik, dan ia sekarang sudah dipindahkan ke ruangan perawatan. Daffa yang tak beranjak sedikitpun selalu menemaninya. Restu yang sudah selesai mengurus tugasnya, siang ini langsung meluncur ke rumah sakit menemui Lean dan tentunya, Daffa.“Alhamdulillah, Lean, kamu sudah melewati masa kritis juga masa koma. Tak terbayang gimana perasaan Daffa kemarin,” Restu melirik Daffa yang sedang menikmati pemandangan lewat jendela.“Lo kalau mau ngucapin cepet sembuh, ucapin aja langsung. Nggak usah melebar kemana mana!” protes Daffa. Ia tahu Restu memang tujuannya meledek, walaupun memang yang diucapkannya benar.“Yee, memang benar kan? Maaf Lean, baru ini aku bisa menjenguk kamu. Kemarin benar benar sibuk ngurusin kasus, jadi baru sempat sekarang,” Sesal Restu.“Iya, nggak papa, Bang. Toh sekarang juga bisa menjenguk Lean kan, Lean nggak papa,” ucap Lean. “Oh ya, Daff, besok lo jangan cari gue ya, gue ada acara besok. Jadi mungkin

DMCA.com Protection Status