Beranda / Pernikahan / Salah Sebut Nama / Bab 11 Meredam Amarah

Share

Bab 11 Meredam Amarah

Penulis: Dinara L.A
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-26 06:12:16

Kanaya secepatnya mendapat pertolongan. Ia dilarikan ke Rumah Sakit terdekat. Tenaga medis yang sangat kompeten dan berpengalaman menanganinya dengan baik.

Elang yang baru saja mendapat kabar kecelakaan istrinya langsung melesat pulang ke Ibu kota. Rasa khawatir dan panik memenuhi rongga dada. Sangat sesak sekali.

Sesampainya di Rumah Sakit, ia langsung berlari menuju ruang inap VVIP. Kanaya dalam keadaan sadar sudah terbaring lemah dengan selang infus.

“Ay, kamu tidak kenapa-kenapa kan?” tanyanya cemas memburu seraya menciumi Kanaya. Air matanya juga mengalir tanpa malu walaupun disaksikan dokter dan perawat. “Mana yang luka, Ay? Mana yang sakit?” todong Elang kemudian.

Kanaya tidak merespon. Pandangannya hanya lurus ke depan.

“Syukurlah, Nyonya Kanaya tidak mengalami luka yang serius. Sedikit robek di lengan kanan, kami sudah menjahitnya,” tutur dokter.

“Kalau kepalanya, Dok?” tanya Elang seraya menyentuh memar di dahi Kanaya.

“Ia. Itu memar akibat benturan dan Nyonya Kanaya mende
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ana Widarti
si elang brengs3kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Salah Sebut Nama   Bab 12 Anak Broken Home

    “Mah, maksudnya apa suami laknat?” tanya Anna.“Oh, itu anu ….” Kanaya mengusap tengkuk. “Barusan teman Mama telpon dan curhat kalau suaminya menikah lagi diam-diam,” jelasnya mengada-ngada.“Syukurlah.”“Kok, syukurlah?”“Maksud aku, syukurlah ternyata bukan mengumpat kepada Papa.”“Ya, bukan dong! Oya, kamu nyusul Mama ada apa?”“Aku mau pamit sekolah, Mah. Habisnya Mama lama di kamar, katanya bentar tadi.”“Oh maaf, Sayang. Mama lupa saking antengnya dengar curhatan teman.”“Iya, Mah. Kalau begitu aku mau berangkat sekarang.”“Yuk, Mama antar sampai depan.”Di depan Alya sudah menunggu tak sabar karena takut kesiangan masuk sekolah. Setelah anak-anak mencium punggung tangan kedua orang tuanya, mereka gegas naik mobil. Mang Ujang, masih sopir pribadi keluarga langsung mengantar.“Ay, kalau begitu aku juga berangkat kerja dulu.”Seperti biasa Kanaya mendapat satu kecupan di dahi dan elusan di pucuk kepala.**Untuk mengusir penat, Kanaya mengajak sahabatnya, Meta untuk nongkrong di s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • Salah Sebut Nama   Bab 13 Kebohongan

    Dret … daun pintu terbuka. Sosok tinggi 175 cm masuk pelan dengan dengan segelas susu hangat. Bibirnya tak luput dari senyuman tipis.Gadis berpiyama satin yang sedang duduk di tepi ranjang repleks terlonjak. “Elang?”“Minumlah! Agar kamu rileks,” ujarnya seakan mengerti bagaimana perasaan Si Gadis yang bercampur aduk tak menentu.“Te-terima kasih,” ucpanya gugup. Lalu meneguk sedikit demi sedikit susu hangat tersebut hingga tandas.Elang duduk di tepi ranjang setelah mengambil alih gelas bekas susu. “Maaf.” Ia berujar seraya meraih tangan gadis yang tadi pagi telah sah menjadi istrinya. “Dingin sekali,” sambungnya.Si Gadis itu bernama Kanaya Putri Larasati. Larasati adalah nama almarhumah ibunya. Ia hanya menunduk tidak berani menatap kedua netra Elang yang dalam bak telaga. “A-aku ….” Susah sekali bagi Kanaya untuk mengucapkan sepatah kata.Ia sama sekali tidak mengenal sosok lelaki yang ada di hadapannya. Ia hanya tahu Elang anak salah stau kolega Sang Ayah. Perjodohan ini s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-27
  • Salah Sebut Nama   Bab 14 Big Bos Lagi

