"Pergi dari rumah ini dan jangan pernah menampakan wajahmu lagi hadapanku. Pergiii ... ."Nirmala mengangkat telunjuknya ke arah pintu."Pergiii ... ," teriak Nirmala.Heru tak bisa berbuat apapun, dia segera ke luar dari rumah Nirmala. Seumur hidupnya mengenal Nirmala baru kali ini Heru melihat Nirmala begitu marah, ketika dulu ia mengkhianati Nirmala kemarahannya masih standar tidak separah ini, sekarang teriakan Nirmala menyuruhnya pergi hingga sampai menusuk jantungnya, terasa bergetar dan membuat Heru bersalah telah menjatuhkan talak pada Sarah.Nirmala telah melihat begitu besar pengorbanan yang sudah dilakukan Sarah untuk Heru, namun dia tak habis pikir kenapa Heru justru malah terus mengharapkan dirinya bukan kah dulu demi Sarah ia rela menduakan Nirmala?Nirmala segera masuk ke dalam kamar dan meraih ponselnya hendak menghubungi
Mama Heru sudah menunggu kedatangan anaknya, mendengar deru mobil bergegas menghampiri dan Heru tampak kesal."Ada apa sih ma?" tanya Heru."Kamu harus menarik talak kamu untuk Sarah."Heru tampak terkejut mendengar hal itu, bagaimana mungkin ia menarik talaknya. Ia baru saja mengucap talak itu lalu dengan tiba-tiba mama nya meminta ia menariknya kembali."Ma, mana mungkin bisa kayak gitu. Heru mau berpisah dengan Sarah, keputusan Heru sudah bulat.""Heru, mama baru saja bertemu Nirmala. Sadar Heru, dia gak mungkin kembali sama kamu dengan apa yang sudah kamu lakukan. Dia sudah bahagia, jangan ganggu dia. Lagi pula Nirnala benar, mungkin kamu memang jodohnya Sarah. Lihatlah pengorbanan Sarah sama kamu selama kamu di penjara, tak pernah ia absen menjenguk dan membawakanmu makanan, iya kan?""Ma, kenapa mama tiba-tiba seperti ini. Bukan kah mama senang jika dia menderita?"Tiba-tiba mama Heru terdiam mendengar uc
"Oke, tapi ini ada beberapa kali panggilan dari Heru. Yakin kamu gak akan ambil?"Sarah terdiam, terkejut mendengar ucapan Nirmala soal panggilan dari Heru. Pikirannya kembali berkecamuk dalam tanda tanya yang bercokol dalam pikiran. Ada apa lagi laki-laki itu?"Besok pagi saja mbak, ini sudah jelang magribh. Aku harus bimbing anak-anak.""Ya sudah, apa perlu mbak angkat kalau Heru telepon?" tanya Nirmala."Nggak perlu mbak, biarin aja. Ngapain juga dia menghubungi? Dia kan sudah menjatuhkan talak mbak, jadi sudah bukan siapa-siapa aku lagi.""Tapi talak satu masih bisa segera ditarik lho," ucap Nirmala.Nirmala terus membujuk Sarah, tapi Sarah kuat pendiriannya hingga Nirmala pun menyerah. Nirmala menyimpan ponsel Sarah."Asyik bener teleponannya."Suara Anto membuyarkan lamunan Nirmala, Nirmala tersenyum lalu menghampiri suaminya yang baru saja pulang."Maaf mas, ini ponsel Sarah ter
"Terima kasih ya mba, aku sudah kaget ponselku di mana ternyata tertinggal di rumah mba," ucap Sarah."Iya sama-sama. Lain kali hati-hati, maaf juga aku baru bisa antarkan biasa nunggu waktu yang pas ini sekalian beli keperluan baby.""Padahal gak usah repot-repot mbak, aku ambil ke rumah cuma ini nunggu ibu dulu lagi pengajian.""Tadinya mau begitu, tapi pengen sekalian ketemu. Aku harus memastikan kamu baik-baik saja kan?" tanya Nirmala."Alhamdulillah, mbak. Ya sedikit syok itu wajar ya mbak karena mungkin setidaknya ada harapan untuk bisa bertahan dengan Mas Heru tapi ternyata Mas Heru yang sudah tak mau lagi.""Kata siapa?"Seketika sebuah suara mengejutkan Nirmala dan Sarah, keduanya menoleh ke arah sumber suara."Mas Heru ... ." lirih keduanya.Nirmala dan Sarah saling memandang, kedatang Heru membuat mereka saling menautkan kedua alisnya."Kayaknya aku harus segera pergi nih, ditunggu Mas