    Tentu saja yang dituju Kanaya bukanlah rumah seorang teman seperti apa yang telah diucapkan bibirnya. Melainkan sebuah tempat yang ia pikir tidak akan ada satu pun orang yang mengenalinya. Tempat salah yang akan membuatnya euphoria dan melupakan sejenak kepedihannya.Kanaya melangkah pelan memasuki tempat dengan lantai dansa berukuran besar di tengah-tengah. Ruangan bernuansa gelap yang hanya bermodalkan lampu sorot berputar-putar dan lampu ambience yang menempel di dinding. Gendang telinganya dipaksa menikmati alunan musik disko yang dibawakan disjoki melalui sistem PA.Sebenarnya ia tak suka, ini bukanlah gaya Kanaya. Seperti memasuki sebuah club malam waktu itu, kali ini juga untuk pertama ia memasuki diskotek. Namun, kakinya tetap masuk lebih dalam mencoba keluar dari zona nyaman untuk mencari kesenangan. Pikirannya sungguh kacau. Kanaya masih syok dengan yang terjadi pada rumah tangganya. Butuh waktu untuk mencerna kenyataan pahit yang baru saja ia telan.“Hai cantik,” goda sala

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-27
  • Salah Sebut Nama   Bab 15 Muak

    Setan berefhoria sebab Bima menyambut bibir ranum milik Kanaya. Keduanya tenggelam dalam cumb* menyesatkan. Meski Kanaya menganggap yang dihadapannya itu Elang, nyatanya Bima tetap menikmati setiap panggutan. Persekian detik panggutan pun terlepas.“Maafkan saya.”“Kamu tidak akan aku maafkan, Mas!”“Jangan seperti ini lagi, jangan jadi wanita bodoh! Selesaikan masalahmu.”“Brengs*k!” Kanaya mendorong tubuh Bima. Ia langsung membuka pintu mobil dan jalan sempoyongan memasuki rumah.Dahlan, sekuriti yang membukakan pintu pagar hanya mengerutkan dahi. Ia merasa aneh dengan prilaku majikannya. Namun sama sekali tidak berani bertanya atau menegur. Begitupun dengan Darmi yang membukakan pintu rumah. Ia hanya curiga kalau majikannya ini tengah menghadapi masalah. Anak-anak tentu saja masih dalam keadaan tidur dan terbuai mimpi. Kanaya lagi-lagi bisa melenggang dengan aman. Elang bahkan belum pulang juga. Kanaya langsung masuk kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan shower. Perlahan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-27
  • Salah Sebut Nama   Bab 16 Tante Mila

    “Kebetulan Kanaya sedang enggak enak badan. Ada apa ya, Bim? Kok, lu tanyain keadaan istri gue?”“Oh, itu … sebenarnya semalam tidak sengaja bertemu dia.”“Dimana?”“Di tempat hiburan malam.”“Istriku bersama siapa?”“Bersama temannya,” karang Bima.“Wanita atau laki-laki?”“Wanita.”Oh ternyata benar, ia memang menemani temannya yang sedang patah hati karena diselingkuhi. Akan tetapi apapun alasannya, aku tidak suka Kanaya mendatangi tempat seperti itu. Ucapnya dalam hati.“Dia mengenali lu?”“Ya iyalah.”“Terus gimana?”“Dia tanya apakah lemburnya sudah selesai?”“Apa? Terus lu jawab apa?” tanya Elang panik.“Ya gue jawab kalau gue enggak lembur.”“Aduh!” Elang meremas kepalanya.“Emang gue enggak lembur.”“Eum … lalu dia bilang apa?”“Dia tanya apa lu benar ada lembur.”“Astaga! Lu jawab apa Bim?”“Tadinya gue mau jawab enggak ada.”“Berarti lu jawab ada lembur kan?” sambar Elang.“Begitulah.”“Wah, thanks brow!” girang Elang seraya memeluk Bima secepat kilat.“Kenapa lu bohong sam

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Salah Sebut Nama   Bab 17 Ada Main

    Mereka menyembunyikan badannya di balik pintu. Sesekali kepala Anna menengok kea rah dalam. Sayang sekali lelaki itu memakai jaket hoodie dan kepalanya memakai upluk dari hoodie tersebut. Posisinya juga membelakangi lagi. Memancing rasa penasaran Anna lebih jauh. Ia pun merasa familiar dengan tubuh tegap lelaki yang bersama tantenya. Dengan mata memicing, Anna melihat punggung Si lelaki itu.“Mas, buka dong jaketnya!” rengek Kamila.“Aku tidak mau kalau sampai ada yang melihatku,” ucapnya pelan.“Ini ruangan pribadi, Mas. Mana ada yang lihat.”“Kalau begitu, tutup rapat pintunya.”“Oh iya, lupa.”Percakapan Kamila dengan lelakinya sama sekali tak tertangkap gendang telinga Anna. Karena Kamila berjalan menuju pintu, Anna dan Devi secepat kilat menjauh dari ruangan tersebut. Pintu ruangan pun tertutup rapat.“Yah, gagal deh mau lihat siapa yang bersama tante,” keluh Anna.Mereka memutuskan untuk memilih meja dan segera memesan makanan. “Eh, kamu penasaran banget ya dengan cowo

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-29
  • Salah Sebut Nama   Bab 18 Sisi Lain Anna

    Setelah lima menit, Anna sadarkan diri. Devi segera memberikannya minum air putih.“Ann, gimana keadaanmu? Apa yang kamu rasakan?”“Aku hanya pusing.”“Ann ….”“Ya, Dev. Papa aku masih di ruang itu?”Devi mengangguk pelan. “Apa kamu akan mendatanginya?”“Beri aku kekuatan, Dev,” pinta Anna memegang tangan sahabatnya.“Kamu butuh amunisi dulu,” ucap Lia tiba-tiba muncul dengan nampan berisi makanan.“Iya, Ann. Kamu harus makan dulu. Biar pulih.”“Sekalian, kamu juga Dek. Makan yang banyak biar ada energi untuk bantu temannya,” ujar Lia kepada Devi.“Terima kasih, tante.”“Sama-sama.”Sebenarnya tak ada selera untuk makan apapun, tetapi benar apa yang dikatakan Lia, Anna perlu amunisi. Ia memaksa dirinya untuk melahap makanan yang sudah tersaji. Setiap suapnya begitu sulit melalui kerongkongan. Berkali-kali ia tenggelamkan dengan air minum. Dirasa sudah cukup, Anna lekas mengakhiri makan siangnya.“Tante jadi berapa?”“Ya ampun, Dek. Ini gratis. Kenapa juga kamu harus baya

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-29
  • Salah Sebut Nama   Bab 19 Memaki

    “Bu, ada hal penting apa sampai aku harus cepat pulang?” tanya Kamila sesampainya di rumah.“Kakakmu sudah menunggu di ruang tengah,” terang Mira, ibunya Kamila.“Kak Naya?”“Ya.”Dia tahu aku di Jakarta. Dia mau apa, ya? Tanyanya dalam hati.“Hallo, apa kabar Kak?” sapa Kamila seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman, tetapi Kanaya mengabaikan. Ia pun menarik kembali ulurannya.“Buruk,” sahut Kanaya ketus setelah persekian detik.“Kakak ada perlu sama aku?” “Duduklah!”Kamila duduk tak jauh dari kakaknya. “Bicaralah!”“Berhentilah menggoda Elang!” ucap Kanaya dengan menatap tajam Kamila.Jleb! Bak busur panah yang melesat tanpa aba-aba. Kamila langsung terhenyak. Sungguh tidak mengira kalau Kanaya sudah mengetahuinya. “Maksud Kak Naya apa? Aku enggak ngerti.”Aku juga ingin rasanya dari awal bilang sama kamu, kalau Elang suka bermain denganku. Agar rumah tanggamu yang harmonis hancur lebur, tetapi Elang selalu mewanti-wanti jangan sampai Kanaya tahu. Kamila berkata