"Mas ....""Sarah ...."Sekalinya bicara malah barengan dan membuat mereka semakin tersipu malu. Mendadak Sarah mengingat masa lalunya saat pertama kali bertemu dengan Heru beberapa tahun yang lalu.Bayangan Sarah melayang di masa itu, di mana dia mengenal sosok Heru yang sangat baik. Sungguh masa yang tak pernah bisa ia lupakan, disaat dirinya sendiri tanpa orang tua lengkap, Tuhan seakan mengirimkan Heru untuk menemani hidupnya."Mau kah kamu menikah denganku?" tanya Heru kala itu."Mas, apakah kamu yakin?" tanya Sarah."Tentu saja, aku yakin untuk menikahimu.""Tapi mas, aku ini yatim piatu tinggal sendiri. Bahkan orang tuamu tak menyukaiku. Aku gak mau mas menikah tanpa restu orang tua.""Sayang, ini hanya soal waktu saja. Aku yakin kamu bisa membuat mama jatuh cinta sama kamu seperti aku yang jatuh cinta sama kamu."Sarah tertunduk, harapan Heru terlalu besar. Ia ingat betul ketik
"Sarah, masih kah kamu mencintaiku?" tanya Heru.Bibir Sarah seakan mendadak kelu, ia tak sanggup bicara apapun. Hatinya bergejolak, tapi takut. Sarah meraba hatinya, getaran itu masih sama tapi apa mungkin akan merubah semuanya? Sarah menimbang rasa agar semua bisa diputuskan dengan baik. Heru menunggu jawaban Sarah dengan gusar."Kenapa mas bertanya hal itu?" tanya Sarah menatap kedua netra Heru.Heru menghela napas, pandangannya ia tundukan karena hatinya masih bergetar ketika melihat kedua netra Sarah. Ia terlalu ceroboh ketika serta merta menjatuhkan talak pada Sarah hanya karena merasa ingin menguasai Nirmala lagi.Pikirannya jauh mengingat betapa pengorbanan Sarah padanya sungguh tak bisa dihitung dan artinya tak perlu seharusnya Heru bertanya hal itu karena semua yang dilakukan Sarah itu semata-mata karena cinta.Sarah mau diajak menikah siri, menjadi istri simpanannya, dihina dan direndahkan oleh mamanya bahka
"Saya dengar kemarin Heru datang ke rumah kamu untuk mengajak rujuk setelah talak yang diucapkannya, tapi kamu menolaknya. Apa alasan kamu melakukan itu?"Sarah yang sejak tadi menunduk mendadak mengangkat kepalanya dan mengarahkan pandangan ke arah Mama Ratih yang sedang menatapnya hingga tatapan mereka pun bertemu. Bibir Sarah seakan mendadak kelu, tak bisa berucap apapun. Jadi ini soal ajakan rujuk Heru."Apa karena saya kamu menolaknya?" tanya Mama Ratih."Apa yang mendasari mama menjadi baik pada saya dan kecewa dengan penolakan rujuk dari saya?" tanya Sarah bergetar.Mama Ratih terdiam, tentu ia menyadari sikapnya yang berubah pada Sarah saat ini, ia tahu apa yang sudah sering ia lakukan adalah memojokannya, menghina dan merendahkannya. Kesalahan yang sudah Mama Ratih buat bahkan hingga menyuruh orang membakar rumah Sarah tentu sebuah hal yang tak bisa membuat Sarah percaya begitu saja.Mama Ratih menarik napas panjang
Adakalanya memang dalam hidup rasa sabar itu perlu ditimbun hingga tak terhingga, karena kehidupan ini tak pernah terlepas dari setiap ujian dan tantangan maka menghadapinya perlu rasa sabar yang luas.Tak ada kehidupan yang terlepas dari ujian, karena hal inilah yang akan mengangkat derajat manusia di mata Tuhannya, sejauh mana ia bisa menghadapi setiap ujian dalam hidupnya.Nirmala menikah dengan Heru, semula tampak biasa saja hingga akhirnya Nirmala menemukan hal yang sangat membuat hidupnya hancur. Bagaimana tidak, ia sama sekali tak pernah membayangkan lelaki yang menikahinya berkhianat sejauh itu dengan perempuan yang ternyata mantan istrinya.Hancur tak berbentuk kondisi hati Nirmala, meski kekuatan mertua alias orang tua Nirmala yang merasa memiliki hutang budu pada Nirmala berada dalam genggamannya, tapi hati Heru tetap saja sudah berpaling dan menduakan hati yang Nirmala berikan utuh untuknya.Nirmala mencoba bertahan tapi tida