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-29

Bab terbaru

  • Salah Sebut Nama   Bab 75 Akhir Yang Bahagia

    SSN 75Semua berjalan sebagaimana mestinya. Akhirnya setelah melewati rasa perih pengkhianatan Kanaya bisa menemukan kebahagiaan lagi. Bersama Bima, ia merasa hidup berjalan normal. Meski yang namanya rumah tangga tidak lepas dari ujian. Hanya saja, selama ujian itu bukan kehadiran wanita lain, Kanaya akan selalu sanggup menjalaninya."Happy birthday to you, happy birthday Narain "Lagu ulang tahun mengantarkan Narain untuk meniup lilin dengan angka 5. Ya, buah hati Bima dan Kanaya tidak terasa sudah berusia lima tahun. Acara ulang tahun diselenggarakan sederhana. Hanya dihadiri keluarga dan kerabat dekat saja."Ayo sekarang potong kuenya!" Ucap Anna.Kanaya lekas membantu memotongkan."Suapan pertama buat siapa, Dek?" tanya Alya."Buat Ayah.""Kok, nggak buat mama dulu?""Ayah dulu. Mama itu suka celewet, kadang galak.""Ih, kok Rain gitu sama mama," protes Kanaya."Haha ...." Orang-orang malah nertawain Kanaya."Anak ayah yang Soleh, kue pertama harus buat mama ya. Soalnya mama lah

  • Salah Sebut Nama   Bab 74 Posesif

    “Iya istriku, katakan saja hal apa yang sudah membuatmu marah, agar saya bisa memeprbaikinya.” “Ok. Pertama kamu kegatelan sama cewek muda waktu di taman. Alya sudah cerita semuanya. Bahkan kamu mau kasih nomer kan sama tuh cewek? Untung saja kamu enggak hapal. Coba kalau hapal, pasti sudah berkirim pesan sekarang juga.” “Cinta, kamu cemburu?” “Ini bukan perkara cemburu, Bim. Kamu sudah jelas suka dengan daun muda,” sengit Kanaya. “Eh Cinta, dengarkan dulu. Siapa bilang saya tidak hapal nomer Hp sendiri? Ya hapalah. Untuk apa coba saya pura-pura bilang enggak hapal? Itu karena saya sangat menjaga hati. Lagian buat apa juga tertarik sama bocah? Cantikan mama-nya Narain lah.” “Ehm … udah jangan bohong. Ngaku saja!” Bima pun menyebutkan nomer Hp-nya dan benar saja dia hapal, malah sangat hapal. Berarti alasan bilang tidak hapal memang karena tidak mau saja kasih nomer kepada cewek itu. “Gimana, masih mau bilang saya kegatelan? Emang benar sih, saya tuh udah gatel banget. Yang di ba

  • Salah Sebut Nama   Bab 73 Cemburu Sangat

    SSN-73Setelah mencoba mengingat, Bima tak kunjung menemukan kesalahannya sendiri. Pria kadang memang tidak peka.“Aduh, mama kalian tuh emang suka mendadak kayak gitu. Ayah jadi bingung.”“Ayo susul mama, Yah!” saran Alya.“Iya nanti saja. Sekarang tanggung, Ayah laper.”Mereka kembali melanjutkan aktifitas sarapannya dan tak lama Alya yang memang sudah sarapan sejak tadi merasa kenyang.“Aku dah selesai. Duluan ya Kak, Yah,” izin Alya.“Sayang tunggu, Ayah boleh minta tolong?”“Apa itu?”“Bawain sarapan buat mama. Mama pasti masih lapar. Kan tadi berhenti gara-gara marah sama ayah.”“Ok.”Alya segera membawa sepiring sarapan dan mencari mamanya. Ternyata Kanaya sedang duduk di balkon lantai dua.“Hey Mah.”“Bawa apa Sayang?”“Sarapan. Kata ayah, Mama harus sarapan banyak. Kan netein adek Narain.”“Terima kasih, Sayang.”Kanaya yang memang lapar langsung mengambil alih piring dari tangan Alya. Alya ikut menemani dengan duduk di samping mamanya.“Mah, tadi waktu jogging

  • Salah Sebut Nama   Bab 72 Selalu Ada

    Setelah baby Narain terbangun oleh suara bebek mainan, ia enggan terlelap lagi. Kanaya sampai terus nguap-nguap dan matanya berair menahan ngantuk.“Ya, udah tidur saja.”“Kan Narain belum bobo.”“Tidak apa-apa, biar saya yang jagain. Mungkin ia juga kangen, pengen gadang sama ayahnya.”“Enggak ah, aku juga mau di sini saja nemenin kamu.”Bima terus mengajak main anaknya. Sesekali ia pun menguap, tetapi terus ditahannya. Bima gegas membuat secangkir kopi untuk mengusir rasa kantuknya. Sekembali membuat kopi, rupanya Kanaya yang menunggu Narain sudah tertidur.“Mamanya sudah bobo ya? Tunggu, ayah minum dulu kopinya. Eum ….” Bima menghirup aromanya. Lalu ia seruput sedikit demi sedikit. Perlahan kantuknya pun hilang.Narain sama sekali tak rewel. Ia begitu asik bermain malam-malam bersama sang ayah. Tak terasa jarum jam sudah menunjuk angka 12. Berbagai nyanyian, solawat, doa-doa, tepuk-tepuk sampai ngoceh apa aja Bima lakuin agar si Buah hati tidur kembali. Usahanya tidak sia-s

  • Salah Sebut Nama   Bab 71 Baby Narain

    Kanaya sulit terpejam. Ia terus menatap suami yang sudah terlelap kurang dari dua jam lamanya. Suami yang ditatap menggeliat. Kanaya menoleh pada jam yang nongkrong di meja samping bed. “Jam 00.00?” gumamnya. Biasanya di jam ini, Bima akan terbangun untuk buang air kecil. Mendadak Kanaya ingin memberi sedikit pelajaran dengan mengerjainya. Ia buru-buru bersembunyi di walk-in closet. “Ya ….” Terdengar Bima memanggil. Tidak lama terdengar juga langkahnya yang ke sana ke mari mencari. Lalu langkahnya kian menjauh dari ruang kamar. Kanaya keluar dari walk-in closet pelan-pelan. Ia mengintip dan mengendap seperti maling untuk menyaksikan kepanikan Bima di luar kamar. Tampak Bima berlari-lari kecil dari ruang ke ruang lainnya. Kanaya cekikikan sendiri sambil ditangkupnya mulut agar tidak kelepasan tertawa. Suaminya terdengar berteriak, untung saja anak-anak tidak terbangun. Lalu menyalakan semua lampu penerangan, terlihat napasnya terengah-engah. Raut penyesalan tampak jelas tergambar.

  • Salah Sebut Nama   Bab 70 Yaya Marah

    Bima menjemput Anna pulang sekolah. Sepanjang perjalanan ada yang dirasakan berbeda dalam diri Anna. Tak seperti biasanya mengoceh dan bercerita tentang harinya yang menyenangkan ataupun sebaliknya.“Ann, kamu kenapa?”“Tidak apa-apa.”“Tidak mau cerita sama Ayah?”“Tidak.”Suasana hening kembali sampai tiba di istina mereka. Kanaya sudah menyambut kepulangan putri sululungnya. Sementara Alya sudah lebih dahulu pulang.Anna masuk rumah begitu saja tanpa salam. Bahkan mamanya yang di ambang pintu ia lewati begitu saja. Ia pun langsung naik ke lantai dua dan terdengar membanting pintu kamar. “Bim, kenapa Anna?”“Anna tidak mau cerita.”“Apa Anna punya pacar?” selidik Bima. Meski mereka terbilang akrab, tetapi untuk urusan cinta, Anna enggan membagi kepada ayah sambungnya.“Iya. Dia jadian sama anak yang bernama Rangga itu, lho.”“Oh.”Kanaya sudah paham, walau suaminya hanya bilang ‘oh’, ia pasti akan melakukan sesuatu.“Aku mau temui Anna dulu, ya!”“Iya. Saya juga mau

  • Salah Sebut Nama   Bab 69 Rahasia Besar Wirawan

    Bima membawa istri untuk memeriksakan kehamilannya kembali. Sekalian mereka mau konsul tentang rencana babymoon-nya. Hasil pemeriksaan sejauh ini baik-baik saja, tetapi Indra sebagai dokter menyarankan agar mereka berangkat babymoon sekitar dua mingguan lagi. Untuk melihat sejauh mana kondisi Kanaya yang baru saja melewati fase mual muntah. Selagi ada waktu dua minggu, pasangan suami istri tersebut mempersiapkan segalanya. Mereka juga membujuk Anna dan Alya agar mau ditinggal selama seminggu. Bukan hal yang mudah tentunya, mengingat putri-putri Kanaya tidak pernah ditinggal lama. Akhirnya mereka semua mencapai mupakat setelah berdiskusi alot. Anna dan Alya mengizinkan hanya untuk lima hari. Destinasinya hanya Lombok, tidak boleh keliling ke tempat lain. Karena kalau keliling, mereka harus ikut turut serta. Setiap hari mereka juga harus video call untuk saling mengabari. Selama Bima dan Kanaya pergi, Mira juga diminta untuk menginap.** Wirawan sudah terlihat sangat sehat dan s

  • Salah Sebut Nama   Bab 68 Stok Sabar

    Depresi Kamila tidak kunjung membaik. Mira memasukkannya ke Rumah Sakit Jiwa karena kewalahan. Di rumah sakit, keadaan Kamila lebih terkontrol dan stabil. Sesekali ia mengunjungi Kanaya dan cucu-cucunya.“Nay, kenapa kamu jadi malas mandi begini sih?”“Enggak tahu, Bu. Rasanya mual kalau masuk kamar mandi itu.”“Padahal dulu waktu hamil Alya, kamu tuh rajin banget mandi. Sampai sehari lima kali, lho.”“Oh iya, hehe.”“Iya, Bu. Naya malas mandi tuh. Deket-deket saya juga, dia tidak mau,” timbrung Bima yang baru muncul.“Emang begitu Nak Bima bawaan orang hamil itu beda-beda. Yang sabar ya!”“Iya, Bu. Pasti.”“Tahu ah, kamu acara ngadu segala sama ibu,” ketus Kanaya.“Ya tak apa-apa Nay. Ibu malah senang kalau Nak Bima itu bisa akrab sama ibu. Lagian kamu juga aneh, justru lagi hamil itu harus deket-deket sama suami. Kamu juga dulu waktu hamil Anna, nempel banget sama suami. Sampai suamimu kamu larang masuk kantor. Jauh sedikit saja, kamu merajuk,” tutur Mira panjang tanpa sada

  • Salah Sebut Nama   Bab 67 Ngidam

    “Wah selamat, bentar lagi jadi dady, nih.”“Ngapain gue ganti nama jadi Dedi?”“Haha, enggak lucu lu!”“Engga lucu, ketawa.”“Haha … aduh Nyonya Anggara terima kasih banget karena Anda, hidup sahabat saya jadi berwarna. Padahal dulu hidupnya lempeng aja, mana bisa dia guyon.”“Begitulah. Waktu pertama kali bertemu juga, dia itu songong dan arogan.”“Eit, malah gunjingin suami,” seloroh Bima.“Hehe,” kekeh Kanaya.“Jadi beneran kan istri gue hamil?” ulang Bima memastikan lagi.“Beneran lah, masih aja lu nanya.”“Ya Tuhan, terima kasih.”Bima menangkup kedua pipi istri dengan gemas dan menghujaninya dengan kecupan.“Eh, eh, tolong kondisikan Pak Bima Anggara. Istri saya kebetulan lagi di LN, masih lama pulangnya,” sewot Indra.“Itu derita lu.”“Tega bener.”“Oya Dok, soal hubungan badan di trisemester pertama ini bagaimana?” tanya Kanaya.“Berhubung keadaan ibu dan janin sehat, jadi masih bisa dilakukan. Amanlah. Malah bisa menambah booster buat ibunya.”“Nambah booste

DMCA.com Protection Status